You are on page 1of 16

PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR DI KAP DALAM ETIKA

PROFESI BERDASARKAN LOCUS OF CONTROL DAN GENDER

RANGKUMAN SKRIPSI

Oleh :
SANTHI ROSALINA

2005310409

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2010

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

Nama

: SANTHI ROSALINA

Tempat, Tanggal Lahir

: Surabaya, 09 Januari 1987

Jurusan

: Akuntansi

Program Pendidikan

: Strata 1

Konsentrasi

: Akuntansi Keuangan

Judul

: Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam


Etika Profesi Berdasarkan Locus of Control dan
Gender

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing,

Co.Dosen Pembimbing,

Tanggal :

Tanggal :

(Kautsar Riza Salman, SE.,Ak.,Bkp)

(Sony Agus Irwandi, SE.,M.si)

Ketua Jurusan Akuntansi,


Tanggal :

(Surpriyati, S.E., M.Si., Ak )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang perbedaan perilaku

etis auditor di Kantor Akuntan Publik dalam etika profesi berdasarkan Locus of
Control dan gender. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ulang pengaruh
interaksi antara variabel personalitas ( Locus Of Control ) dan Gender sebagai
variabel pembanding terhadap perilaku etis auditor di Kantor Akuntan Publik
dalam etika profesi.
Maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : apakah
ada perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi berdasarkan locus
of control dan gender ? .

1.2

Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan perilaku etis auditor di Kantor Akuntan Publik dalam
etika profesi berdasarkan Locus Of Control ?
2. Apakah ada perbedaan perilaku etis auditor di Kantor Akuntan Publik dalam
etika profesi berdasarkan gender?

1.3

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan perilaku etis auditor di Kantor Akuntan


Publik berdasarkan locus of control
2. Untuk mengetahui adakah perbedaan perilaku etis auditor di Kantor Akuntan
Publik berdasarkan gender

1.4

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberika n tambahan bukti empiris


untuk literatur akuntansi mengenai pengaruh Locus Of Control dan gender
terhadap perilaku etis auditor di Kantor Akuntan Publik dalam etika profesi .
2. Memberikan kontribusi dalam menambah pengetahuan di bidang akuntansi
keperilakuan dan auditing untuk menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya .

1.5

Sistematika Penulisan Skripsi


Untuk membantu memperjelas arah pandangan serta tujuan penulisan

sistematikanya adalah :
BAB I :

PENDAHULUAN

BAB II :

LANDASAN TEORI

BAB III :

METODE PENELITIAN

BAB IV :

GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB V :

PENUTUP

BAB II

2.1

Penelitian Terdahulu
1. Umi Muawanah dan Nur Indriantoro (2001), Yang berjudul Perilaku
Auditor dalam Situasi Konflik Audit : Peran Locus of Control,
Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis.
2. Renata Zoraifi (2005), Yang berjudul Pengaruh Locus of Control,
Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pertimbangan Etis
terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit .
3. Siti Jamilah dan Zaenal Fanani dan Grahita Chandrarin (2007),
Berjudul pengaruh gender, tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas
terhadap audit judgement .
4. Putri Nugrahaningsih (2005), berjudul

perbedaan perilaku etis

auditor di KAP dalam etika profesi (studi terhadap peran faktor


faktor individual : locus of control, lama pengalaman kerja, gender,
dan equity sensitivity).

2.2

Landasan Teori

2.2.1

Teori teori yang mendasari


1. Agency theory
2. Teori kepribadian. Dalam Arfan ikhsan (2008 : 67), terdapat

beberapa jenis kepribadian yang sering digunakan ole h peneliti antara lain :

1. Self esteem
2. Locus of control (LOC)
3. Goal orientation
4. Introversion dan extroversion
5. Dogmatism dan authoritarianism
2.2.2

Locus of control
Setiawan dan Ghozali (2006 : 66), mengemukakan bahwa Locus of

control atau pusat kendali menunju k pada sejauhmana individu meyakini bahwa
dia dapat mengendalikan faktor faktor yang dapat mempengaruhi dirinya.
Orientasi Locus of Control dibedakan menjadi dua, yaitu Locus of Control internal
dan Locus of Control external. Locus of Control internal cenderung menganggap
bahwa keterampilan, kemampuan, dan usaha lebih menentukan apa yang mereka
peroleh dalam hidup mereka. Locus of Control external cenderung menganggap
bahwa hidup mereka terutama ditentukan kekuatan dari luar diri mereka, seperti
nasib, takdir, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa (Mitchell, et. al, 1975;
Rotter, 1960 dalam Suwandi dan Nur Indriantoro. 1999; Renata Zoraifi. 2005;
Umi Muawanah dan Nur Indriantoro. 2001).
2.2.3

Gender
Dapat diartikan sebagai pembedaan peran antara lak i laki dan perempuan

yang tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis atau seksualnya tetapi juga
mencakup nilai nilai sosial budaya (Berninghausen dan Kerstan, 1992 ) dalam
Zulaikha (2006).

2.2.4

Perilaku etis dan etika


Komponen sikap ada tiga, yaitu :

1) Komponen kognitif
2) Komponen afektif
3) Komponen perilaku
Perilaku etis dalam penelitian ini difokuskan pada faktor faktor atau
substansi kode etik akuntan yang meliputi :
1. Pelaksanaan Kode Etik
2. Penafsiran dan Penyempurnaan Kode Etik
2.2.5

Peran kode etik akuntan Indonesia


Kode etik akuntan merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan

antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara
profesi dengan masyarakat.
2.2.6

Hubungan perilaku etis auditor pada locus of control


Dalam penelitian mengenai locus of control oleh Putri Nugrahaningsih

(2005), menguji tentang perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika
profesi (studi terhadap peran faktor faktor individual : locus of control, lama
pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity), hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor internal locus of
control dengan auditor eksternal locus of control.
2.2.7

Hubungan perilaku etis auditor pada gender


Penelitian mengenai gender yaitu oleh Putr i Nugrahaningsih (2005)

dengan judul analisis perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi

(studi terhadap peran faktor faktor individual : locus of control, lama


pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity), Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara
auditor pria dan auditor wanita.

2.3

Kerangka Pemikiran

Perilaku etis auditor di


KAP dalam etika profesi

Locus of control

Gender

2.4

Hipotesis penelitian
1. H1 : Ada perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi
berdasarkan locus of control.
2. H2 : Ada perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi
berdasarkan gender.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Rancangan Penelitian

3.1.1

Berdasarkan jenis data. Penelitian ini termasuk penelitian empiris.

3.1.2

Berdasarkan sumber data. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan

data primer dengan metode survey.


3.1.3

Berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan termasuk

penelitian dasar ( basic, pure, fundamental research ) .


3.1.4

Berdasarkan karakteristik masalah. Penelitian yang akan dilakukan

tergolong dalam penelitian kausal komparatif ( causal comparative research ).


3.1.5

Berdasarkan Horison waktu. Penelitian yang akan dilakukan adalah


studi satu tahap ( one shot study ).

3.2

Batasan Penelitian
1. Perbedaan perilaku etis audit or di KAP dalam etika profesi
berdasarkan locus of control dan gender.
2. Variabel yang diteliti adalah locus of control dan gender sebagai
variabel bebas ( independent variable ) dan perilaku etis auditor
sebagai variabel terikat ( dependent variable ).

3.3

Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas ( independet variable ) :
a. Locus of control

( X1 )

b. Gender

( X2 )

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah perilaku etis auditor di


KAP dalam etika profesi.

3.4

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


A. Variabel Locus of Control (X1). Variabel ini diukur dengan instrumen

yang dikembangkan oleh Rotter ( 1971 ) dalam jurnal oleh Soni Agus Irwandi
(2008).
B. Variabel Gender (X 2). Variabel gender diproksikan menggunakan
variabel dummy, dimana 0 = pria dan 1 = wanita.
C. Variabel Perilaku etis auditor. Instrumen ini terdiri dari 11 item
pernyataan yang diukur dengan skala nominal dengan memilih antara setuju dan
tidak setuju.

3.5

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1

Populasi. Populasi yang akan menjadi obyek penelitian ada lah 9 KAP
yang berada di Surabaya.

3.5.2

Sampel. Auditor yang berkedudukan sebagai junior, senior, supervisor,


partner, manajer yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya.

3.5.3

Teknik pengambilan sampel. Metode convenience sampling.

3.6

Instrumen Penelitian

Tabel 3.1. Instrumen locus of control.


Tabel 3.2. Instrumen perilaku etis dalam etika profesi .

3.7

Data dan Metode Pengumpulan Data

3.7.1

Jenis dan sumber data. Data primer dan responden pada penelitian yang

akan dilakukan adalah auditor junior, senior, supervisor, partner, dan manajer.
3.7.2

Metode pengumpulan data

1. Untuk memilih KAP menggunakan metode convenience sampling.


2. Untuk memilih sampel menggunakan metode convenience sampling.
3. Metode penyebaran kuesioner secara langsung ( Personally administrated).

3.8

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian . Tidak dilakukan

dengan pertimbangan bahwa teknik pengukuran data menggunakan skal nominal.

3.9

Analisis Data

1. Melakukan perhitungan pada masing-masing variabel yang di uji pada


kuesioner
2. Melakukan tabulasi data
3. Uji asumsi klasik
4. Uji hipotesis
5. Menginterpretasikan data
6. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan

BAB IV
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1

Gambaran Subyek Penelitian. Responden adalah auditor p ria dan

wanita, Dari 43 Kantor Akuntan publik di Surabaya yang terdaftar dalam IAI
hanya 33 auditor dari 9 Kantor Akuntan Publik yang bersedia untuk mengisi
kuesioner. Jumlah kuesioner yang disebar adalah 40 kuesioner, sedangk an total
kuesioner yang dijawab adalah 31 kuesioner.
4.1.1

Deskripsi penyebaran kuesioner berdasarkan KAP. Ada 31 auditor di

9 Kantor Akuntan Publik yang bersedia untuk mengisi kuesioner.


4.1.2

Deskripsi sampel berdasarkan gender. Auditor pria mengisi sebanyak

17 kuesioner sedangkan auditor wanita mengisi sebanyak 13 kuesioner.


4.1.3

Deskripsi sampel berdasarkan umur . Mayoritas responden adalah

berumur kurang dari 30 tahun. Auditor yang tidak mengisi adalah 7 responden. 4
auditor adalah berumur 30 tahun hingga 40 tahun dan hanya 1 auditor saja yang
berumur lebih dari 40 tahun.
4.1.4

Deskripsi pada instrumen perilaku etis. Nilai minimum jawaban setuju

adalah sebanyak 7 jawaban dan nilai maksimum jawaban adalah sebanyak 11


jawaban atau keseluruhan menjawab setuju
4.1.5

Deskripsi pada instrumen locus of control. Nilai minimum atau skor


terkecil adalah 1 dan nilai maksimum atau skor terbesar adalah 10.

4.2

Analisis Data

4.2.1

Analisis deskriptif

4.2.1.1 Analisis deskriptif variabel


a. Pada tabel deskripsi instrumen LOC dengan jawaban A , mayoritas
responden menjawab dengan skor 6 atau menjawab 6 jawaban A adalah
sebanyak 12 responden atau sebesar 38,7 %.
b. Pada tabel deskripsi instrumen LOC dengan jawaban B, mayoritas
responden menjawab dengan skor 4 atau 4 jawaban B oleh 12 responden
atau sebesar 38,7 %.
c. Pada tabel deskripsi instrumen perilaku etis dengan jawaban setuju, skor
terendah yaitu skor dijawab oleh 2 responden. Skor tertinggi yaitu 10
dijawab oleh 1 responden.
d. Pada tabel deskripsi instrumen perilaku etis dengan jawaban tidak setuju,
mayoritas responden menjawab d engan skor 2 yaitu oleh 22 responden.
e. Pada Tabel deskripsi instrumen Perilaku Etis berdasarkan Gender , 17
responden adalah pria atau sebesar 54,8 % dan 14 responden adalah wanita
atau sebesar 45,2 %.
4.2.1.2 Asumsi klasik. Uji normalitas pada penelitian yang dilakukan terdiri dari:
4.2.2.1 Uji normalitas perilaku etis auditor berdasarkan locus of control
internal

4.2.2.2 Uji normalitas perilaku etis auditor berdasarkan locus of control


eksternal
4.2.2.3 Uji normalitas perilaku etis auditor berdasarkan gender p ria
4.2.2.4 Uji normalitas perilaku etis auditor berdasarkan gender wanita
4.2.2.5 Uji hipotesis

4.2.3

Pembahasan. . Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian ini


adalah uji asumsi klasik yaitu uji normalitas dengan alat uji one Sampel
Kolmogorov - Sminorv Z, uji hipotesis dengan alat uji Mann Whitney U
test dikarenakan data tidak terdistribusi dengan normal.

4.2.3.1 Perbedaan perilaku etis auditor di KAP berdasarkan locus of control.


Penelitian ini tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putri Nugrahaningsih (2005).
4.2.3.2 Perbedaan perilaku etis auditor di KAP berdasarkan gender. Hasil
dari penelitian yang dilakukan mendukung penelitian terdahulu oleh Putri
Nugrahaningsih (2005).

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
1. Peneliti gagal membuktikan penelitian ya ng dilakukan dengan
penelitian terdahulu.
2. Peneliti berhasil membuktikan penelitian yang dilakukan dengan
penelitian terdahulu.
3. Uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov test tetapi data tidak
terdistribusi dengan normal sehingga untuk uji hipotesis meng gunakan
uji Mann whitney U test.
4. Peneliti menggunakan metode convenience sampling.

5.2

Keterbatasan Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh
wilayah di Indonesia bahkan lingkup akuntansi .
2. Keterbatasan jumlah responden yang hanya berjumlah 31 responden.
3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel adalah berupa
skala nominal.
4. Hanya ada satu Penelitian terdahulu atau bukti empiris yang relevan.
5. Profile atau biodata pada kuesioner kurang lengkap .

5.3

Saran
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas wilayah penelitian.
2. Penelitian selanjutnya juga bisa memperluas obyek pen elitian.
3. Kuesioner atau instrumen penelitian sebaiknya tidak menggunakan
skala nominal saja.
4. Penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperluas sa mpel penelitian.
5. Agar penelitian selanjutnya menggunakan instrumen lain untuk
mengukur variabel perilaku etis.
6. Peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan dengan menambah
variabel lain yang bisa relevan dengan perilaku etis auditor.
7. Peneliti selanjutnya hendaknya memperhitungkan keadaan waktu
diadakannya penelitian

You might also like