Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Transfusi darah lengkap (Whole blood) secara umum diindikasikan pada kasus
kehilangan darah secara akut, melebihi 15% volume darah. Transfusi darah merupakan
factor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan kualitas hidup pasien penderita
kanker, ganguan hematology, dan cidera yang berhubungan dengan trauma dan pasienpasien yang menjalani bedah mayor.
Meskipun tarnsfusi darah penting untuk mengendalikan homeostasis, transfusi
darah juga membahayakan. Banyak komplikasi yang di timbulkan oleh terapi komponen
darah, misalnya; reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan
penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan reaksi demam.
Tidak semua darah yang hilang perlu diganti. tergantung kepada alasan
dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel
darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan
dari darah atau sel darah putih)jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang
diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien. Memberikan
komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.
Teknik penyaringan darah sekarang ini sudah jauh lebih baik, sehingga transfusi
lebih aman dibandingkan sebelumnya tetapi masih ditemukan adanya resiko untuk
resipien, seperti reaksi alergi dan infeksi.meskipun kemungkinan terkena AIDS atau
hepatitis melalui transfusi sudah kecil, tetapi harus tetap waspada akan resiko ini dan
sebaiknya transfusi hanya dilakukan jika tidak ada pilihan lain.
B.Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan dalam menangani Transfusi Darah
C.Tujuan
1.Tujuan umum
Tujuan umum dari kami mempelajari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
mendalam tentang Transfusi Darah.
By Retno Widiasih
Page 1
2.Tujuan khusus
1.
2.
3.
4.
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
D.Manfaat
Manfaat dari mempelajari kasus ini adalah :
Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mempeerluas khasanah ilmu yang lebih luas terutama dalam
menangani Transfusi Darah
Bagi tenaga kesehatan
By Retno Widiasih
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konsep Dasar
2.2.1 Pengertian
Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau
komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui IV.
Meskipun tranfusi darah penting untuk mengembalikan homeostasis, tranfusi darah dapat
membahayakan. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah,
contohnya reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit
infeksi dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup
diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau
komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang inkompatibel.
Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produkproduk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Perawat bertanggung jawab untuk
mengkaji sebelum dan selama tranfusi yang dilakukan. Apabila klien sudah terpasang
selang IV, perawat harus mengkaji tempat insersi untuk melihat tanda infeksi atau
infilrasi.
2.2
Etiologi
Kita hanya boleh memberikan tranfusi darah pada indikasi yang tegas, baik untuk
menjaga darah donor yang berharga itu maupun untuk tidak membebani penderita dengan
resiko yang tidak perlu, yang terikat pada setiap tranfusi.
Darah penuh
1. Kehilangan darah akut (trauma, operasi)
2. Tranfusi yang berganti-ganti
Konsentrat eritrosit
1. Anemia (misal, Hgb <5mm/ol) kita berikan konsentrat eritrosit, apabila kadar
Hgb dengan obat-obatan (Fe, Vit12, Asam Folium) tidak dapat dibawa kepada
tingkat yang lebih.
2.
By Retno Widiasih
Page 3
2.4
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul akibat transfusi darah disebut sebagai reaksi transfusi.
Reaksi transfusi dapat berupa :
1.
Reaksi hemolitik akibat lisis eritrosit donor oleh antibody dalam serum resipien
By Retno Widiasih
Page 4
Penatalaksanaan
Tranfusi harus segera dihentikan
d.
Telah tersedia darah yang telah dibersihkan dari leukosit sehingga menyingkirkan
reaksi terhadap sel darah putih.
2.6
1. Jelaskan prosedur kepada pasien. Kaji pernah atau tidaknya klien menerima transfuse
sebelumnya dan catat reaksi yang timbul apabila ada.
2. Minta klien untuk melaporkan adanya mengigil, sakit kepala, gatal-gatal, atau ruam
dengan segera
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan.
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
a. Klien yang pernah bereaksi terhadap transfuse darah sebelumnya dapat memiliki
ketakutan yang lebih besar untuk mendapatkan transfuse selanjutnya. Peristiwa
lalu, yakni klien pernah menunjukkan reaksi tertentu, dapat meningkatkan
kejadian tersebut berulang lagi.
b. Ini adalah tanda-tanda reaksi transfuse, pelaporan yang benar dan penghentian
transfusi dapat membantu meminimalkan reaksi.
By Retno Widiasih
Page 5
Untuk darah lengkap, periksa golongan darah ABO dan tipe Rh yang terdapat
Filter penyaring debris & dan bekuan-bekuan kecil darah set tipe- Y memungkin
pemberian produk tambahan atau volume exspander dengan midah dan dapat segera
memasukkan isotonic NaCl 0,9% setelah infuse isotonic sebelumnya selesei.
7.
8. Darah lengkap (whole blood) atau kemasan sel darah merah harus di simpan dalam
tempat yang dingin ( 1-6 derajat C)
9.
Satu orang perawat membaca dengan keras sementara perawat lain mendengarkan
dan memeriksa ulang informasi. Mengurangi resiko kesalahan.
a. Memeriksa bahwa golongan darah ABO, tipe Rh, dan jumlah unit sesuai
b. Meriksa kesesuaian informasi antara informasi pada kompatibilitas label dengan
yang tertera pada kantung darah
By Retno Widiasih
Page 6
Periksa kembali kesesuaian produk darah yang akan di berikan dengan resep
dokter.
Tanyakan nama klien dan periksa tanda pengenal yang di pasang di lengan
klien.
Sebelum infuse darah diberikan, berikan dulu larutan salin normal 0,9%.
dalam selang.
Memastikan bahwa klien yang diberi transfusi adalah klien yang benar.
Apabila filter tidak terisi, transfuse tidak dapat masuk dengan baik.
Ukur tanda vital setiap 5 menit pertama selama 15 menit, selanjutnya ukur setiap
Page 7
Observasi klien untuk melihat adanya kemerahan, gatal-gatal, bintik merah, dan
ruam.
a. Pertahankan kecepatan infus yang di programkan dengan mengunakan pompa
infus, jika perlu
b. Lepas dan buang sarung tangan. Cuci tangan.
c. Observasi timbulnya reaksi yang merugikan secara berkelanjutan.
d. Catat pemberian darah produk darah. Catat transfuse ini sebagai asupan cairan
sesuai dengan kebijakan lembaga.
e. Setelah pemberian infuse selesei, kembalikan kantung darah serta selang ke bank
darah.
12. Pembilasan selang mencegah masuknya produk darah lebih lanjut.
2.7. Pengkajian
2.7.1 DATA DASAR PENGKAJIAN.
1. Aktivitas
Gejala: Kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
biasanya.
Tanda : Kelelahan otot. Peningkatan kebutuhan tidur, samnolen.
2. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi.
Tanda:
3. Eliminasi
By Retno Widiasih
Page 8
Gejala :
4. Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan.
Tanda : Depresi, menarik diri, ancietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
alam perasaan, kacau.
5. Makanan / cairan
Gejala :
6. Neorosensori
Gejala :
By Retno Widiasih
Page 9
Tanda :
Demam, infeksi.
10. Seksualitas
Gejala :
Perubahan libido.
Impoten.
a.
1.
2.
3.
b.
1.
2.
3.
4.
By Retno Widiasih
Page 10
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Transfusi darah lengkap (Whole blood) secara umum diindikasikan pada kasus
kehilangan darah secara akut, melebihi 15% volume darah. Transfusi darah merupakan
factor utama dalam memperbaiki dan mempertahankan kualitas hidup pasien penderita
kanker, ganguan hematology, dan cidera yang berhubungan dengan trauma dan pasienpasien yang menjalani bedah mayor.
Meskipun tarnsfusi darah penting untuk mengendalikan homeostasis, transfusi
darah juga membahayakan. Banyak komplikasi yang di timbulkan oleh terapi komponen
darah, misalnya; reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan
penyakit infeksi (hepatitis, AIDS) dan reaksi demam.
3.2
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Terima kasih.
By Retno Widiasih
Page 11
Daftar pustaka
http://teguhsubiantoro.blogspot.com/2009/05/tranfusi-darah.html
Wagener,D.J.Th, dan Haanen,C.1980.ilmu penyakit darah.bandung.Binacipta
Corwin,J.2009.Buku saku Patologi.Jakarta.EGC
By Retno Widiasih
Page 12