Professional Documents
Culture Documents
ISSN 1858-4330
ABSTRAK
Penggunaan Antibiotik yang berlebihan dapat mengakibatkan ketergantungan pada ternak,
sehingga penggunaan jamu atau obat alami merupakan salah satu alternatif yang bisa
dilakukan untuk mengurangi penggunaan antibiotik Penelitian bertujuan untuk mengetahui
manfaat jamu sebagai campuran air minum pada temak ayam buras. Penelitian
dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2007. Data dianalisis dengan uji
standar error, sedangkan hasil evaluasi penyuluhan digambarkan melalui garis continuum.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jamu memberikan hasil yang berbeda
nyata pada parameter konsumsi air minum, konsumsi pakan, dan berat badan bertambah
249,66 gram/minggu dibandingkan dengan tanpa perlakuan yang hanya bertambah sebesar
110,46 gram/minggu. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkat pengetahuan petani
dari 64,4 % menjadi 89,2 %, keterampilan petani dari 61,33 % menjadi 93,33 %, dan sikap
dari 63,73 % menjadi 89,84 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan
terbukti meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani.
Kata kunci: antibiotik, jamu, ayam buras
ABSTRACT
Utilization of antibiotic with high dosage can result the livestock depends it, so that
utilization of jamu or natural drug is represent one of alternative which can be done to
decreasing of utilization of antibiotic. Research aims is to knowing the benefit of jamu as
mixturer of drinking water at local chicken. Research was executed from March until June
2007. Data was analysed with standard error test, while result of extent evaluation was
plotted on continuum line. Result of research revealed that the utilization of jamu has
significant different in consume of drinking water and ransom, and body weight increased
to 249,66 gram / week compared to without treatment (increased equal to 110,46 gram /
week). Result of extent evaluation showing that the existence of farmer knowledge
increased from 64,4 % to 89,2 %, farmer skill from 61,33 % to 93,33 %, and attitude from
63,73 % to 89,84 %, so that the extent is improved the knowledge, skill and farmer
attitude.
Keyword: antibiotic, jamu, local chicken
PENDAHULUAN
Sub sektor petemakan dilaksanakan dalam
rangka untuk memenuhi kebutuhan protein hewani daging dan telur. Hal ini
seiring dengan peningkatan taraf hidup
yang memacu peningkatan permintaan
daging, dan telur sebagai sumber protein
hewani bagi masyarakat. Salah satu komoditi ternak yang menarik minat masyarakat adalah ternak ayam buras (Gallus
domisticus). Ayam buras mempunyai
peranan penting dalam kehidupan masyarakat yakni penyediaan daging dan telur,
juga memiliki rasa yang khas (Kartika dan
Said, 2003).
Pertambahan penduduk yang semakin
cepat, serta adanya kemajuan ilmu pengetahuan tentang gizi dan kesehatan
mempengaruhi prilaku konsumen dalam
mengkonsumsi pangan hewani, salah satu
komoditi peternakan yang saat ini memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan adalah ayam buras.
Ayam buras meskipun tidak ada data yang
pasti seberapa besar peningkatan permintaan ayam buras tiap tahunnya, tetapi
fakta di lapangan membuktikan bahwa
permintaan daging dan telur ayam buras
hampir tak dapat diikuti oleh perkembangan populasi ayam buras itu sendiri
(Bambang, 2003). Pada tahun 2005, di
Kecamatan Polongbangkeng Utara terdapat 220,529 ekor ayam buras, dan
khusus di Kelurahan Panrannuangku sebanyak 15.685 ekor.
Jamu atau obat tradisional sudah dikenal
dan digunakan di seluruh dunia sejak
beribu tahun yang lalu (Bakri, 2002). Di
Indonesia, penggunaan obat alami yang
dikenal sebagai jamu telah meluas hingga
kini dan terus dilestarikan sebagai warisan
budaya, dan menjadi obat tradisional
bukan hanya untuk manusia, tetapi juga
untuk hewan.
Jamu untuk hewan telah di manfaatkan
oleh petani di pedesaan dan ternyata
2
ISSN 1858-4330
ISSN 1858-4330
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada saat
penelitian berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara langsung dengan peternak,
kunjungan ke kelompok tani dan mengedarkan kuesioner atau daftar pertanyaan
kepada peternak. Pengambilan data sekunder dilakukan untuk melengkapi data
primer. Data sekunder dapat diperoleh
dari Kantor Kelurahan, Kantor BPP
setempat serta Dinas terkait.
Parameter Pengamatan dan Analisis
Data
Parameter yang diukur dalam penelitian
ini adalah: Konsumsi air minum, konsumsi pakan, pertambahan berat badan,
dan konversi pakan. Data hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis
dengan menggunakan uji Standard Eror
(Kerlinger, 2004) untuk membandingkan
dua perlakuan yang berbeda, dengan
rumus sebagai berikut : .
SE =
Sd
n
ISSN 1858-4330
1200
1000
800
600
400
200
0
P0
P1
Perlakuan
Gambar 1. Pengaruh pemberian jamu terhadap konsumsi air minum ayam buras
ISSN 1858-4330
Air merupakan nutrisi yang tingkat ketersediaannya sangat vital bagi ayam
buras. Hal ini lebih disebabkan sebagian
besar tubuh ayam terdiri dari air di dalam
tubuh, air memiliki fungsi yang sangat
penting untuk proses metabolisme bahan
pakan, penyerapan zat-zat makanan, dan
proses transportasi. Dalam hal pengaturan
suhu tubuh, air mampu menyimpan panas
tubuh dan melepaskannya melalui penguapan. Air minum sangat penting dimana
air merupakan kebutuhan pokok selain
pakan.
Konsumsi Pakan
600
500
400
300
200
100
0
P0
P1
Perlakuan
ISSN 1858-4330
300
250
200
150
100
50
0
P0
P1
Perlakuan
Konversi Pakan
Konversi pakan ransum pada ayam buras
adalah perbandingan antara jumlah
ransum yang dikonsumsi dengan jumlah
berat badan yang dihasilkan, semakin
tinggi nilai berat badan pada tingkat
konsumsi yang sama maka konversi
ISSN 1858-4330
2,200
Konversi pakan
2,100
2,000
1,900
1,800
1,700
1,600
1,500
P0
P1
Perlakuan
Evaluasi Penyuluhan
Hasil Pre Test
1. Tingkat Pengetahuan
Kurang
0
Cukup
250
483
x 100 % = 64,4 %
750
Mengetahui
500
750
483 (64,4 %)
Gambar 5. Tingkat pengetahuan petani sebelum penyuluhan
ISSN 1858-4330
2. Tingkat Keterampilan
Jumlah skor yang diperoleh = 230
Skor tertinggi yang diperoleh = 25 x 3 x 5
= 375
Skor terendah yang dapat diperoleh = 25 x
1 x 5 = 125
Dengan demikian kualitas keterampilan
tentang pemanfaatan jamu sebagai
campuran air minum pada ternak ayam
buras sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan adalah:
Kurang
0
Cukup
125
230
x 100 % = 61,33 %
375
Trampil
250
375
230 (61,33 %)
Gambar 6. Tingkat keterampilan petani sebelum penyuluhan
3. Skala Sikap
Hasil pre test untuk sikap adalah
Jumlah skor yang diperoleh = 239
Skor tertinggi yang diperoleh = 25 x 3 x 5
= 375
Skor terendah yang dapat diperoleh = 25 x
1 x 5 = 125
Dengan demikian kualitas sikap tentang
pemanfaatan jamu sebagai campuran air
minum pada ternak ayam buras sebelum
mengikuti kegiatan penyuluhan adalah:
Kurang
0
Cukup
125
239
x 100 % = 63,73 %
375
Setuju
250
239 (63,73 %)
Gambar 7. Skala sikap petani sebelum penyuluhan
8
375
ISSN 1858-4330
buras
setelah
mengikuti
penyuluhan adalah:
Kurang
0
669
x 100 % = 89,20 %
750
Nilai tersebut jika diplot pada garis
kontinum (Gambar 8), maka berada pada
kategori mengetahui. Nilai ini merupakan
indikasi akan adanya suatu peningkatan
taraf pengetahuan petani setalah kegiatan
penyuluhan diadakan.
=
Cukup
250
kegiatan
Mengetahui
500
750
669 (89,20 %)
Gambar 8. Tingkat pengetahuan petani setelah penyuluhan
2. Tingkat keterampilan
Kurang
0
Cukup
125
350
x 100 % = 93,33 %
375
Terampil
250
375
350 (93,33 %)
ISSN 1858-4330
3. Skala Sikap
337
x 100 % = 89,84 %
375
Nilai tersebut jika diplot pada garis
kontinum (Gambar 10), maka berada pada
kategori setuju. Nilai ini merupakan
indikasi akan adanya suatu peningkatan
taraf skala sikap petani setelah kegiatan
penyuluhan diadakan.
=
Kurang
0
Cukup
125
Setuju
250
375
337 (89,84 %)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, B.D., 2002, Uji Adaptasi Pemberian Jamu Pada Ayam Buras
Potong, BTP, Jakarta.
Bambang, S., 2003. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Penebar Swa-daya,
Jakarta.
Kartika, W. dan A. Said, 2003. Peluang
Bisnis Ayam Ras dan Buras.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Asas-asas
Kerlinger
F.N,
2004.
penelitian Behavioral (Terjemahan
L.R. Simatupang). Gajah Mada
Univ., Yogyakarta.
ISSN 1858-4330
11