Professional Documents
Culture Documents
AHMAD GAOS
CEP ROHMAT
DENDEN GEMALOKA
GINA ANGGRAENI
IMAM NURDIANSYAH
NANA SUTISNA
NELA PURI HANDAYANI
NURLELA
RANGGA
RIYANA SETIADI
ROHMAT ROHWANDI
A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah proses di mana perawat yang menggunakan pendekatan
terencana mempelajari klien. Proses memfokuskan kepada klien namun direncanakan dan di
pimpin oleh seseorang professional (Keltner, Schwecke, dan bostrom 1991). Komukasi
terapeutik mengembangkan hubungan interpersonal antara klien dan perawat. Proses ini
meliputi kemampuan khusus, karena perawat harus memperhatikan kepada berbagai
interaksi dan tingkah laku non verbal (Potter & Perry, 1993). Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang di rencanakan secara sadar bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk
kesembuhan pasien. (Christina 2013 komunikasi kebidanan EGC, Jakarta)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa komunikasi
terapeutik adalah interaksi antara perawat dan pasien yang terbina melalui hubungan saling
percaya baik berupa verbal maupun non verbal yang bertujuan untuk peningkatan derajat
kesehatan pasien.
2.
Tujuan
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah
menjalin hubungan saling percaya dengan klien, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi. Komunikasi terapeutik bertujuan
untuk mengembangkan pribadi klien ke arah yang lebih positif atau adaptif dan di arahkan
pada pertumbuhan klien yang meliputi:
a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri. Melalui komunikasi
terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien. Klien yang menderita penyakit
kronis ataupun terminal umumnya mengalami perubahan dalam dirinya, ia tidak mampu
menerima keberadaan dirinya, mengalami gangguan gambaran diri, penurunan harga diri,
merasa tidak berarti, dan pada akhirnya merasa putus asa dan depresi.
b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling
bergantung dengan orang lain. Menurut Hibdon (2000), melalui komunikasi terapeutik
klien belajar bagaimana menerima dan diterima oleh orang lain. Dengan komunikasi
terbuka, jujur, dan menerima klien apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan
kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya.
2
c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi tanpa
mengukur kemampuannya.
d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. Klien yang mengalami
gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami
harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu
klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas. (Sharif La Ode, 2012
Konsep Dasar Keperawatan, Nuhamedika Yogyakarta).
3. Tekhnik Komunikasi Terapeutik
TEKNIK
Mendengar aktif
Mendengar pasif
Penerimaan
PENGERTIAN
CONTOH
Proses aktif dan penerimaan
Mendengarkan
informasi serta penelaahan reaksi
keluh kesah klien
seseorang terhadap pesan yang
dan memberikan
diterima (Hubson, S dalam Suryani, respon atas masalah
tersebut.
2005)
Mendengarkan
keluh kesah klien
dan memberikan
respon atas masalah
tersebut.
Klarifikasi
Observasi
Diam (memelihara
ketenangan);
Assertive
P:iya,bu karna
dengan di infus ibu
tidak akan
Menyimpulkan
kekurangan cairan
dan dapat
memudahkan ibu
untuk mengonsumsi
obat,yaitu dengan
cara memasukan
kedalam cairan
infus
Dari hasil
pengkajian disini
bahwa pasien
menderita penyakit
DBD
menyebabkan anda
marah.
Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik lebih
ceritakan tentang
mendalam. Eksplorasi bertujuan apa yang telah anda
untuk mencari atau menggali lebih gambarkan tadi
jauh atau lebih dalam masalah yang
dialami klien (Antai-Otong dalam
Suryani, 2005) supaya masalah
tersebut bisa diatasi. Tehnik ini
bermanfaat pada tahap kerja untuk
mendapatkan gambaran yang detail
tentang masalah yang dialami
klien.
Presenting reality
(menghadikan
realitas/kenyataan)
saya tidak
mendengar seorang
pun bicara disini
Voucing doubt
(menunjukkan
keraguan);
ceritakan kepada
saya bagaimana
perasaan saudara
ketika akan di
operasi
K : saya tidak
dapat tidur nyenyak,
sepanjang malam
saya terjaga
Seeking consensual
validation
P : Saudara
mengalami kesulitan
untuk tidur.
Verbalizing the implied Memverbalisasikan kata-kata yang Sebaiknya ibu
klien tunjukkan atau anjuran.
dianjurkan untuk
melakukan terapi
agar ibu cepat
sembuh
Encouraging evaluation
Perawat membantu klien
Apa ibu sudah
(mendukung evaluasi): mempertimbangkan orang dan yakin dengan pilihan
ibu saat ini?
kejadian kedalam nilai dirinya.
Klien : Petugas
kesehatan yang ada
di rumah sakit ini
kurang perhatian
pada pasiennya.
Perawat : Apakah
Ibu sudah minum
obat?
Menawarkan informasi Menyediakan tambahan informasi
Klien : Suster,
dengan tujuan untuk mendapatkan kenapa suhu tubuh
respon lebih lanjut. Beberapa
saya masih tinggi?
keuntungan dari menawarkan
Padahal saya sudah
informasi adalah akan memfasilitasi minum obat, kirakomunikasi, mendorong
kira kenapa ya
pendidikan kesehatan, dan
Suster?
memfasilitasi klien untuk
Perawat : Baik
mengambil keputusan, Stuart & saya jelaskan, panas
Sundeen, cit, Nurjanah, (2001).
tubuh atau suhu
tubuh meningkat
dapat disebabkan
oleh beberapa hal
diantaranya karena
ada proses infeksi,
dehidrasi atau
karena metabolism
tubuh yang
meningkat.
Attempting to translate
Membantu klien untuk
ada apa ibu sejak
tadi ibu melamun
into feeling (usaha
mengidentifikasi perasaan
menerjemahkan
berhubungan dengan kejadian atau
perasaan);
pernyataan .
Suggesting
Penekanan kegiatan kerja dengan
Perawat untuk
Fokusing
collaborating
(menganjurkan
kolaborasi):
mendapatkan
kesembuhan pasien
yang maksimal
perawat bisa
mengkolaborasi
terapi di berikan ke
pasien seperti
fisioterapi dan
okupasi terapi
4.
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter dan Perry, 1993):
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, perawat harus mengerti pengaruh
dari perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun proses pikir dari orang tersebut. Cara
berkomunikasi dengan anak usia remaja dan anak usia balita sangat berbeda. Kepada remaja
anda mungkin perlu belajar bahasa gaul, sehingga mereka yang di ajak bicara akan merasa
kita mengerti dan komunikasi di harapkan berlangsung lancar.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi ini di bentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
10
Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini perawat menggali keluhan-keluhan yang di rasakan oleh klien
dan divalidasi dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan diagnosis
keperawatan. Tugas perawat pada tahap orientasi ini meliputi hal-hal berikut:
Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka
Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan) bersamasama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang telah
disepakati bersama.
Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang umumnya
dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka.
Merumuskan tujuan interaksi dengan klien
c.
Tahap Kerja
terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung klien
untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun
pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula
perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu
membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari
penyelesaian masalah dan mengevaluasinya. Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan
mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan
usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan
membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray,B. & Judith,P,1997
dalam Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien
dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau perasaan yang telah disampaikannya
diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh perawat.
d. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi
dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,G.W,1998). Terminasi sementara
adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan
klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu
yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah
menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
6.
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga
tahap yaitu :
1) Masa remaja awal (10-12 tahun):
Tampak dan memang merasa lebih de:kat dengan teman sebaya,
Tampak dan merasa ingin bebas,
Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal (abstrak),
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun) :
Tampak dan ingin mencari identitas diri,
Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis,
Timbul perasaan cinta yang mendalam.
3) Masa remaja akhir (16-19 tahun) :
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri,
Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya,
Dapat mewujudkan perasaan cinta, dan
Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009).
12
Durasi
: 20 Menit
Kasus
Pasien Remaja berusia 17 tahun bernama Doni telah satu kali melakukan usaha bunuh diri
dengan cara menyayat pergelangan tangannya dan berhasil diselamatkan tepat pada
waktunya. Alasan bunuh dirinya, disebabkan pasien tersebut mengalami depresi karena ia
tidak bisa masuk ke universitas yang di cita-citakannya setelah mencoba tesnya berkali-kali.
Pasien tersebut merasa sangat putus asa dan kehilangan harapan. Padahal kedua orang
tuanya sudah memberikan dukungan yang sudah maksimal, baik itu dukungan mental,
material dan maupun pendidikannya. Karena perasaan bersalah yang ditimbulkan dan
mengecewakan orang tuanya, tidak berhasil atas kemampuannya sendirilah yang
mengakibatkan pasien tersebut melakukan tindakan bunuh diri.
13
Doni
: Akhhh!! Tak lulus lagi. Udah berapa kali aku gagal ? Bikin malu terus bisa
nya aku ini... Udahlah duit habis, waktu habis, yang lebih penting Ibu sama
Ayah pasti sedih.. Mau jadi apa aku nanti... Ih, bodoh amat yah otak ni
(sambil menjenggut-jenggut rambut).
Setan
: Hihihi... Bodoh, bodoh. Tak ada gunanya kau hidup, bawa malu saja
bisanya. Sudahlah, bunuh diri saja, semua masalah langsung beres.
Hahahahaha....
Doni
: (muka sedih dan hampir menangis) Kasian Ibu sama Ayah... memang anak
tak berguna... emang ada kayak aku ni, lebih baik aku mati.
Malaikat
: Sudahlah Doni, ingat Tuhan mu ingat ke dua orang tua mu.. apa kau mau di
lemparkan ke neraka jika kau mati bunuh diri. Iiii sungguh miris nasib mu jika
begitu jadinya.
Doni
: Alaaa sediiih nya rasa hati ni.. pengen mati saja rasanya (sambil
membentur-benturkan kepala ke tembok )
Setan
: Ah, betul tu. Mati saja lah kau sana... Pasti beban orang tua kau itu langsung
hilang. Plong rasanya. Coba kau ambil cutter di meja sana tu. Kau sayat tangan
kau, tapi jangan setengah-setengah. Sayat kira-kira sampai kau pingsan lah.
Jadi tak letih lagi orang tua kau bayar rumah sakit kalo seandainya kau tu
masih selamat.
(Doni lalu memandang cutter yang berada di atas meja dengan ragu..)
Malaikat
: Astaghfirullah Doni, ingat sama yang diatas, ingat sama Allah. Jangan,
Jangan Doni. Itu dosa besar.
Setan
: Sudahlah Doni, cepat sedikitlah. Kalo kau mikir lama-lama, nanti muncul
pula setan yang cegah kau.
(Doni pun kemudian beranjak pergi dan mengambil cutter. Tanpa pikir
panjang lagi, Doni pun lalu menyayat pergelangan tangannya)
Beberapa Menit kemudian...
Ayah
: ( Menggedor pintu) Nak, nak... Doni, bangun nak, sudah pagi nak. Cepat
bangun nak, bantu bapak betulkan atap kita yang bocor yok nak.
(Merasa tidak ada yang menjawab, ayah pun lalu membukan pintu)
14
(Ekspresi kaget dan panik) Doni..., kau kenapa ni nak? Nak, nak, bangun nak.
Doni, Doni... Ya ampun nak, kenapa lah kau kayak gini...
(sedih dan kemudian memanggil Ibu) Bu, bu, oo bu!! Coba kesini bentar,
coba kau liat anak kita bu.
Ibu
Ayah
: Lihatlah tangannya tu.. udah berdarah-darah dah. Nak, nak kenapa lah kau
kayak gini, cepat telpon ambulans bu.
Ibu
Dr Nana
: Selamat siang Ibu dan Bapak, anak anda membutuhkan 2 kantong darah,
dikarenakan kandungan hemoglobin di dalam darahnya kurang akibat banyak
kehabisan darah...
Ayah
: Baik dok... saya ingin yang terbaik untuk anak saya... saya ingin anak saya
sadar...
Dr Nana
: Baiklah pak... saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anak
bapak, sekarang bapak tolong bantu mendoakannya
Ibu
Br Imam
: Selamat siang,...
Datanglah perawat Imam yang bertugas shift siang, setelah operan dengan
shift pagi mengenai semua pasien yang ada di IGD. Dan Imam pun bertemu
dengan keluarga Doni
Br Imam
: Selamat siang pak bu perkenalkan nama saya imam, perawat yang jaga
siang, bagaimana kabarnya hari ini ? (tersenyum) (Teknik broad opening)
Ayah
: Oh... karena itu bapak merasa bingung ? (kontak mata lebih dalam)
(Teknik Reflekting)
Ayah
Br Imam
: Baik pak, saya akan menjelaskan mengenai prosedur BPJS, bagaimana kalau
selama 5 menit dan kita bisa duduk di ruang sebelah untuk mejelaskannya ?
Ayah
Br Imam
: Begini pak, BPJS kesehatan itu nama tempatnya dan nama programnya itu
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terdiri dari dua peserta yaitu bayar iur
terdiri dari Jamkesmas, Jamkesda, SKTM yang dibayarkan pemerintah dan non
iur pembayaran secara mandiri. Dan menurut peraturan yang ada bila kita
membuat kartu BPJS mandiri itu bisa aktif digunakan setelah 7 hari dari
pendaftaran dan untuk yang ditanggung pemerintah bisa aktif setelah 1 bulan
terdaftar. Pendaftarannya pun tak bisa diwakilkan oleh orang, lain dan semua
anggota keluarga harus ikut terdaftar (Teknik giving information)
Ayah
: Oh begitu ya pak... terima kasih infonya, saya membuat pun tidak bisa
langsung digunakan...
Br Imam
: Benar pak, namun jika bapak ingin membuatnya tetap ajukan saja dari
sekarang, kita tidak tahu kan.. keadaan kita bila tiba-tiba sakit atau kondisi
yang tak diinginkan... (dengan nada sedikit tegas dan meyakinkan) (Teknik
assertive)
Ayah
: Baiklah pak terima kasih banyak, besok saya sendiri akan ke kantor BPJS
untuk mendaftarkan semua keluarga saya..
Br Imam
: Iya pak, saya setuju sekali kalau bapak mau mendaftar ke BPJS (Teknik
offering general leads) jika bapak sudah paham... sekarang saya akan
memeriksa tekanan darah anak bapak, jika ada hal yang kurang dimengerti,
bapak jangan segan panggil saya... mari
Setelah melakukan observasi beberapa jam kondisi pasien pun dinyatakan
stabil, meskipun belum sadar, dan bisa dipindahkan ke ruangan perawatan.
Perawat yang bertugas di ruangan perawatan tersebut sudah
mempersiapkan diri dan menganalisis diri sejauh mana kesiapan fisik,
psikologis pengetahuan dan cara mengendalikan hambatan yang ada dalam
dirinya sebelum menghadapi pasien.
16
: Aduh, nak, nak. Kasian dirimu.. pasti sakit kan nak. Janganlah kayak gitu
lagi.
Ayah
: Sudahlah bu. Anak kita lagi nggak sadar. Nggak mungkin dengar suara ibu.
Ibu
: Iy pak, tau. Tetap aja sedih ngeliatnya kayak gitu. (menutup muka dan
mata berkaca-kaca)
Zr Gina
Br ohmat
Zr Lele
Zr Gina
: Perkenalkan pak, nama saya perawat Gina dan ini ada perawat Rohmat dan
perawat Lele, saya yang akan bertugas melakukan perawatan kepada anak ibu
dari jam 8 sampai dengan jam 2 siang nanti bu.
Bagaimana bu keadaan anak ibu? Apa belum masih menunjukan tanda
tanda akan sadar? (Teknik broad opening)
Ayah
: Kata dokter tadi sih anak saya sudah tidak dalam kondisi kritis. Tapi, dari
tadi anak saya masih belum sadar juga. Kenapa ya ?
Zr Gina
Ibu
Zr Lele
Ibu
Zr Gina
: Oh, iya bu. Tadi saya sudah menghitung denyut nadi, tekanan darah, suhu
tubuh dan napas anak ibu. Semuanya normal kecuali tekanan darah anak ibu
yang masih agak rendah akibat kehilangan darah sewaktu dia terluka tadi.
17
Br Rohmat
: Tenang saja. Karena tadi telah melakukan transfusi darah, tidak lama lagi
tekanan darah anak ibu akan kembali normal kok pak. (Teknik klarifikasi)
Ayah
Br Rohmat
: Iya, pak. Kalau begitu kami permisi dulu ya pak. Jika pasien atau keluarga
ada perlu, silahkan hubungi saya di ruangan perawat dengan menggunakan
bel disamping tempat tidur atau langsung datang keruangan, kami ingin bapak
dan keluarga merasa nyaman disini. (Teknik offering sel)
Tak beberapa lama kemudian...
Ibu
Zr Lele
: ( mendengar bunyi bel dari ruang 4, namun perawat Lele memutus colokan
kabelnya karena merasa berisik dan dia meneruskan membuat lipatan
kassa sambil mengomel ) ini pasien baru saja masuk sudah pencet-pencet
bel, rese.....!
Ayah
: ( bergegas ke ruang perawat, karena merasa perawat tidak ada yang datang
juga ke kamar) Permisi sus... bisa ke ruangan anak saya dulu untuk melihat
kondisinya ?..
Zr Lele
: Baik... pak, saya akan ke sana nanti (sambil pandangan mata ke bawah
dan tetap melanjutkan melipat kassa )
Waktu sudah berlalu 10 menit, namun perawat Lele tetap saja tidak kunjung
ke kamar pasien, dia tetap saja melanjutkan melipat kasa dan menonton
televisi.. Kemudian Ayah yang tidak sengaja bertemu perawat Gina dan
perawat Rohmat yang baru keluar dari kamar lain dan segera
memanggilnya..
Ayah
Ayah
Zr Gina
Doni
18
Br Rohmat
: Bagaimana keadaan mu ?
Doni
Br Rohmat
Doni
: Tidaaak!! Jangan sentuh aku. Keluar! Keluar dari ruangan ini sekarang...
Ibu
Zr Gina
: Iya betul. Kami cuma mau tahu kabar mu... (lebih mendekat kepada
pasien)
Doni
: Begini, saya depresi karena saya tidak pernah lolos di universitas yang saya
favoritkan, saya sangat sedih sus, rasanya saya tidak akan bisa menggapai cita
cita saya, saya sangat berambisi untuk dapat menggapai cita cita saya. Saya
stress....
Zr Gina
Doni
: Saya ingin menjadi Pilot sus. Karena biaya kuliahnya mahal, jadi saya coba
ikut tes di beberapa universitas yang menyelenggarakan beasiswa. Udah
berapa kali, Cuma gagal terus. Emang nasib, nasib.
Zr Gina
Doni
: Begini sus, saya ingin membantu perekonomian keluarga. Dari kabar yang
saya dengar, katanya pilot lebih mudah dapat uang banyak. Lagipula, saya
juga bisa sekalian mengajak keluarga saya jalan-jalan karena kami jarang
berpergian. Itu cita-cita saya dari kecil sus.
Ibu
: Benar sus. Dari kecil anak saya memang bercita-cita jadi pilot. Mungkin
terpengaruh oleh pamannya yang telah sukses menjadi pilot.
19
Ayah
: Iya, betul. Tapi ayah nggak nyangka kalo samapai segitunya kamu kepingin
jadi pilot. Sampai mau bunuh diri gitu, Nak...
Br Rohmat
: Iya, Doni, cita-cita mu sangat bagus (Teknik giving recognition). Apa yang
kamu lakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Walaupun itu cita-cita mu,
tetap saja hal itu hanya akan membuat kamu dan kedua orang tua mu
menjadi lebih susah. Sebaiknya, jika ada masalah, Doni dan keluarga harus
bicara baik-baik, dan Doni belajar untuk berpikir panjang atas resiko tindakan
yang dilakukan..(Teknik giving information, Teknik menyimpulkan)
Doni
: Tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Pasti Ibu
dan Ayah kecewa sekali sama Doni. ( sambil menunduk dan penuh
penyesalan)
Ayah
: Jangan salah paham dulu nak. Ayah dan ibu, hanya menginginkan yang
terbaik buat Doni.
Ibu
: Iya, betul nak. Jalan untuk menjadi sukses bukan cuma menjadi pilot saja.
Orang sukses adalah orang yang telah diridhoi oleh orang tuanya. Mungkin
Doni kali ini gagal, tapi kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan.
Doni
: Iya, Bu. Doni sudah sadar. Maafkan Doni ya Bu, Yah. Doni janji tidak akan
mengulangi perbuatan ini lagi dan akan terus berusaha untuk
membahagiakan Ayah dan Ibu. Walaupun tidak dengan menjadi pilot. Terima
kasih sus, atas nasehatnya.
Zr Gina
: Iya, saudara Doni, sama-sama (tersenyum) Kalau begitu kami permisi dulu.
Semoga cepat sembuh. Dan untuk Bapak sama Ibu tolong awasi keadaan
Doni, dan apabila ada keperluan, silahkan pencet bel disamping tempat tidur,
saya ingin semuanya merasa nyaman disini (Teknik offering sel)
Ayah
: Iya terimakasih sus.. oh iya sus, saya kurang suka sama perawat Lele.. dia
acuh tak acuh sama kami . (dengan nada sedikit kesal) Kami memencet bel,
dan saya ke ruang perawat ternyata ada suster Lele tapi dia tak kunjung juga
ke ruangan kami, malah asik menonton TV
Zr Gina
: Oh.. begitu ya Pak, baik Pak nanti kami akan bicarakan dengan perawat
Lele, dan sebelumnya kami minta maaf atas sikap perawat Lele itu. Permisi
semuanya...
: Aduh, belum ngantuk pula ni. Ibu lagi tidur, nggak usah dibanguninlah.
( sambil mondar mandir melihat pemandangan di kaca jendela)
20
Alhamdulillah aku masih selamat. Coba aku pikir panjang ya, orang tua aku
gak perlu khawatir, uang gak habis buat biaya rumah sakit, aku gak perlu sakit
lagi...
Setan
: Bagaimana kalo coba bunuh diri lagi? Inikan di lantai 3. Loncat saja dari
jendela tu.. pasti langsung mati.
Doni
: Apa aku bunuh diri lagi ya?? Aku keluar dari rumah sakit mungkin sekitar
beberapa hari lagi. Pasti menghabiskan banyak biaya lagi. (sambil terus
menatap ke luar jendela )
Malaikat
: Jangan Doni.. jangan... Coba pikirkan lagi kedua orang tuamu... Kau terluka
saja, mereka sudah sangat bersedih. Apalagi bila kau mati?? Mereka bisa ikut
hancur. Ditambah lagi kau anak satu-satunya dan kesayangan mereka.
Cobalah perbaiki pemikiranmu itu..
Doni
: Ah, tidak tidak. Aku harus berubah. Aku harus lebih memantapkan niatku
untuk bisa membahagiakan mereka. Aku tidak boleh tergoda lagi!
Setan
: Akh!!! Tidakkk!! Aku gagal! Dasar Bodoh! Padahal tinggal sedikit lagi..
Malaikat
21
C. PEMBAHASAN
Pada percakapan mengenai role play komunikasi terapeutik pada pasien usia remaja
di atas, terdapat tahap-tahap komunikasi terapeutik, mulai dari pra interaksi, interaksi
(orientasi, fase kerja), terminasi. Dimana pada tahap prainteraksi perawat yang bertugas di
ruangan perawatan tersebut sudah mempersiapkan diri dan menganalisis diri sejauh mana
kesiapan fisik, psikologis, pengetahuan dan cara mengendalikan hambatan yang ada dalam
dirinya sebelum menghadapi pasien. Pada fase interaksi, tahap orientasi dimana perawat
sudah melakukan membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi
terbuka, merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan) bersamasama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak yang telah
disepakati bersama, menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien
yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka,
merumuskan tujuan interaksi dengan klien. Kemudian pada tahap kerja perawat sudah
membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan
kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
disampaikan klien, mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga
mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien,
mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya, menyimpulkan percakapannya dengan
klien. Pada tahap terminasi dilakukan terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali
pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama.
Adapun dalam komunikasinya, karena pasien yang dihadapi adalah usia remaja maka
pada percakapan di atas, perawat sudah menyesuaikan dengan tahap perkembangan dan
emosi klien yang berumur 17 tahun dimana pasien menampakkan pengungkapan kebebasan
diri, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya bahwa dia ingin
bersikeras menjadi pilot, perlu adanya arahan dan dampingan atas emosi dan pola pikir
remaja yang masih labil sehingga dapat berpikir panjang atas resiko perbuatan yang
dilakukannya. Perawat menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal, sementara itu
teknik-teknik yang digunakan dalam percakapan di atas adalah :
Teknik broad opening
Memberikan pertanyaan terbuka, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan
dibicarakan. Kegiatan ini bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan penerimaan dan
nilai dari inisiatif klien dan menjadi non terapeuitk apabila perawatan mendominasi
interaksi dan menolak respon klien, (Stuart Sundeen, cit, Nurjanah, 2001).
22
Teknik Reflekting
Digunakan pada saat klien menanyakan pada perawat tentang penilaian atau kesetujuannya.
Tehnik ini akan membantu perawat untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai,
( Boyd & Nihart, cit, Nurjanah)
Teknik assertive
Kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan
diri dengan tetap menghargai hak orang lain, (Nurjanah, 2001).
Teknik offering general leads
Memberikan petunjuk umum, mendukung klien untuk meneruskan, (Schultz & Videbeck cit,
Nurjanah, 2001).
Teknik active listening
Proses aktif dan penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap pesan
yang diterima (Hubson, S dalam Suryani, 2005).
Teknik giving information
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
Beberapa keuntungan dari menawarkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi,
mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan,
(Stuart & Sundeen, cit, Nurjanah, (2001).
Teknik diam
Memelihara ketenangan, digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum
menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan
klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing (Stuart & Sundeen dalam Suryani,
2005)
Teknik klarifikasi
Menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang
ada,atau menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien
untuk menjelaskan arti dari ungkapannya (Gerald, D dalam Suryani, 2005).
Teknik exsploring
Mempelajari suatu topik lebih mendalam. Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau
menggali lebih jauh atau lebih dalam masalah yang dialami klien (Antai-Otong dalam
Suryani, 2005) supaya masalah tersebut bisa diatasi. Tehnik ini bermanfaat pada tahap
kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail tentang masalah yang dialami klien.
Teknik offering sel
Menawarkan diri, menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang
diharapkan, (Schultz & Videbeck.cit. Nurjanah, 2001)
23
Pada percakapan di atas terdapat sikap perawat Gina dan Rohmat yang
menggunakan komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk kesembuhan pasien, sedangkan
perawat Lele merupakan gambaran perawat yang tidak responsif dan tidak menggunakan
komunikasi terapeutik baik verbal maupun non verbal secara baik sehingga akan
menimbulkan komplain dari pasien atau keluarga, bahkan menghambat kerjasama dengan
rekan kerjanya.
24