You are on page 1of 57

ANALGETIKA

Endang Yuniarti, S.Si., M.Kes, Apt


Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Rasa Nyeri

Suatu perasaan sensorik dan emosional


yang tidak menyenangkan dengan disertai
kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial, atau yang dikemukakan dalam
pengertian kerusakan semacam itu
Bersifat individual dan kontekstual
Tidak selalu ada hubungan yang jelas antara
kerusakan jaringan dan rasa nyeri

Lanjutan..

Batas nyeri untuk suhu adalah konstan


antara 44 45 derajat celcius.
Nyeri merupakan suatu gejala yang berfungsi
melindungi tubuh.
Nyeri sebagai isyarat bahaya adanya
gangguan di jaringan, seperti peradangan
(encok, rheuma), infeksi jasad renik, atau
kejang otot

Lanjutan

Mediator nyeri disebut juga autocoida, terdiri dari


antara lain, histamin, bradikinin, serotonin,
leukotrien, dan prostaglandin.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat dimana
nyeri dirasakan untuk pertama kali jadi sebagai
rangsangan terendah saat seseorang merasakan
rasa nyeri.

Patofisiologi Nyeri

Perjalanan impuls rasa nyeri tergantung pada


potensial aksi dalam neuron pada jaras nyeri.
Penyatuan serabut saraf untuk rasa nyeri
serta sentuhan dan tractus desendens
analgetik terdapat pada kornu dorsal medula
spinalis yang dinamakan pintu gerbang rasa
nyeri atau pain gate kerja opioid

Lanjutan

Jaras nyeri membentuk sinaps dalam


formatio-retikularis batang otak. Disini jaras
nyeri mengaktifkan sistem saraf simpatik dan
meningkatkan :

Tingkat kesadaran dan kesiagaan


Respirasi
Frekuensi jantung
Emesis
Pengeluaran keringat/respirasi

Jaras nyeri dapat mendominasi korteks serebri


dengan menyingkirkan pertimbangan lain
Nyeri hebat dapat menimbulkan konsekueansi
fisiologis yang merugikan

DEMAM

Demam adalah suatu gejala yaitu reaksi


tangkis yang berguna bagi tubuh terhadap
infeksi.
Suhu diatas 37 derajat C makrofag dan
limfosit menjadi lebih aktif, tapi diatas 40-41
derajat C merusak otak.
Antipiretika : Pengurang demam,
berdasarkan rangsangan terhadap pusat
pengatur kalor di hypothalamus, vasodilatasi
perifer dan keluar banyak keringat dan kalor.

Nyeri melahirkan
Nyeri yang hebat dan tidak dapat diredakan
bukan hanya memberi pengalaman melahirkan
yang sangat negatif kepada ibu, tetapi juga
dapat menimbulkan konsekuensi fisiologis
yang merugikan.

Peningkatan frekuensi dan


kedalaman respirasi

Hiperventilasi dengan cepat akan


meningkatkan kadar CO2 di dalam tubuh
sehingga terjadi vasokonstriksi pada sirkulasi
darah maternal dan plasental, yang
membahayakan keselamatan janin.

Diantara saat-saat kontraksi uterus,


kekurangan CO2 akan menurunkan
dorongan untuk bernapas dan mengurangi
frekuensi respirasi, mengakibatkan hipoksia
pada ibu dan janinya

Takikardi
Takikardi dapat menurunkan curah jantung.
Jika curah jantung menurun, pengiriman
oksigen ke dalam otot tidak cukup untuk
melangsungkan respirasi otot yang aerob,
sehingga akan terjadi penumpukan asam
laktat yang membuat ibu hamil semakin
mengalami asidosis

Hipertensi

Setiap kenaikan tekanan darah yang


mendadak dapat mengancam sirkulasi
serebral.

Stasis lambung dan emesis


Rasa nyeri menyebabkan stasis lambung dan
gangguan saraf otonom. Nyeri yang hebat
dapat menimbulkan mual dan muntah

4 TINGKAT RASA NYERI

Nyeri ringan, dapat diobati dengan


analgetika perifer.
Nyeri sedang, dapat diobati dengan
analgetika perifer dan kofein atau
kodein.
Nyeri yang disertai pembengkakan atau
akibat trauma karena jatuh, sebaiknya
diobati dengan antiradang
Nyeri hebat, diobati dengan analgetika
sentral.

PENANGANAN RASA NYERI

Merintangi terbentuknya rangsangan pada


reseptor nyeri perifer dengan analgetika
perifer.
Merintangi penyaluran rangsangan di syarafsyaraf sensoris misal dengan anestetika
lokal.
Blokade pusat nyeri di SSP dengan
analgetika sentral atau dengan anestetika
umum.

Obat-obat yang digunakan

Analgetika perifer,contoh: Paracetamol


Anti inflamasi: NSAID
Analgetika sentral: OPIOID
Analgetika inhalasi: N2O

ANALGETIKA

Analgetika atau penghalang rasa nyeri


adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.

ANTI INFLAMASI

Anti radang
Zat yang menghalangi atau mengurangi
gejala-gejala inflamasi melalui
penghambatan release atau kerja mediator
nyeri

ZAT-ZAT TERSENDIRI

Asetaminofen
Asam asetil salisilat
Fenilbutazon
Ketorolac
Asam mefenamat
Tramadol
Ibuprofen
Diklofenak
Piroksikam

Etodolac
Ketoprofen
Meloxicam
Celecoxib
Lumiracoxib

Asetaminofen

Mekanisme kerja : mengurangi panas dengan


langsung berpengaruh pada hypothalamus
sehingga menyebabkan vasodilatasi dan
berkeringat
Use : Khasiat antipiretika dan analgetika
tetapi tidak antiradang, untuk rasa sakit yang
sedang atau ringan

Lanjutan

Absorpsi usus sempurna dan untuk bentuk


sediaan suppositoria kurang.
PP 8 43 %, t 1-3 jam, neonatus 2-5
jam antara kadar plasma dan efek tak ada
hubungan.
Dalam hati dimetabolisir menjadi metabolitmetabolit yang toksis dan diurai menjadi
bentuk glukoronid dan sulfat.
Efek samping yang sering muncul adalah
reaksi hipersensitifitas, dan kelainan darah.

Lanjutan

Dosis : 2-3 kali 0,5 1 gram sehari, untuk anakanak 10 mg / kg berat badan.
Rektal : 20 mg / kg berat badan, dewasa 4 kali
sehari 0,5 1 gram
Interaksi : dengan memperkuat efek
antikoagulansia, pada dosis biasa tidak terjadi.
Interaksi dengan barbiturat, carbamazepin,
rifampisin, (efek parasetamol berkurang)
dipisah 1 jam berikutnya
Interaksi dg rifampisin, inh, carbamazepin,
rifampisin, etanol meningkatkan efek hepatoksis
Dengan khloramfenikol memperpanjang waktu
paruhnya.
Dengan zidovudin maka meningkatkan resiko
akan neutropenia.

Nursing actions

Physical assessment: sejarah penyakit liver


dan alkoholik
Patient education:

Jangan menambah dosis dan frekuensi


Diminum bersama makanan atau susu
Amati peristiwa yang terjadi selama
menggunakan obat ini

ASETOSAL

Merupakan analgetika tertua (1899),


Mempunyai sifat anakgetika kuat, dan pada
dosis kecil 40-100 mg, menghambat agregasi
trombosit.
Analgetika pengurang rasa sakit.
PP 90-95%, t 15-20 menit, 2-3 jam
Kontraindikasi: asma, rhinitis, nasal polips,
anak dengan infeksi virus (dengue,
chickenpox, flu),

Lanjutan.

Efek samping : iritasi lambung sangat kuat,


sehingga muncul tukak lambung dan
perdarahan tersembunyi.
Reaksi alergi kulit dan tinnitus, kejang-kejang
bronchi yang hebat,
Anak kecil yang selesma/cacar air jangan
diberi, bisa menyebabkan Reye : muntah
hebat, termangu-mangu, gangguan
pernafasan, dan konvulsi, kadang sampai
koma.
Jangan diberikan pada pasien dengan
antikoagulan
Monitor LED

Lanjutan..

Wanita hamil dan menyusui dianjurkan untuk


tidak mengkonsumsi obat ini karena dapat
memperpanjang masa kehamilan,
memperhebat perdarahan dan persalinan
dapat diperpanjang.
Interaksi : Memperkuat kerja antikoagulasia,
antidiabetik oral, dan metotreksat.
Alkohol memperkuat perdarahan lambung.
Dosis : 4 kali sehari 0,5 -1 g sehari. Anak-anak
20 mg/kg berat badan.
Seminggu sebelum operasi tidak boleh
menggunakan asetosal

Lanjutan..

Mekanisme kerja:

menghambat sintesa prostaglandin sebagai


antiradang.
Bekerja pada pusat panas di hypothalamus
sehingga panas berkurang
Memblok sintesa prostaglandin dengan pencegah
terbentuknya senyawa platelet-agregrating
thromboxan A2

Nursing actions

Physical assessment: perhatikan bila alergi, monitor


bila terjadi overdose,
Patient education: diminum bersama makanan atau
susu, diikuti minum yang banyak 200 ml (2-3 l/hari)
Dietary issues: minum bersama makanan dan susu
dg banyak minum
Geriatric: resiko tinggi untuk penggunaan asetosal,
muncul efek samping walau dalam dosis terapi
Pregnancy: tertogenik, lewat plasenta, kematian
janin, mengurangi kontraksi rahim

FENILBUTAZON

Berkhasiat antiradang yang kuat


Kurang berkhasiat sebagai antipiretika dan
analgetika.
Efek samping merusak sel-sel darah dan
perdarahan lambung
Dosis 2-3 kali sehari 200 mg.

KETOROLAC

Untuk ibu hamil tidak untuk trimester kedua dan


ketiga sedang untuk ibu menyusui tidak boleh
karena masuk air susu.
Mekanisme kerja menghalangi pembentukan
prostaglandin
Diberikan secara iv,im,oral tidak boleh diberikan
lebih dari 5 hari.
Dapat menyebabkan masa perdarahan
Diminum sesudah makan
Tidak boleh diberikan pada persalinan karena
mengurangi konstraksi uterus

Nursing actions

Physical assessment: gastristis, chest pain,


ringing of ear,
Patient education
Dietary issues
Geriatric
Pregnancy

ASAM MEFENAMAT

Mempunyai khasiat : analgetika, antiflogistik


dan sedikit antipiretika.
Plasma t 2-4 jam, dgunakan untuk
dymenorrhoea, menorrhagia,sakit gigi atau
otot yg sakit ringan
Efek samping yang sering muncul adalah
gangguan lambung usus, terutama
dyspepsia, dan diare hebat.

Lanjutan.

Dosis : pada kondisi nyeri akut, dimulai


dengan dosis 500 mg kemudian diikuti
dengan 3-4 kali sehari 250 mg.
Obat ini tidak dianjurkan untuk anak-anak
Tidak baik untuk ibu hamil, memperlama
masa persalinan, ibu menyusui tidak oleh
karena dapat menyebabkan sistem
kardiovakuler bayi terganggu

TRAMADOL

Analgetika opiat (1977), sekarang tidak masuk


sebagai obat narkotika, tidak mempengaruhi
motilitas lambung usus dan kardiovaskuler, tidak
adiktif.
Digunakan untuk nyeri yang tidak terlalu hebat.
Tramadol tidak dianjurkan untuk wanita hamil
maupun menyusui.
Dosis : 1-2 mg/kg berat badan, dewasa 50-100mg
3-4 kali sehari, maksimum 400 mg
Kombinasi dengan Paracetamol, meningkatkan
efikasi dan mengurangi efek samping

IBUPROFEN

Obat ini digunakan sebagai antireuma atau


pengurang rasa sakit yang cukup baik.
PP 90-99%, t antara 2 jam,
Dosis : nyeri haid, demam dan reuma dosis awal
400 mg, sesudah makan, lalu diikuti 200-400 mg 3-4
kali sehari. Anak-anak bisa diberikan 50mg-200mg
3-4 kali sehari.
Ketoprofen : efek samping lebih sering nyata
dibanding dengan ibuprofen.
Dosis : 25-50 mg 3-4 kali sehari sesudah makan.

DIKLOFENAK

Mempunyai efek NSAIDs yang cukup kuat, sering


digunakan untuk obat anti reuma, encok dan
migrain.
Efek samping yang sering muncul adalah kerusakan
hati dan fatal.
Dosis : 25-50 mg 3 kali sehari per oral.
Tidak dianjurkan untuk anak2
Tidak baik untuk ibu hamil dan menyusui

Lanjutan.

Mekanisme kerja: menghambat


pembentukan sintesa prostaglandin dengan
menghambat pembuatan enzim
cyclooksigenase dan hasil mengurangi
prekursor prostaglandin,

PIROKSIKAM

Mempunyai efek analgetik, antipiretika dan anti


radang yang kuat dan lama, t 50 jam.
Dosis : 10 - 20 mg sehari satu kali.
Mekanisme kerja menghambat sintesa
prostaglandin, aktif terhadap hipotalamus untuk
mengurangi panas, mengurangi sensitivitas reseptor
sakit, mengurangi agregasi platelet
Resiko ibu hamil: C/D trimester ketiga (teratogenik, )

ANALGETIKA OPIOID

Analgetika narkotika atau opioida (= mirip opium)


adalah zat yang bekerja terhadap reseptor opioid khas
di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons emosional
terhadap nyeri berubah (dikurangi).
Zat endorfin adalah kelompok polipeptid endogen yang
terdapat di CCS, dan dapat menimbulkan efek
menyerupai morfin.

Mekanisme kerja

Endorfin adalah sejenis morfin yang dibuat oleh


tubuh.
Endorfin berikatan dengan reseptor untuk
menghasilkan pengurangan rasa sakit.
Analgetik narkotik menduduki sisa-sisa reseptor.
Bila analgetika narkotik digunakan terus menerus
maka akan dibuat reseptor dan produksi endorfin di
ujung saraf dirintangi ini yang menyebabkan
ketagihan dan kebiasaan.

Lanjutan .

5 tipe reseptor yg terdeteksi: mu, kappa, sigma,


delta, epsilon
Aksi dari opioid ada pada mu, K dan sigma
Reseptor K mengontrol spinal analgesia, sedasi
miosis
Reseptor Delta menghasilkan halusinasi stimulasi
dan respirasi dan vasomotor
Mu, menghasilkan efek analgesia, euporia, depresi
pernafasan

Aktivitas yg berhub dg efek


analgesik
Drug

Mu

Delta

Morfin

Agonist

Agonis

Pentazosin

Antaginis

Agonis

Agonis

Naloxon

Antagonis

Antagonis

Antagonis

Lanjutan

Toleransi dan ketergantungan


Naloxon menjadi obat pengganti pada bayi
yg ibunya ketergantungan pada narkotik

Efek samping

Supresi SSP sedasi, menekan pernafasan, batuk,


miosis, hipothermia, dan perubahan suasana jiwa.
Saluran cerna motilitas berkurang (obstipasi)
Saluran urogenital retensi urin, motilitas uterus
berkurang (memperlama masa persalinan).
Saluran nafas bronchokostriksi, pernafasan lebih
dangkal dan frekuensi menurun.
Sirkulasi sistem vasodilatasi, hipertensi, dan bradikardi
Histamin liberator urticaria dan gatal-gatal karena
menstimulasi keluarnya histamin.
Kebiasaan resiko adiksi bila digunakan terus menerus.

Kehamilan dan laktasi

Opioid dapat melintasi plasenta bisa


diberikan sebelum persalinan.
Sedikit melintasi air susu bisa digunakan
ibu menyusui tetapi sedikit
Bila dipakai ibu mengandung akan
menyebabkan depresi pada pernafasan bayi
tak boleh digunakan

Penggunaan Opioid

Dalam persalinan
Pra bedah
Pasca bedah
Perawatan intensif menghasilkan efek
analgesia, sedasi, pengurangan rasa cemas

Fentanyl citrat

Bisa diberikan secara iv, im, epidural, transdermal


Kerja obat (onset of action) 7 8 menit bila
diberikan secara im, sc, sedang duration of action 1
2 hari
Biasa digunakan pada operasi yg singkat,
preoperatif,
Kontraindikasi diberikan pada pasien yg
menggunakan MAO inhibit lebih dari 14 hari
Amati status sirkulasi dan pernafasan

Morfin

Opium adalah candu yang dikeringkan berasal dari


Papaver Somniferum.
Bersifat analgetis yang sangat kuat, sedatif,
hipnotis, menimbulkan euphoria, menekan
pernafasan, menghilangkan batuk (supresi SSP).
Miosis, mual,muntah, eksitasi, dan konvulsi
(stimulasi SSP)
Efek perifer obstipasi, retensi urin, vasodilatasi
pembuluh kulit.

Lanjutan

Diberikan secara oral, im, iv, sc, dan rektal


Onset of action 10 60 menit, duration of action 3
7 hari
parenteral lebih baik dibanding oral
Pemberian iv harus pelan-pelan selama 1 2 menit
Analgesik yg baik pad AMI dan cancer
Monitor sirkulasi dan pernafasan

Kodein

Mempunyai sifat analgetis 6-7 kali lebih lemah dari morfin


Digunakan sebagai obat batuk dalam dosis yg kecil,
Dapat diberikan im, iv, sc, oral
Onset of action 15 30 menit sedang duration of action 4 6
hari
Menyebabkan konstipasi,
Minum bersama makanan atau susu
Hindari pemakaian pada pasien dengan luka di kepala atau
tekanan intrakranial yg meningkat

Lanjutan

Heroin mempunyai sifat analgetik 80 kali


lebih kuat dari morfin tak digunakan
sebagai obat karena sangat toksis.
Noskapin alkaloida candu lain yang juga
dapat digunakan untuk obat batuk.

Pethidin

Injeksi, bisa digunakan untuk obstetri,


Daya analgetiknya antara morfin dan kodein
Biasanya dipakai untuk premedikasi
Midriasis
Efek samping sama dengan morfin

ILA = Intratekal Labor Analgesic


IELA = Intra Epidural Labor Analgesic

Obat opioid seperti morfin, pethidin, fentanil,


alfentanil disuntikkan secara epidural dan
intratekal.
Efek samping : retensi urin, sedasi, mual,
gatal-gatal, hipotensi, henti nafas
Ada yg disuntikkan intraspinal

Lanjutan..

Penggunaan analgetika opioid (morphin


dosis rendah) dicampur dengan preparat
anastesi epidural (bupivacain/nopivacain)
Efek analgesik bisa sampai 6-8 jam
Memerlukan pemantauan kondisi pasien
(menggunakan monitor)
Efek henti nafas minimal, karena dosis opioid
yang rendah

Antagonis opioid

Naloxon bisa diberikan secara im, iv, sc, diberikan


secara iv untuk pasien yg mengalami depresi
pernafasan akibat ketergantungan
Metadon (dolophin), diberikan selama 10 hari,
diberikan secara im, iv, oral, onset of action 30 60
menit, duration of action 4 6 hari. Diminum dengan
juice citrus, konstipasi

Opioid analgesik dengan bidan

Proaktif mengontrol rasa nyeri secara rutin


Adiksi tidak terjadi bila hanya digunakan secara terapeutik
Bila terjadi withdrawal symptoms diatasi dengan methadone
Dinilai depresi pernafasannya, jangan berikan pada pasien
dengan pernafasan yg hanya 12
Awasi tingkat hipotensi, nausea, vomiting, dan konstipasi
Diet yg perlu diberikan, perbanyak cairan dan serat

Opioid dan hukum

Termasuk obat narkotik


Diperlukan pencatatan lebih lengkap karena
harus dilaporkan ke Jakarta
Harus taat pada kebijakan rumah sakit, misal
tata cara pengambilan, pencatatan,
penggunaan, penyimpanan, automatic stop
order

You might also like