You are on page 1of 2

Berikut jawaban e learning untuk pembahasan kelompok 3 .

Mohon teman-teman post dan reply di


postingan Grandis ...MOHON TEMAN-TEMAN MELENGKAPINYA.....
Pemeriksaan Diagnostik
A. Laboratorium
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pemeriksaan Marker serologi, penanda virus seperti HBsAg/HBsAb, HBeAg/HBeAb, HBV DNA, HCV
RNA,
adalah
penting
dalam
menentukanetiologi sirosis
hepatis.
Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) penting dalam menentukan apakah telah terjadi transformasi ke
arah keganasan. Nilai AFP yg terus meningkat mempunyai nilai diagnostik, kearah hepatoma/ kanker
hepar primer. Nilai AFP > 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati primer (Yang ngepost
Rachmad)
Kenaikan kadar enzim transaminase (SGOT/SGPT): Kenaikan kadar enzim transaminase / SGOT,
SGPT tidak
merupakan
petunjuk
tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati. Kenaikan kadarnyadalam serum timbul akibat
kebocoran dari sel yang mengalami kerusakan.Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminase,
ini lebih sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan laboratorium bilirubin, transaminase dangamma GT
tidak meningkat pada sirosis inaktif. (Yang ngepost Grandis)
Albumin dan globulin serum, Perubahan fraksi protein yang paling sering terjadi pada penyakit hati
adalah penurunan kadar albumin dan kenaikan kadar globulin akibat peningkatan globulin gamma kadar
albumin
yang
merendah
merupakan
cerminan
kemampuan
sel hati yang kurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadarglobulin merupakan tanda
kurangnya daya tahan hati dalam menghadapistress seperti : tindakan operasi. (Yang ngepost Astrid)
Pemanjangan masa protrombin
Uji masa protrombin (prothrombin time, PT) untuk menilai kemampuan faktor koagulasi jalur ekstrinsik
dan jalur bersama, yaitu: Faktor I (fibinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII
(prokonvertin), dan faktor X (faktor stuart). Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama
2 detik atau 10% dari nilai normal. Pada penyakit hati PT memanjang karena sel hati tidak dapat
mensintesis protrombin. PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik dan bersama jika
kadarnya <30%. Pemanjangan PT dijumpai pada penyakit hati seperti sirosis hepatis. (Yang ngepost
Luluk)
Pemeriksaan kadar elektrolit, penting pada penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam diet,
Dalam hal ensefalopati, kadar Natrium (Na) kurang dari 4 meq/l menunjukkan kemungkinan telah
terjadi syndrome hepatorenal (Yang ngepost Laras)
Penurunan kadar CHE (kolinesterase) : penting dalam menilai sel hati. Bila terjadi
kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal.
Nilai CHE yang bertahan dibawah nilai normal, mempunyai prognosis yang buruk. (Yang ngepost
Rachmad)
Darah:
bisa
dijumpai
HB rendah,
anemia normokrom
normositer,
hipokromnormositer, hipokrom mikrositer, atau hipokrom makrositer. Anemia bisa
akibat hipersplenisme dengan leukopenia dan trombositopenia. Kolesterol darah yang selalu rendah
mempunyai prognosis yang kurang baik. (Yang ngepost Grandis)
Peningkatan kadar gula darah: Peninggian kadar gula darah pada sirosis hepatis stadium lanjut
disebabkan kurangnya kemampuan sel hati membentuk glikogen. Kadar gula darah yang tetap meninggi
menunjukkan prognosis kurang baik.(Yang ngepost Astrid)

Sumber untuk Pemeriksaan Lab:


Rasad S. dkk. Radiologi Diagnostik. Gaya Baru Jakarta, 2001. Hal 436-445

B. Pemeriksaan Jasmani
1.

USG Abdomen (Hepar) : Terdapat gambaran iregularitas penebalan permukaan hati, membesarnya
lobus kaudatus, rekanalisasi v.umbilikus dan ascites. Ekhoparenkim sangat kasar menjadi hiperekhoik
karena fibrosis dan pembentukan mikronodul menjadikan permukaan hati sangat ireguler,
hepatomegali; kedua lobus hati mengecil atau mengerut atau normal. Terlihat pula tanda sekunder
berupa asites, splenomegali, adanya pelebaran dan kelokan-kelokan v.hepatika, v.lienalis, v.porta
(hipertensi porta). Duktus biliaris intrahepatik dilatasi, ireguler dan berkelok-kelok. (Yang ngepost
Luluk)
Untuk melakukan USG hati perlu dibuat beberapa penampang yaitu melintang, membujur,
interkostal dan subkostal. Gambaran USG tergantung dari tingkat berat ringannya penyakit. Pada
tingkat permulaan irosis akan tampak hati membesar, permukaan irreguler, tepi hati tumpul dan
terdapat peninggian densitas gema kasar heterogen1. (Yang ngepost Laras)

2.

Hati : perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati mengecil, artinya prognosis
kurang baik. Besar hati normal selebar telapaktangannya sendiri (7-10 cm). Pada sirosis
hati, konsistensi hati biasanya kenyal/firm, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit
pada perabaan hati. (Yang ngepost Rachmad)

3.

Limpa : pembesaran limpa diukur dengan 2 cara :


a.Schuffner : hati membesar ke medial dan kebawah menuju umbilikus (SI-IV)dan dari umbilikus ke SIAS
kanan (SV-VIII).
b.Hacket : bila limpa membesar ke arah bawah saja (HI-V). (Yang ngepost Grandis)

4.

Perut & ekstra abdomen : pada perut diperhatikan vena kolateral dan ascites.
Manifestasi
diluar
perut
:
perhatikan
adanya
spider
navy
pada
tubuh
bagiana t a s , b a h u , l e h e r , d a d a , p i n g g a n g , c a p u t m e d u s s a e , d a n t u b u h b a g i a n bawa
h. Perlu diperhatikan adanya eritema palmaris, ginekomastia, dan atrofitestis pada pria. Bisa juga dijumpai
hemoroid. (Yang ngepost Astrid)

5.

E s o f a g o s k o p i : d a p a t dilihat varises esofagus sebagai komplikasi sirosishati/hipertensi portal. A


kelebihan endoskopi ialah dapat melihat langsungsumber perdarahan varises esofagus, tandatanda yang mengarah akankemungkinan terjadinya perdarahan berupa cherry red spot, red whale
marking, kemungkinan perdarahanyang lebih besar akan terjadi bila dijumpai tanda diffus redness.
Selain tandatersebut, dapat dievaluasi besar dan panjang varises serta kemungkinanterjadi
perdarahan yang lebih besar. (Yang ngepost Luluk)

6.

Radiologi : dengan barium swallow dapat dilihat adanya varises esofagusuntuk


hepertensi portal. (Yang ngepost Laras)

konfirmasi

si hati. Biopsi-biopsi hati, bagaimanapun, membawa suatu risiko kecil untuk komplikasi-komplikasiserius, dan
oleh karenanya, biopsi seringkali dicadangkan untuk pasien-pasien yangmana diagnosis tipe penyakit
hatiSumber untuk Pemeriksaan Jasmani:
Karnen GB. Imunitas Terhadap Virus, Dalam : Imunologi Dasar. Edisi Keempat, 2000 : hal 147-50

You might also like