You are on page 1of 1

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan menentukan kadar asam salisilat secara kualitatif
pada sampel pangan yakni bubuk cabai. Bubuk cabai terlebih dahulu dilarutkan dalam
aquades dan dilakukan penyaringan agar ketika dilakukan pengujian, warna dari bubuk cabai
yang terlalu pekat tidak mengganggu pengujian. Kemudian, dilakukan proses isolasi asam
salisilat dari bubuk cabai menjadi dengan cara menarik asam salisilat dari basisnya
menggunakan pelarut eter. Asam salisilat dan juga basis bubuk cabai dalam eter tapi dalam
keadaan memisah (pada eter terbentuk dua lapisan) lapisan basis bubuk cabai ada diatas
sedangkan lapisan asam salisilat ada dibawah sehingga untuk pemisahannya lapisan asam
salisilat dikeluarkan sedangkan lapisan basis bubuk cabai tidak dikeluarkan dari corong pisah.
Pemisahan ini dilakukan dengan cara pengocokan pada corong pisah dan dilanjutkan dengan
penguapan fase eter dengan cara ditangas diatas waterbath. Pada proses penguapan, eter
tersebut akan cepat menguap sehingga didapat residu hasil ekstraksi.
Residu hasil ekstraksi kemudian diuji menggunakan ferri-klorida dan hasil positif bila
terbentuk warna ungu. Namun ketika sampel ditambahkan ferri-klorida, tidak terbentuk
warna ungu. Kemudian, untuk memastikan kembali adanya asam salisilat dalam sampel, diuji
kembali menggunakan air brom dan hasil positif bila terbentuk endapan warna putih. Ketika
sampel ditambahkan air brom, warna sampel yang semulanya berwarna bening sedikit terlihat
mengkeruh. Hal ini dapat dipastikan bahwa kandungan asam salisilat dalam sampel bubuk
cabai yang digunakan sangat sedikit.

You might also like