You are on page 1of 31

I.

1 Latar Belakang
Argentometri merupakan analisa kuantitaif dengan
menggunakan larutan standar AgNO3
Berguna untuk oseanografi, industri dan pangan

I.2 Tujuan Percobaan

Menganalisa kadar Cl- dengan metode Mohr dan Fajans

I.3 Manfaat Percobaan

Dapat menganalisis kadar Cl- dengan metode Mohr dan


Fajans

II. 1 Pengertian Argentometri

Argentometri merupakan analisa kuantitaif


dengan menggunakan larutan standar AgNO3

II.2 Metode Mohr

Penetapan kadar ion halogen dengan


menggunakan indikator K2CrO4

II.3 Metode Fajans

Penetapan kadar Cl- dengan menggunakan


indikator fluorosence

III. 1 Bahan dan Alat


Bahan
Larutan NaCl 0,05 N
Larutan AgNO3 0,01 N
Indikator K2CrO4
Indikator Fluorosence
Sampel yang mengandul ion Cl

Alat

Buret

Corong

Gelas
ukur

Erlenmeyer

Kompor
Listrik

Pipet tetes

pipet volume

III.3 Cara Kerja


Standarisasi AgNO3 dengan NaCL 0,05N
Penetapan Kadar Cl- dengan metode Mohr
Penetapan Kadar Cl0 dengan metode Fajans

IV. 1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Hasil Percobaan
Metode

Percobaan
ke-

Mohr

Rata-rata

Kadar (ppm)

% error

3,6

548,766

9,75

3,1

477,549

5,49

3,4

512,279

2,46

4,6

701,201

40,24

3,675

558,699

11,74

3,9

594,497

0,917

3,6

548,766

8,53

5,1

777,419

29,57

4,1

624,984

4,167

4,175

636,417

6,069

Rata-rata

Fajans

Volume
AgNO3 (ml)

IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Kadar Cl- yang Ditemukan pada
Metode Mohr Lebih Besar dari kadar
Sebenarnya

Faktor pH

IV.2.2. Kadar Cl- yang Ditemukan pada


Metode Fajans Lebih Besar dari kadar
Sebenarnya
Faktor Suhu

IV.2.3. Metode Analisa Klorida Selain


Argentometri
a. Metode Iodometri
b. Metode Potensiometrik Elektroda Ion
Selektif
c. Metode Turbidimetri menggunakan Flow
Injection Analysis (FIA)

IV.2.4 Aplikasi Argentometri dalam Industri


Analisis kadar klorida dalam air dan air limbah
Analisis kandungan khlor tanaman kelapa sawit
berdasarkan jenis tanah dan pupuk
Analisis kandungan klorida dalam air minum isi
ulang

V.I Kesimpulan
Kadar Cl- pada sampel I dengan metode Mohr
sebesar 560,189 ppm, sedangkan kadar asli sebesar
500 ppm diperoleh % error sebesar 12,039 %
Kadar Cl- pada sampel II dengan metode Fajans
sebesar 636,415 ppm, sedangkan kadar asli sebesar
600 ppm diperoleh % error sebesar 6,069 %
Cara untuk menentukan kadar Cl- selain
argentometri, yaitu iodometri, potensiometro
elektroda ion selektif, metode turbidimetri
Analisa argentometri digunakan pada bidang
lingkungan dan kesehatan

V.2 Saran
Praktikan harus mengembalikan reagen pada tempatnya
masing-masing setelah digunakan agar memudahkan
praktikum lain ketika akan menggunakan
Untuk metode Mohr, pH sampel jangan terlalu asam karena
CrO42- yang larut akan lebih sedikit sehingga diperlukan
AgNO3 yang lebih banyak daru yang sebenarnya
Untuk metode Fajans, setelah sampel dipanaskan sampai
suhu 80o, sampel harus langsung dititrasi secara cepat
sebelum suhunya turun lebih banyak, sehingga didapatkan
data yang lebih akurat
Praktikum Harus mencuci pipet volume setiap mengganti
larutan, agar tidak terjadi kontaminasi dengan larutan
sebelumnya
Saat melakukan titrasi praktikum seharusnya memnuka
klep secara perlahan, sehingga didapatkan laju volume
titran tetes demi tetes

I.1 Latar Belakang

Pengendapan merupakan metode yang sangat


berharga dalam memisahkan suatu sampel
menjadi komponen-komponennya

I.2 Tujuan Percobaan

Menentukan kadar Ba2+ dalam sampel

I.3 Manfaat Percobaan

Mahasiswa dapat mengetahui kadar Ba2+ dalam


suatu sampel menggunakan metode gravimetri

II.1 Analisa Gravimetri

Analisa gravimetri adalah suatu metode


pengukuran berat dengan memisahkan analit
dari semua komponen lainya sehingga dapat di
tentukan kadarnya.

II.2 Aplikasi Analisa Gravimetri

Penentuan kadar kolesterol pada padi-padian


dan senyawa C dalam senyawa organik.

II.3 Keuntungan Gravimetri

Lebih teliti dan efisien

II.4 Teori Kopresitipasi dan Post Presitipasi


Kopresitipasi : proses membawa serta turun
suatu zat yang biasanya terlarut sewaktu
pengendapan dari endapan yang dikehendaki
Post pretisipasi : proses dimana suatu pengotor
diendapkan setelah pengendapan zat yang
diinginkan

III.1 Alat dan Bahan


Bahan
H2SO4 0,1 N
H2SO4 sangat encer
Aquadest
Sampel

Alat

Kertas saring Whatman

pengaduk

corong

Beaker glass

Gelas ukur

Pipet tetes

Oven

Desikator

Erlemeyer

III.2 Cara Kerja

IV. Hasil Percobaan


Tabel 4.1.1 Data hasil Pengukutan kertas
No

Pengukuran berat

Massa (g)

Kertas saring mula-mula 0,885

Kertas saring dan


endapan

1,255

Tabel 4.1.2 Data hasil Pengukutan kertas


Kadar Ba2+

Nilai (ppm)

% error

Hasil percobaan

2170,8291

27,696 %

Sebenarnya

1700

IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kadar Ba2+
Lebih Besar dari Kadar Asli
Kopresitipasi dan kemurnian zat
Pengepungan (occlusion)
Pasca pengendapan (post precipitation)
IV.2.2 Analisa Ba2+ selain gravimetri
Analisa dengan metode SSA
Analisa dengan metode XRF
Analisa dengan metode ICP

IV.2.3 Analisa gravimteri dalam industri


Penentuan kadar SiO2 dalam pasir besi dan bijih
besi
Penetuan kadar pada pencemaran debu
Penentuan kadar minyak dan lemak pada limbah
cair domestik hotel

V.1 Kesimpulan
Kadar Ba2+ yang ditemukan dalam percobaan
adalah 2170,8291ppm sedangkan aslinya adalah
1700 ppm, pada percobaan ini diketahui %
errornya adalah 27,696 %
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kadar
praktis lebih besar dari kadar teoritis yaitu
koperesitipasi, occlusion, dan post precipitation
Ada beberapa metode untuk analisa kadar Ba2+
selain gravimetri yaitu AAS, XRF, dan ICP
Analisa gravimetri dapat diaplikasikan pada
bidang penambangan dan lingkungan

V.2 Saran
Lakukan penyaringan berulang sampai filtrat
benar-benar bersih
Penambahan H2SO4 hendaknya dilakukan
berlebih samapai tidak terbentuk endapan lagi
Sebaiknya pencucian endapan dilakukan berulang
agar analit benar-benar terpisah dari komponen
lainnya
Selama pengeringan, perhatikan kertas saring
agar tidak hangus
Keringkan kertas saring sampai benar-benar
kering, tidak mengandung air

You might also like