Professional Documents
Culture Documents
1 Latar Belakang
Argentometri merupakan analisa kuantitaif dengan
menggunakan larutan standar AgNO3
Berguna untuk oseanografi, industri dan pangan
Alat
Buret
Corong
Gelas
ukur
Erlenmeyer
Kompor
Listrik
Pipet tetes
pipet volume
Percobaan
ke-
Mohr
Rata-rata
Kadar (ppm)
% error
3,6
548,766
9,75
3,1
477,549
5,49
3,4
512,279
2,46
4,6
701,201
40,24
3,675
558,699
11,74
3,9
594,497
0,917
3,6
548,766
8,53
5,1
777,419
29,57
4,1
624,984
4,167
4,175
636,417
6,069
Rata-rata
Fajans
Volume
AgNO3 (ml)
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. Kadar Cl- yang Ditemukan pada
Metode Mohr Lebih Besar dari kadar
Sebenarnya
Faktor pH
V.I Kesimpulan
Kadar Cl- pada sampel I dengan metode Mohr
sebesar 560,189 ppm, sedangkan kadar asli sebesar
500 ppm diperoleh % error sebesar 12,039 %
Kadar Cl- pada sampel II dengan metode Fajans
sebesar 636,415 ppm, sedangkan kadar asli sebesar
600 ppm diperoleh % error sebesar 6,069 %
Cara untuk menentukan kadar Cl- selain
argentometri, yaitu iodometri, potensiometro
elektroda ion selektif, metode turbidimetri
Analisa argentometri digunakan pada bidang
lingkungan dan kesehatan
V.2 Saran
Praktikan harus mengembalikan reagen pada tempatnya
masing-masing setelah digunakan agar memudahkan
praktikum lain ketika akan menggunakan
Untuk metode Mohr, pH sampel jangan terlalu asam karena
CrO42- yang larut akan lebih sedikit sehingga diperlukan
AgNO3 yang lebih banyak daru yang sebenarnya
Untuk metode Fajans, setelah sampel dipanaskan sampai
suhu 80o, sampel harus langsung dititrasi secara cepat
sebelum suhunya turun lebih banyak, sehingga didapatkan
data yang lebih akurat
Praktikum Harus mencuci pipet volume setiap mengganti
larutan, agar tidak terjadi kontaminasi dengan larutan
sebelumnya
Saat melakukan titrasi praktikum seharusnya memnuka
klep secara perlahan, sehingga didapatkan laju volume
titran tetes demi tetes
Alat
pengaduk
corong
Beaker glass
Gelas ukur
Pipet tetes
Oven
Desikator
Erlemeyer
Pengukuran berat
Massa (g)
1,255
Nilai (ppm)
% error
Hasil percobaan
2170,8291
27,696 %
Sebenarnya
1700
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kadar Ba2+
Lebih Besar dari Kadar Asli
Kopresitipasi dan kemurnian zat
Pengepungan (occlusion)
Pasca pengendapan (post precipitation)
IV.2.2 Analisa Ba2+ selain gravimetri
Analisa dengan metode SSA
Analisa dengan metode XRF
Analisa dengan metode ICP
V.1 Kesimpulan
Kadar Ba2+ yang ditemukan dalam percobaan
adalah 2170,8291ppm sedangkan aslinya adalah
1700 ppm, pada percobaan ini diketahui %
errornya adalah 27,696 %
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kadar
praktis lebih besar dari kadar teoritis yaitu
koperesitipasi, occlusion, dan post precipitation
Ada beberapa metode untuk analisa kadar Ba2+
selain gravimetri yaitu AAS, XRF, dan ICP
Analisa gravimetri dapat diaplikasikan pada
bidang penambangan dan lingkungan
V.2 Saran
Lakukan penyaringan berulang sampai filtrat
benar-benar bersih
Penambahan H2SO4 hendaknya dilakukan
berlebih samapai tidak terbentuk endapan lagi
Sebaiknya pencucian endapan dilakukan berulang
agar analit benar-benar terpisah dari komponen
lainnya
Selama pengeringan, perhatikan kertas saring
agar tidak hangus
Keringkan kertas saring sampai benar-benar
kering, tidak mengandung air