You are on page 1of 32

MAKALAH MATA KULIAH

ALAT BERAT
SCRAPER

Disusun oleh:
Abdul Reza

4112110008

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


Jalan Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425
Telepon (021) 7863534, 7864927, 7864926, 7270042, 7270035
Fax (021) 7270034, (021) 7270036
Laman : http://www.pnj.ac.id
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa karena berkatnya


penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas kuliah Alat Berat
dan Pemindahan Tanah Mekanis (PTM).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Bapak Kusumo Drajat selaku dosen pembimbing mata kuliah Alat Berat,
dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara moril
dan materi dalam pembuatan makalah ini.
Sekian sepatah duakata dari kelompok kami semoga makalah yang
penulis buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan dampak
yang baik bagi kita semua.

DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................... i


Daftar isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2

Latar Belakang ........................................................................................ 1


Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

Pendahuluan ........................................................................................... 4
Pengoperasian Scraper .......................................................................... 7
Bagian Scraper ..................................................................................... 10
Teknik Pengoperasian Scraper ............................................................. 12
Spesifikasi Alat Berat ............................................................................ 13
Produktivitas Scraper ............................................................................ 21
Pusher (Alat Pendorong) ....................................................................... 23
Peningkatan Produktivitas Scraper ....................................................... 26

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan ........................................................................................... 28

Daftar Pustaka .................................................................................................. 29

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk


membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu
struktur bangunan. Saat ini, alat berat merupakan faktor penting di
dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang
besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dalam waktu yang
relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai didalam proyek
konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front
shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor
belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain-lain.

Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih


alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat
yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik
jenis, ukuran maupun jumlahnya. Ketetapan dalam pemilihan alat berat
akan memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat
berat dapat mengakibatkan proyek tidak lancar. Dengan demikian
keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi. Hal ini pada akhirnya
dapat menyebabkan biaya proyek yang membengkak. Produktivitas
yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat
lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang
lebih besar

Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana


jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu.
Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sehingga kesalahan
dalam pemilihan alat berat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokan
berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut,
meratakan permukaan, dan lain-lain.
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume
total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan.
Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal
maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan,
dan lain-lain.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang
mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas,
biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang
dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya
operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam
pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya
menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek
gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan,
dam, dan lain-lain.
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi
proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda
dengan lokasi proyek di dataran rendah.

8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan
jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat
yang akan dipakai. Tanah dalam kondisi padat, lepas, keras, atau
lembek.
9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan
yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat
berat.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas mata kuliah alat berat pada proyek jalan dan jembatan mengenai
spesifikasi alat, metoda kerja, k3, analisa produktivitas dan biaya yang
diberikan oleh Bpk. Kusumo D.S.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

PENDAHULUAN

Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk,


mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis.
Scraper dapat digunakan sebagai alat pengangkutan untuk jarak yang
relatif jauh ( 200 m) pada tanah datar dengan alat penggerak roda
ban. Pemilhan scraper untuk pekerjan ini tergantung pada:
1. Karakteristik material yang dioperasikan,
2. Panjang jarak tempuh,
3. Kondisi jalan,
4. Alat bantu yang diperlukan.
Scraper umumnya digolongkan berdasarkan tipenya, scraper
yang ditarik (towed scraper), scraper bermotor (motorized scraper) dan
scraper yang mengisi sendiri (self loading scraper). Towed scraper
umumnya ditarik crawler traktor dengan kekuatan mesin 30 hp atau
lebih. Scraper jenis ini dapat menampung material sebanyak 8 30
m3.
Towed scraper dalam pelaksananya dibantu alat lain seperti
dozer. Alat ini bekerja dengan kecepatan gerak lamban, namun
kelebihan dari alat ini adalah:
1. Mengangkut Heavy Load,
2. Berputar pada radius kecil,
3. Menyebarkan material secara merata tanpa memerlukan alat
lain,
4. Ekonomis pada pekerjaan pembukaan lahan.

Daya tampung motorized scraper adalah sebanyak 15 30 m3.


Motorized scraper mempunyai kekuatan 50 hp atau lebih dengan
kecepatan mencapai 60 km/jam karena menggunakan alat penggerak
ban. Akan tetapi daya cengkram ban terhadap tanah kurang sehingga
scraper tipe ini dalam operasinya memerlukan bantuan crawler traktor
yang dilengkapi pisau atau scraper lain. Pengoperasian dengan alat
bantu ini dilakukan dengan dua cara:
1. Push-loaded. Alat bantu dipakai hanya pada sat pengerukan
dan pengisian. Pada sat bak penampung telah penuh,
scraper dapat bekerja sendiri. Dengan demikian alat bantu
dapat membantu beberapa scraper. Dengan adanya alat
bantu, jarak tempuh scraper dapat mencapai 3 km. Ukuran
dozer yang dipakai tergantung dari daya muat scraper.
2. Push-pull. Dua buah scraper dioperasikan dengan cara ini di
mana keduanya saling membantu dalam pengerukan.
Scraper yang di belakang mendorong scraper di depanya
pada saat pengerukan dan scraper di depanya menarik
scraper yang di belakang pada saat pengerukan.
Seperti disebutkan di atas, scraper dipakai untuk pengerukan
top soil. Top soil yang dipindahkan berkisar pada kedalaman 10 cm
sampai 30 cm. Jika lahan yang akan diangkat top soilnya mempunyai
5

luas sedang maka self-loading scraper yang kecil atau crawler traktor
dengan scraper bowl dapat dipilh. Untuk lahan yang luas push-loaded
scraper dengan kecepatan tinggi menjadi pilihan.

Karena kedua tipe scraper di atas tidak dapat memuat sendiri


hasil pengerukanya, maka scraper tertentu dilengkapi semacam
conveyor untuk memuat tanah. Scraper seperti ini dinamakan self
loading scraper. Dengan adanya tambahan alat ini maka berat alat
bertambah sekitar 10 15%.
Scraper juga dapat digunakan untuk meratakan tanah di sekitar
bangunan. Pekerjan ini dilakukan dalam jarak tempuh yang pendek.
Jika jarak tempuh kurang dari 10 m biaya penggunan alat ini sebaiknya
dibandingkan dengan biaya penggunan dozer atau grader.

2.2

PENGOPERASIAN SCRAPER
Scraper dapat menjalankan beberapa fungsi sekaligus dalam
satu kali operasi, antara lain:
1. Menggali dan Mengisi
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus
dilakukan dengan cara:
a. Pusher Loading

Power Scraper sebenarnya dapat mengisi


muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi
memakan waktu yang lama. Oleh karena itu
pengisian muatan sebaiknya dibantu oleh
Buldoser. Dalam Pusher Loading perlu
diperhatikan beberapa hal. Pekerjaan harus
dilakukan minimum dengan kecepatan 10 ft/
detik, agar laju Power Scraper tak terhambat
oleh tatanan material yang sedang digali.
Harus dilakukan sinkronisasi kecepatan
antara Power Scraper dan Buldoser yang
digunakan. Diusahakan tiap 1,5 2 menit
datang Power Scraper yang sudah siap untuk
didorong, dengan demikian Scraper tak sampai
menunggu untuk didorong Buldoser. Sebaiknya
memilih operator Buldoser yang telah terlatih
dan berpengalaman.
b. Down Hill Loading
Diuasahakan agar pola kerja Power
Scraper selalu menuju ke bagian yang lebih
rendah, agar gaya berat alat akan
membantu Power Scraper dalam mengisi
muatannya sendiri, sehingga waktu pengisian
menjadi lebih singkat.
c. Straddle Loading
Straddle Loading adalah suatu pola pemuatan/
pengisian Power Scraper di mana tiap dua kali
pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan
kurang lebih selebar 5 ft. Bagian yang
ditinggalkan itu akan dipotong/ digali pada
perjalanan pengisian yang berikutnya.

2. Mengangkut
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkut material
menggunakan Power Scraper adalah kecepatan
geraknya; Power Scraper yang menggunakan roda karet,
sangat disukai, karena memiliki kecepatan yang tinggi. Cara
untuk memperlancar pengangkutan menggunakan Power
Scraper. Power Scraper yang masih baik dan memiliki
kecepatan tinggi jangan disatukan pada jalan yang sama
dengan Power Scraper yang mempunyak kecepatan rendah,
sebab akan mengganggu; kecuali jika jalan cukup lebar
sehingga Power Scraper dapat saling menyalib. Diusahakan
untuk menghindari belokan tajam atau yang melingkarterlalu
jauh, diusahakan waktu membelok tak lebih dari 15 detik.
Supaya Power Scraper dapat bergerak dengan kecepatan
yang maksimum maka jalan harus terpelihara baik.
Pengangkutan ke dua arah sangat menguntungkan, sebab
mengurangi waktu untuk membelok.

3. Menyebarkan Material
Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu
menimbun dan menyebarkan material muatan
menggunakan Power Scraper.
a. Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang
untuk keluar masuk material) didorong ke
depan dengan hati-hati agar material keluar
dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan
diturunkan terlalu rendah supaya material tak
terhalang. Kalau material belum turun/ keluar
karena apron belum dibuka, fail gate jangan
didorong ke depan, sebab apron bisa rusak
akibat tekanan yang terjadi.

b. Jika material sangat lengket (misalnya material


yang diangkut adalah lempung) apron perlu
dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau
keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai
ketebalan yang dikehendaki.
c. Penyebaran akan merata jika kecepatan Power
Scraper disesuaikan dengan kecepatan
keluarnya material dari dalam bowl.
d. Material yang mudah mengalir keluar (misalnya
pasir) dapat disebarkan dengan kecepatan
tinggi, dan biasanya mudah diperoleh sebaran
material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta
merata.
4. Cara Menggali Tanah Penutup yang Tipis Menggunakan
Scraper
Contoh pemakaian untuk menggali tanah penutup yang
terlalu curam, Power Scraper harus dibantu
dengan Buldozer; jika kecuramannya telah dikurangi/ sudah
dilandaikan menggunakan Buldozer, maka barulah digali
menggunakan Power Scraper, dan tanah diangkut ke tempat
lain.
5. Cara Menggali Tanah Penutup yang Tebal Menggunakan
Scraper
Bila lapisan penutup tanah sangt tebal, maka cara pengalian
tidak diarahkan ke sisi tebing yang curam, tetapi kurang lebih
sejajar dengan tebing tersebut.

2.2.1

BAGIAN SCRAPER
Scraper terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing

fungsinya. Bagian-bagian tersebut adalah bowl, apron, dan tail


gate. Bowl adalah bak penampung muatan yang terletak di antara

10

ban belakang. Bowl mempunyai sisi yang kaku dengan bagian


depan dan belakang yang dapat digerakan (ejector dan apron).
Bagian depan bowl dapat digerakan kebawah untuk operasi
pengerukan dan pembongkaran muatan. Pada bagian sisi depan
bowl yang bergerak ke bawah terdapat cutting edge. Kapasitas
penuh bowl berkisar antara 3 sampai 38 m3.

Apron adalah dinding lengkung bowl di bagian depan yang


dapat diangkat pada saat pengerukan dan pembongkaran.
Pengangkatan apron dilakukan secara hidrolis. Apron dapat
menutup kembali pada saat pengangkutan material. Fungsi dari
apron adalah mengatur aliran material masuk dan keluar bowl.
Dalam keadan tertutup, apron berada di atas cutting edge.
Beberapa model scraper memilki apron yang dapat mengangkut
material sepertiga dari material di bowl.

Tail gate atau ejector merupakan dinding belakang bowl.


Pada saat pemuatan dan pengangkutan material dinding ini tidak
bergerak, namun pada saat pembongkaran muatan ejector

11

bergerak maju untuk mendorong material keluar dari bowl. Alat ini
pun digerakan secara hidrolis.

Cutting edge adalah pisau dari baja yang terdapat di bagian


depan dasar bowl. Fungsi dari pisau ini adalah untuk melakukan
penetrasi ke dalam tanah. Karena fungsinya maka cutting edge
dapat mengalami kerusakan jika mengenai benda keras dalam
tanah. Cutting edge yang rusak sebaiknya diganti agar tidak
merusak bowl.

2.2.2

TEKNIK PENGOPERASIAN SCRAPER


Pada saat pemuatan material, ejector berada di belakang,

dan bowl diturunkan sampai cutting edge mengenai tanah. Apron


juga dibuka lebar. Alat kemudian bergerak maju secara perlahan.
Pada saat alat bergerak maju, tanah masuk ke dalam bowl.
Kedalaman penetrasi tergantung pada sejauh mana bowl
diturunkan. Ketika pekerjan pemuatan hampir selesai owl dinaikan
perlahan dan apron juga diturunkan untuk menahan material tidak
keluar dari bowl.

Pengangkutan material dilakukan pada kecepatan tinggi.


Baik bowl, apron maupun ejector tidak melakukan gerakan. Bowl
harus tetap pada posisi di atas agar cutting edge tidak mengenai
tanah yang menyebabkan kerusakan pada cutting edge dan
permukaan tanah terganggu.

Pembongkaran muatan dilakukan dengan menaikan apron


dan menurunkan bowl sampai material dalam bowl keluar dengan
ketebalan tertentu. Kemudian apron diangkat setingginya dan
ejector bergerak maju untuk mendorong sisa material yang ada

12

dalam bowl. Pada saat pembongkaran selesai apron diturunkan,


bowl dinaikan dan ejector ditarik kembali pada posisi semula.

2.3

SPESIFIKASI ALAT BERAT

GAMBARAN UMUM

ENGINE

Daya Flywheel: Traktor/Scraper

373 kw (500 hp)/211 kW (283 hp)

Daya Flywheel - Traktor

345 / 373 kW (462 / 500 hp)

Daya Flywheel - Scraper

198 / 211 kW (266 / 283 hp)

Engine Traktor

Cat C18 dengan Teknologi ACERT

13

Engine Scraper

Cat C9 dengan Teknologi ACERT

SPESIFIKASI KERJA

Kapasitas Scraper: Munjung

38.0 m3

Kecepatan Maksimum (Bermuatan)

53.0 km/j

Tetapan Beban

34473.0 kg

Kapasitas Scraper - struck

31.0 m3

180 Lebar Putar Pinggir Jalan ke Pinggir Jalan

13.7 m

BOBOT

Bobot Kerja - bermuatan, perkiraan

88409.0 kg

Bobot Kerja - kosong, perkiraan

54050.0 kg

DIMENSI

Tinggi ke Puncak Scraper

4.18 m

Jarak Sumbu Roda

9.53 m

Panjang - keseluruhan

15.47 m

Lebar - keseluruhan

3.94 m

Tapak - Scraper

2.46 m

Tapak - Traktor

2.46 m

14

GAMBARAN UMUM

Pemuatan cepat, kecepatan travel tinggi, dan kemampuan untuk memuat dan membuang sambil berjalan
menghasilkan waktu siklus yang cepat, menjadikan Wheel Tractor-Scraper Cat menghadirkan produktivitas
tinggi secara konsisten pada biaya per ton yang terendah.
ENGINE

Daya Maks

304.0 kW

Traktor

Cat C13 ACERT

ENGINE TRAKTOR

Daya Flywheel: Traktor/Scraper

304 kW (407 hp)

BOWL SCRAPER

15

Kapasitas Scraper: Munjung

18.3 m3

Tetapan Beban

26127.0 kg

Kapasitas Munjung

18.3 m3

Gaya Penutupan Apron Maksimum

225.0 kN

Bukaan Apron Maksimum

1767.0 mm

Kedalaman Pemotongan Maksimum

315.0 mm

Kedalaman Spread Maksimum

540.0 mm

Jarak Bebas ke Tanah Maksimum di Pinggiran Tajam

594.0 mm

Gaya Penetrasi Hidraulik Maksimum

580.0 kN

Kapasitas Peres

13.0 m3

Ketebalan Pinggiran Tajam

22.0 mm

Lebar Pemotongan, Di Luar Router Bit

3136.0 mm

TRANSMISI

Kecepatan Maksimum (Bermuatan)

53.9 km/j

1 Maju

5.0 km/j

16

2 Maju

8.9 km/j

3 Maju

12.1 km/j

4 Maju

16.3 km/j

5 Maju

21.9 km/j

6 Maju

29.6 km/j

7 Maju

39.9 km/j

8 Maju

53.9 km/j

Mundur

9.2 km/j

HIDRAULIK

Aliran Sirkuit Hitch Peredam

40.1 L/mnt

Lubang Silinder Hitch Peredam

140.0 mm

Langkah Silinder Hitch Peredam

251.0 mm

Lubang Silinder Bucket Push/Pull

90.0 mm

Langkah Silinder Bucket Push/Pull

415.0 mm

Aliran Sirkuit Scraper

250.0 L/mnt

17

Aliran Sirkuit Kemudi Sekunder

39.0 L/mnt

Aliran Sirkuit Kemudi

234.0 L/mnt

Lubang Silinder Kemudi

127.0 mm

Langkah Silinder Kemudi

1128.0 mm

Lubang Silinder Bowl

140.0 mm

Langkah Silinder Bowl

845.0 mm

Lubang Silinder Apron

150.0 mm

Panjang Langkah Silinder Apron

565.0 mm

Lubang Silinder Ejektor

140.0 mm

Panjang Langkah Silinder Ejektor

1550.0 mm

PENGEMUDIAN

Sudut Kemudi Kanan

85

Sudut Kemudi Kiri

82

KAPASITAS ISI ULANG SERVIS TRAKTOR

Karter Engine

33.0 L

Tangki Cadangan Ring Kaca Depan

5.0 L

18

Transmisi

70.0 L

Diferensial

173.0 L

Final Drive (setiap sisi)

19.0 L

Sistem Pendinginan

64.0 L

Tangki Cadangan Hidraulik

83.0 L

KAPASITAS ISI ULANG SERVIS SCRAPER

Tangki Bahan Bakar

763.0 L

Roda Tanpa Daya

4.0 L

STANDAR

Standar

Standar

ENGINE TRAKTOR TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB

Diameter

130.0 mm

Kapasitas Silinder

12.5 L

Daya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396)

304.0 kW

Kecepatan Engine Referensi Daya Maks

1700.0 RPM

Langkah

157.0 mm

19

Cat C13 ACERT

Engine Traktor

ENGINE TRAKTOR SEBELUM KONFIGURASI TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA*

Diameter

130.0 mm

Kapasitas Silinder

12.5 L

Gaya Maks (Semua Roda Gigi) (ISO 14396)

304.0 kW

Kecepatan Engine Referensi Daya Maks

1700.0 RPM

Langkah

157.0 mm

Engine Traktor

Cat C13 ACERT

BOBOT ALAT BERAT MEMENUHI STANDAR EMISI TIER 4 INTERIM EPA A.S./EU STAGE IIIB

Push-Pull Bermuatan, berdasarkan beban tetapan

63567.0 kg

Push-Pull Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh

37440.0 kg

Push-Pull Bobot Pengiriman 10% bahan bakar

36782.0 kg

Standar Bermuatan, berdasarkan beban tetapan

62312.0 kg

Standar Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh

36185.0 kg

Standar Bobot Pengiriman 10% bahan bakar

35507.0 kg

BOBOT ALAT BERAT MENCAPAI TINGKAT EMISI SEBELUM TIER 3 EPA A.S./EU STAGE IIIA

20

Push-Pull Bermuatan, berdasarkan beban tetapan

63320.0 kg

Push-Pull Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh

37193.0 kg

Push-Pull Bobot Pengiriman 10% bahan bakar

36515.0 kg

Standar Bermuatan, berdasarkan beban tetapan

62065.0 kg

Standar Bobot Kerja tangki bahan bakar penuh

35938.0 kg

Standar Bobot Pengiriman 10% bahan bakar

35260.0 kg

2.4

PRODUKTIVITAS SCRAPER

Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga


untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, atau efisiensi alat.
Pertama-tama banyaknya material yang akan dipindahkan dan jumlah
pengangkutan dalam satu jam ditentukan. Volume material yang akan
dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih.
Sedangkan jumlah pengangkutan per jam tergantung pada waktu
siklus scraper.

Waktu siklus scraper merupakan penjumlahan dari waktu muat


(LT), waktu pengangkutan (HT), waktu pembongkaran muatan (DT),
waktu kembali (RT), dan waktu antre (ST). Selain itu ada tambahan
waktu berputar atau turning time (T) dan waktu percepatan,
perlambatan dan pengereman atau accelerating, decelerating and
braking time (ADBT). Kerena LT, DT, ST, T dan ADBT konsisten maka

21

waktu-waktu tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap (FT) (Iihat


Tabel) sehingga rumus yang dipakai adalah :

FT = LT + DT + ST + T + ADBT

Waktu pengangkutan dan waktu kembali tergantung pada grafik


yang dikeluarkan oleh perusahaan alat berat untuk setiap model alat
berat. Penggunaan grafik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hitung RR dan GR permukaan jalan dan jumlahkan (TR).
2. Hitung berat alat ditambah berat material dalam bowl.
Jumlah berat yang ada tidak boleh melampaui berat
maksimum yang dianjurkan.
3. Untuk permukaan jalan yang datar dan menanjak atau TR >
0 gunakan Grafik Rimpull-speed-greadeability sedangkan
untuk jalan yang menurun dan TR < 0 gunakan Grafik
Continuous grade retarding.
4. Tarik garis vertikal dari atas yang sesuai dengan berat alat
dan material.
5. Tarik garis TR hasil penjumlahan no.1 sesuai dengan TR
yang ada sampai bertemu dengan garis vertikal no.4.
6. Dari titik pertemuan kedua garis tarik garis horisontal kearah
garis kurva.
7. Dari pertemuan kurva dengan garis tarik garis vertikal
kebawah sampai ke skala kecepatan.
8. Dari kecepatan dan jarak tempuh akan didapat waktu
pengangkutan.
Sedangkan waktu siklus (CT) adalah penjumlahan waktu tetap,
waktu angkut dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu
kembali dihitung tersendiri karena selalu berubah tergantung

22

pada kondisi jalan dan jarak tempuh. Perhitungan CT


menggunakan rumus:
CT = HT + RT + FT

Rumus yang digunakan untuk menentukan produktivitas scraper


adalah:
=

2.5

60

PUSHER (ALAT PENDORONG)

Pemakaian alat bantu atau pusher pada scraper dalam


operasinya dapat menaikkan produktivitas alat. Umumnya sebuah
pusher dapat membantu beberapa scraper dalam melakukan
pekerjaannya. Waktu siklus pusher adalah waktu yang dibutuhkan
untuk memuat material kedalam scraper ditambah waktu yang
dibutuhkan pusher untuk bergerak dari satu scraper ke scraper yang
lain. Waktu siklus (dalam menit) ini dicari dengan menggunakan
rumus:
= 140% + 0.25
Jumlah scraper yang dapat dibantu oleh sebuah pusher adalah:
23

Contoh Soal:
Tanah sebanyak 300.000 lcm dipindahkan dengan menggunakan
scraper 621E. Spesifikasi tanah dan alat sebagai berikut:
Berat jenis tanah

= 1340 kg/lcm

Job efficiency

= 50/60

Headed capacity

= 15,30 m

Berat kosong

= 30.479 kg

Berat maksimum

= 52.249 kg

Kondisi permukaan sedang


Untuk loading digunakan pusher

Pertanyaan:
1. Berapa siklus waktu scraper?
2. Berapa produktivitas scraper?
3. Berapa siklus waktu pusher?
4. Berapa jumlah scraper yang dibutuhkan?

Jawab:
Menentukan waktu berangkat:

24

Berat scraper

= berat kosong + (kapasitas scr. X bj tanah)


= 30.479 + (15.3 x 1340)
= 50.981 kg < berat maksimum (52.249 kg)

Dari
A-B
B- C

RR
6
4

GR
0
8

TR
6
12

L (Km)
1
0,5

V (Km)
23
12
t2 =

t (menit)
2,6
3,8
6,4

TR
-4
6

L (Km)
0,5
1

V (Km)
55
39
t4 =

t (menit)
0,5
1,5
2

Menentukan waktu kembali


Berat scraper

Dari
C-B
B- A

= 30.479 kg

RR
4
6

GR
-8
0

Kecepatan pengangkutan rata-rata: 17.5 km/jam


Berdasarkan tabel maka waktu tetap adalah 2.3 menit
Waktu siklus

= FT + HT + RT
= 2,3 + 6,4 +2,0
= 10,7 menit

Produktivitas scraper

= kapasitas x 60 /waktu siklus x job efficiency


= 15,30 x 60 / 10,7 x 50/60
= 71,50 lcm/jam

Berdasarkan tabel, waktu loading adalah 1 menit, maka:


Waktu siklus pusher

= 140% loading time + 0,25


25

= 1,65 menit
Jumlah scraper = waktu siklus scraper / waktu sikluus pusher
= 9,6 / 1,65
= 7 scraper

2.6

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SCRAPER

Agar produktivitas scraper dapat ditngkatkan maka dalam siklus


kerjanya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemuatan: sebaiknya dilakukan pada area menurun dan
pelaksanaanya secepat mungkin. Sebelum pemuatan,
bersihkan area pemuatan dari akar, semak, dan lain-lain.
2. Pemindahan: sebelum pekerjan pengolahan lahan
dilaksanakan maka tentukan terlebih dahulu rute
pemindahan untuk membuat jarak seminimal mungkin.
Sebaiknya scraper berputar pada radius sekecil mungkin.
Agar scraper bekerja dengan lebih baik maka usahakan
untuk membasahi rute.
3. Penyebaran: pekerjan penyebaran material dimulai dari awal
area. Selain itu juga perlu dibuat penumpukan pada samping
lebih tinggi daripada di tengah.

Secara umum beberapa cara yang dapat dilakukan untuk


meningkatkan produksi scraper dalam operasinya antara lain:
1. Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat
ke dalam bowl. Dengan demikian, waktu muat akan
berkurang. Kedalaman penetrasi dari ripper harus lebih
besar dari kedalaman penetrasi cutting edge.

26

2. Cara kedua adalah dengan membasahi tanah yang akan


diangkut. Ada beberapa jenis tanah yang dapat dimuat
dengan lebih mudah bila dalam kondisi basah. Pembasahan
tanah ini dilakukan sebelum tanah dimuat ke dalam bowl.
3. Pengaturan pergerakan scraper seperti menghindari terlalu
banyak gerakan memutar dan jika memungkinkan, jalan
gerak antar scraper berbeda.

27

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah:
6. Ketetapan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar
jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek tidak lancar. Dengan demikian
keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi.
7. Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk,
mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara
berlapis.
8. Produktivitas scraper tergantung pada jenis material, tenaga
untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, atau
efisiensi alat.
9. Pemakaian alat bantu atau pusher pada scraper dalam
operasinya dapat menaikkan produktivitas alat. Umumnya
sebuah pusher dapat membantu beberapa scraper dalam
melakukan pekerjaannya.
10. Pembasahan tanah sebelum dimuat ke dalam bowl dapat
meningkatkan produktivitas scraper.

28

DAFTAR PUSTAKA

Fatena Rostiyanti, Susi (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi.


Jakarta: Rineka Cipta.
https://adjisutama.files.wordpress.com
http://ekikaesipil5612.blogspot.com

29

You might also like