You are on page 1of 3

5.

Kemasan Corn Chip Tortilla


Kemasan merupakan salah satu proses yang paling penting untuk menjaga kualitas
produk makanan selama penyimpanan, transportasi, dan penggunaan akhir. Kemasan yang
baik tidak hanya sekedar untuk menjaga kualitas makanan tetapi juga secara signifikan
memberikan keuntungan dari segi pendapatan, Selama distribusi, kualitas produk pangan
dapat memburuk secara biologis dan kimiawi maupun fisik. Oleh karena itu, kemasan
makanan memberikan kontribusi untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan
kualitas dan keamanan produk makanan (Jun H. Han, 2005).
Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus
mempertimbangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga
karakteristik produk yang akan dikemas. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
kemasan agar dapat berfungsi dengan baik adalah :
1. Harus dapat melindungi produk dari kotoran, kerusakan mikrobiologis, dan
kontaminasi luar sehingga produk tetap bersih.
2. Harus dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, gas, dan
penyinaran (cahaya).
3. Tidak terjadi perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia dari bahan
kemas.
4. Mudah untuk dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam pengangkutan
dan distribusi.
5. Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk ke dalam
kemasan.
6. Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau
standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
7. Dapat menunjukkan identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas agar
dapat membantu promosi atau penjualan.
Tortilla merupakan produk pangan yang memiliki kadar air yang rendah (3-5%).
Kerusakan bahan pangan dengan kadar air rendah seringkali terkait dengan perubahan
tekstur ataupun stabilitas proses oksidasi (Eskin dan Robinson, 2001). Umur simpan
merupakan parameter yang penting untuk mengetahui ketahanan produk selama proses
penyimpanan dan merupakan bagian dari konsep pemasaran produk, serta berkaitan erat
dengan jenis kemasan yang digunakan (kilcast dan Subramaniam, 2000).
Dalam mengemas Corn Chip Tortilla kami memilih kombinasi polipropilen (PP)
dengan aluminium foil dibentuk sebagai multi layer. Penggunaan plastik sebagai pengemas
pangan terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga
mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah,
bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna,
dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagaipilihan bahan
dasar plastik (Anonimous, diunduh Desember 2010). Salah satu bahan plastik yang sering
digunakan adalah polipropilen (PP) hal ini dikarenakan polipropilen memiliki sifat yang lebih
kuat dan lebih tahan dari pada polietilen. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) Husniah Rubiana Thamrin Akib mengatakan, kemasan plastik berbahan
polipropilen (PP) paling aman digunakan untuk makanan jika dibandingkan jenis kemasan
plastik yang lain.
Aluminium foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam aluminum yang padat
dan tipis dengan ketebalan <0.15 mm. Kemasan ini mempunyai tingkat kekerasan dari 0
yaitu sangat lunak, hingga H-n yang berarti keras. Semakin tinggi bilangan H-n, maka
aluminium foil tersebut semakin keras. Ketebalan dari aluminium foil menentukan sifat
protektifnya. Jika kurang tebal, maka foil tersebut dapat dilalui oleh gas dan uap. Pada
ketebalan 0.0375 mm, maka permeabilitasnya terhadap uap air = 0, artinya foil tersebut
tidak dapat dilalui oleh uap air. Foil dengan ukuran 0.009 mm biasanya digunakan untuk

permen dan susu, sedangkan foil dengan ukuran 0.05 mm digunakan sebagai tutup botol
multitrip.
Sifat-sifat dari aluminium foil adalah hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya
sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-bahan
yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan yoghurt. Aluminium foil banyak digunakan
sebagai bahan pelapis atau laminan. Kombinasi aluminium foil dengan bahan kemasan lain
dapat menghasilkan jenis kemasan baru yang disebut dengan retort pouch. Syarat-syarat
retort pouch adalah harus mempunyai daya simpan yang tinggi, teknik penutupan mudah,
tidak mudah sobek bila tertusuk dan tahan terhadap suhu sterilisasi yang tinggi.
Retort pouch adalah makanan yang dikemas dalam suatu wadah fleksibel, biasanya
dibuat dari laminasi alu-minium foil dan polimer. Tahan terhadap proses sterilisasi, dan
seperti halnya kaleng logam, dapat disimpan lama pada suhu ruang. Termasuk dalam
katagori Meals Ready To Eat(MRE)
Retort pouch mempunyai keunggulan dibanding kaleng, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Luas permukaan besar dan kemasannya tipis sehingga memungkinkan


terjadinya penetrasi panas yang lebih cepat dan lebih efisien.
Dengan berkurangnya waktu sterilisasi, maka mutu produk dapat diperbaiki,
karena nilai gizinya lebih tinggi dan sifat-sifat sensori seperti rasa, warna dan
tekstur dapat dipertahankan.
Dari sisi konsumen, retort pouch lebih disukai karena praktis dan awet.
Produk yang telah disterilisasi dalam kemasan retort pouch dapat langsung
dikonsumsi tanpa harus dipanaskan.
Pemanasan cukup mudah, yaitu dengan cara memasukkan kemasan retort
pouch ke dalam air mendidih selama 5 menit.
Dapat dipanaskan dalam microwave oven
Mudah dalam hal menyobek atau membuka kemasan

Polipropilen dapat bekerja sebagai adhesif bagi aluminium foil dan dapat ditutup
secara kuat dengan pemanasan. Fungsi polipropilen adalah untuk memberikan ketahanan
dan kekuatan pada kemasan. Polipropilen juga bersifat tahan tekanan dan dapat dicetak,
sehingga pencetakan label kemasan dapat dilakukan di bagian polipropilen ini. Aluminium
foil memberikan perlindungan bahan sehingga tahan disimpan tanpa pembekuan dan
pendinginan, karena permeabilitasnya yang rendah terhadap sinar, uap air, O2 dan mikroba.
Polipropilen bersifat inert, dapat direkatkan secara kuat dengan panas (heat seal) dan
mempunyai daya simpan (shelf life) sama dengan kaleng.
Berdasarkan dari hasil penelitian Lidya Dwi Rifantie pada tahun 2001 tentang
penentuan umur simpan keripik tortilla yang dikemas dengan polipropilen dan auminium foil
dengan metode Accelerated Shelf Life Testing (ASFL), bahwa keripik tortilla yang dikemas
dengan kemasan plastik propilen dan disimpan di suhu ruangan (250C) menunjukkan umur
simpan selama 116 hari sedangkan umur simpan keripik tortilla dengan kemasan aluminium
foil dan disimpan di suhu ruangan (250C) lebih lama yaitu 201 hari. Oleh karena itu kami
memilih kombinasi kemasan polipropilen dengan aluminium foil dengan memanfaatkan
propilen sebagai kemasan yang kuat dan aluminium foil yang memiliki daya simpang yang
tinggi.

Gambar. Retort Pouch dengan 4 layer


(Source : www.flairpackaging.com)

Gambar di atas merupakan contoh kemasan retort pouch dengan 4 layer. Dalam kasus
ini kami memilih hanya 3 layer kemasan retort pouch yaitu polyester sebagai lapisan luar,
aluminium foil lapisan tengah, dan polipropilen sbeagai lapisan dalam. Polyester dipilih
sebagai lapisan luar dikarenakan polipropilen memiliki ketahanan yang kuat dan
permukaannya dapat dicetak untuk dekorasi kemasan agar menarik perhatian konsumen.
Polyester ini hanya tambahan lapisan agar kemasan dapat dihias, karena jika aluminium
yang dijadikan lapisan luar maka kemasan susah untuk dihias dikarenakan bahannya yang
lembut dan mudah rusak. Kemudian lapisan aluminium sebagai lapisan tengah karena
aluminium mempunyai kelebihan melindungi produk dari cahaya, gas, dan bau sehingga
membuat umur simpan lebih lama. Dan terakhir lapisan dalam yaitu polipropilen, polipropilen
mempunyai ketahanan yang kuat dan mempunyai kelebihan tidak bereaksi dengan
maknaan sehingga makanan tidak terkontaminasi oleh zat-zat kemasan.
Dari kelebihan-kelebihan kemasan tersebut, di sisi lain ada pula kekurangan dari
plastik. Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai
persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan secara alami
oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah plastik yang
menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan
utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin
menipis dan tidak dapat diperbaharui. Dengan kemasan retort pouch ini, maka plastik yang
digunakan tidak akan sebanyak penggunaan kemasan yang hanya plastik saja. Tebal plastic
untuk retort pouch yang biasa digunakan hanya setebal 0.08 mm. Penggunaan plastik akan
sedikit karena dikombinasikan dengan aluminium foil. Selain itu perlu dilakukan pula edukasi
terhadap konsumen tenntang 3R dari kemasan yang telah dipakai guna meminimasi limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Sampurno, Budi. 2006. Aplikasi Polimer Dalam Industri Kemasan. Jurnal sains Materi
Indonesia 10: 21-22
Sinaga, MHD. 2011. Penelitian Sifat Berbagai Kemasan Plastik. Universitas Sumetera
Utara.

You might also like