You are on page 1of 7

V.

1 Gugus Fungsi, Jenis Ikatan, Rangka Molekul & Ion yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk analisis
Analisis Eugenol dalam bahan baku dan sediaan dilakukan berdasarkan struktur
molekul zat aktif tersebut, yaitu:

Nama kimia: Eugenol, Phenol, 2-methoxy-4-(2-propenyl)-4allyl-2-methoxyphenol


(USP 30)

Bobot molekul: 164,2 (USP 30)


Rumus kimia: C10H12O2 (USP 30)

Dari struktur molekul di atas diketahui bahwa Eugenol mempunyai:


senyawa mengandung inti aromatis tersubstitusi 1,2,4; eter (-C-O-C-); -OH; metil (CH3) dan
metilena (-CH2-) serta gugus vinil (-CH=CH2).

(Handayani, D.S., Triana, K., Yuli, M. 2004. Sintesis Kopoli(Eugenol-DVB) Sulfonat dari
Eugenol Komponen Utama Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum). Biofarmasi 2 (2): 53-57.
ISSN: 1693-2242)
Jenis Ikatan:
Ikatan kovalen:
Ikatan ionik:
Ikatan hidrogen:
Ikatan hidrogen, siklik aromatik (interaksi hidrofobik), akseptor ikatan hidrogen.
Sehingga terhadap Eugenol dapat dilakukan analisis dengan metode KLT, GC, IR

V.2 Data Spektrofotometri (UV, IR)


1.

Spektrofotometri Infra Merah (IR)

Eugenol memiliki gugus fungsi spesifik yang akan mengalami vibrasi dan atau
rotasi apabila terkena sinar IR. Oleh karena itu, spektrofotometri IR dapat
digunakan untuk metode Eugenol
Prinsip: Radiasi inframerah menyebabkan terjadinya vibrasi dan atau rotasi
dalam molekul yang dikenai sinar ini. Setiap gugus fungsi akan
menyerap radiasi infra merah pada panjang gelombang yang spesifik.
Panjang gelombang yang lazim digunakan adalah 2,5 15 m.

adanya serapan lebar pada 3448,5 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus OH. Serapan pada
daerah 1300-1000 cm-1 menunjukkan adanya gugus eter (-C-O-). Serapan pada 3100-3000 cm-1
menunjukkan vibrasi Csp2-H dan adanya suatu senyawa aromatis ditunjukkan oleh pita serapan
1612,4cm-1 dan 1514,0 cm-1, sedangkan pita serapan pada 900-800 cm-1 yaitu suatu senyawa
aromatis tersubstitusi 1,2,4. Pita serapan pada 1637,5 cm-1 merupakan pita serapan karakteristik
untuk rentangan C=C yang dikuatkan oleh pita serapan keluar bidang pada 900-650 cm-1.
Serapan pada 995,2 cm-1 dan 914,2 cm-1 menunjukkan gugus tak jenuh berupa gugus vinil (C=CH2-). Serapan pada 3000-2800 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi Csp3-H. Gugus alkil
yaitu metil (-CH3) yang ditunjukkan oleh pita serapan pada 1367,4cm-1 dan adanya gugus
metilena (-CH2-) ditunjukkan oleh serapan pada 1431,1 cm-1.

V.3 Data dan Sistem Kromatografi (pilih dan isi yan sesuai)
1. Kromatografi Lapis Tipis
Prinsip: Pemisahan zat terlarut dalam sistem yang terdiri dari dua fase, yaitu
fase diam (serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik,
atau logam secara merata) dan fase gerak (pelarut/campuran pelarut)
Sistem
Fase gerak: Toluen-etil asetat (93:7) (hal. 166, Wagner and Bladt, 2009);
phaseethyl acetate R, toluene R (10:90 V/V). (BP)

Fase diam: Silica gel 60F 254-precoated TLC plates (Merck, Germany) (hal.
151, Wagner and Bladt, 2009); PlateTLC silica gel F254 plate R (BP)

Penampak bercak: Vanilin-Asam Sulfat (VS No. 42) (hal. 166, Wagner and
Bladt, 2009); anisaldehyde solution R (BP)

Rf: 0,47 (hal. 166, Wagner and Bladt, 2009)

Detektor : UV 254 nm (BP)

2. Kromatografi Gas
Prinsip:

Kromatografi gas memisahkan komponen campuran senyawa kimia


berbentuk gas dengan sistem adsorpsi pada fase diam padat atau sistem
partisi di antara fase diam cair yang melapisi penyangga padat dan fase
gerak gas.

Sistem
Gas Pembawa: gashelium for chromatography R. (BP)
Fase diam: polymethylphenylsiloxane R (film thickness 0.25 m). (BP)
Kolom: material: fused silica; size: l = 30 m, = 0.25 mm (BP)
Detektor: Flame ionization (BP)
3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Prinsip: KCKT memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi tinggi yang
menerapkan kemampuan kemajuan teknologi kolom, sistem pompa
bertekanan tinggi dan detektor yang sensitif.
Sistem BP 2009
Fase gerak: Metanol/air (80:20)

Preparasi: Larutkan 50L eugenol dalam 10 mL methanol.


Refrence : 0,5 ml ekstrak alcohol cengkeh dlm 10 ml metanol

Fase diam: capillary column (25 m x 0.22 mm 9.d., coated with SE 54 (methyl 5%

phenyl silicone, film thickness 0.33 m)


Ukuran : p = 0.25 mL ; d = 4.6 mm
Kecepatan alir : 0.7 mL/menit
Detektor: spektrofotomer

UV 245 nm

Waktu retensi:

Retensi relatif : menggunakan cengkeh referens (rt= sekitar 5.54min);

V.4 Stabilitas dan Kemurnian


Stabilitas
Krim Eugenol stabil dalam penyimpanan wadah tertutup rapat dan tidak tembus
cahaya. Bila terpapar udara warna menjadi lebih tua dan mengental (FI IV, hal.
373)

1. Penetapan Titik Leleh


Syarat: ....................................................................................................................
............
Tujuan:

Penetapan jarak lebur digunakan untuk menentukan suhu lebur zat


padat dan menggunakannya sebagai kriteria dalam identifikasi dan
pemeriksaan kemurnian.

Prinsip:

Jarak/suhu lebur zat padat adalah rentang suhu atau suhu pada saat zat
padat menyatu dan melebur sempurna. Suatu senyawa dapat dikatakan
murni jika mempunyai rentang antara 0,3 0,5 C.

Prosedur: Masukkan serbuk zat aktif ke dalam pipa kapiler. Masukkan ke


dalam alat pengukur titik leleh. Atur rentang suhu mendekati suhu
yang dikehendaki. Amati serbuk saat mulai meleleh hingga meleleh
seluruhnya.
(FI IV <1021> halaman 1032)
2. Penetapan Bobot Jenis
Syarat: Antara 1.064 dan 1.070

Tujuan: Melakukan identifikasi dan pemeriksaan kemurnian


Prinsip: Penetapan didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu
25 C atau suhu yang ditetapkan dalam monografi terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama. Kecuali dinyatakan lain,
penetapan bobot jenis hanya digunakan untuk cairan.
Prosedur: Timbang bobot piknometer kosong, lalu piknometer berisi air dan
piknometer berisi sampel. Hitung bobot jenis dengan rumus di
bawah ini:
d=

w3 - w1
w2 - w1

= Bobot jenis sampel (g/mL)

w1

= Bobot piknometer kosong (g)

w2

= Bobot piknometer + air

w3

= Bobot piknometer + sampel


(FI IV <981> hal 1030)

3. Penetapan Indeks Bias


Syarat: Antara 1.540 dan 1.542 pada suhu 20
Tujuan: Melakukan identifikasi dan pemeriksaan kemurnian
Prinsip: Penetapan indeks bias didasarkan pada perbandingan kecepatan
cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Harga indeks bias ditentukan dengan menggunakan cahaya lampu
natrium garis D pada 589,0 nm dan 589,6 nm dan suhu 25 C (atau
20 C). Indeks bias dinyatakan dengan hukum Snellius:
n=

c sin i

v sin r

n = indeks bias pada suatu medium


c = kecepatan cahaya dalam hampa udara
v = kecepatan cahaya dalam medium
i = sudut datang
r = sudut bias
Prosedur: zat sampel dimasukkan ke dalam alat refraktometer dan diukur
indeks biasnya
(FI IV <1001> hal 1030)

4. Uji Batas Logam Berat <371>


Syarat: Tidak lebih dari 40 bpj
Tujuan: menentukan batas logam berat yang terdapat dalam sediaan farmasi.
Prinsip: Cemaran logam berat yang dengan ion sulfida akan menghasilkan
warna pada kondisi penetapan, tidak boleh melebihi batas logam berat
yang tertera pada syarat monografi, di mana dinyatakan dalam % (bobot)
timbal dalam zat uji. Warna yang dihasilkan dibandingkan secara visual
seperti pada perbandingan visual spektrofotometrik hamburan cahaya
<1191> dengan pembanding larutan baku timbal.
Prosedur: Metode III
zat yang pada kondisi metode I tidak menghasilkan larutan jernih dan tidak
berwarna
zat yang karena sifat alam yang kompleks mengganggu pengendapan logam
oleh ion sulfide
minyak lemak dan minyak menguap
5. Zat Mudah Terarangkan, <411> FI IV hal 938
Syarat:
Tujuan:
Prinsip: Membandingkan warna larutan zat dalam H2SO4 p dengan larutan
padanannya (biasanya dalam monografi sudah disebutkan) yang terdapat
dalam wadah banding dari kaca tidak berwarna, tahan asam dan
mempunyai ukuran yang sama pada bagian dalam dan penampang
melintangnya.
Kadar H2SO4 yang dipakai = 95,07% 0,5%.

V.5 Metode-metode Analisis yang diusulkan dalam Pengujian Mutu Bahan Baku
dan Sediaan
1. Bahan Baku
a. Identifikasi Bahan Baku
Hidrokarbon :

Larutkan dalam 20 ml natrium hidroksida 0,5 N dalam tabung bersumbat 50


ml, tambahkan 18 ml air, campur: segera terjadi campuran jernih, yg dpt
menjadi keruh bila terpapar udara (FI IV, hal. 373)
Fenol :
Kocok 1 ml dgn 20 ml air, saring. Pd 5 ml filtrat tambahkan 1 tetes besi (III)
klorida LP: terjadi warna hijau keabu-abuan tetapi bukan biru atau lembayung
(FI IV, hal. 373)
KLT : Wagner/BP
IR : Identifikasi spektrum IR menggunakan Plat KBr. Spectrum yang
dihasilkan dibandingkan dengan baku pembanding.
Kromatografi Gas : Larutan uji: Larutkan 1 gr substansi untuk diuji dalam
anhydrous ethanol R dan larutkan dalam 5.0 ml dalam pelarut yang sama

Gas Pembawa: gashelium for chromatography R. (BP)


Fase diam: polymethylphenylsiloxane R (film thickness 0.25 m). (BP)
Bandingkan dengan kromatografi larutan pembanding

You might also like