You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara pusat plasma nutfah flora didunia,
berjuta-juta tanaman telah tumbuh dan dikenal disisni. Hal ini disebabkan karena
kondisi iklim serta letak geografi yang sangat menunjang. Namun hingga saat ini
kekayaan hayati tersebut belum semuanya dapat digali demi manfaatnya.
Salah satunya adalah tanaman hortikultura yang memiliki kontribusi yang
cukup besar terhadap manusia dan lingkungan. Manfaat produk hirtikultura bagi
manusia diantaranya adalah sebagai sumber pangan dan gizi, pendapatan
keluarga, pendapatan Negara, sedangakan bagi lingkungan adalah rasa
estetikanya, konservasi genetic sekaligus sebagai penyangga kelestarian alam.
Dari segi jenis tanaman yang diusahakan, hortikultura menekankan pada jenis
tanaman yang diusahakan, hortikultura menekankan pada jenis tanaman buahbuahan, sayuran, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan tanaman hias.
Pada umumnya produk hortikultura dikonsumsi dalam bentuk segar,
sehingga kadar air sangat menentukan kualitasnya, sehingga produk hortikultura
mudah rusak atau bersifat perishable. Produk hortikultura juga memerlukan
tenagakerja yang relative lebih banyak, demikian juga dengan hal permodalan,
hortilkultura memerlukan biaya investasi yang lebih besar disamping peralatannya
yang lebih mahal. Hal lain yang lebih penting adalah keterampilan tenaga kerja
yang profesioanal sangat diperlukan dalam budidaya tanaman hortikultura. Salah
satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan adalah jenis tanaman sayuran yaitu
tanaman wortel. Oleh karena itu penulis akan membahas tentang semua aspek
mengenai tanaman wortel dalam makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian manajemen Agribisnis Hortikultura.
2. Mengetahui aspek manajemen Input Tanaman wortel.
3. Mengetahui aspek manajemen Output Tanaman wortel.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Manajemen Agribisnis Hortikultura


Usaha hortikultura hendaknya dikelola secara professional, bukan hanya

sebuah usaha sampingan sebatas pemenuhan kebutuhan hidup atau tidak mengacu
pada pencapaian target keuntungan (profit oriented). Untuk mencapai target
keuntungan, usaha hortikultura dijalankan seperti halnya sebuah perusahaan
dengan kemampuan manajemen yang baik. Manajerial yang baik sangat
berpengaruh terhadap jatuh bangunnya suatu perusahaan. Untuk pemahaman lebih
lanjut, perlu kiranya mengetahui fungsi manajemen serta aspek-aspek yang perlu
dikelola dalam agribisnis hortikultura
Secara umum, manajemen merupakan cara mengatur satu atau beberapa
factor yang menunjang jalannya usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manajemen sangat diharapkan dan diperlukan agar
tidak terjadi benturan antara masing-masing faktor yang menyebabkan tujuan
tidak tercapai.
Dalam bisnis hortikultura, manajemen juga sangat diperlukan supaya
dapat berjalan dan mendapat hasil yang sesuai harapan. Pada manajemen sendiri
terdapat berbagai fungsi sebagai bagian dari proses manajemen. Semua fungsifungsi manajemen terdapat dalam setiap kegiatan usaha. Dalam bisnis
hortikultura,fungsi-fungsi itu mempunyai wujud yang berbeda, tergantung dari
faktor-faktor yang mempengaruhi dan jenis komoditas yang diusahakan. Adapaun
fungsi-fungsi manajemen yang terdapat dalam sebuah usaha Agribsinis
hortikultura, antara lain sebagai berikut :
1. Perencanaan
Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan sasaran dan arah yang
dipilih. Didalam perencanaan adanya kemampuan untuk meramalkan,
mewujudkan, dan melihat kedepan dengan dilandasi oleh tujuan-tujuan
tertentu.

2. Pengorganisasian
Fungsi ini merupakan tindakan mengatur dan membagi-bagi bidang
pekerjaan antara kelompok yang ada. Setelah terbentuk kelompok yang
diperlukan, fungsi pengorganisasian akan menentapkan dan memperinci
hubungan hubungan yang diperlukan.
3. Penggerakan
Penggerakan merupakan tindakan untuk merangsang anggota-anggota
kelompok agar melaksanakan tugas-tuga yang telah dibebankan dengan
baik dan antusias.
4. Pengawasan
Fungsi ini merupakan tindakan untuk mengawasi aktivitas-aktivitas yang
terkait agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Agar manajemen dapat mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya,
diperlukan sarana-sarana pendukung. Sarana-sarana tersebut terdiri dari
men (tenaga kerja manusia), money (uang yang diperlukan), methods
( cara untuk mencapai tujuan), material (bahan yang diperlukan), machine
(alat yang diperlukan), dan market (pasar, sebagai tempat untuk menjual
hasil produksi). Tanpa adanya sarana-saran tersebut, manajemen tidak
akan mencapai tujuannya.
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa manejemen
merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sarana atau
sumber-sumber daya.
2.2

Aspek-aspek Manajemen Hortikultura


Dalam bisnis hortikultura dan bisnis lainnya, ada beberapa aspek utama

yang sangat memerlukan manajemen. Aspek utamanya yaitu memerlukan


manajemen yang tepat antara lain sebgai berikut :

A. Aspek produksi
Persiapan produksi
Sebelum usaha hortikultura dimulai, segala sesuatunya perlu
dipertimbangkan secara matang agar tidak ada kekhawatiran dan
penyesalan saat sudah berjalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan
dipertimmbangkan antara lain perencanaan produk dan perencanaan lokasi
usaha.
1. Perencanaan produk
Faktor-faktor yang diperlukan dalam memilih jenis produk antara
lain,

kegunaan

julah

permintaan

pasar,

kemungkinan

pengembangan, potensi penjualan, persaingan, faktor budidaya,


dan umur panen. Gabungan faktor ini menunjukan profil wortel
yang sesungguhnya. Kelemahan atau kekuatan yang timbul bila
memproduksi wortel tersebut akan terlihat
2. Perencanaan lokasi
Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh positif bagi
kelangsungan usaha. Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi perlu
mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh. Selain itu
juga, perlu melihat prospek lokasi tersebut pada masa yang akan
datang. Lokasi yang dipilih sebaiknya dapat mendukung untuk
mendatangkan keuntungan terbesar. Selain itu, lokasi yang akan
digunnakan sangat berpotensi tinggi unntuk kegiatan usaha.
B. Aspek pemasaran
Pasar sangat penting untuk kelangsungan produksi. Jika kemampuan
pasar untuk menyerap

produksi sangat tinnggi maka tidak menjadi

masalah. Dengan penentuan harga jual yang tepat, keunntungan akan


mudah diperoleh. Sebaliknya, bila pasar tidak menyediakan kemungkinan
menyerap produk, mau tidak mau usaha yang dirintis akan mengalami
kerugian. Jika produksi telah berjalan maka keberhasilan pengusaha
hortikultura ditentukan oleh kemampuannya dalam menganalisis dan
mengantisipasi pasar.
Perubahan dan perkembangan yang terjadi dipasar sebaiknya dapat
dianalisis secara akurat. Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh

seorang pengusaha hortikultusebelum melangkah keaspek pemasaran. Hal


tersebut adalah sasaran pemasaran, persaingan, strategi pemasaran.
1. Sasaran pemasaran
Berkaitan erat dengan pemilihan jenis hortikultura yang akan
diproduksi. Ada beberapa pertanyaan yang harus terjawab dengan
baik. Siapa konsumen yang akan dituju? Berapa besar kira-kira
permintaanya? Apa yang menjadi motif masyarakat membeli
wortel ? cocokkah produksi kita dengan selera masyarakat?
Semuanya tergantung pada keadaan sosial konsumen dan daya
belinya.
2. Persaingan
Merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang usaha. Apalagi
dibidang hortikultura karena umunya bidang ini tidak mengenal
monopoli. Jadi semua produk hortikultura bersaing bebas
dipasaran. Oleh karena itu, usaha menghadapi dan mengatasi
persaingan harus dipikirkan agar produksi kita laku dipasaran.
3. Strategi pemasaran
Suatu tindakan penyesuaian sebagai reaksi terhadap situasi pasar
dengan berdasarkan pertimbangan yang wajar. Tindakan-tindakan
yang diambil tersebut merupakan pendekatan terhadap berbagai
faktor, baik dari luar maupun dari dalam.
C. Aspek permodalan dan aspek keuangan
Modal dan keuangan merupakan aspek penting dalam kegiatan suatu
bisnis. Tanpa modal, usaha tidak dapat berjalan walaupun syarat-syarat
lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki. Dilihat dari segi
manajemen modern, modal dan keuangan hanya merupakan salah satu
aspek fungsional manajemen, disamping pemasaran, produksi dan aspek
personalia atau tenaga kerja. Jika aspek-aspek ini diterapkan asecra
proporsional, akan diperoleh keseimbangan dalam melakukan perencanaan
atau tindakan.
Pengendalian keuangan haruslah berdasarkan pedoman, perencanaan,
dan aturan. Perencanaan keuangan secara terinci baik pertahun, permisim,
perbulan, atau per minggu berdasarkan periode waktu tertentu hendaknya
dibuat. Semua data mengenai keuangan dimasukan dalam pembukuan
yang teratur dan hendaknya disiplin dalam mengisinya.
5

Sistem keuangan mengatur sirkulasi modal seluruh kegiatan usaha,


mulai dari investasi dasar sebagai awal usaha hingga dana untuk modal
operasi. Dana untuk modal investasi biasanya digunakan untuk pembelian
atau penyewaan lahan, pengolahan lahan, pembelian pupuk, pembelian
peralatan dan lain-lain. Sementara bentuk modal operasi merupakan
pelancar utnuk menjalankan kegiatan usaha sehari-hari atau modal kerja.
Dalam semua bisnis, modal kerja merupakan suatu dana yang mutlak
diperlukan untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran usaha. Modal
kerja ini berfungsi antara lain :
1. Menyediakan keuangan yang memadat utnuk periode waktu
2.

tertentu, sesuai dengan besarnya kebutuhan


Sebagi uang kas utnuk pembayran gaji tenaga kerja dan ongkos
operasional harian bagian produksi, administrasi, serta keperluan

2.3

lain yang membutuhkan biaya.


Manajemen Input Produksi Tanaman Wortel
2.3.1 Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sumber benih yang menjadi
bibit harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Tanaman tumbuh subur dan kuat.
2) Bebas hama dan penyakit/sehat.
3) Bentuknya seragam.
4) Dari jenis yang berumur pendek.
5) Berproduksi tinggi.

b. Penyiapan benih
Wortel diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya. Biji (benih)
wortel dapat dibeli di toko-toko sarana produksi pertanian terdekat, tetapi
dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal
dan non hibrida. Para petani di sentra produksi sayuran sudah umum
mempraktikan pembenihan (pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap
pekerjaan sebagai berikut:
1) Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua ( 3 bulan),
tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan
tadi, kemudian amati umbinya. Umbi wortel yang baik dan sehat
jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit
mengkilap kuning/jingga dan halus.
2) Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga bagian, pangkas pula
tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat pada umbi.
3) Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel dapat bentuk
bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk kandang
optimal).
4) Buat lubang tanam dengan alat bantu cangkul/tunggal pada jarak
tanam 40-60 cm x 40-60 cm.
5) Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan tanahnya perlahanlahan hingga menutup bagian leher batang.
6) Buat alur-alur dangkal di sepanjang barisan tanaman (umbi) wortel
sejauh 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh tugal).
7) Lakukan pemberian pupuk buatan berupa campuran ZA+SP+KCL
(1:2:2) sebanyak 10 gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut segera
ditutup dengan tanah tipis.
8) Pelihara kebun bibit wortel selama 3 bulan hingga menghasilkan
tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.
9) Petik tangkai buah wortel yang sudah tua (kering), lalu jemur hingga
kering untuk diambil biji-bijinya.

c.

Teknik Penyemaian Benih


Biji wortel ditaburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan

merata dibedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak


barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan
penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain.
Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 1150-200 gram. Para
petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap
hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
d. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama ditanam, pemeliharaan wortel relative mudah, yakni penyiangan
bersamaan dengan pemupukan pada waktu tanaman berumur 1 bulan sejak
tanam. Pupuk yang diberikan berupa ZA 2 kuintal dan ZK 1 kuintal/hektar
diletakkan sejauh 5 cm dari batangnya, baik sejajar dengan barisan
maupun dilarutkan dalam air untuk disiramkan kepada tanah. Untuk
merangsang pembentukan umbi yang optimal perlu ditunjang pembubunan
dan pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya
sangat rapat. Sisakan tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada
jarak 5-10 cm. Untuk mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan
S. daucisi penyerang daun serta lalat Psilarosae pelubang umbi wortel
perlu disemprot insektisida yang dianjurkan, missal Folidol 0,2 %.
2.3.2 Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1
bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh
tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya
dapat tinggi.
b. Penyiangan
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan
pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara
dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat
tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan
tanaman dan pemupukan susulan.
Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat
bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan
agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar barisan

tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal


c.

batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.


Pembubunan
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat
tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat

pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.


d. Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah urea atau
ZA. Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu
pemberian pupuk susulan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan.
Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata
dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam
lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera
ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
e.
Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang
memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari,
terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar,
maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan
f.

adalah agar tanah tidak kekeringan.


Waktu Penyemprotan Pestisida
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan
insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada saat tanam atau
disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang

dianjurkan.
2.3.3 Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut:
1)
Tanaman wortel yang telah berumur 3 bulan sejak sebar benih
atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur 100120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All
Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar
2)

lokal Lembang 100-110 hst.


Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang
terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan
berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan.

Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi


berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
Khusus bila dipanen umur muda atau "Baby Carrot" dapat
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1)
umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam.
2)
ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10
cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
b. Cara Panen
Cara panen wortel relatif gampang, yaitu dengan mencabut seluruh
tanaman bersama umbinya. Tanaman yang baik dan dipelihara secara
2.4

intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar.


Manajemen Output Tanaman Wortel
a. Wortel kering
Pembuatan wortel kering meliputi tahapan sebagai berikut : 1)
persiapan bahan baku dan sortasi, 2) pencucian, 3) penirisan I, 4)
pengupasan, 5) pengirisan, 6) blansing, 7) penirisan II, dan 8)
pengeringan. Bahan baku yang digunakan adalah wortel dan dipanen pada
umur 3 bulan sejak penanaman benih di lapangan. Setelah panen,
dilakukan sortasi untuk memisahkan wortel yang rusak atau busuk dengan
wortel yang baik. Wortel yang telah disortasi kemudian dicuci dengan air
bersih yang mengalir. Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan wortel. Penirisan
dilakukan setelah proses pencucian yang bertujuan agar air sisa hasil
pencucian dapat berkurang. Setelah penirisan, dilakukan pengupasan
untuk memisahkan kulit dari daging wortel sehingga daging dan kulit
menjadi terpisah. Selanjutnya dilakukan pengirisan untuk mendapatkan
ukuran yang lebih kecil sehingga memudahkan dalam proses berikutnya.
Wortel diiris dengan ukuran kira-kira 2 mm.
Kegiatan lainnya adalah blansing. Blansing dilakukan untuk
menonaktifkan enzim, memperoleh tekstur jaringan yang lunak dan
mempertahankan warna asal. Perlakuan blansing menggunakan media uap
dengan suhu dan waktu blansing 75C dan lama waktu 20 menit. Penirisan
dilakukan setelah proses blansing yang bertujuan menghilangkan sisa-sisa
air yang melekat pada permukaan irisan wortel. Selanjutnya dilakukan
pengeringan.
b. Manisan wortel
10

Bahan baku utama yang digunakan adalah wortel. Wortel dipilih


yang bentuk umbinya bulat panjang dengan ujung yang tumpul dan dipilih
yang mempunyai ukuran diameter sedang. Prosedur pembuatan manisan
wortel terdiri dari pengupasan, pencucian, pemotongan (pengirisan),
perendaman dalam larutan kapur, pencucian, blansing, perendaman dalam
larutan gula dan pengeringan.
Dalam pengupasan, kulit tipis yang terdapat pada wortel dikupas,
tujuannya untuk menghilangkan bagian kulit yang tidak digunakan untuk
pembuatan manisan. Daging umbi yang telah dikupas selanjutnya dicuci
dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada umbi
dan untuk mengurangi mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Lapisan
daging umbi yang telah bersih kemudian dipotong-potong dengan ukuran
kecil-kecil. Setelah direndam dalam larutan garam, irisan umbi wortel
selanjutnya direndam dalam larutan kapur dengan konsentrasi 3% dan
lama perendaman 2 jam. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan sisasisa kapur yang masih menempel pada permukaan kulit bagian luar wortel.
Tahap berikutnya wortel diblansing dengan cara direbus pada air
yang bersuhu 90C selama 5 menit. Tujuan blansing adalah untuk
menginaktifkan enzim-enzim yang dapat mengakibatkan perubahan yang
tidak diinginkan terhadap warna, aroma atau nilai gizi selama produk
disimpan. Wortel yang telah diblansing, kemudian direndam dalam larutan
gula selama 7 hari dan konsentrasi 70%, selanjutnya dilakukan
pengeringan dengan temperatur 50C selama 24 jam sampai diperoleh
manisan wortel yang kering.
c. Sirup Wortel
Tahapan proses pembuatan sirup wortel adalah sebagai berikut : 1. Pada
wortel segar dilakukan pengupasan untuk memisahkan bagian yang
diperlukan dan bagian yang tidak diperlukan, kemudian dicuci dengan air
bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada wortel.
2. Wortel yang telah bersih kemudian dipotong-potong untuk
mempermudah dan mempercepat proses penghancuran. Setelah dipotongpotong, wortel kemudian dihancurkan dengan menggunakan juicer,
dimana alat juicer ini berfungsi untuk menghancurkan bahan yakni wortel
sekaligus menyaring bahan sehingga didapat sari wortel.

11

3. Ampas yang dihasilkan pada proses di atas kemudian disaring dengan


menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah untuk
mengambil

sarinya

yang

mungkin

tidak

terbawa

pada

proses

penghancuran dan penyaringan dengan alat juicer.


4. Sari wortel yang dihasilkan kemudian ditambah gula dengan konsentrasi
0,3% dan ditambah CMC dengan konsentrasi 0,6%.
5. Dilakukan pemanasan sampai mendidih selama 5 - 10 menit.
6. Dilakukan proses pembotolan dimana botol dan tutup yang akan
digunakan terlebih dahulu disterilkan pada suhu 105C selama 15 menit,
kemudian sirup wortel yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam botol
dalam keadaan panas dengan tujuan untuk mengganti udara yang ada
dalam botol dengan uap panas dari sirup wortel sehingga didapat keadaan
hampa udara (exhausting). Selanjutnya dilakukan penutupan botol.

12

BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pasar sangat penting untuk kelangsungan produksi. Dengan penentuan harga
jual yang tepat, keunntungan akan mudah diperoleh. Sebaliknya, bila pasar tidak
menyediakan kemungkinan menyerap produk, mau tidak mau usaha yang dirintis
akan mengalami kerugian. Jika produksi telah berjalan maka keberhasilan
pengusaha hortikultura ditentukan oleh kemampuannya dalam menganalisis dan
mengantisipasi pasar.
Dalam bisnis hortikultura, manajemen juga sangat diperlukan supaya dapat
berjalan dan mendapat hasil yang sesuai harapan. Pada manajemen sendiri
terdapat berbagai fungsi sebagai bagian dari proses manajemen. Semua fungsifungsi manajemen terdapat dalam setiap kegiatan usaha. Dalam bisnis
hortikultura,fungsi-fungsi itu mempunyai wujud yang berbeda, tergantung dari
faktor-faktor yang mempengaruhi dan jenis komoditas yang diusahakan. Adapaun
fungsi-fungsi manajemen yang terdapat dalam sebuah usaha Agribsinis
hortikultura, antara lain:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penggerakan
4. Pengawasan
Manajemen Input Produksi Tanaman Wortel Meliputi:
1. Pembibitan
2. Pemeliharaan Tanaman
3. Panen
Manajemen output tanaman wortel digunakan dalam mengatur hasil output
yang tidak tahan lama menjadi beberapa olahan, antara lain wortel kering,
manisan wortel, dan sirup wortel.
1.2. Saran
Sebaiknya petani memanfaatkan informasi tentang komoditi wortel baik itu
mengenai harga, produksi, dan pengolahan Tanaman Wortel.
DAFTAR PUSTAKA

13

Ashari, Sumeru. 2006. Edisi Revisi Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta:


Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Cahyono, Bambang. 2006. Wortel Teknik Budi Daya dan Analisis Usahatani.
Yogyakarta : Kanisius.
Hernowo, Bambang. 2011. Panduan Sukses Bertanam 20 Buah dan Sayuran.
Klaten: Cable Book.
Rukmana, Rahmat. 1995. Bertanam wortel. Yogyakarta : Kanisius.
Semangun, Haryono. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura Di
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permana A, EM Sutrisna dan Tanti Azizah S. 2010. Efek Diuretik EkstrakEtanol
70 % Daun Wortel (DaucusCarota L.) Pada Tikus Putih
JantanGalur Wistar.Jurnal Penelitian Sainsdan Teknologi.
2(1):1-10

14

You might also like