You are on page 1of 13

ANALISA AIR

PENGUKURAN PARAMETER FISIK AIR

I.

TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa mampu untuk menggunakan alat waterproof cyberscan PCD 650


dengan baik dan benar dalam mengukur parameter fisik air seperti, pH,
Konduktivitas, TDS, resistivitas, dan Kadar oksigen (DO)

II.

ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. Waterproof cyberscan PCD 650
2. Gelas kimia 500 ml

B. BAHAN
1. Sampel air kemasan
2. Aquadest

III.

DASAR TEORI

Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan
dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten peradaban
manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu
pengembangan dan pengolahan sumber daya air merupakan dasar pada peradaban
manusia (Sunaryo, dkk, 2005).
Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O salah satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen.
Air berbentuk tidak berwarna, tidak berasa serta tidak berbau pada keadaan standar,
yakni pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273, 15 k (0C).
Zat kimia ini adalah satu pelarut yang mutlak, yang mempunyai kekuatan untuk
melarutkan banyak zat kimia yang lain, layaknya garam-garam, gula, asam, lebih dari
satu tipe gas. Kondisi air yang berupa cair adalah satu kondisi yang tidak umum
didalam keadaan normal, ditambah lagi memperhatikan jalinan pada hidrida-hidrida
lain yang serupa didalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan
bahwa air semestinya berupa gas, sebagaimana hidrogen sulfida.
Pada tabel periodik, tampak bahwa unsur-unsur yang melingkari oksigen
merupakan nitrogen, flor, serta fosfor, sulfur serta klor. Seluruh elemen-elemen ini
jika berikatan dengan hidrogen dapat membuahkan gas pada temperatur serta tekanan
normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase
berkeadaan cair, merupakan dikarenakan oksigen lebih berbentuk elektronegatif.
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan tambah lebih kuat daripada
yang dikerjakan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua
atom hidrogen, serta jumlah muatan negative oksigennya.
Adanya muatan pada masing-masing atom tersebut bikin molekul air mempunyai
sebanyak momen dipol. Style tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air
disebabkan adanya dipol ini menyebabkan tiap-tiap molekulnya saling berdekatan,
membuatnya sukar untuk dipisahkan . Air kerap dimaksud untuk jadikan pelarut
universal dikarenakan air melarutkan banyak zat kimia. Air ada didalam
kesetimbangan dinamis pada fase cair serta padat dibawah tekanan serta temperatur

standar. Didalam wujud ion, air bisa digambarkan untuk jadikan sesuatu ion hidrogen
(H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sesuatu ion hidroksida (OH-).

A. Kadar Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen )


Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen
kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk
beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut
tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat
aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air,
mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air (Illahude, 1999: 36).
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter
air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran
air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen
terlarut merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan
masssa air serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi. Kadar
oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan
atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas
fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan
oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di
laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan
kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis
kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan
jumlahoksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah,
dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat
sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain
itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya
oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping

paramter lain yang sering digunakan sepertiBOD dan COD dalam suatu perairan (Hutabarat
dan Evans, 2006: 67).
Didalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen
kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk
beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut
tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat
aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air,
mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Jika reaksi
penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar oksigen pun akan menurun.
Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen kimia
tersebut. Keadaan demikian merupakan pencemaran berat pada air(Anonim, 2009: 1).
Umumnya, air mengandung 4-6 ppm oksigen, air pegunungan dapat mengandung
sampai 8 ppm oksigen. Dengan kemajuan teknologi Jerman sekarang ini memungkinkan
untuk meningkatkan kandungan oksigen di air sampai dengan 80 ppm. Pada kondisi normal,
oksigen yang kita hirup dari udara diserap oleh alveoli paru-paru. Namun pada keadaan
hipoksia (kekurangan oksigen), tubuh manusia berkemampuan menangkap oksigen dari
pencernaan secara difusi. Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. Pakdaman M.D. yang
mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh mengkonsumsi air beroksigen tinggi di
dalam darah. Beliau memgemukakan bahwa tekanan parsial oksigen di dalam darah (pO2)
merupakan parameter yang penting yang menentukan kandungan oksigen di dalam darah.
Penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan tekanan parsial oksigen di dalam darah
setelah minum air minum beroksigen tinggi (Nontji, 2002: 92).
DO atau kadar oksigen terlarut menyatakan kandungan oksigen di dalam air.
Kemampuan air dalam melarutkan oksigen sangat tergantung pada suhu air, tekanan gas
oksigen dan kemurnian air. Terapi pemberian oksigen melalui saluran pernafasan (dihirup
melalui hidung) Bagian per sejuta. Merupakan satuan jumlah yang sangat kecil. 1ppm = 1
bagian / 1.000.000 jadi air yang mengandung oksigen 80ppm = 80 miligram oksigen dalam 1
liter air (Ridwan, 2006: 56).

Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk


mengetahui gerakan masssa air serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses
kimia dan biologi . Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian
(diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence)
massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air.
Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas
sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan
tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10.
Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme akuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah
pakan yang dimakan, aktivitas, suhu, dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat
menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Bila dalam suatu kolam kandungan
oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan
pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik. Pada perairan yang mengandung deterjen,
suplai oksigen dari udara dalam air sangat sedikit (Illahude, 1999: 36).
Oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses
fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti
ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri. Oksigen
terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup inilah beberapa
manfaatnya, untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik, sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas, hasil fotosintesis
organisme yang hidup (Mulyanto, 2009: 2).
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi
bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun.
Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan.
Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa
kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena
peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke

lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya. Kecepatan difusi oksigen dari
udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan
massa, air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut (Anonim, 2009:1).
B. pH pada Air
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau

kebasaan yang

dimiliki

oleh

suatu larutan.

Ia

didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H ) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Sren Peder
Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p"
pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan
untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga
berarti

pangkat),

dan

ada

pula

yang

merujuk

pada

kata potential. Jens

Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen
bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0.
Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH
lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting
dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia
sepertikimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmupangan, rekayasa (keteknikan),dan osea
-nografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun
dalam frekuensi yang lebih rendah.

C. Konduktivitas
Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan suatu cairan untuk
menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas). DHL pada air merupakan
ekspresi numerik yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
arus listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi,

semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL bergantung kepada kehadiran ion-ion
anorganik, valensi, suhu, serta konsentrasi total maupun relatifnya.
Konduktivitas dinyatakan dengan satuan p mhos/cm atau p Siemens/cm. Dalam
analisa air, satuan yang biasa digunakan adalah mhos/cm. Air suling (aquades) memiliki
nilai DHL sekitar 1 mhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 1500 mhos/cm
(Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Besarnya daya hantar listrik bergantung pada kandungan ion anorganik (TDS)
yang disebut juga materi tersuspensi. Hubungan antara TDS dan DHL dinyatakan dalam
persamaan (2.1) (Metcalf & Eddy : 1991 dalam Effendi, 2003).
TDS (mg/L) = DHL (mmhos/cm atau ds/m) x 640

(2.1)

Nilai TDS biasanya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada penentuan nilai TDS,
bahan-bahan yang mudah menguap (volatile) tidak terukur karena melibatkan proses
pemanasan. Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter dengan satuan
mhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion yang terlarut dalam contoh air
berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Batas waktu maksimum pengukuran yang
direkomendasikan adalah 28 hari. Menurut APHA, AWWA (1992) dalam Effendi (2003)
diketahui bahwa pengukuran DHL berguna dalam hal sebagai berikut :

Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air destilasi.

Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.

Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air.

Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.

Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.

Jadi,penggunan DHL sebagai parameter kuaitas air bertujuan untuk mengukur


kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan
mineral dalam air. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion
untuk menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat dijadikan
indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik yang ditunjukkan

padakonduktivitimeter berarti semakin besar kemampuan kation dan anion yang terdapat
dalam contoh air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.

D. TDS dan TSS


Uji TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk menguji
kadar total padatan terlarut dalam suatu bahanmakanan. Bahan makanan yang
dicuciterlalu lama akan menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam jumlah
banyak, selainitu pemanasan yang terlalu lama juga dapat menyebabkan hilangnya
kandungan gizidalam bahan makanan tersebut.Larutan adalah campuran homogen yang
terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat
lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Zat Padat Tersuspensi
dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu
bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Jumlah
padatan tersuspensi dapat dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan
mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi
regenerasi oksigen serta fotosintesis (Misnani, 2010).
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas badan
air karena dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi
kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar
matahari masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan,
mencegah telur berkembang. Ketika suspended solid tenang di dasar badan air, dapat
menyembunyikan telur dan terjadi pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan
pengerukan yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan TSS dalam badan air
sering menunjukan konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam
didalam air (Margareth, 2009).
Sedangkan TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
organic maupun anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan
definisi di atas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati

saringan yang berdiameter 2 mikrometer (210-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan
adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan
aquarium, kolam renang, proses kimia, dan pembuatan air mineral. Setidaknya, kita dapat
mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk
keperluan kimia misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, dan makanan (Misnani,
2010).
Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak
tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m. Padatan ini terdiri
dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garamgaramnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang
umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul
sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan
industri pencucian.
Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat organik
yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara estetis tidak
menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan beberapa zat organik
terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut khususnya zat
terlarut dan anggota golongan halogen akan bergabung membentuk senyawa yang
bersifat lebih dapat diterima daripada bentuk tunggalnya (Misnani, 2010).

E. Resistivitas dalam Air


Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus
listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode aktif, yaitu pengukuran
dengan memberikan arus listrik (I) melalui elektroda arus dan mengukur beda potensial
(

pada elektroda potensial. Sesuai dengan hukum ohm, maka harga resistivias dapat

dihitung dari perhitungan R sama dengan


harga ukur
Mohm)

dibagi dengan I. Syarat untuk memperoleh

yang benar adalah input Impedansi dari volt meter harus besar (>10

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN
A. Petunjuk Penggunaan Alat
1. Alat Waterproof Cyberscan PCD 650 dalam pengoperasiannya memakai 2
sumber arus listrik yaitu dari baterai dan sumber arus listrik PLN, jika dalam
pengoperasiannya akan menggunakan sumber arus PLN pastikan batere yang
terdapat didalam alat dilepas terlebih dahulu untuk menghindari korsleting yang
berakibat akan merusak alat.
2. Alat Waterproof Cyberscan PCD 650 merupakan alat yang memiliki tingkat
akurasi dan presisi yang tinggi, jadi pastikan setelah memakai alat elektroda nya
dibilas dan dibersihkan.
3. Tidak dibenarkan dan dianjurkan merubah settingan alat selain yang diberikan
oleh instruktur dan teknisi.

B. PENGUKURAN PARAMETER FISIK SAMPEL


1. Menyiapkan beberapa jenis sampel air kemasan dan memasukkannya dalam
gelas kimia 500 ml serta melebelinya.
2. Menghubungkan kabel daya bke sumber arus PLN dan menekan tombol F4 (On)
selama 3 detik
3. Memasukkan elektroda ke dalam larutan/cairan yang akan diukur minimal 1/3
bagian elektroda yang terendam, menunggu beberapa saat sampai pembacaannya
stabil, mencatat pH yang terlihat di layar.
4. Menekan tombol F3 (Mode) beberapa kali sampai terdapat tulisan measuring
cond pada layar
5. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil dan mencatat
hasilnya
6. Menekan tombol F3 (Mode) beberapa kali sampai terdapat tulisan measuring
TDS pada layar
7. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil dan mencatat
hasilnya
8. Menekan tombol F3 (Mode) beberapa kali sampai terdapat tulisan measuring Res
pada layar

9. Menunggu beberapa saat sampai didapat pembacaan yang stabil dan mencatat
hasilnya
10. Untuk

pembacaan

Dissolved

Oxygen

dan

menggunakan cara yang sama seperti langkah di atas.

Oxygen

Consentration

V.

NO

4
5
6

DATA PENGAMATAN

JENIS

Suhu

SAMPEL

(oC)

Air Keran
Air Mineral

pH

8,79

28

6,78

27,25

6,16

27,5

7,04

18,7

5,22

24,3

11,21

Nestle
Air Mineral
Alfa
Air Danau
Opi
Super O2
Pocari
Sweat
Frestea

TDS

RESISTIVITY

(ppm)

(k)

134,9

120,9

4,129

66

3,24

134,5

121,1

4,137

65,3

5,03

118,4

41,56

12,21

66,1

5,28

118,2

106,6

4,77

66,9

5,28

4,50

4,22

117,2

70,3

6,14

230,0

68,5

5,76

1,143

68,2

5,51

VITY
(mS)

26,4

26,9
7

CONDUCTI-

2,410

2,169 x
10-3

% DO

KONSENTRA
SI DO (ppm)

8,78
490,4

435,7

You might also like