You are on page 1of 53

1

PEMBELAJARAN ATLETIK
PENDAHULUAN
Apakah anda pernah mengajarkan atletik kepada anak-anak Sekolah Dasar.
Mungkin jawabannya ya, atau juga mungkin tidak. Padahal atletik adalah cabang
alahraga yang wajib diberikan di semua jenjang pendidikan (SK. Mendikbud No. 041/U/
1987). Mengapa SK Mendikbud tersebut sampai turun ? karena atletik adalah ibu dari
semua cabang olahraga. Itu sebabnya atletik penting sejak anak-anak usia dini.
Jika anak-anak tidak senang pelajaran atletik mungkin karena yang diajarkan
sama dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa. Mereka akan bosan dan
menghindar dari kegiatan atletik. Untuk anak-anak sekolah dasar materi atletik berbeda
dengan mereka yang sudah dewasa, perbedaan itu ditinjau dari tingkat kemampuan atas
dasar kelas yang digolongkan dalam 3 tingkatan, yaitu kelas I-II, kelas III-IV, dan kelas
V-VI. (Soepartono, 2004: 2). Ikutilah modul 1 s/d 3 atletik untuk Sekolah Dasar ini
secara berturut-turut. Cermati isi dan contoh-contohnya. Setelah dapat memahami,
akhirnya kita sependapat bahwa atletik sebenarnya menarik, menyenangkan, dan
disenangi anak-anak.
Modul ini disiapkan secara khusus bagi guru penjas yang mengajar di sekolah
dasar untuk membantu meningkatkan kemampuan mengajar atletik. Materinya akan
dipilih sesederhana mungkin disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
Kemudian dikemas dalam bentuk permainan sederhana, mudah dilaksanakan karena
gerakannya dipilih yang sesederhana mungkin. (Mochamad Djumidar, 2004: 5).
Beberapa alat yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak dan bisa

2
diperoleh

di

sekitar

lingkungan

Sekolah.

Yang

dipentingkan

adalah

faktor

kegembiraannya, dengan demikian anak tetap tertarik dan menyenangi atletik.

Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan mempelajari modul ini diharapkan dapat:


1 Mengenal dasar-dasar gerakan atletik dalam bentuk permainan
2 Mengenal metode pembelajaran atletik yang dimodifikasi disesuaikan dengan usia dan
tingkat perkembangan anak
3 Dapat menerapkan teori dan praktek pembelajaran atletik di Sekolah Dasar

Deskripsi singkat urutan bahasan

1 Dasar-dasar gerakan jalan dan lari


2 Dasar-dasar gerakan lompat
3 Dasar-dasar gerakan lempar

Dalam modul ini ketiga bagian di atas tidak disajikan secara terpisah agar dalam praktek
pembelajarannya unsur kegembiraan dan dinamika gerakannya tetap belakang
terpelihara. Penyampaian materi disampaikan dalam gambar-gambar sehingga dapat
dibaca oleh kalangan mana saja baik guru yang memiliki latar belakang olahraga ataupun
guru umum, (Hans Katzenbogner dan Michael Medler, 1996).
Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut:
Modul 1 untuk kelas I dan kelas II

3
Modul 2 untuk kelas III dan kelas IV
Modul 3 untuk kelas V dan VI
Ketiga modul di atas semuannya mengandung isi gerakan dasar jalan dan lari, gerakan
dasar lompat dan gerakan dasar lempar. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah
tingkat kesulitan gerakannya. Seperti telah disinggung di atas, pada usia tertentu anak
mempunyai tingkat perkembangan kemampuan dan pengalaman gerak yang berbedabeda. Jadi secara berurutan bahasan materi belajar untuk masing-masing modul disajikan
sebagai berikut:
1 Uraian singkat dan contoh gerakan dasar jalan dan lari dalam bentuk permainan
2 Uraian singkat dan contoh gerakan dasar lompat dalam bentuk permainan
3 Uraian singkat dan contoh gerakan dasar lempar dalam bentuk permainan

MODUL 1

PEMBELAJARAN ATLETIK KELAS I DAN II


Isi penting yang tersirat dalam modul I adalah bahwa atletik untuk anak-anak
sekolah dasar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Pengertian ini
menjadi dasar pengertian perlunya ditinjau kembali metodik pengajaran yang sekarang
berlangsung di Sekolah Dasar.
Atletik di SD saat ini makin menjadi pelajaran yang kurang disenangi, ironis
sekali, padahal atletik adalah dasar dari semua cabang olahraga. Lalu apa yang menjadi
sebab di Sekolah Dasar perhatian terhadap atletik semakin kurang. Hampir pasti
disebabakan oleh model pembelajaran yang tidak menyesuaikan dengan karakteristik
kemampuan dan perkembangan anak.
Model inilah yang sampai sekarang ini berlangsung karena kurang disenangi, lalu
hampir tidak pernah diajarkan. Apakah langkah kita sekarang, untuk menyesuaikan
dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak Sekolah Dasar, maka atletik harus
dimodifikasi. Penekanannya pada aspek bermain, karena ini merupakan bagian dari
kehidupan anak. Terutama bagi anak yang kurang berbakat, atletik disajikan dalam
bentuk permainan menjadi kegiatan yang menarik. Tujuan modifikasi atletik ini ialah
agar sejak awal unsur-unsur gerak dasar atletik dapat diperkenalkan kepada anak secara
menarik dan menyenangkan.

5
A. Dasar- dasar gerak lari dan jalan
1. Lari adalah nomor atletik yang menjadi dasar dari hampir semua cabang olahraga,
paling tidak dalam pemanasan (warming up), lari menjadi bagian penting sehingga
harus diajarkan kepada semua anak.
Guru dalam mengajar pendidikan jasmani harus selalu memikirkan tentang
bagaimana bagian dari materi pelajaran lari dapat dibuat semenarik dan
menyenangkan mungkin. Bentuk lintasan, susunan kelompok, peralatan yang
digunakan dan gerakan larinya harus bervariasi. Berbagai gerakan lari yang dapat
dilakukan misalnya: lari maju, mundur, dan ke samping, pada lintasan lurus dan
lintasan berkelok-kelok, cepat dan lambat, menanjak atau menurun, menaiki atau
menuruni tangga, dengan irama, sendirian, berpasangan, di bukit, di jalan, dalam
bentuk estafet dan lain-lain.
Untuk materi pelajaran pendidikan jasmani di SD kelas I-II tentu saja tidak semua
variasi seperti contoh di atas ditampilkan. Materi harus dipilih dan disesuaiakan
dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan anak ( + 6-8 tahun ). Pada masa ini
koordinasi gerak belum sempurna, sangat aktif, konsentrasi kurang, serta ingin tahu,
imajinatif, senang membentuk kelompok kecil, laki-laki perempuan mempunyai
minat sama, mudah gembira karena pujian dan mudah sedih karena dikritik. Dengan
memperhatikan ciri-ciri di atas, maka materi pelajaran harus disesuaikan.
2. Contoh berbagai variasi lari dan jalan untuk kelas I dan II SD
@ Berbagai bentuk gerakan lari / jalan

Lari / jalan ke depan

Lari / jalan ke belakang

Lari angkat paha

Lari / jalan silang ke samping

Lari langkah kuda

Lari / jalan membawa benda

Lari / jalan lintasan berkelok-kelok

Lari / jalan naik / turun tangga

@ Anak bertemu satu dengan yang lain dengan gerakan jalan / lari :

Bersalaman

Menepukkan satu tangan dengan tangan lawan

Menepukkan kedua tang dengan tangan lawan

Bergandengan pada siku membuat satu putaran

Bergandengan tangan setinggi bahu, membuat putaran

Bergandengan dua tangan membuat satu putaran

Gerakan-gerakan tersebut di atas bisa dilakukan dengan jalan dan lari.

7
3. Contoh lari dalam bentuk permainan
@ Lari / jalan bebas mengikuti garis yang dibuat di lantai memungkingkan mereka
bertemu satu dengan yang lain. Bila mereka bertemu harus melakukan tugas yang
diperintahkan oleh guru. Misalnya bertepuk satu / dua tangan, bergandengan
membuat lingkaran dan sebagainya.

@ Mereka berlari berpasangan, nomor ganjil belok ke kanan dan pasangan nomor
genap berbelok ke kiri. Bisa dibuat berbagai variasi lain misalnya waku berbelok
pasangan berpisah ke kanan dan ke kiri. Pada setiap belokan bentuk gerakan lainnya
bisa berganti. Misalnya angkat paha, lari menyamping, dan lain-lain

@ Pelari terdepan membuat gerakan tertentu, yang dibelakangnya menirukan.

@ Bangku yang diatur berderet (slalom) dapat memberi berbagai kemungkinan. Para
pelari ditugasi start bersama dengan arah berlawanan. Pada waktu dua pelari bertemu
diberkian tugas gerak tertentu, misalnya bersalaman dan lain-lain. Bangku biasa

9
diganti dengan alat lain misalkan dus / kotak yang diatur berderet, pancang, tali atau
kalau tidak cukup pakai garis saja.

Ban sepeda bekas juga menjadi alat yang menrik untuk lari di lantai. Ban-ban tersebut
dapat dipakai sasaran lari, anak hanya boleh selangkah melewati ban.

10
B. Dasar-dasar Gerak Lompat
1. Anda pernah mengajar lompat di kelas I-II ? Apakah anda memerlukan bak pasir
atau tumpukan busa untuk mendarat ? Tentu tidak ! Lompat utnuk anak satu dua
bukan lompat seperti orang dewasa. Pelajaran lompat di kelas I-II masih
berbentuk aneka ragam tugas-tugas gerak yang dilakukan dengan melompatlompat. Tujuannnya adalah memperkaya perbendaharaan gerak anak, belum
mengembangkan taknik dasar. Melalui serangkaian proses, perbendaharaan gerak
anak akan semakin kaya dan lambat laun akan menuju teknik gerak yang
diinginkan. Berbagai variasi gerakan melompat seperti, lompat kedepan, lompat
kebelakang, lompat kesamping, lompat rintangan, dan lain-lain, dikemas dalam
bentuk permainan yang menggembirakan.
Kegiatannnya dimanipulasi dengan gerakan sederhan, tidak terlalu terstruktur dan
disesuikan dengan tingkat kemampuan serta karakteristik anak.
Anada pasti tahu bahwa pada anak kelas I-II (+ 6-8 tahun) koordinasi gerakannya
masih belum sempurna. Oleh karena itu jangan diberikan tugas gerak yang berat.
Mengapa ? Tugas gerak yang berat memungkinkan terjadinya kelainan postur
tubuh. Untuk anak kelas I-II perlu gerakan-gerakan yang ringan, lincah, dan
dinamis. Gerakan demikian sangat menyenangkan, efektif untuk mengembangkan
koordinasi dan merangsang pertumbuhan fisik anak.
Agar anak mau dan senang melompat-lompat harus ada motivasi. Apakah anda
kesulitan memotivasi anak ? Sebenarnya tidak sulit. Seringkali sekedar tandatanda di tanah dan garis-garis di lantai sudah cukup memberikan rangsangan.

11
Sebagai contoh, anak-anak yang sedang main loncat-loncatan di halaman
sekolah ! Karena asiknya mereka lupa akan keadaan sekitar
2. Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melompat Untuk Kelas I dan II SD
@ Berbagai bentuk gerakan melompat

Melompat ke depan dengan kaki tumpu bergantian

Melompat ke depan dengan kaki tumpu tetap (engklek)

Melompat ke depan dengan tumpuan dua kaki

Melompat ke samping dengan tumpuan dua kaki

Melompat ke samping dengan tumpuan satu kaki

Melompat ke belakang dengan tumpuan dua kaki

12
@ Bentuk gerakan melompat berkawan

Berjingkat / melompat-lompat mengelilingi teman sambil bergandengan


tangan

Dua orang berjingkat / melompat lompat mengelilingi teman sambil


bergandengan tangan

Dua orang sambil bergandengan berjingkat / melompat-lompat secara


bergantian menggeser ke samping

13

Sekelompok anak berbaris dengan saling bergandengan pada pundak.


Membuat berbagai variasi gerakan lompat dengan iringan tepukan atau musik
dengan irama tertentu (100-120 tepukan / menit)

3. Contoh Gerakan Melompat Dalam Bentuk Bermain


@ Menggunakan alat bantu tali
Fungsi tali adalah sebagai rintangan yang harus dilompati. Bagi anak kelas I-II
sebaiknya digunakan tali elastis, misalnya karet gelang yang disambung-sambung.
Dengan seutas tali yang cukup panjangnya dapat disusun berbagai bentuk

14
permainan misalnya 6 anak duduk membuat lingkaran sambil memegang tali yang
menghubungkan masing-masing anak yang lain lari mengikuti irama tepukan
tangan (dari guru). Bila ada tanda peluit semua berhenti, lalu melompati tali
masuk keluar beberapa kali sampai ada tanda peluit lagi. Kemudian melanjutkan
lari keliling.

Contoh lain, pengaturan taki berbentuk bintang atau sebagai jari-jari lingkaran.
Dua atau tiga anak duduk di pusat lingkaran, tangan kanan dan kiri masingmasing memegang seuras tali dan pada ujung luarnya masing-masing dipegang
oleh seorang anak lain. Kelompok lain berlari keliling di dalam lingkaran sambil
melompat taki. Tergantung perintah guru, berbagai variasi lompatan dapat
dilakukan.

15

Simpai atau ban sepeda bekas yang diletakkan berserakan di halaman juga
merangsang anak untuk melompat dari simpai satu ke simpai yang lain.

C. Dasar-dasar Gerakan Melempar


1. Pembahasan Singkat
Lempar adalah nomor atletik yang sering terlupakan. Guru pendidikan jasmani
SD jarang terlihat mengajarkan, mungkin pengaruh aktivitas sehari-hari di jaman
modern ini yang kurang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk melakukan

16
gerakan melempar. Tetapi apapun penyebabnyan perkembangan gerak anak
kurang lengkap jika nomor lempar tidak diberikan.
2. Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melempar untuk kelas I dan II SD

Lemparan ayunan di atas bahu satu tangan

Lemparan ke depan di atas kepala dengan dua tangan

Lemparan ke belakang di atas kepala dengan dua tangan

Lemparan ayunan di bawah bahu satu tangan

Ke depan dua tangan dari bawah ke atas

Ke belakang dua tangan diantara kaki kangkang

17

Melempar ke sasaran

18

Melempar jauh

2. Contoh gerakan melempar dalam permainan


* Menjatuhkan sasaran

* Mengumpulkan nilai dengan menghitung jumlah bola yang masuk dos/keranjang

19

Berikut ini adalah contoh aktivitas gabungan antara lari dan lompat yaitu
melompati beberapa simpai dengan dua kaki. Pada belokan, lari ke samping
menghadap ke luar. Selanjutnya lari biasa menuju ke baris semula

20
TUGAS DAN LATIHAN
Setelah mempelajari modul ini, anda dimohon untuk mencoba mengerjakan tugas di
bawah ini dan mendiskusikan dengan teman yang dekat dengan sekolah anda.
Laporkanlah pekerjaan dan hasil diskusi anda dalam kegiatan kelompok kerja guru
dimana anda bertugas.
1. Modul ini ditulis dengan tujuan dapat dipelajari dan diterapkan oleh guru penjas SD
yang mengajar pendidikan jasmani secara mandiri.
Uji cobakanlah materi dan contoh pembelajaran dalam modul ini, antara lain:
a. Apakah anda bisa dan mudah memahami
b. Kendala apa yang ditemui dalam proses pembelajaran.
2. Tujuan utama modol atletik 1 ini adalah untuk mengenal dasar-dasar gerak lari dan
jalan, lompat dan lempar kepada anak. Contoh-contoh dalam modul ini hanya
sebagian saja dari dasar-dasar gerak tersebut. Selanjutnya coba kembangkan dalam
bentuk permainan yang sesuai dengan karakteristikanak kelas I-II.
3. Buatlah deskripsi tentang kondisi sekolah anda berkaitan dengan kemungkinan dengan
dapatnya dilaksanakan kegiatan pendidikan jasmani di sekolah Anda dengan model
pembelajaran yang baru disampaikan ini
a. Bagaimana kondisi lapangannya.
b. Alat bantu yang ada dan yang mungkin bisa diciptakan atas kreativitas anda untuk
memanfaatkan alat yang ada.

21
MODUL 2
PEMBELAJARAN ATLETIK KELAS III DAN IV
Modul ini lanjutan dari Modul Atletik 1. Sebagian besar materi dalam modul
atletik 1 masih harus dikembangkan dan dilaksanakan di kelas III, IV SD. Kemudian
ditambah dengan beberapa variasi gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan lebih besar
dibanding dengan materi kalas I / II. Jika pada kelas I / II alat alat yang dipakai
sebagian besar terletak hampir rata dengan tanah ( Simpai, Ban, Tali, Garis ) sebaiknya
untuk kelas III-IV sudah digunakan alat yang lebih tinggi, misalnya lari dan melompati
dst.
Anak kelas III-IV memiliki postur tubuh cenderung belum bagus, otot mulai
tumbuh dengan cepat. Oleh karena itu perlu latihan pembentukan tubuh, sifat anak mulai
timbul minat untuk berprestasi individual, kompetitif, dan punya idola. Atas dasar
karakteristik ini maka disamping permainan beregu juga harus disiapkan permainan
individual. Tetapi jangan lupa kemenangan individu bukan atas dasar kekuatan,
keterampilan atau teknik tertentu. Bagi yang lemahpun harus diberi kemungkinan untuk
menjadi pemenang. Contoh permainan memantulkan bola ketembok dengan menghitung
jumlah bola yang masuk ke keranjang. Yang penting dalam pembelajaran pendidikan
jasmani unsur klasikal dan kegembiraan harus diperhatikan. Jangan ada anak yang pasif
dan mendominasi kegiatan.
A. Dasar Dasar Gerak Lari Dan Jalan
1. Pembahasan Singkat
Tugas gerak lari dalam modul 2 ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak yang perhatian utamanya untuk memperkaya perbendaharaan gerak lari.
Sebaiknya guru memberi kesempatan kepada anak untuk menunjukan
kemampuan larinya, tetapi tidak dilombakan dalam jalur sendiri-sendiri seperti

22
pada lomba lari. Kesempatan ini masih dalam kaitan kelompok dan dalam bentuk
permainan, misalnya permainan estafet (bukan lari estafet).
Kualitas tugas gerak lebih meningkat dibanding anak kelas I-II. Ini harus
direncanakan dengan cermat, misalnya dengan tugas gerak yang lebih sulit,
dengan mempertinggi rintangan-rintang untuk dilompati sambil lari. Atau
menggunakan lintasan dengan berbagai macam belokan, yang penting tugas gerak
itu merupakan peningkatan atau kelanjutan dari tugas gerka kelas dibawahnya.
2. Contoh Berbagai Variasi Lari dan Jalan Kelas III dan IV SD

Lari / jalan tendang pantat dengan tumit

Lari / jalan kedepan dengan kaki ayun lurus

Lari skiping

Lari skiping dengan angkat tumit

Lari / jalan sambil memutar lengan

Lari / jalan sambil memutar lengan arah berlawanan

23

Beberapa variasi gerak lari jika dilakukan dengan berkawan

Menerima benda dari teman untuk diteruskan

Melompati teman yang merangkak

Melompati teman yang membungkuk (guru harus cermat karena ada kelas
yang muridnya belum semuanya mampu melakukan )

Menerobos diantara dua kaki

3. Contoh Gerakan Lari dan Jalan Dalam Permainan


* Menggunakan berbagai variasi lari dengan permainan sederhana, hanya dengan garisgaris di tanah atau lantai dapat disusun permainan dalam lapangan bujur sangkar. Setiap
kelompok secara bergantian pindah kesisi bujur sangkar di depannya dengan lari yang di
perintahkan oleh guru.

24

* Jika muridnya banyak keempat sisi bujur sangkar dapat diisi masing-masing dengan
satu kelompok, kelompok yang berhadapan bertukar tempat dngan lari atas perintah
guru.

25
* Suasana gembira lebih terjamin bila permainan dibuat dalam bentuk lomba beregu,
memindahkan simpai ke garis seberang.

B. Dasar-dasar Gerak Lompat


1. Pembahasan Singkat
Dikaitkan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak kelas III-IV dasar-dasar
gerakan lompat sangat penting untuk diajarkan, gerakannya sesuai dengan anak yang
energik walaupun postur tubuh belum bagus, namun otot mulai tumbuh dengan cepat.
Sehingga berbagai gerakan lompat yang disiapkan dengan baik sangat membantu
merangsang pertumbuhan otot, khususnya pertumbuhan otot tungkai.
Untuk menarik agar anak senang melompat-lompat maka rangsangan perlu
ditingkatkan, misalnya dengan mempertinggi rintangan yang harus dilompati.
Berdasarkan pengalaman melompa-lompat diatas kardus-kardus yang ditata dengan
baik merupakan permainan yang mengasikkan bagi anak, jika sulit mencari kardus
bisa dimanfaatkan alat-alat yang lainnya.
2. Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melompat Untuk Kelas III-IV SD

Lompat kangkang ke depan

Lompat kangkang ke belakang

Lompat ke depan dengan sikap berdiri dari sikap bediri dan kaki menyilang
secara bergantian

26

Lompat ke depan kaki menyilang bergantian kanan / kiri ke depan

Melompat split jatuh dua kaki bersamaan kaki kiri dan kanan bergantian ke
depan

Lopat ke samping sambil berputar lingkaran

* Melompati tali atau dengan tongkat yang dipegang temannya dengan berbagai macam
gerakan lompat.
* Melompati teman dalam posisi tiarap, merangkak, merangkak tumpu (press up),
kayang.

27
* Melompati kardus yang diatur sebagai rintangan dengan berbagai macam variasi gerak
lompatan, melompat kesamping, kanan, samping kiri yang diletakkan berderet.
Berderet variasi gerakan dengan bertumpu dua kaki, bertumpu satu kaki, melompati
dengan membuat putaran.

* Kardus-kardus dan alat yang lain, kadang-kadang hanya berfungsi sebagai batas, seperti
contoh berikut : gerak sepanjang lintasan secara berpasangan maupun kelompok.

3. Contoh Gerakan Lompat Dalam Bentuk Permainan


* melompati teman dalam posisi merangkak, secara sederhana.

28

* Melompat dengan alat kardus secara sederhana.

C. Dasar Gerak Lempar


1. Pembahasan Singkat
Dalam modul ini akan diperkenalkan beberapa variasi gerak yang lain. Juga
beberapa contoh permainan dengan gerakan melempar. Berbagai cara untuk
mendorong dan mengajak anak melempar dengan mempergunakan alat-alat yang
dilempar dibuat menarik supaya ada rangsangan tersendiri. Sasaran yang beraneka
ragam akan memberikan motivasi untuk melempar. Semakin sulit tugas gerak yang
diberikan, semakin menantang dan merangsang keinginan anak untuk melempar.
Merek terdorong menampilkan kemampuannya dalam suasana bermain yang penuh
semangat.
2. Contoh Gerakan Melempar Untuk Kelas III dan IV SD

Melempar tegak lurus keatas dengan satu tangan

29

Memantulkan bola ke tanah

Menolak dengan dua lengan dari dada sikap berdiri

Menolak dengan dua lengan dari dada sikap berlutut

Menolak dengan dua lengan dari dada sikap duduk

Melempar kedepan diatas kepala dengan dua lengan sikap duduk

* Bermain lempar tangkap dengan berpasangan.

* Melempar bola kesasaran tertentu.

30

* Lempar tangkap bola yang dipantulkan kelantai dengan tempat perkenaan bola
diberi batas garis.

3. Contoh Gerak Lempar Dalam Permainan


* Estafet lempar yaitu pelempar dari satu tim dibagi dua menempati lingkaran di
tiap sudut lapangan. Lemparan pertama dari masing-masing tim dimulai dari sudut
diagonal yang berbeda. Tugas anggota tim adalah berebut pindah kelingkaran
seberang dengan mengejar bola yang dilemparkan sendiri. Melempar harus dari
dalam lingkaran untuk menangkap atau mengambil bola yang keluar, boleh keluar
lingkaran tetapi harus kebali ke lingkaran, sebelum melanjutkan lemparan ke
anggota tim berikutnya.

31

Gabungan antara lari dan lompat keliling, alat yang digunakan adalah kardus dan
pancang yang mudah dipindahkan sehingga dapat diatur arena yang sifatnya lapang dan
lebih jelas. Bagi anak ini lebih menyenangkan dan memberi dorongan untuk melakukan
tugasnya lebih bersungguh-sungguh. Sementara setengah kelas berlomba yang lain
istirahat tetapi tidak pasif. Mereka menjadi penggembira dan memberi dorongan yang
berlomba dengan tepukan atau teriakan-teriakan.

32
TUGAS DAN LATIHAN
Setelah anda mempelajari modul atletik 1 sedikit banyak Anda pasti sudah memahami
dan dapat mengembangkan pembelajaran di sekolah anda.
1. Seperti pada modul 1 anda diminta untuk menguji cobakan contoh-contoh
pembelajaran dalam modul atletik 2 dan laporkan tentang
a. Apakah anda kesulitan untuk memahaminya ?
b. Kendala dan kesulitan dalam mempraktikkan ?
2. Setelah anak-anak memiliki perbendaharaan gerak lebih banyak, maka lebih banyak
lagi model-model permainan dapat dibuat
a. Coba anda buat sendiri model permainan atletik yang sesuai dengan kondisi
lapangan dan peralatan yang ada di sekolah anda.
b. Bedakan bobot kesukaran materi antara kelas yang rendah dengan kelas yang lebih
tinggi

33
MODUL 3

PEMBELAJARAN ATLETIK KELAS V DAN VI SD


Dengan keluarnya modul 3 ini maka atletik dalam bentuk pemainan untuk SD
kelas I-VI telah lengkap disajikan berikut contoh-contoh pembelajarannya. Selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan sendiri melalui praktek pembelajaran pendidikan
jasmani sehari-hari di sekolah masing-masing dengan dasar kaidah-kaidah proses belajar
mengajar (PBM) yang telah disampaikan, harapannya dapat mulai mencobanya.
Kemudian untuk memantapkan soyogyanya didiskusikan dengan guru-guru disekitar
sekolah masing-masing. Yang menjadi fokus perhatian harus apat membedakan antar isi
dan tugas ajar yang diberikan untuk kelas yang rendah dengan kelas yang lebih tinggi.
Tugas gerak yang diberikan di kelas II seharusnya merupakan kelanjutan atau pengayaan
dari kelas I, demikian seterusnya sampai kelas VI. Jadi tugas ajar kelas yang lebih tinggi
seharusnya mempunyai bobot kesulitan lebih berat dibanding dengan kelas yang
dibawahnya.
Anak kelas V-VI SD waktu bermain boleh diperpanjang (dibanding kelas
dibawahnya) bertumbuhan badan yang cepat dan kurang terarur menyebabkan
keseimbangan tubuh terganggu karena gerakannya cenderung kaku. Ia ingin diterima
sebagai anggota kelompok, oleh karena itu lebih mementingkan keberhasilan kelompok
dibanding individu. Lebih menyenangi permainan dan perlombaan yang menggunakan
peraturan resmi dan terorganisir. Inti dari uraian singkat ini ialah atletik kelas V-VI
walaupun masih dalam bentuk permainan tetapi sudah mirip dengan nomor atletik
tertentu dan dibuat aturan sesederhana yang mengarah ke peraturan yang sebernarnya.

34
Tetapi tingkat permainan ini sama sekali masih belum menyangkut teknik dasar standard,
seperti pengoperan tongkat estafet harus didalam petak pengoperasian, ayunan lengan
harus betul dan dll. Lebih jelasnya ikutilah uraian singkat dan contoh di bawah ini :
A. Dasar-dasar gerak lari
1. Pembahasan singkat
Walaupun di atas disebutkan bahwa materi ajar utnuk kelas V-VI berbentuk
permainan yang mirip atletik / lari sebenarnya, tetapi bukan berarti penambahan
perbendaharaan gerak lari perlu diberikan. Paling tidak waktu pemanasan dan gerak
pendahuluan sebaiknya di berikan permainan yang berisi berbagai variasi gerakan
lari.
Permainan

yang

disesuaikan

dengan

kemampuan

dan

perkembangan,

memungkinkan anak berkembang dengan resiko cedera sekecil mungkin. Lari


dalam bentuk permainan memungkinkan anak lebih cepat mengembangkan
berbagai keterampilan dasar yang diperlukan sebagai landasan kokoh bagi nomor
lari atau dapat juga sebagai dasar bagi cabang olahraga yang dipilih sebagai
spesialisasinya nanti.
Lari sambil bermain sebenarnya akan lebih menyenangkan jika dilakukan di
lapangan luas di alam bebas atau di perbukitan. Contoh-contoh kegiatan bermain
atletik (lari) yang diberikan hanya dipilih yang tidak memerlukan lapangan luas
tetapi dilakukakn di halaman sekolah, di lapangan, atau di dalam aula. Dengan
harapan dapat dilaksanakan di semua SD baik yang ada di perkotaan atau di
pedesaan.
2. Contoh berbagai variasi lari dan jalan untuk kelas V dan VI SD

35

Lari di lintasan

Lari menginjak peti lompat

Lari sikap gawang diatas kardus

Lari sambil main tali (skiping)

Lari melewati tali yang diputar oleh teman lain

Lari menanjak dan menurun

3. Contoh gerakan lari dan jalan dalam bermain


@ Dua anak jogging satu di depan satu di belakang dengan jarak sepanjang tongkat
yang dipegang pada ujungnya. Bila ada aba-aba tertentu, tongkat dilepas dan pelari
yang di belakang berusaha menangkap pelari yang di depan. Pada babak beriktunya
posisi dibalik

36

@ Kelompok bersama-sama sprint ( lari secepatnya ) menuju bola yang diletakkan


pada jarak secukupnya. Anak yang paling depan mengambil bola, lari menuju titik
yang sudah ditentukan dan siap melempar, kemudian yang lain berderet-deret
membuat jembatan dengan sikap kepiting. Anak paling ujung siap menerima bola
lewat terowongan jembatan, si pelempar menyambung jembatan dengan sikap
kepiting pula. Penerima membawa bola lari ke tempat melempar seperti anak pertama
dan anak yang ada di ujung jembatan menjadi pererima bola. Demikian selanjutnya
sampai semua melakukan giliran melempar bola. Kemudian kelompok bersama-sama
kembali ke tempat semula.

37

Tugas tambahan ( melempar bola lewat terowongan ) ini dapat diganti dengan tugas
yang lain. Misalnya kelompok berlari bersama menuju simpai yang diletakkan di ujung
lain. Semua anggota kelompok menerobos simpai, baru lari kembali ke tempat semula.

Permainan lari sambung (estafet)


Berbagai variasi permainan estafet dapat ditampilkan dengan menggunakan alat bantu
bola, kardus atau simpai.
* Bola sebagai pengganti tongkat dalam permainan estafet bolak-balik ( shuttle )

38

* Memindahkan kardus atau benda lain ke sisi berlawanan satu persatu

* Estafet bolak-balik dengan memindahkan kardus atau simpai.

Permainan lari gawang dengan menggunakan kardus.


* Kardus ditata sebagai rintangan dalam lintasan untuk dilompati dengan lari. Lintasan
satu ada satu kardus, lintasan ke dua denga dua kardus dst.

39

* Jika keterampilan anak sudah bagus dan berani melompat tanpa ragu-ragu, maka untuk
rintangannya bisa dengan menggunakan bangku.
* Agar secara tak sadar anak-anak melakukan gerakan mirip lari gawang, maka rintangan
kardus bagian tengah dibuat rendah dan ujung kiri kanan lebih tinggi. Kaki ayun di atas
kardus bagian tengah dan kaki tumpu ditekuk di atas kardus yang lebih tinggi.

Selanjutnya anda dapat membuat model permainan yang lain misalnya model lintasannya
melingkar atau lurus memamanjang dll.
B. Dasar-Dasar Gerak Lompat
1. Pembahasan singkat.
Jika materi atletik dalam pendidikan jasmani di SD dilaksanakan dengan lancar
mulai kelas I s/d VI sesuai dengan rencana, maka anak kelas V- VI seharusnya
sudah mempunyai perbendaharaan dasar-dasar gerak lompat yang cukup lengkap.
Dengan demikian materi ajar atletik nomor lompat juga mematangkan dan

40
mengembangkan gerak dasar dominan dalam nomor lompat. Maksudnya
perbendaharaan gerak yang sudah dibina dari kelas I s/d VI harus dijaga agar tetap
melekat pada anak, bahkan sampai dewasa nanti. Permainan yang dinamis
bergembira dengan berbagai variasi gerakan lompat masih digunakan sebagai
pendekatan dalam pendidikan jasmani.
Dari segi perkembangan, pertumbuhan dan pembinaan anak kelas V VI memasuki
masa peralihan. Peralihan yang dimaksud adalah pergantian dari masa kanak-kanak
memasuki masa puber, ini tentu mempengaruhi aktivitas geraknya. Tapi karena
masa puber ini banyak disoroti dari segi kejiwaan, maka tidak diulas secara khusus
dalam modul ini. Dari segi pertumbuhan terlihat bahwa pada anak usia 11 13
tahun ( kelas V VI ) otot tumbuh cepat tetapi tidak teratur. Agar tumbuhnya
menjadi optimal perlu dirangsang melalui gerak dalam pendidikan jasmani.
Guna

memberi

kesempatan

kepada

anak

berbakat

mengembangkan

kemampuannya, guru harus memilih permainan yang dapat mengembangkan gerak


dasar, yaitu gerakan yang mengandung ciri-ciri nomor lompat tertentu, tetapi belum
masuk dengan teknik dasar yang standar. Anak masih bebas melakukan gerakan
dalam permainan yang disiapkan oleh guru. Disini kreativitas guru sangat berperan
untuk membuat permainan dengan variasi gerakan yang dapat menunjang
perkembangan gerak dasar dominan pada nomor lompat.
2. Contoh berbagai variasi lompat untuk kelas V dan VI SD

Lompat ke depan tinggi bertumpu satu kaki.

Lompat berjingkat bertumpu satu kaki bergantian.

Melompati kardus dengan melangkah, bertumu satu kaki

41

Melompati kardus dengan kedua lutut ditekuk

Melompati kardus dengan membuat atau satu putaran

Melompati mistar dengan kedua lutut ditekuk

3. Contoh gerakan lompat dalam permainan


Berbagai model permainan lompat mulai menggunakan alat seperti kardus, matras,
bangku sampai dengan menggunakan fasilitas alat yang lengkap, dengan mudah dapat
disusun. Jika hanya ada matras saja secara sederhana dibuat sebagai berikut :

42

Apabila ditambah kardus dapat juga dibuat seperti berikut :

Permainan seperti diatas akan semakin menarik jika rintangan diletakan pada lintasan
yang berbentuk segitiga atau lingkaran.

43

Permainan mengarah ke nomor sebenarnya, yaitu lompat jauh yang merupakan


kombinasi antara sprint dengan kekuatan menolak/menumpu.

Untuk lebih mengarah ke nomor sebenarnya dapat dikembangkan sebagai berikut :

Pada permainan diatas jarak rintangan harus diatur dengan satu langkah maju (lebih
pendek), semua anak dengan mudah dapat melompati rintangan berikutnya.
Sebaiknya dilaksanakan dengan irama. Dapat pula setiap kelompok melakukan
lompatan sambil bergandengan tangan, hanya pada lompatan terakhir

melompat

sendiri-sendiri. Kegiatan berikutnya, agar anak dapat merasakan melayang maka


lompatan terakhir melompat secara sendiri-sendiri.

44
Kegiatan berikutnya agar anak dapat merasakan melayang maka pada lompatan
terakhir diberi rintangan yang sedikit lebih tinggi dibanding rintangan sebelumnya.
Atau jika punya peti lompat yang cukup kuat disusun seperti gambar berikut.

C. Dasar-dasar gerak lempar


1. Pembahasan singkat
Setelah mempelajari modul satu dan dua diharapkan tidak lagi kesulitan untuk
mengembangkan dan menciptakan lebih banyak model-model permainan dalam
gerakan lempar. Model tersebut dapat digunakan sampai dengan kelas VI. Hanya
untuk kelas V-VI materinya ditekankan pada pengembangan gerak dasar dominan
untuk nomor lempar. Ini dimaksudkan untuk membantu anak mempersiapkan diri
sebelum menetapkan nomor spesialisasinya.
Karakteristik gerakan lempar sangat mudah dibedakan antara nomor lempar yang
lain. Jika melempar bola dengan ayunan tangan diatas kepala dan dengan awalan
lari adalah ciri dasar gerakan lempar lembing. Melempar dengan ayunan samping
dan awalan berputar adalah ciri dasar gerakan lempar cakram. Gerakan

45
mendorong / menolak dengan awalan menggeser adalah ciri dasar gerakan tolak
peluru.
Dari segi peralatan yang digunakan karakteristik nomor lempar mudah pula
dibedakan. Nomor lempar lembing menggunakan peralatan berbentuk tombak.
Nomor lempar cakram mengunakan peralatan yang berbentuk piring / lempengan
bulat, dan tolak peluru menggunakan peralatan berbentuk bola / bulat. Dalam
pembelajaran peralatannya dimodifikasi, lembing diganti dengan bola berekor atau
tongkat kayu / bambu seadanya yang tidak terlalu berat untuk dilempar. Cakaram
diganti dengan simpai, ban sepeda bekas, atau kantong pasir. Peluru diganti dengan
bola, kantong pasir, atau batu jika peralatan yang lain tidak tersedia.
2. Contoh berbagai variasi gerakan melempar untuk kelas V dan VI SD

Lemparan atas (over arm throw)

Lempar ayunan berputar (rotasional throw)

Lemparan tolakan (puttingthe shot)

46

Lemparan atas

Lemparan samping

Tolakan

@ Berbagai variasi gerakan lempar ayunan diatas lengan dapat dikembangkan menjadi
beberapa model kegiatan.

47
@ Demikian pula beberapa model ayunan berputar ini juga dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan permainan anak.

@ Gerakan mendorong menolak yang dilakukan dalam berbagai posisi (berdiri,


berlutut, duduk) dan diarahkan kesasaran tertentu seperti pada gambar berikut.

3. Contoh gerakan lempar dalam permainan

48
@ Permainan yang menggunakan dasar lempar diatas bahu misalnya menggusur bola,
yaitu regu A dan regu B berusaha mengeluarkan bola dalam lingkaran kearah daerah
lawan.

@ Permainan mengguanakan dasar gerakan lempar ayunan berputar yaitu masingmasing regu berusaha mengumpulkan skor sebanyak mungkin dengan cara
menghitung jumlah lemparan yang masuk ketonggak dalam waktu yang ditentukan.
Untuk memudahkan pelaksanaan simpai yang digunakan kedua regu dicat berbeda.

49
@ Permainan dengan dasar gerakan mendorong dengan siswa berpasangan
berhadapan, walaupun sederhana tetapi sangat merangsang dan menarik bagi anakanak utnuk mencoba, lebih-lebih jika dapat memotivasinya.

Selanjutnya agar bentuk pembelajaran lebih menarik dapat diberikan pula dengan
menggabungkan antara sprint, estafet dan gerakan lompat.

50
Berlari menyusuri lintasan lurus dengan melompati beberapa rintangan kardus,
kemudian yang terakhir melompat dengan mendarat dengan dua kaki.

TUGAS DAN LATIHAN


1. Uji cobakan contoh pembelajaran atletik untuk kelas V-VI dalam modul atletik 3 ini
dan sampaikan kelompok kerja guru tentang:
a. Kekurangan,kelemahan,dan kendala

51
b. Kesesuaian dengan kemampuan anak.
c. Kemukakan komentar dan saran saudara
2. Model-model permainan atletik untuk kelas V-VI sudah boleh mengarah ke teknik
dasar untuk nomor tertentu, tetapi belum boleh mengajarkan langsung teknik tersebut.
Agar anda dapat membuat permainan yang mempunyai ciri gerakan nomor atletik
tertentu, maka perlu juga memahami tentang nomor atletik sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Soepartono. ( 2005 ). Pembelajaran Atletik. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar


dan Menengah. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Guru Penjas
Han s Katzenbogner/Michael Midles. (1996). Pedoman Atletik Untuk Anak.Nomor Lari
dan Gawang seri I (alih bahasa oleh PASI ). Jakarta: PASI
.

(1996) Pedoman Atletik Untuk Anak.Nomor Lompat seri II. (alih bahasa

oleh PASI ). Jakarta: PASI


.. (1996). Pedoman Atletik Untuk Anak.Nomor Lempar seri III. (alih bahasa
oleh PASI ). Jakarta: PASI
Mochamad Djumidar A. Widya. (2004). Gerak- Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

52

PEMBELAJARAN ATLETIK SEKOLAH DASAR

Oleh:
Sriawan, M.Kes

53

PROGRAM D II PGSD PENJAS


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

You might also like