Professional Documents
Culture Documents
Teori dapat diterjemahkan sebagai kumpulan definisi, gagasan atau konsep dan dalil yang
mempresentasikan suatu pandangan yang tersusun dan sistematis mengenai suatu kejadian,
dengan menjelaskan kaitan antar variabel dan juga bertujuan dalam memprediksi serta
menjelaskan kejadian tersebut. Tujuan yang paling utama dari teori akuntansi yaitu
mempresentasikan suatu dasar dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku serta peristiwaperistiwa akuntansi. Pada mulanya harus diakui bahwa tidak ada teori akuntansi yang
komprehensif. Bahkan terdapat teori-teori yang berbeda dan mengalami pengembangan yang
disajikan dalam sejumlah literatur.
Teori Akuntansi dengan digunakannya pendekatan-pendekatan yang bervariasi dalam
penyusunan kerangka teori akuntansi, memunculkan banyak teori-teori yang baru atau dari
melakukan penelitian teori yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian perlu adanya
penelitain dan pengembangan terhadap teori akuntansi dengan cara komprehensif sehingga
tidak memunculkan teori-teori yang bersifat middle range atau setengah jadi.
Teori akuntansi yang berkembang dengan melanjutkan teori teori yang sudah ada, umumnya
dihasilkan melalui perbedaan keyakinan para peneliti dalam melihat baik para pengguna data
akuntansi maupun lingkungan akuntansi, dalam hal bagaimana seharusnya para pengguna
dan penyaji data akuntansi berprilaku.
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statemen.
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan
diterapkannya akuntansi yaitu :
1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode-periode waktu
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar
Postulate Akuntansi
Postulate adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima secara
umum karena sesuai dengan objectives daripada financial statements, dan menggambarkan
lingkungan ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.
Postulate akuntansi ada berbagai macam, antara lain: entitas, kelangsungan usaha, unit
pengukuran, dan periode akuntansi. Pada tulisan ini akan dibahas pada bagian entitas.
Postulate Akuntansi Entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik
entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan bidang perhatian
akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam
laporan keuangan. Selain itu, postulate juga memungkinkan akuntan membedakan antara
transaiksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi
perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung jawab pelayanan manajemen
berada pada pemegang saham.
Defini lain entitas akuntasi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbgaai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini
lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
Salah satu cara mendefinisi entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi
yang bertanggung jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif atas unit.
Postulat A.2 Accounting Research Study N0.1 menyatakan bahwa aktivitas ekonomi
dilakukan melalui unit atau entitas tertentu. Pendekatan ini dicontohkan dengan baik oleh
pelaporan konsolidasian entitas yang berbeda sebagai unit ekonomi tunggal, tanpa
memperhatikan perbedaan hukumnya.
Cara lain mendefinisi entitas akuntansi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi berbagai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit Pendekatan ini
lebih berorientasi pemakai daripada berorientasi perusahaan. Kepentingan pemakai, bukan
aktivitas ekonomi perusahaan, mendefinisi batasan entitas akuntansi dan informasi yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan. Konsep dari American Accounting
Association tahun 1964 dan komite studi penelitian standar tentang konsep entitas bisnis
mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa batasan entitas ekonomi dapat diidentifikasi:
a. Dengan menentukan kepentingan individual atau kelompok; dan
b. Dengan menentukan sifat kepentingan individual atau kelompok. Pendekatan kedua
ini menjustifikasi kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil dari skopa
akuntansi baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensial semua pemakai.
Sebagai contoh, informasi yang dihasilkan dari kemungkinan adopsi akuntansi
sumber daya manusia, akuntansi sosioekonomi, akuntansi untuk kos modal, dan
pelaporan prakiraan keuangan mungkin akan semakin mudah masuk dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada pendekatan pemakai daripada pendekatan perusahaan
dalam mendefinisikan entitas akuntansi.
Konsep Teoritis
Konsep merupakan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima
secara umum karena sesuai dengan objectives daripada financial statements. dan yang
menggambarkan sifat dari accounting entities yang bergerak dalam perekonomian yang bebas
yang ditandai oleh hak milik atas suatu kekayaan. Teori akuntansi ada berbagai macam dan
yang akan dibahas di sini yaitu teori entitas.
Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang
menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan
pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
entitas, yang menekankan pada penentuan income bagi pemilik ekuitas secara
memadai, dan teori proprietary, yang menekankan pada penilaian aset yang memadai,
dianggap menyetujui pengadopsian nilai sekarang, atau penilaian berbasis selain kos
historis.
TEORI AGENSI
Teori agensi merupakan salah satu teori dasar yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
yang terjadi pada praktek bisnis modern, yakni hubungan keagenan (agency relationship)
antara prinsipal sebagai pemilik perusahaan dan agen sebagai pengelola perusahaan. Pada
perusahaan besar saat ini, pemilik perusahaan direpresentasikan secara langsung oleh
pemegang saham dan pengelola adalah manajemen perusahaan. Dari hubungan inilah seluruh
asumsi mengenai teori agensi dibangun.
Menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu:
1. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi
tentang
sifat
manusia
mengemukakan
bahwa
manusia
memiliki
Akan tetapi dalam pelaksanaannya, agen tidak selalu bertindak berdasarkan kepentingan
prinsipal. Sebagaimana yang dikemukakan. Manajemen bisa melakukan tindakan-tindakan
yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan yang dalam jangka panjang bisa
merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingannya sendiri,
manajemen bisa bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat untuk melakukan rekayasa.
Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah disebut dengan Agency Problem yang
salah satunya disebabkan oleh adanya Asymmetric Information. (Arifin, 2005:7)
Menurut Arifin (2005:7-8) salah satu penyebab terjadinya permasalahan agensi adalah
adanya Informasi Asimetri (Asymmetric Information).
Asymmetric Information (AI), yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena
adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Dalam hal ini
prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil
yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang
diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya disajikan oleh agen. Akibatnya informasi yang
diperoleh prinsipal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen
yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang telah dipercayakan kepada
agen.
Diperlukan sejumlah biaya untuk mengatasi permasalahan agensi dan meminimalisir
terjadinya kecurangan yang terjadi. Biaya tersebut diistilahkan sebagai biaya keagenan
(Agency Cost), Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi biaya tersebut menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Biaya monitoring (The monitoring cost), merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen.
2. Biaya bonding (The bonding cost), merupakan biaya yang dikeluarkan oleh agen
untuk meyakinkan pemegang saham bahwa manajemen perusahaan berjalan dengan
sebagaimana semestinya.
3. Biaya kerugian residual (The residual loss), merupakan kerugian menurunnya nilai
pasar akibat adanya hubungan keagenan yang ikut memengaruhi berkurangnya
kesejahteraan pemegang saham.
Anggraini (2011) menyimpulkan bahwa teori agensi paling tidak memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam
mengevaluasi lingkungan dimana suatu keputusan harus diambil (The Belief Revision
Role).
2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil untuk memudahkan
pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan persetujuan dalam
kontrak kerja (The Performance Evaluation Role).
ANGGARAN
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka
waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun
dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan
rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi
penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat
diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan
manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
Manfaat Anggaran
Dengan penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila
ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaanperencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan
selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan dating. Sehingga
dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana
yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaanpertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu
kesempatan hal ini ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering
didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya
didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam perusahaan-perusahaan
manufatktur ( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih efisien dan tingkat keuntungan
akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di
masa depan. Karena itu Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat utama daripada
business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang
akan dilakukan.
Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer
harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti
memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi
langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi,
termin penjualan.
Kelebihan Anggaran
Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang
baik. Beberapa keuntungan tersebut adalah :
o Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum
rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan
peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
o Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap
tindakan yang dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun
ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.
o Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk
menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.
o Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap
manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus
berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu
kegiatan.
o Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka
memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.
Kelemahan Anggaran Perusahaan
Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelemahan antara
lain :
o Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan
keadaan yang sebenarnya.
o Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami
perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti
diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar
anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah
agar data dan informasi yang diperoleh akurat.
o Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan istilah yang
digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja
organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi
pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi yang
diakumulasikan secara menyeluruh untuk kepentingan pencatatan.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan
umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan
mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut.
Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan bahwa individuindividu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Perusahaan yang memiliki banyak pusat pertanggung-jawaban biasanya memilih satu dari
dua pendekatan pengambilan keputusan: sentralisasi atau desentralisasi. Desentralisasi adalah
praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.
Manajemen puncak bebas dari pemecahan masalah harian dan terkonsentrasi pada
strategi, pembuatan keputusan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan pada
masalah koordinasi.
Manajer lebih bawah memiliki informasi yang lebih rinci terutama informasi local.
Mendorong manajer tingkat bawah untuk menunjukan kerja terbaik mereka, hal ini
muncul karena semangat kerja mereka meningkat sehubungan dengan pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab.
Manajer tingkat bawah dimungkinkan mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.