You are on page 1of 17

TEORI AKUNTANSI (ENTITAS)

Teori dapat diterjemahkan sebagai kumpulan definisi, gagasan atau konsep dan dalil yang
mempresentasikan suatu pandangan yang tersusun dan sistematis mengenai suatu kejadian,
dengan menjelaskan kaitan antar variabel dan juga bertujuan dalam memprediksi serta
menjelaskan kejadian tersebut. Tujuan yang paling utama dari teori akuntansi yaitu
mempresentasikan suatu dasar dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku serta peristiwaperistiwa akuntansi. Pada mulanya harus diakui bahwa tidak ada teori akuntansi yang
komprehensif. Bahkan terdapat teori-teori yang berbeda dan mengalami pengembangan yang
disajikan dalam sejumlah literatur.
Teori Akuntansi dengan digunakannya pendekatan-pendekatan yang bervariasi dalam
penyusunan kerangka teori akuntansi, memunculkan banyak teori-teori yang baru atau dari
melakukan penelitian teori yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian perlu adanya
penelitain dan pengembangan terhadap teori akuntansi dengan cara komprehensif sehingga
tidak memunculkan teori-teori yang bersifat middle range atau setengah jadi.
Teori akuntansi yang berkembang dengan melanjutkan teori teori yang sudah ada, umumnya
dihasilkan melalui perbedaan keyakinan para peneliti dalam melihat baik para pengguna data
akuntansi maupun lingkungan akuntansi, dalam hal bagaimana seharusnya para pengguna
dan penyaji data akuntansi berprilaku.
APB menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statemen.
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik lingkungan
diterapkannya akuntansi yaitu :
1. Entitas akuntansi
2. Usaha berlanjut
3. Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
4. Periode-periode waktu
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual
7. Harga pertukaran
8. Angka pendekatan
9. Pertimbangan
10. Informasi keuangan umum
11. Statemen keuangan berkaitan secara mendasar

12. Substansi daripada bentuk


13. Materialitas
Struktur pada teori akuntansi terdiri atas beberapa elemen-elemen sebagai berikut:
Pernyataan (statement) atas tujuan dari laporan keuangan.
Statement konsep teoritis akuntansi dan postulat yang berkaitan dengan sifat unit
akuntansi dan asumsi-asumsi lingkungan.
Pernyataan mengenai beberapa prinsip dasar yang ada pada konsep teoritis dan
postulat akuntansi.
Beberapa teknik akuntansi dasar yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

Postulate Akuntansi
Postulate adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima secara
umum karena sesuai dengan objectives daripada financial statements, dan menggambarkan
lingkungan ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.
Postulate akuntansi ada berbagai macam, antara lain: entitas, kelangsungan usaha, unit
pengukuran, dan periode akuntansi. Pada tulisan ini akan dibahas pada bagian entitas.
Postulate Akuntansi Entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik
entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan bidang perhatian
akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang dimasukkan ke dalam
laporan keuangan. Selain itu, postulate juga memungkinkan akuntan membedakan antara
transaiksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah transaksi
perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung jawab pelayanan manajemen
berada pada pemegang saham.
Defini lain entitas akuntasi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi bagi berbgaai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit. Pendekatan ini
lebih berorientasi pemakai dari pada orientasi perusahaan.
Salah satu cara mendefinisi entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi
yang bertanggung jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif atas unit.

Postulat A.2 Accounting Research Study N0.1 menyatakan bahwa aktivitas ekonomi
dilakukan melalui unit atau entitas tertentu. Pendekatan ini dicontohkan dengan baik oleh
pelaporan konsolidasian entitas yang berbeda sebagai unit ekonomi tunggal, tanpa
memperhatikan perbedaan hukumnya.
Cara lain mendefinisi entitas akuntansi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi berbagai
pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit Pendekatan ini
lebih berorientasi pemakai daripada berorientasi perusahaan. Kepentingan pemakai, bukan
aktivitas ekonomi perusahaan, mendefinisi batasan entitas akuntansi dan informasi yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan. Konsep dari American Accounting
Association tahun 1964 dan komite studi penelitian standar tentang konsep entitas bisnis
mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa batasan entitas ekonomi dapat diidentifikasi:
a. Dengan menentukan kepentingan individual atau kelompok; dan
b. Dengan menentukan sifat kepentingan individual atau kelompok. Pendekatan kedua
ini menjustifikasi kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil dari skopa
akuntansi baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensial semua pemakai.
Sebagai contoh, informasi yang dihasilkan dari kemungkinan adopsi akuntansi
sumber daya manusia, akuntansi sosioekonomi, akuntansi untuk kos modal, dan
pelaporan prakiraan keuangan mungkin akan semakin mudah masuk dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada pendekatan pemakai daripada pendekatan perusahaan
dalam mendefinisikan entitas akuntansi.
Konsep Teoritis
Konsep merupakan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima
secara umum karena sesuai dengan objectives daripada financial statements. dan yang
menggambarkan sifat dari accounting entities yang bergerak dalam perekonomian yang bebas
yang ditandai oleh hak milik atas suatu kekayaan. Teori akuntansi ada berbagai macam dan
yang akan dibahas di sini yaitu teori entitas.
Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang
menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan
pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan

bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan


akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset dan terdiri dari
utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik
ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, kontrol risiko,
dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas hingga didistribusikan
sebagai deviden kepada pemegang saham. Karena unit bisnis bertanggungjawab untuk
memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut sebagai berpusat pada income dan
secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi. Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas
dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan keuangan perusahaan. Dengan demikian,
income merupakan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham setelah klaim pemilik
ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman jangka panjang dan pajak penghasilan) telah
terpenuhi. Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan sebagai income bagi
pemegang saham hanya jika deviden telah diumumkan. Demikian halnya, laba yang tidak
dibagi (undistribted profit) tetap menjadi milik entitas karena mereka menunjukkan
corporations proprietary equity in itself. Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada
teori entitas mendikte bahwa pajak penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai
distribusi income dan bukan expenses.Akan tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori
entitas, adalah bahwa bunga dan pajak penghasilan adalah expenses.
Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk
korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dampak teori entitas ditemukan dalam
beberapa terminologi teknik akuntansi yang digunakan dalam praktik.
a. teori entitas menyetujui pengadopsian penilaian sediaan LIFO ketimbang FIFO,
karena penilaian LFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik, dibanding
penerapannya dibawah teori proprietatary.
b. definisi umum revenue sebagai produk perusahaan dan expenses sebagai barang dan
jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan reuenue adalah konsisten dengan keasyikan
teori entitas akan indeks kinerja dan akuntabilitas pada pemilik ekuitas.
c. pembuatan laporan konsolidasi dan pengakuan kepentingan kelas minoritas sebagai
pemilik ekuitas tambahan juga konsisten dengan teori entitas. Akhirnya, baik teori

entitas, yang menekankan pada penentuan income bagi pemilik ekuitas secara
memadai, dan teori proprietary, yang menekankan pada penilaian aset yang memadai,
dianggap menyetujui pengadopsian nilai sekarang, atau penilaian berbasis selain kos
historis.

TEORI AGENSI
Teori agensi merupakan salah satu teori dasar yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
yang terjadi pada praktek bisnis modern, yakni hubungan keagenan (agency relationship)
antara prinsipal sebagai pemilik perusahaan dan agen sebagai pengelola perusahaan. Pada
perusahaan besar saat ini, pemilik perusahaan direpresentasikan secara langsung oleh
pemegang saham dan pengelola adalah manajemen perusahaan. Dari hubungan inilah seluruh
asumsi mengenai teori agensi dibangun.
Menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu:
1. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi

tentang

sifat

manusia

mengemukakan

bahwa

manusia

memiliki

kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan


rasionalitas (bounded rationality), dan menghindari risiko (risk aversion).
2. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian mengemukakan adanya konflik antar anggota organisasi,
efisien sebagai kriteria produktivitas dan adanya asimetris informasi antara pemilik
perusahaan dan manajemen.
3. Asumsi tentang informasi.
Asumsi Informasi menerangkan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang
dapat diperjual-belikan.
Jensen dan Meckling (1976) sebagai yang pertama kali melakukan eksposisi teoritis
mengenai teori agensi mendefinisikan hubungan keagenan sebagai berikut:
We define an agency relationship as a contract under which one or more persons (the
principal(s)) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf
which involves delegating some decision making authority to the agent. If both parties to the
relationship are utility maximizers, there is good reason to believe that the agent will not
always act in the best interests of the principal.
Dari kutipan di atas kita dapat mengetahui bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak
antara seorang atau lebih prinsipal dengan orang lain yang disebut agen untuk melaksanakan
sejumlah jasa dan mendelegasikan sejumlah wewenang pengambilan keputusan kepada agen,
demi memaksimalkan kepentingan prinsipal.

Akan tetapi dalam pelaksanaannya, agen tidak selalu bertindak berdasarkan kepentingan
prinsipal. Sebagaimana yang dikemukakan. Manajemen bisa melakukan tindakan-tindakan
yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan yang dalam jangka panjang bisa
merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingannya sendiri,
manajemen bisa bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat untuk melakukan rekayasa.
Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah disebut dengan Agency Problem yang
salah satunya disebabkan oleh adanya Asymmetric Information. (Arifin, 2005:7)
Menurut Arifin (2005:7-8) salah satu penyebab terjadinya permasalahan agensi adalah
adanya Informasi Asimetri (Asymmetric Information).
Asymmetric Information (AI), yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena
adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Dalam hal ini
prinsipal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil
yang diperoleh dari usaha agen, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang
diperoleh oleh prinsipal tidak seluruhnya disajikan oleh agen. Akibatnya informasi yang
diperoleh prinsipal kurang lengkap sehingga tetap tidak dapat menjelaskan kinerja agen
yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan prinsipal yang telah dipercayakan kepada
agen.
Diperlukan sejumlah biaya untuk mengatasi permasalahan agensi dan meminimalisir
terjadinya kecurangan yang terjadi. Biaya tersebut diistilahkan sebagai biaya keagenan
(Agency Cost), Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi biaya tersebut menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Biaya monitoring (The monitoring cost), merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen.
2. Biaya bonding (The bonding cost), merupakan biaya yang dikeluarkan oleh agen
untuk meyakinkan pemegang saham bahwa manajemen perusahaan berjalan dengan
sebagaimana semestinya.
3. Biaya kerugian residual (The residual loss), merupakan kerugian menurunnya nilai
pasar akibat adanya hubungan keagenan yang ikut memengaruhi berkurangnya
kesejahteraan pemegang saham.

Anggraini (2011) menyimpulkan bahwa teori agensi paling tidak memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam
mengevaluasi lingkungan dimana suatu keputusan harus diambil (The Belief Revision
Role).
2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil untuk memudahkan
pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan persetujuan dalam
kontrak kerja (The Performance Evaluation Role).

BERBAGAI COST UNTUK BERBAGAI TUJUAN (HISTORICAL COST)


Tujuan penggunaan historical cost accounting menekankan hubungan kontrak antara
perusahaan dan pihak yang menyediakan sumber informasi keuangan. Hal ini membuat
manajemen bertanggung jawab atas penggunaan asset dalam operasi perusahaan dan
dampaknya terhadap nilai bersih asset. Tanggung jawab manajemen tersebut dituangkan
dalam bentuk laporan keuangan.
Kritikus historical cost berpendapat bahwa laporan ekuitas yang hanya memperhatikan biaya
historis saja tanpa memperhatikan perubahan nilai asset dan kewajiban akan menyesatkan
dan menghasilkan kebijakan dividen yang tidak tepat.
Berdasarkan akuntansi konvensional, net worth adalah pengukuran yang tidak relevan.
Pemilik perusahaan hanya ingin mengetahui hasil investasi mereka pada perusahaan. Maka
dari itu fungsi akuntan yang paling penting bukanlah menunjukkan net worth pemilik
melainkan menunjukkan profit.
Dalam sistem historical cost, isu paling utama berkaitan dengan pengukuran dan pelaporan
profit dalam hubungannya dengan net asset yang digunakan.

Dukungan Terhadap Historical Cost


Penggunaan biaya historis pada akuntansi konvensional telah diserang oleh banyak pihak.
Yang mempertahankan biaya historis menyajikan argumen berikut untuk mendukung posisi
mereka:
a. Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Sebagai manajer yang membuat keputusan mengenai komitmen masa depan, mereka
mem-butuhkan data transaksi masa lalu. Mereka harus dapat melakukan review atas
upaya masa lalu mereka dan ukuran dari upaya ini adalah biaya historis.
b. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bkn hanya transaksi yang
mungkin terjadi.
Dalam akuntansi biaya historis, dilakukan pencatatan atas transakasi yang aktual.
Oleh karena itu disediakan sebuah pencatatan untuk mendukung angka-angka yang
disajikan pada laporan keuangan.

c. Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah berguna.


Mautz menyatakan: Jika orang-orang yang membuat keputusan manajemen dan
investasi belum menemukan bahwa laporan keuangan berdasarkan biaya historis
berguna selama bertahun-tahun, perubahan akuntansi akan sejak lama dibuat.
d. Pemahaman terbaik konsep profit adalah kelebihan dari harga jual terhadap
harga perolehan/ historical cost.
Gagasan profit diterima sebagai ukuran keberhasilan kinerja. Mautz menyatakan
bahwa mengejar keuntungan mengharuskan penggunaan waktu yang cukup, tempat
dan bentuk yang ditambahkan ke bahan, produk atau jasa yang dibeli sehingga
mereka bisa dijual di atas biaya. Keputusan mengenai apakah akan melanjutkan lini
produk atau divisi atau pabrik tergantung untuk sebagian besar pada apakah ada
sebaran yang menguntungkan antara pendapatan dan biaya.
e. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.
Dalam banyak kasus, para pendukung biaya historis berpendapat bahwa biaya historis
tidak memiliki perbedaan yang material dengan current cost. Tambahan data pada
harga saat ini adalah cara yang praktis dan efisien dalam berhadapan dengan
informasi tersebut tanpa harus bergeser dari basis biaya historis ke basis current cost.
f. Tidak ada bukti yang cukup untuk membenarkan penolakan terhadap
akuntansi biaya historis.
Akuntan tradisional berpendapat bahwa tidak ada bukti empiris yang meyakinkan
yang menunjukkan bahwa informasi biaya saat ini atau informasi akuntansi exit price
lebih berguna daripada informasi biaya historis. Sebagian besar studi penelitian
menunjukkan bahwa data biaya saat ini tidak memberikan banyak informasi
dibanding data biaya historis.
Kritikan Terhadap Historical Cost
Walaupun telah lama digunakan dalam praktik akuntansi, akuntansi biaya historis tetap saja
menuai banyak kritikan. Akuntansi biaya historis memang memberikan beberapa manfaat
dalam praktik akuntansi, namun pendekatan ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Kritik
atas akuntansi biaya historis sebagian besar datang dari para pendukung current cost
accounting. Berikut merupakan be-berapa poin kritik terhadap akuntansi biaya historis:

1. Menyediakan informasi dalam rangka melaksanakan fungsi penatagunaan


(stewardship func-tion) manajemen merupakan interprestasi yang terlalu sempit atas
tujuan akuntansi.
2. Akuntansi biaya historis, meskipun bermanfaat, namun tidak cukup untuk
mengevaluasi keputusan bisnis, pernyataan biaya historis mengaitkan pada
barang/jasa (cost attach theory) hanyalah fiksi.
3. Basis biaya historis yaitu going concern tidaklah realistis
4. Penggunaan konsep penandingan tidak menghasilkan informasi yang relevan dan
terpercaya.
5. Akuntansi biaya historis hanya menduga kebutuhan investor yang tertarik pada
analisa pasar bukan intelligent investor yang tertarik pada apa yang sebenarnya terjadi
pada perusahaan.
6. Munculnya beberapa peraturan, standar akuntansi dan exposure draft yang menyerang
teori akuntansi biaya.

ANGGARAN
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka
waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun
dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan
rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi
penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat
diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan
manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
Manfaat Anggaran
Dengan penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila
ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaanperencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan
selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan dating. Sehingga
dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana
yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaanpertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu
kesempatan hal ini ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering
didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya
didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam perusahaan-perusahaan
manufatktur ( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih efisien dan tingkat keuntungan
akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di
masa depan. Karena itu Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat utama daripada
business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang
akan dilakukan.
Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer
harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti
memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi
langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi,
termin penjualan.

Kelebihan Anggaran
Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang
baik. Beberapa keuntungan tersebut adalah :
o Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum
rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan
peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
o Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap
tindakan yang dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun
ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.
o Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk
menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.
o Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap
manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus
berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu
kegiatan.
o Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka
memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.
Kelemahan Anggaran Perusahaan
Di samping beberapa keunggulan tersebut di atas, terdapat pula beberapa kelemahan antara
lain :
o Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan
keadaan yang sebenarnya.
o Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami
perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti
diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar
anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah
agar data dan informasi yang diperoleh akurat.
o Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.

o Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan


terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap /cukup.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan istilah yang
digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi kinerja
organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini meliputi
pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi yang
diakumulasikan secara menyeluruh untuk kepentingan pencatatan.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan
umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif mungkin dengan
mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan operasi tersebut.
Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan bahwa individuindividu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah memberikan kontribusi yang memuaskan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Perusahaan yang memiliki banyak pusat pertanggung-jawaban biasanya memilih satu dari
dua pendekatan pengambilan keputusan: sentralisasi atau desentralisasi. Desentralisasi adalah
praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.

Desentralisasi memiliki banyak keunggulan:

Manajemen puncak bebas dari pemecahan masalah harian dan terkonsentrasi pada
strategi, pembuatan keputusan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan pada
masalah koordinasi.

Memberikan pengalaman berharga bagi manajemen lebih bawah dalam pembuatan


keputusan

Manajer lebih bawah memiliki informasi yang lebih rinci terutama informasi local.

Untuk memudahkan evaluasi kerja dikarenakan adanya kebebasan bagi manajer


tingkat bawah.

Mendorong manajer tingkat bawah untuk menunjukan kerja terbaik mereka, hal ini
muncul karena semangat kerja mereka meningkat sehubungan dengan pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab.

Disamping itu desentralisasi juga mempunyai kelemahan:

Memungkinkan manajer membuat keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran


keseluruhan dari perusahaan dikarenakan pemahaman yang sedikit mengenai strategi
perusahaan.

Kurang koordinasi bagi manajer-manejer yang memiliki otonomi.

Manajer tingkat bawah dimungkinkan mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

Dalam organisasi sebuah perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer


yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusat-pusat pertanggung-jawaban
dan tolok ukur kinerjanya. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang mengolah input menjadi output.
Input dan output yang dapat diukur dengan satuan uang disebut dengan biaya dan
pendapatan.
Terdapat empat pusat pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan (Revenue Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment Centre)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan
pendapatan, biaya dan investasi.

Oni, Zamroni. http://www.akuntansiitumudah.com/teori-akuntansi/. [diakses 29 Oktober


2014 jam 04.00WIB]
Raharjo, Budi Kurniawan.2013.http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/11/postulateprinsip-dan-konsep-dalam-teori-akuntansi/ [diakses 29 Oktober 2014 jam 04.00 WIB]
Kho, Yunita. 2012. http://khoyunitapublish.wordpress.com/2012/11/19/konsep-dasar-teoriakuntansi/ [diakses 29 Oktober jam 04.00 WIB]
https://ariipsm1.wordpress.com/2013/01/07/teori-keagenan/ [diakses 29 Oktober 2014 jam
04.15 WIB]
Ummahdi, Muwahid. 2013. http://muwahidummah.blogspot.com/2013/10/teori-agensi.html
[diakses 29 Oktober 2014 jam 04.15 WIB]
Nurcahyo, Bayu Dwi. 2013. http://bdwinurcahyo.blogspot.com/2013/07/historical-costaccounting-theory.html [ diakses 29 Oktober 2014 jam 10.00 WIB]
Suartini, Ni Made. 2013. http://dexsuar.blogspot.com/2013/07/akuntansipertanggungjawaban.html [diakses 29 Oktober jam 13.00 WIB]
Simbolon,Harry Andrian. https://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/16/desentralisasidan-akuntansi-pertanggungjawaban/ [diakses 29 Oktober 2014 jam 19.00 WIB]

You might also like