You are on page 1of 28

KONSEP PERBAIKAN MUTU

GENETIK
SAPI PERAH

RECORDING/Pencatatan
Kegunaan :
- Dapat memberi informasi tentang ternak, individu perindividu
/ keseluruhan
- Sbg syarat utama utk dpt melakuakan seleksi

1.
2.
3.
4.

Pencatatan meliputi :
Identitas sapi
Produksi susu
Data reproduksi
Kesehatan ternak

Catatan yang ideal :


- Sederhana
- Lengkap
- Teliti
- Mudah dimengerti

1. Identitas sapi :
Pemberian nomor pada sapi
Perlu kartu identitas sapi, utk mencatat informasi ttg:
- Nama dan nomor ternak
- Jenis kelamin
- Tanggal lahir & tgl perkawinan induknya.
- Kemurnian bangsanya
- Bapak (sire)
- Induk (dam)
- Nama & nomor kode pemilik serta alamat
- Dilengkapi foto/ gambar sketsa, yang dibuat dari sisi
kanan, kiri, depan.

Identifikasi : saran dari AHI (Asosiasi Holstein Indonesia)


mengikuti International Identification Program (1990): ternak
diberi no registrasi yang tidak mungkin sama di slr dunia
Penomoran meliputi :
- Kode spesies sapi (1 digit) B (Bovine)
- Kode bangsa (2 digit) HO (Holstein)
- Kode Organisasi (2 digit) HI (Holstein Indonesia)
- Kode Negara (3 digit) INA(Ind)
- Kode Wilayah (2 digit) SS (Surabaya Selatan)
- Nomor ternak (10 digit)0006071936
Nomor sapi : BHOHIINASS 0006071936
Nomor telinga : 6071936

Pemberian nomor :
- Permanen : Pembuatan tatto pada badan dgn
cap bakar
- Temporer : Penggunaan anting pada telinga
2. Catatan produksi :
- Harian
- Bulanan
- Total produksi selama laktasi
- Jumlah hari laktasi

3. Catatan Reproduksi :
- Tanggal dikawinkan
- Tanggal beranak
- Dikawinkan dengan siapa
- Dengan IB, catat no strawnya.
4. Catatan kesehatan :
Hal-hal yang menyangkut :
- Pengobatan
- Vaksinasi

Pencatatan produksi
Yang ideal : Catat produksi pagi dan sore selama periode
laktasi.
Jumlah sapi besar & pemerahan dengan mesin tidak
praktis & biaya besar (untuk pencatatan)
Pencatatan : sebulan sekali, kemudian dilakukan pendugaan
produksi atas catatan yang ada
Y = hi Pi
Y = Taksiran produksi
i : 1,2,3,...n Bulan laktasi
h : hari dalam bulan
P : Produksi susu dalam satu hari pencatatan

Contoh Hasil pendugaan produksi selama Laktasi


Tgl/Bln

Hasil Pencatatan produksi

Hasil pendugaan

Pagi

Sore

Jlh

hx p

15 /1

4,3

4,1

8,4

31

260,4

15/2

4,8

5,3

10,1

28

282,4

15/3

8,8

8,0

16,8

31

520,8

15/4

6,7

5,3

12,0

30

360,0

15/5

8,8

5,1

11,9

31

368.9

15/6

8,0

3,5

9,5

30

285,0

15/7

4,5

4,5

9,0

31

279,0

15/8

5,2

4,1

9,3

31

288,3

15/9

3,7

2,7

6,4

30

192,0

15/10

2,0

2,0

4,0

31

124,0

15/11

Dikeringkan
304

2961,2 kg

Standarisasi Catatan Produksi


Produksi susu dipengaruhi oleh :
- Faktor tidak terkendali
- Faktor terkendali : prod susu dapat disesuaikan/dikoreksi kearah keadaan
tertentu sebagai patokan standart
- Faktor koreksi yang terkenal utk prod susu disesuaikan kearah
a. Lama pemerahan 305 hari, dasarnya:
- Sapi perah optimal beranak 1X/th
- Lama pengeringan : 6-8 minggu
- Umur dewasa : 66-72 bln mencapai prod optimal
b. Umur induk dewasa
c. Pemerahan 2x / hari
- Faktor koreksi tsb dikenal dengan : Mature Equivalent(ME) atau Setara
dewasa

Contoh Pengunaan faktor koreksi


Diketahui :
Sapi

Umur (th-bln)

Panjang
laktasi

Pemerahan
/hari

Produksi
Nyata

ME

2-10

200

5800

4-3

320

5000

Hitung : Produksi susu yang dinyatakan dlm ME


Jawab : (lihat ditabel)
Faktor koreksi

Sapi A

Sapi B

Umur

1,20

1,05

Panjang laktasi

1,38

0,97

Jumlah pemerahan

0,88

1,00

Produksi sapi A dan B yang dinyatakan dalam


bentuk ME adalah :
Sapi A = (1,2) (1,38) (0,88) (5800) =
8.452,22 kg
Sapi B : (1,05) (0,97) (1,00) (5000) =
5.092,50 kg

Heritability(h) dan repeatability(r)


sifat-sifat kuantitatif pada sapi perah
Sifat kualitatif : mudah dibedakan tanpa harus
mengukur dikontrol sepasang gen
Ct : Warna, bertanduk/tdk, pola warna,dll
Sifat Kuantitatif: Tidak mudah dibedakan /
dipisahkan menjadi kelompok yang terputus
dikontrol banyak gen
Ct : produksi susu, telur, ukuran tubuh, laju
pertumbuhan,dll

Heritability (h):
Keragaman total dari suatu sifat yang diakibatkan oleh
pengaruh genetik (nilai 0-1,0)
h = 1 Suatu sifat kuantitatif, dimana semua keragaman
disebabkan oleh keturunan ( bukan lingkungan)
Sifat pada sapi perah

Heritability (h)

Jarak beranak

0-5

Produksi susu

20 40

Produksi lemak susu

25 - 40

Besar ambing

20 - 40

Kadar lemak susu

30 - 60

SNF (Solid Non Fat)

50 - 80

Kadar protein susu

48 - 88

Kadar laktose susu

35 - 62

Repeatability (r) :
Utk sifat-sifat yang muncul beberapa kali
dalam hidupnya
Ct : Produksi susu
Jumlah anak sekelahiran
Berat saat disapih
* Yaitu bagian dari ragam total suatu populasi
yang disebabkan oleh perbedaan antar
individu yang bersifat permanen

Seleksi pada sapi perah


Pendugaan kemampuan berproduksi untuk seekor sapi
betina:
Metode MPPA ( Most Probable Producing Ability) :
nr
MPPA =
(P1-P2) + P2
1+(n1)r
n : Jumlah pengamatan
r : Repeatability
P1 : Rata rata prod sapi yang diukur
P2 : Rata rata prod susu populasi

Contoh :
Sapi

Laktasi 1

Laktasi 2

Laktasi 3

Rata-rata

4160

4010

3923

4031

2579

2590

2584,5

4849

4849

Rata rata produksi susu populasi : 3760,4


r prod susu : 0,4
MPPA A= {(3) (0,4)/ 1 + (3-1) (0,4)}{4031-3760,4)
+3760,4} = 3940,89
MPPA B = {(2) (0,4)/1 + (2-1) (0,4) } {2584,5 3760,4) +
3760,4} = 3088,96
MPPA C = {(1) (0,4)/ 1 + (1-1) (0,4)}{4849 3760,4) +
3760,4} = 4195, 84

MPPA :
- Diduga atas dasar performan yang telah ada
- Bersifat relatif (hanya berlaku utk peternakan
setempat).
- Harus ada data prforman dulu, kmdn diduga
kemampuanya yad.

Pendugaan Nilai Pemuliaan(NP)


Pendugaan perhitungan NP, adalah sbb.:
nh2
NP =
(P1-P2) + P2
1+(n1)r
NP : Nilai pemuliaan
n : Jumlah pengamatan
r : Angka pengulangan Produksi susu
h : Angka pewarisan produksi susu
P1 : Rata-rata prod sapi yang diukur
P2 : Rata rata prod susu populasi

Contoh :
Sapi

Laktasi 1

Laktasi 2

Laktasi 3

Rata-rata

4160

4010

3923

4031

2579

2590

2584,5

4849

4849

Rata rata produksi susu populasi : 3760,4


r Prod susu : 0,4
h: 0,25
MPPA A= {(3) (0,25)/ 1 + (3-1) (0,4)}{4031-3760,4)
+3760,4} = 3872,96
MPPA B = {(2) (0,25)/1 + (2-1) (0,4) } {2584,5 3760,4)
+ 3760,4} = 3340,6
MPPA C = {(1) (0,25)/ 1 + (1-1) (0,4)}{4849 3760,4) +
3760,4} = 4032,55

NP Dan MPPA :
Bisa tidak ditambah rata-rata populasi
Rata-rata < rata-rata populasi : Negatif
Rata-rata > rata-rata populasi : positif

* Menghasilkan urutan yang sama, tapi nilai


sedikit beda.

Seleksi untuk memilih Pejantan


Seleksi pejantan lebih penting, krn :
- Memp anak lebih banyak dari pada induk
- Teknik semen beku pada IB
Jantan tidak menghasilkan susu Pendugaan
kemampuan genetik dalam menghasilkan
susu Ditaksir dari produksi anak betinanya

Beberapa metode utk memilih


calon pejantan
1. Membandingkan prod hermatenya = Herdmate
comparison =Daughter Herdmate Comparison
( dikembangkan oleh : Henderson )
- Herdmate : Semua induk dalam suatu peternakan,
yang beranak dalam waktu yang relatif bersamaan
tetapi bukan merupakan saudara tiri sebapak
- Membandingkan produksi dari anak-anak pejantan
dibandingkan dengan produksi dari herdmatenya
yang beranak pada waktu yang bersamaan

2. Perbandingan antar produksi anak


- Disebut metode Daughter Coparison
- Membandingkan produksi anak betina dari satu pejantan
dengan pejantan lainnya
3. Membandingkan produksi anak - induk
- Disebut Daughter Dam Coparison
- Perbandingan rata-rata produksi susu anak dengan produksi
susu induk
4. Contemporary Comparison
- Merupakan uji zuriat yang berdasarkan atas produksi susu
laktasi pertama dari anak-anak pejantan, Yang diuji terhadap
produksi susu laktasi pertama dari anak-anak pejantan lain
yang beranak pada tempat, tahun dan musim yang sama

5. Nilai pemuliaan:
- NP dalam uji zuriat (Progeny test) dapat dicari dengan rumus :

2nh2
NP =

(P1-P2) + P2
4 + ( n 1 ) h2

NP : Nilai pemuliaan
n : Banyaknya catatan produksi dari anak betinanya
h : Angka pewarisan
P1 : Rata rata prod anak betina
P2 : Rata rata prod susu populasi

Sejarah Pemuliaan sapi perah di


Indonesia
Tahun 1891-1893 :
- Masuknya pejantan FH di Tengger Pasuruan
- Silang dengan sapi lokal Sapi grati
- Salatiga, Boyolali : Grading up sapi lokal
dengan FH Sapi Boyolali
Tahun 1900 :
- Di Cisarua ada peternakan murni Sapi FH :
Pejantannya utk memperbaiki Sapi di Kedu
Utara, Banyumas dan Pasuruan

Tahun 1939 : Diimpor sapi FH 22 ekor ke Grati


Tahun 1980 : Diimpor ribuan sapi dari
Australia, New Zealand dan AS
Perbaikan mutu genetik dengan IB
menggunakan semen beku dari pejantan
Unggul
Tahun 1972 : Penggunaan semen beku
diaktifkan, berkembang pesat.
Tahun 1987 : BIB Singosari melakukan uji
Zuriat utk memilih pejantan

Di Baturaden (Jawa Tengah) didirikan pusat


pembibitan sapi perah
Kebijakan pemerintah dalam perbaikan mutu
genetik sapi perah :
- Gertak birahi
- Alih janin ( Multiple Ovulation dan Embryo
Transfer)

You might also like