Professional Documents
Culture Documents
selama rentang waktu 18 tahun dari sampel yang diperoleh. Selain itu,
tingkat publikasi pada tingkat publikasi artikel kewirausahaan dalam
jumlah artikel kewirausahaan dalam jurnal manajemen meningkat sebesar
62% selama periode 15 tahun.
Social entrepreneurship publications and citations
Dari beberapa disiplin ilmu yang paling umum memberikan kontribusi
untuk penelitian social entrepreneur adalah manajemen (26%), lalu diikuti
oleh kewirausahaan (11%), ilmu politik (10%), ekonomi (9%), pemasaran
(6%), sosiologi (5%), dan pendidikan (5%). Disiplin ilmu seperti
antropologi (1%), finance (1%), dan hukum (1%) yang menerbitkan paling
sedikiti mengenai social entrepreneur, dan artikel ini juga tidak
menemukan artikel social entrepreneur dalam disiplin ilmu akuntansi,
manajemen operasi atau psikologi. Secara keseluruhan, hal ini
menunjukkan bahwa penelitian social entrepreneur mulai menjangkau
khalayak luas.
Lalu dari 152 artikel social entrepreneur yang diperoleh, sebanyak 80
(52%) merupakan artikel konseptual dan sebanyak 72 (48%) merupakan
artikel empiris. Untuk artikel konseptual, diuji menggunakan proposisi
formal. Sedangkan untuk artikel empiris, menggunakan proposisi formal
atau hipotesis, metode penelitian, setting penelitian, ukuran sampel, dan
pengukuran konstruk social entrepreneur (the measurement of the social
entrepreneurship construct).
Conceptual articles
Artikel konseptual dikategorikan dalam beberapa hal, seperti deskripsi,
penjelasan, atau prediksi (Kerlinger, 1986; Salju dan Thomas,
1994). Untuk menilainya tersebut, dengan menandai setiap deskripsi,
penjelasan, atau prediksi sebagai kunci dalam menganalisanya.
Empirical articles
Artikel empiris diberi tanda pada bagian hipotesis formal, metode
penelitian, sumber data, pengaturan penelitian geografis, ukuran sampel
yang
digunakan,
dan
bagaimana
social
entrepreneur
yang
dioperasionalkan atau diukur. Hipotesis yang benar, pertama, mereka
menyediakan alat-alat kerja teori. Kedua, mereka memungkinkan untuk
melakukan pengujian hubungan antara variabel, dan dengan demikian
dapat ditampilkan untuk menjadi mungkin benar atau mungkin
salah. Ketiga, dapat diuji terpisah dari nilai-nilai seorang peneliti dan
pendapat.
Implications of Empirical Findings
Berdasarkan Tabel 2 sebelumnya terdapat gambaran keterbatasan
kerja kewirausahaan sosial dari studi kasus dan pendekatan teori
mendalam. Eisenhardt (1989) melihat walau terdapat tahapan awal dalam
usaha penyediaan dasar penelitian. Akan tetapi sayangnya konsep
kewirausahaan sosial yang digunakan sekurangnya dua decade ini lebih
Entrepreneurs
hip
1
Social issues in
management
3
Public/nonprofit
management
2
Context
8
Abstrak
Social entrepreneurship telah menjadi salah satu topik penelitian
akademis selama hampir 20 tahun terakhir, tapi belum atau masih sedikit
keluaran jurnal yang ada mengenai penelitian social entrepreneurship
tersebut. Telah banyak muncul artikel-artikel mengenai social
entrepreneurship namun tidak diimbangi dengan penelitian-penelitian
empiris yang telah dilakukan. Sedikit dari penelitian empirik mengenai
topik ini pun kebanyakan kurang mantap dalam penggunaan hipotesa
serta metodenya. Atas dasar ini dapat dikatakan penelitian social
entrepreneurship masih dalam tahap awal (embrio). Kemudian social
entrepreneurship
dapat
dilihat
dari
berbagai
bidang
seperti
entrepreneurship, manajemen publik/nonprofit, isu-isu sosial, dan banyak
lagi dimana kesemuanya itu dapat menjadi lahan segar untuk pijakan
penelitian-penelitian social entrepreneurship di masa mendatang. Tidak
kalah penting dimana peneliti harus menemukan tema-tema kunci dalam
melakukan penelitian social entrepreneurship yang diramu menggunakan
teori yang telah mantap.
Discussion
Pada tahun-tahun pertama kemunculan social entrepreneurship,
pengetahuan mengenai hal tersebut hanya berbasis pada kasus yang
didapat dari data kualitatif yang dikumpulkan secara mendalam oleh
peneliti. Kemudian Hal ini ditetapkan dalam jurnal kebijakan publik dan
nonprofit sebagai pijakan manajemen entrepreneurship. Namun hal tadi
saja dapat dikatakan masih minimal mengingat penelitian social
entrepreneurship baru saja tumbuh dan berkembang. Untuk memajukan
penelitian social entrepreneurship secara teoritis maupun empiris, jurnal
ini menetapkan 10 tema kunci yang merupakan kepentingan-kepentingan
strategis dari entrepreneurship oleh Schendel dan Hitt (2007) tabel 3.
Implication for Theory Testing
Pada 18 tahun pertamanya, penelitian social entrepreneurship
dikarakteristikkan sebagai penelitian yang lebih banyak menggunakan
pendekatan-pendekatan kualitatif. Sebagai penelitian mendalam, metode
kualitatif ini telah digunakan dalam 12 penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan atau menguji teori dari 17 artikel paling menarik dalam
bidang manajemen. Melalui pendekatan yang sangat menggali ini,
diharapkan penelitian-penelitian social entrepreneurship selanjutnya di
masa depan tetap meneruskan tradisi ini sehingga hasilnya bisa terus
dipublikasikan dalam jurnal-jurnal manajemen dan entrepreneurship.
Menurut Van de Ven dan Johnson (2006), untuk menyaring kesalahankesalahan yang mungkin terjadi serta meningkatkan validitas, keandalan,
dan pembelajaran, diperlukan kombinasi model-model metode lain seperti
pendekatan kuantitatif ketika menghadapi persoalan yang kompleks.
Fokus penelitian
potensial
Pertanyaan penelitian
yang memungkinkan
social
entrepreneurship
Accounting
Anthropology
Hubungan antara
konteks budaya
dengan social
entrepreneurship
Economics
Hubungan antara
social
entrepreneurship
dengan pertumbuhan
ekonomi
Finance
Peluang pendanaan
dan batasan dalam
memulai dan
mempertahankan
usaha sosial
Management
Peran kepemimpinan
dalam membantu
menanamkan nilai-nilai
social
entrepreneurship
Gaya kepemimpinan
apa yang paling efektif
dalam memfasilitasi
proses pengambilan
keputusan dan hasil
dari social
entrepreneurship?
Marketing
Praktik marketing
social
entrepreneurship
Operations
Management
Political Science
Pengaruh kebijakan
nasional pada social
entrepreneurship
Psychology
Hubungan antara
social
entrepreneurship
dengan
entrepreneurial
cognition
Apakah beberapa
karakteristik
kepribadian terkait
dengan social
entrepreneurs?
Sociology
Pengaruh masyarakat
terhadap inisiatif dari
social
entrepreneurship
Tekanan institusional
mana yang memainkan
peran paling besar
dalam kemunculan
social
entrepreneurship?
Faktor apa yang paling
mempengaruhi
penyebaran inovasi
sosial?
Findings
Temuan dalam penelitian ini terbagi dalam dua tahapan yang saling
berkaitan. Pada tahap pertama, menjelaskan tujuh tema yang diperoleh
dari wawancara mendalam pada studi kasus yang ada. Tema-tema
tersebut adalah dinamika lingkungan, inovatif, proaktif, manajemen
kerugian, keberlanjutan, misi sosial dan melihat kesempatan. Pada tahap
kedua, setiap tema akan diintegrasikan kedalam model yang koheren
mengenai kewirausahaan sosial.
Thematic analysis and propositions
1. Dinamika Lingkungan
Peneliti melihat bahwa dampak dari perubahan konteks sosial dan bisnis,
daya saing, dan kompleksitas dilapangan sama halnya dengan dampak
yang diakibatkan pemerintah (sokongan dana atau kebijakan) dalam
dinamika lingkungan yang mempengaruhi NFPs. Sebagai contoh, pada
studi kasus B, dimana kompleksitas perubahan lingkungan dilapangan
yang baru sangat berpengaruh bagi organisasi. Perubahan tersebut
sampai kepada alasan berdirinya organisasi. Informan mengatakan bahwa
mungkin usaha untuk tetap menjadi organisasi adalah tantangan terbesar
kami.
Proposisi: Social entrepreneurship is responsive to and constrained by
environmental dynamics.
2. Inovatif
Peneliti menemukan keterkaitan yang penting antara dinamika lingkungan
dan nilai strategis yang digunakan kewirausahaan sosial NFPs. Lingkungan
yang semakin kompetitif memaksa NFPs menjadi inovatif dalam semua
kegiatan yang ingin mereka ciptakan. Misalnya seperti pada studi kasus H,
mengenai pencarian dana. Menurut informan pada studi kasus H, jika
proposal untuk mencari dana tidak menarik, lebih baik tidak perlu
diajukan, hal itu hanya akan membuang waktu. Karena akan ada banyak
alasan bagi penyandang dana untuk menyumbangkan ke organisasi yang
lain. Jadi proposal yang dibuat harus inovatif.
Proposisi: Social entrepreneurship strives to achieve social value creation
through the display of innovativeness.
3. Proaktif
Wirausahawan sosial NFPs percaya bahwa mereka harus aktif untuk dapat
bertahan, untuk melayani pasar, dan untuk berkembang. Seperti pada
contoh studi kasus B, keaktifan sangat dibutuhkan dalam upaya pencarian
dana. Menurut informan pada studi kasus B, dalam lingkungan yang
kompetitif dalam pencarian dana, setiap organisasi harus aktif dan
inovatif dalam upaya mereka mencari dana.
Proposisi: Social entrepreneurship strives to achieve social value creation
through the display of proactiveness.
4. Manajemen kerugian