You are on page 1of 4

Ketentuan Pelaporan Nilai Wajar

o Aset dan Kewajiban yang Sesuai untuk Pilihan Nilai Wajar


SFAS 159 memperbolehkan perusahaan untuk melaporkan rangkaian luas aset
(kewajiban) keuangan pada nilai wajarnya. Namun, hal berikut ini tidak diperbolehkan
untuk dilaporkan dalam nilai wajarnya: (1) investasi pada anak perusahaan yang perlu
dikonsolidasi, (2) aset (kewajiban) imbalan pascapensiun, (3) aset (kewajiban) sewa guna
usaha, (4) kontrak asuransi jenis tertentu, (5) komitmen pinjaman, dan (6) investasi
metode ekuitas dengan kondisi tertentu.
o Aplikasi Tertentu
Perusahaan diberikan fleksibilitas yang cukup luas dalam mengaplikasikan secara
selektif pilihan nilai wajar atas aset (kewajiban) individualnya. Namun apabila pilihan
nilai wajar sudah diterapkan pada aset (kewajiban) tertentu, hal tersebut tidak dapat
dikembalikan.
o Ketentuan Pelaporan
1. Nilai yang tercatat dari nilai aset (kewajiban) dalam neraca akan selalu pada nilai
wajarnya pada saat tanggal neraca.
2. Semua perubahan dalam nilai wajar aset (kewajiban), termasuk keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasikan akan dimasukkan dalam laba bersih.
3. Perusahaan dapat memilih untuk melaporkan porsi keuntungan dan kerugian yang
belum direalisasi secara berbeda dengan komponen keuangan atau bersama-sama.
Pengungkapan Nilai Wajar
Pemilihan nilai wajar atas aset dan kewajiban harus diungkapkan di laporan keuangan.
Biasanyadi jabarkan secara detail pada catatan atas laporan keuangan.
o Keandalan Pengukuran Nilai Wajar
Perusahaan biasanya akan memisahkan nilai wajar berdasarkan jenis input yang
digunakan dalam menentukan nilai wajar mereka.
1. Tingkat 1: Berdasarkan harga yang ditawarkan untuk sekuritas yang persis sama
dengan sekuritas yang sedang dinilai.
2. Tingkat 2: Berdasarkan harga sekuritas yang ditawarkan untuk sekuritas yang mirip
atau dari pasar yang tidak aktif.
3. Tingkat 3: input bukan berasal dari observasi melainkan dari asumsi perusahaan.

Jika perusahaan lebih banyak memakai input dari tingkat 1, maka keandalan dari
pengukuran nilai wajar akan tinggi. Begitu pula jika perusahaan menggunakan input
tingkat 3, maka keandalannya bisa jadi lebih rendah.
o Adopsi Oportunistis dari SFAS 159
SFAS 159 memperbolehkan suatu perusahaan melakukan pembatasan signifikan
mengenai aset atau kewajiban khusus apa yang dapat diberlakukan pilihan nilai wajar.
Seorang analis perlu melakukan verifikasi apakah pemilihan nilai wajar merupakan
tindakan oportunistis dengan tujuan mempercantik laporan keuangan.

KONSOLIDASI ANAK PERUSAHAAN LUAR NEGERI


Standar akuntansi kini memberikan dua pendekatan translasi, metode kurs kini
(current rate method) dan metode sementara (temporal method). Jika anak perusahaan relatif
independen, metode kurs kini digunakan. Sedangkan jika anak perusahaan terintegrasi secara
dekat dengan induk perusahaan, yang digunakan adalah metode sementara.
Jika metode kurs kini digunakan, penyesuaian penerjemahan (translation adjustment)
disajikan dalam pendapatan komprehensif lainnya. Jika metode sementara yang digunakan,
maka penyesuaian ini disajikan sebagai keuntungan pengukuran kembali (remeasurement)
dan kerugian dalam laporan laba rugi.
Translasi laporan keuangan melibatkan empat nilai tukar (exchange rate):
1. Historis (historical) nilai tukar saat terjadinya transaksi
2. Kini (current) nilai tukar pada akhir periode akuntansi
3. Spesifik (spesific) nilai tukar untuk transaksi tertentu
4. Rata-rata tertimbang (weighted avarage) nilai tukar rata-rata tertimbang selama
periode akuntansi.
o Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Neraca melaporkan penyesuaian translasi sebagai komponen ekuitas pemegang saham
yang terpisah biasanya dilaporkan dalam komponen umum berjudul Akumulasi Laba
(Rugi) Komprehensif Lainnya (Accumulated Other ComprehensiveIncome (Loss))
o Analisis Keuntungan dan Kerugian Translasi
Menghitung keuntungan translasi dengan cara sebagai berikut:
Keuntungan translasi dari saldo awal aset bersih
(aset bersih awal x perubahan nilai tukar antara awal dan akhir tahun)

xxxx

Keuntungan translasi dari kenaikan aset bersih pada tahun X


(kenaikan aset bersih tahun X x selisih nilai tukar awal dan akhir thn X)
TOTAL KEUNTUNGAN TRANSLASI

xxxx
xxxx

Jika perubahan aset bersih terjadi karena transaksi non-operasi, perusahaan harus
mengidentifikasi nilai tukar untuk translasi transaksi tersebut. Penyesuaian ini kemudian
dimasukkan dalam perhitungan keuntungan dan kerugian translasi dengan cara yang sama
seperti di atas.
o Akuntansi Investasi Asing oleh Induk Perusahaan
Jika induk perusahaan mencatat investasi dalam anak perusahaan asing dengan
menggunakan metode ekuitas, induk perusahaan mencatat penyesuaian translasi sesuai
proporsi kepemilikannya.
Jika induk perusahaan menjual investasi anak perusahaan, maka induk perusahaan harus:
(1) mencatat keuntungan atau kerugian sebesar selisih antara harga jual dengan nilai buku
investasi tersebut. dan (2) mengalihkan saldo Penyesuaian Translasi Mata Uang Asing ke
laba.
ANALISIS IMPLIKASI TRANSLASI MATA UANG ASING
Translasi dengan metode sementara adalah cara yang paling konsisten dengan harga
perolehan dalam akuntansi. Dalam metode ini, akun non-moneter seperti aset tetap dan
persediaan dinyatakan pada nilai dolar pada taggal perolehan.
Perusahaan umumnya tidak menyukai keuntungan dan kerugian trnslasi dalam
metode sementara karena variasi dalam lingkungan ekonomi dan mengakibatkan
ketidakstabilan laba. Praktik saat ini tidak menggunakan metode sementara, kecuali dalam
dua kasus berikut:
1. Jika entitas asing merupakan perpanjangan induk perusahaan
2. Jika terjadi hyperinflation, translasi aset non-operasi menyebabkan aset menjadi
sangat rendah karena penggunaan nilai tukar kini. Mata uang asing kehilangan
kegunaannya dan karenanya mata uang yang legih stabil yang digunakan.
Praktik saat ini menggunakan metode kurs kini. Metode ini memperbolehkan
pengakuan keuntungan dan kerugian tanpa melalui laporan laba rugi, melainkan langsung

dalam pendapatan komprehensif. Kedua, dalam metode ini translasi mata uang memengaruhi
ekuitas, bukan laba. Dengan demikian, pendekatan ini akan memengaruhi rasio-rasio. Ketiga,
dampak perubahan nilai tukar pada translasi laporan laba rugi dapat dipelajari. Dalam metode
kurs kini, laba translasi bervariasi mengikuti perubahan nilai tukar. Hal tersebut
menyebabkan estimasi dampak translasi pada laporan laba rugi menjadi lebih mudah.
PENYESUAIAN PADA LAPORAN KEUANGAN
Karena pendapatan komprehensif mencakup keuntungan dan kerugian belum
direalisasi hanya untuk sekuritas diperdagangkan dan tersedia untuk dijual, pendapatan
komprehensif harus disesuaikan untuk mencakup keuntungan dan kerugian belum direalisasi
dari sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo.
Pendapatan investasi permanen = ROI yang diinginkan x (Nilai wajar investasi awal + Nilai
wajar investasi akhir) / 2.
Untuk tujuan analisis, kita menginginkan semua sekuritas investasi dilaporkan sebesar
nilai wajar pada neraca. Oleh karena itu, kita akan menyesuaikan sekuritas yang dimiliki
hingga jatuh tempo ke dalam nilai wajarnya.
EVALUASI KINERJA INVESTASI
Kinerja sekuritas investasi dievaluasi dengan tingkat pengembalian investasi (ROI),
yang dapat diartikan secara bebas sebagai realisasi penghasilan investasi untuk periode
dibagi dengan basis investasi rata-rata:

Penghasilan investasi = Pendapatan bunga (dan dividen) + Realisasi keuntungan dan


kerugian + Keuntungan dan kerugian belum direalisasi.

You might also like