Professional Documents
Culture Documents
Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki,meskipun
setiap orang memiliki tingkatan / kualitas yang berbeda. Orang yang memiliki keterampilan
berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan
bagi orang yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah,sehingga bukan
tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalah pahaman yang hanya akan membuat
suasana mejadi panas.
KOMUNIKASI 1 ARAH
PENGIRIM PENERIMA
Pengirim aktif milih pesan -> disampaikan dalam bentuk lambang / sandi -> pesan yang
tersampaikan berupa lambang (bunyi / tulisan).
Pesan diterima berupa lambang (bunyi / tulisan) -> lambang / sandi yang di terima mengalami
proses penafsiran -> sehingga keluar makna pesan yang sama dengan makna pesan yag dikirim.
Kedua pihak harus memiliki keterampilan yang sama :
Pengirim : Harus pandai memilih lambang-lambang (bunyi / tulisan) guna penyampaian pesan
sehingga mudah di terima.
Penerima :Harus terampil dalam menafsirkan lambang-lambang (bunyi / tulisan) sehingga di dapati
makna yang paling pas / tepat.
Penyampaian pesan berupa bunyi-bunyi bahasa yang di ucapkan :
Proses Encoding :
- Pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa berupa bunyi-bunyi yang diucapkan (
(bahasa lisan) untuk selanjutnya di sampaikan kepada penerima dan dikenal dengan istilah
BERBICARA.
Proses Decoding :
- Proses pengubahan bentuk-bentuk bahasa berupa bunyi-bunyi lisan kembali menjadi pesan yang
biasa kita kenal dengan istilah MENYIMAK.
- Kita dapat meminta klarifikasi, pengulangan / kita dapat meminta lawan bicara memperlambat
tempo bicara.
b. Situasi berbicara secara Semi-Interaktif :
#misal : Situasi berpidato dihadapan umum secara langsung.
#Ket. : Audiens memang tidak dapat melakukan iterupsi terhadap pembicara,namun pembicara
dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat Non-Interaktif :
#misal : berpidato lewat radio / TV
KETERAMPILAN MENYIMAK
I. Kemampuan Menyimak Tingkat Dasar
Pada dasarnya pengembangan keterampilan menyimak itu dapat
dibedakan atas empat tataran pokok sebagai berikut (Soedjiatno,
1983:18).
1. Tataran identifikasi, yaitu tahap pengenalan terhadap berbagai jenis
bunyi suatu bahasa,
kata-kata, frase-frase, kalimat dalam hubungan timbal balik
antarstruktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi, bahkan juga
logika.
2. Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi, yaitu tataran menyimak
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di
antaranya:
1. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan
kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi
yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema
materi yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa kita tidak
akan jenuh belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
3. Unsur Penyimak / Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan
Lingkungan yang mempengaruhi tersebut memberikan kenyataan bahwa siswa dapat
menyimak bahan dengan baik atau tidak. Harus dihindari faktor lingkungan yang akan
berpengaruh buruk bagi keberhasilan pengembangan kompetensi menyimak. Faktor
tersebut misalnya minimnya fasilitas (tidak ada laboratorium), suasana menyimak tidak
nyaman (ruangan telalu lebar, kelas di sebelah kita terlalu berisik
IPS
2. Prinsip Ekonomi adalah dasar bertindak dengan pengorbanan tertentu guna memperoleh hasil
sebesar-besarnya ata dasar bertindak dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk
mendapatkan hasil tertentu.
yang maksimum.
4. Prinsip Ekonomi dalam Distribusi.
Dalam melakukan kegiatan ekonomi, distributor juga perlu menggunakan prinsip ekonomi.
Dengan berpegang pada prinsip ekonomi, distributor dapat menyalurkan hasil produksi dalam
jumlah dan waktu tertentu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Oleh karena itu,
distributor harus menghitung biaya dan waktu yang diperlukan untuk menyalurkan barang
kepada konsumen. Dengan adanya perhitungan itu, distributor dapat menyalurkan barang
dengan biaya dan waktu seefisien mungkin. Distributor yang berpegang teguh pada prinsip
ekonomi akan berupaya untuk:
a. Mengenal produk yang akan disalurkan dan harga jual produk di pasar.
b. Mencari tahu tentang konsumen yang membutuhkan produk itu.
c. Mencari tahu tentang tempat konsumen mendapatkan produk itu (warung, toko, pasar, atau
supermarket).
d. Mencari tahu sarana (transportasi) dan saluran (agen, pedagang di pasar, pemilik toko, dan
pasar)
3. Sedangkan kelemahan koperasi menurut saya bukan pada koperasi itu sendiri tetapi pada teknis
pelaksanaan dari koperasi itu sendiri, seperti :
Keterbatasan modal. Seperti yang kita ketahui kalau koperasi pada umumnya didirikan oleh
masyarakat ekonomi lemah sehingga modal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela
yang terkumpul terbatas jumlahnya. Kelemahan ini dapat diatasi dengan a.meningkatkan jumlah
anggota, b. Meningkatkan kesadaran dan tingkat kedisiplinan anggota memenuhi kewajibannya dalam
membiayai koperasi c. Mengelola usaha dengan baik sehingga mampu memberikan keuntungan yang
optimal bagi pemupukan modal, d. Mencari modal penyertaan dan atau modal dari luar baik dari
individu, pemerintah atau perbankan
Kemampuan manajemen perkoperasian yang buruk. Pengelolaan koperasi yang buruk tidak akan
memberikan keuntungan bagi anggotanya tetapi mengakibahal ini dapat diatasi dengan
mengikutsertakan pengurus dalam pendidikan dan pelatihan koperasi atau manajemen yang dilakukan
dinas koperasi atau pihak swasta, selain itu dapat pula dengan menunjuk pengelola yang profesional di
bidangnya.
Konflik kepentingan. Konflik kepentingan sering terjadi antara pemilik organisasi dengan kepentingan
mereka yang mengontrol atau mengelola organisasi, padahal seharusnya kepentingan pemiliklah
(anggota) yang harus mendominasi usaha koperasi. Hal ini dapat diminimalisir dengan dilakukannya
pengawasan baik internal (badan pengawas yg dipilih oleh anggota) ataupun pihak eksternal.
Kokoperasian, merupakan istilah bagi koperasi yang dimanfaatkan oleh sekolompok orang atau pihak
tertentu untuk memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan kelonggaran aturan pendirian dan
pengelolaan koperasi. Contohnya koperasi yang hanya didirikan dan diorganisir untuk mendapat
bantuan dari luar, koperasi yang didirikan untuk memenuhi hasrat/dukungan politik (terjadi pada
zaman orla dan orba), ataupun koperasi yang tidak memperdulikan prinsip koperasi. Kokoperasian ini
lah yang sering melunturkan kepercayaan masyarakat awan tentang koperasi.
Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat
dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual,
atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.
Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada
pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian
dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk
maju.
3.
Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugastugas kelompok atau individu.
4.
5.
Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini
merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama
kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati
kelompok.
6.
Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan
interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas
kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak
terlalu besar dan sebaliknya.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen,
terkonsentrasi
nya kelembagaan-kelembagaan.
waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
Pengawasan Sosial
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah
pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh
kualitas pribadi
dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa
tidak demikian
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh
masingmasing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan,
cara dan
norma yang berlaku