Professional Documents
Culture Documents
NIM
: 21070112130098
dan
kegiatan
dari
siklus
PDCA
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut
P (Plan = Rencanakan)
Plan artinya merencanakan sasaran, goal, dan tujuan dan proses apa yang
dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan spesifikasi tujuan yang
ditetapkan. Kegiatan Plan menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke
dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat
dipakai sebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir
yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah
mutu yang akan diselenggarakan. Plan ini harus diterjemahkan secara detil dan per subsistem.
2.
D (Do = Kerjakan)
Do artinya melakukan perencanaan proses yang telah ditetapkan sebelumnya. Ukuranukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap Plan. Dalam konsep Do ini kita harus
benar-benar menghindari penundaan. Semakin kita menunda pekerjaan yang ada maka
waktu kita semakin terbuang dan yang pasti pekerjaan akan bertambah banyak. Langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Implementasi proses. Dalam langkah ini hal yang dilakukan adalah melaksanakan
rencana yang telah disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan dalam
skala kecil (proyek uji coba).
manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok
manajerial, yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf
terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan
cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan
3.
C (Check = Evaluasi)
Check artinya melakukan evaluasi terhadap sasaran dan proses serta melaporkan apa saja
hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjakan, sudahkah sesuai dengan
standar yang ada atau masih ada kekurangan. Langkah yang dilakukan dalam proses ini
adalah
Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan
melaporkan hasilnya.
Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu memantau dan
mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi.
Teknik yang digunakan untuk check adalah observasi dan survei. Apabila masih
menemukan kelemahan-kelemahan dan hambatan makan dilakukan suatu perbaikan
dan langkah baru. Namun apabila perbaikan yang dilakukan masih belum sesuai,
maka mencari langkah atau metode lain. Sebaliknya, apabila langkah perbaikan sudah
benar, maka dilakukan rutinitas dalam metode tersebut.
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan
dengan baik
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan
4.
A (Act = Menindaklanjuti)
Act artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil sasaran dan proses serta menindaklanjuti
dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah dikerjakan masih ada yang kurang
atau belum sempurna, maka harus segera melakukan action untuk memperbaikinya. Proses
Act ini sangat penting artinya sebelum kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan
selanjutnya. Langkah yang dilakukan dalam act ini adalah:
Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga
meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum
implementasi berikutnya.
Menindaklanjuti
hasil
berarti
melakukan
standarisasi
perubahan,
seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan, merevisi proses
yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang
ada, mengkomunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan
yang dilakukan apabila diperlukan, mengembangkan rencana yang jelas, dan
mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor perubahan dengan
melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur.
Suatu rencana kerja yang telah dipertimbangkan dan diperbaiki harus
dilaksanakan kembali dan perlu dilakukan pemantauan pada kemajuan serta hasil yang
dicapai. Dari kemajuan ini nantinya akan dilakukan tindakan yang sesuai.
Cara melakukan penilaian mutu pelayanan
a.
b.
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
meminta
keterangan
PDCA seringkali dilakukan dalam kegiatan KAIZEN dengan menggunakan LEAN SIX
SIGMA. PDCA sangatlah cocok untuk dipergunakan untuk skala kecil kegiatan continues
improvement, yaitu memperpendek siklus kerja, menghapuskan pemborosan di tempat kerja
dan produktivitas.
(https://sites.google.com/site/kelolakualitas/PDCA\)
(https://www.academia.edu/6562309/MAKALAH_PDCA)
Secara umum, hubungan penggunaan seven tools pada PDCA dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
(http://bestpracticesindustrial.files.wordpress.com/2014/04/tabel-7-tool.jpg)
a. Plan
Pada tahap Plan, hal yang dilakukan adalah menentukan akar masalah
pada suatu kejadian yang diamati sehingga dapat dilakukan perencanaan kerja
untuk memperbaiki masalah. Oleh karena itu, pada tahap ini hal yang
dilakukan adalah melakukan metode 7 tools dengan memperhatikan masalah
material dan alat. Pada dasarnya semua metode seven tools digunakan pada
tahap planning ini. Metode-metode tersebut adalah
Checklist
Check Sheet atau sering orang menyebutnya Check List atau Tally Chart,
merupakan alat pertama dari tujuh alat dasar manajemen kualitas
yang sederhana dan digunakan untuk mencatat dan mengklasifikasi data yang
telah diamati. Check Sheet merupakan suatu daftar yang mengandung atau
mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki. Check Sheet merupakan daftar
yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalam situasi atau tingkah laku
atau kegiatan individu yang diamati. Manfaat yang dapat diperoleh dari
penggunaan check sheet dalam mengelola kualitas terutama untuk
1. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana
sesuatu masalah sering terjadi. Kemudahan ini akan berdampak pada efisiensi
dalam pengumpulan data.
2. Memudahkan pemilahan data ke dalam kategori yang berbeda seperti
penyebab-penyebab, masalah-masalah dan lain-lain. Data-data yang telah
terpilah secara rinci yang dikumpulkan dengan menggunakan check sheet,
sekaligus memudahkan pengolahan lebih lanjut untuk memberikan gambaran
tentang faktor-faktor yang relevan dengan persoalan yang sedang dihadapi.
3. Memudahkan penyusunan data secara otomatis, sehingga data itu dapat
dipergunakan dengan mudah.
4. Memudahkan pemisahan antara opini dan fakta.
Contoh Cheklist: Check Sheet untuk hasil proses produksi
Data-data yang dikumpulkan adalah ukuran, berat dan diameter yang
dihasilkan dari suatu proses.
Histogram
Histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang
digambarkan dengan grafis batangan. Tiap tampilan batang menunjukkan
proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan
dengan interval yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks manajemen
kualitas, histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi,
sebaran, dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul
menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian
histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan
proses. Histogram merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi
diagram batang. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya
observasi tiap-tiap kelas. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses,
dan apabila memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan
spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata.
Contoh histogram
Diagram Pareto
Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam kegiatan kendali mutu
untuk menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan,
proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan
bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat
tepat digunakan jika menginginkan hal-hal seperti menentukan prioritas karena
keterbatasan sumberdaya, menggunakan kearifan tim secara kolektif,
menghasilkan konsensus atau keputusan akhir, dan menempatkan keputusan
pada data kuantitatif. Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan
melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan
itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari
keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa, 80% dari keterlambatan
jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan, 20% dari produk
atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda, 20% dari-tenaga
penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari
cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Contoh di atas adalah contoh sederhana dari sebuah diagram pareto dengan
menggunakan sampel data frekuensi relatif dari penyebab IP rendah. Ini
memungkinkan kita untuk melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80%
dari
masalah
dan
di
mana
upaya
kita
harus
difokuskan
untuk
Control chart adalah pola grafis yang berguna ketika anda sedang menyortir
data atau ketika anda sedang melakukan tinjauan apakah perbaikan yang anda
lakukan memang berjalan sesuai dengan jalurnya. Pola peta kendali inilah
yang berkembang menjadi 6 sigma. Berikut manfaat Control; Chart
1. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu periode produksi.
2. Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni menunjukkan
bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya : material, manusia, metode,
dll. terhadap proses produksi.
3. Mengidentifikasi
gejala
penyimpangan
suatu
proses
yakni
dengan
Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram
Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang
Ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong
kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah
dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya.
Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan
diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan
diagram
Cause
and
Effect
(Sebab
dan
Akibat)
karena
diagram
Diagram stratifikasi
Diagram
Stratifikasi
adalah
diagram
yang
menguraikan
atau
berbeda-beda
tergantung
kepada
permasalahannya.
b. Do
Do merupakan implementasi Rencana / tindakan tindakan yang sudah
disepakati sebelumnya dalam Plan.
untuk melakukan evaluasi terhadap hal yang diakukan. Pada dasarnya tahap
checking/ evaluasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Memperbandingkan target dan hasil yang dicapai dengan menggunakan Pareto
Diagram
2. Mengidentifikasi masalah dengan penyebab utama sehingga membutuhkan
seven tools, misalnya diagram Pareto untuk membandingkan sebelum dan
sesudah perbaikan.
3. Mengecek perfomansi sebelum dan sesudah perbaikan dengan menggunakan
grafik garis
d. Act
Pada tahap ini, peneliti perlu menggunakan parameter yang jelas untuk
mereview hasil dari rencana tindakan yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, tools
yang cocok untuk kegiatan act adalah dengan membuat checklist terhadap proses
kerja yang memberikan hasil yang maksimal dan masalah yang masih terulang atau
belum terpecahkan. Setelah itu, melakukan pembakuan rencana tindakan yang
hasilnya maksimal dan mengevaluasi rencana tindakan yang belum menyelesaikan
masalah
Setelah tahapan Action ini, proses tidak berhenti karena PDCA merupakan
siklus yang berulang sehingga setelah itu, melakukan kembali tahapan Plan, Do,
Check lalu kembali ke Action.
(http://www.slideshare.net/YusufAbdul/plan-do-check-action-28627541)
(http://aguscahyanto1.blogspot.com/2012/08/pengertian-pdca-dan-langkah-langkahnya.html)
(http://nizarukamal.blogspot.com/2010/01/pdca-plan-do-check-act.html)
(https://sites.google.com/site/kelolakualitas/)