You are on page 1of 9

ADVOKASI DASAR

Sebuah Pengantar Menuju Perubahan Sosial


Fenomana perkembangan Negara Indonesia dalam berbagai bidang, pasti akan
menimbulkan pembangunan-pembangunan dalam berbagai sektor. Dan pastinya
akan muncul juga aktivitas-aktivitas yang menyangkut kepentingan tersebut. Hal ini
tentunya entah secara langsung atau tidak akan bersentuhan dengan kepentingan
masyarakat.
Pembangunan hari ini menjadi sebuah tragedi, ketika pembangunan yang
didukung kebijakan-kebijakan dari pemerintah malah menyengsarakan rakyat.
Banyak kasus yang muncul dimana pembangunan bukan mensejahterakan rakyat.
Misalnya, penggusuran pasar Dinoyo yang dialih fungsikan sebagai Mall Dinoyo,
SPP sekolah mahal dan ketika tidak bisa membayar SPP harus di DO, proyek
pembebasan lahan untuk pembangunan jalan trans jawa yang pembayarannya masih
tersendat, dan masih banyak contoh lainnya.
Dari berbagai kasus tersebut, muncullah pendampingan-pendampingan
masyarakat yang dilakukan oleh LSM, Lembaga Bantuan Hukum, ataupun lembagalembaga lainnya yang masih peduli dengan permasalahan sosial yang ada.
Konsep Advokasi
Masih banyak yang menganggap bahwa kata advokasi pasti berkaitan dengan
hukum. Padahal sesuai dengan kamus besar Bahasa Indonesia advokasi berarti
pembelaan. Dalam perkembangannya, advokasi merupakan keseluruhan aktivitas
yang diselenggarakan dalam rangka pembelaan terhadap masyarakat yang
membutuhkan perlindungan, pendampingan dan pemberdayaan hukum. Advokasi
juga dilakukan dalam rangka pembelaan terhadap masyarakat yang terampas dan
terlanggar hak asasinya.
Tujuan dari kerja-kerja advokasi adalah untuk mendorong terwujudnya
perubahan atas sebuah kondisi yang tidak atau belum ideal sesuai dengan yang
diharapkan. Secara lebih spesifik, dalam praksisnya kerja advokasi banyak diarahkan

pada sasaran tembak yaitu kebijakan publik yang dibuat oleh para penguasa.
Mengapa kebijakan publik? Kebijakan publik merupakan beberapa regulasi yang
dibuat berdasarkan kompromi para penguasa (eksekutif, legislatif, dan yudikatif)
dengan mewajibkan warganya untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat. Setiap
kebijakan yang akan disahkan untuk menjadi peraturan perlu dan harus dikawal serta
diawasi agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi warganya.
Hal ini dikarenakan pemerintah ataupun penguasa tidak mungkin mewakili secara
luas, sementara kekuasaannya cenderung sentralistik dan mereka selalu memainkan
peranan dalam proses kebijakan.
Langkah-langkah Advokasi
1. Pemilihan Isu yang Tepat
Ini menyangkut permasalahan yang terjadi dan yang akan diperjuangkan. Isu ini
harus digodok matang sehingga pelaku advokasi dan objek yang akan di advokasi
mempunyai pemahaman bersama terkait isu tersebut.
2. Membangun Opini & Fakta
Setelah isu didapat, disini harus disiapkan dengan fakta-fakta atau data yang sesuai
isu. Kemudian akan dibangun opini-opini untuk mendukung isu tersebut.
3. Memahami Sistem Kebijakan Publik
Melakukkan pengkajian tentang kebijakan-kebijakan yang akan di counter. Sehingga
seluruh anggota atau masyarakat paham bahwa kebijakan tersebut merugikan.
Misalnya kebijakan Pemerintah Megawati mengeluarkan Inpres No. 8 Tahun 2002
mengenai Release and Discharge (R&D) yang membebaskan sekaligus memberikan
jaminan tidak akan dituntut secara hukum bagi para konglomerat pengguna BLBI
yang telah melunasi utang mereka.
4. Membangun Aliansi
Yaitu mencari berbagai organ yang mempunyai keprihatinan yang sama terkait isu
yang akan di advokasi.

5. Merancang Stratag
Melakukan penyusunan strategi yang tepat untuk melakukan aksi (advokasi).
Misalnya melakukan maping terkait permasalahan, selanjutnya menentukan langkahlangkah yang harus diambil.
6. Lobi
Melakukan pendekatan-pendekatan terhadap pihak tertentu, umumnya lobi dilakukan
terhadap pembuat kebijakan atau pembuat aturan.
7. Aksi
Lobi di atas juga bisa dikategorikan dalam aksi. Namun ketika lobi gagal, kita bisa
melaksanakan aksi lain, misalnya aksi turun jalan, aksi mogok kerja untuk buruh, dll.
Ini dimaksudkan selain untuk menuntut kepentingan kita juga sebagai opini public,
sehingga masyarakat lain tau bahwa terjadi suatu permasalahan.
8. Evaluasi
Tujuan dari advokasi adalah tercapainya tujuan advokasi tersebut. Sehingga,
terkadang advokasi ini memerlukan waktu yang lama. Ketika langkah-langkah diatas
sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi disini ditujukan untuk
mengulas kembali, langkah-langkah mana yang harus diperbaiki ataupun ditambah.
Walaupun advokasi telah berhasil, evaluasi tetap harus dilakukan.

Secara tegas perlu dinyatakan, Bahwa Advokasi adalah persoalan "menang


atau kalah". Karena itu tujuan konkrit advokasi adalah memenangkan suatu isu
atau kasus. Isu yang di advokasi merupakan isu atau masalah pokok yang
menyangkut kepentingan komunitas, misalnya kasus tanah, land-reclaiming, dan lainlainnya.
Bentuk advokasi dapat berupa demonstrasi, unjuk rasa, mengirim surat
tuntutan atau petisi, mengirim delegasi (utusan perwakilan), atau mengadakan dengar
pendapat masyarakat (public hearing).

Titik Tolak Advokasi

1.

Persoalan berkait dengan struktur, kultur dan kebijakan

2.

Pemecahan harus melibatkan semua jaringan yang ada

3.

Aktivitas perlu berangkat dari kebutuan yang konkrit

4.

Keberasilan ditentukan ole bagaimana pemerkuatan struktur, kultur dan

kebijakan

Langkah-langkah untuk merumuskan advokasi

1.

Merumuskan data

2.

Mengolah informasi

3.

Mempublikasikan data ke publik

4.

Melakukan aksi

Merumuskan data

1.

Menyiapkan data secara akurat

2.

Mengolah data berdasar kepentingan

3.

Mengklasifikasi data berdasar urutan peristiwa dan korban

4.

Membahasakan data dengan cara yang lebih mudah

Mengolah informasi

1.

Mencari sumber-sumber informasi baik jalur resmi maupun di luarnya

2.

Melakukan seleksi informasi yang berpihak pada korban

3.

Menuliskan kembali informasi berdasar kepentingan

4.

Memformat informasi dalam berbagai bentuk

Klasifikasikan data

1.

Jelaskan siapa korban dan dimana posisinya

2.

Apa yang lenyap dari korban, baik kerugian material maupun immaterial

3.

Siapa pelaku dan bagaimana mekanisme penindasan berjalan

4.

Proses sosial, kultural dan ekonomi seperti apa yang berjalan

Melakukan aksi

1.

Rumuskan aksi dengan memperhitungkan kondisi sosial, struktural dan

ekonomi organ

2.

Aksi perlu mempertimbangkan resiko politik dan hukum

3.

Siapkan basis logistik yang memadai

4.

Bentuk jaringan yang kuat dengan semua elemen civil society

Aktor-aktor siapa yang perlu dijaring oleh advokasi

1.

Media massa: kepentingan taktis untuk mengembangkan dan memperkuat

opini

2.

Parlemen: kepentingan taktis untuk memperkuat aspek legal

3.

Kampus dan lembaga pendidikan: kepentingan taktis untuk sumber

legitimasi kultural dan moral

4.

Gerakan civil society: jaringan untuk memperkuat gerakan

Bagaimana memperkuat kesadaran massa

1.

Pengorganisiran yang intens

2.

Pendidikan ke massa yang berpijak pada realitas

3.

Publikasi massif sebagai bagian pembentukan kesadaran

4.

Didik rakyat dengan perlawanan

Prinsip dasar dalam kerja advokasi

1.

Pembagian kerja mengikuti fungsi dan tantangan

2.

Keterbukaan dan transparansi antar anggota

3.

Konsisten dengan jalur pendekatan

4.

Tiap kesepakatan diketahui bersama dan didokumentasikan tertulis

5.

Konsekuen dengan sanksi antar internal organ

Karakter masalah sosial yang ada di Indonesia

1.

Perebutan tata ruang yang membenturkan orang miskin dan orang kaya

2.

Dinasti politik dan ekonomi yang oligarkhis serta feodal

3.

Regulasi perundang-undangan yang kian liberal dan pro kapital

4.

Mandulnya peran ideologis fasilitas-fasilitas demokrasi (parlemen, partai

dan berbagai komisi)

5.

Tumbuhnya kompetisi politik yang berbasis pertarungan kekuatan modal

6.

Marginalisasi kelompok miskin dengan dikarantinanya sektor layanan publik

Advoksai secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap


seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan
di bidang hukum atau pengadilan.
Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.
Istilah advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program
kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu
strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan.WHO merumuskan bahwa
dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3
strategi pokok,yaitu : 1).A dvocacy, 2). Social support, 3). Empowerment.
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin
atau pengambil kebijakan( policy makers) atau pembuat keputusan(decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.

Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting,sehingga komunikasi dalam


rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi efektif.Kiatkiatnya antara lain sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Jelas ( clear )
Benar ( correct )
Konkret ( concrete )
Lengkap ( complete )
Ringkas ( concise )
Meyakinkan ( Convince )
Konstekstual ( contexual )
Berani ( courage )
Hati hati ( coutious )
Sopan ( courteous )

Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi


mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai
memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.
Tujuan advokasi yaitu :

Komitmen politik ( Political commitment )

Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat penting untuk
mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat,misalnya untuk pembahasan kenaikan anggaran
kesehatan,contoh konkrit pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden. Untuk
meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.

Dukungan kebijakan ( Policy support )

Adanya komitmen politik dari para eksekuti,maka perlu ditindaklanjuti dengan


advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah
memperoleh komitmen politik tersebut.

Penerimaan sosial (Social acceptance )

Penerimaan sosial artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu


program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan

kebijakan,maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut


untuk memperoleh dukungan masyarakat.

Dukungan sistem ( System support )

Agar suatu program kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur
kerja yang jelas mendukung.
Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacammacam, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Lobi politik ( political lobying )


Seminar/presentasi
Media
Perkumpulan

Ada 8 unsur dasar advokasi,yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penetepan tujuan advokasi


Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
Identifikasi khalayak sasaran
Pengembangan dan penyampaian pesan advokasi
Membangun koalisi
Membuat presentasi yang persuasif
Penggalangan dana untuk advokasi
Evaluasi upaya advokasi.

Ada 5 pendekatan utama advokasi,yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.

Melibatkan para pemimpin


Bekerja dengan media massa
Membangun kemitraan
Memobilisasi massa
Membangun kapasitas.

LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
1. Tahap Persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah menyusun bahan/materi atau
instrumen advokasi.Bahan advokasi adalah: data- informasi bukti yang dikemas
dalam bentuk tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan besarnya masalah

kesehatan,akibat atau dampak masalah, dampak ekonomi, dan program yang


diusulkan/proposal program.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara advokasi.
3. Tahap Penilaian

You might also like