You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SURVEILANS K3JH DAN MONITORING EVALUASI UPAYA PENCEGAHAN KLB


MENINGITIS
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PONTIANAK
TAHUN 2013
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA :
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
UNIT ORGANISASI
: Direktorat
Jenderal
Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
PROGRAM
: Pencegahan
Dan
Pemberantasan
Penyakit
SASARAN PROGRAM
: Terselenggaranya program pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit
INDIKATOR KINERJA
: % Kasus Potensial PHEIC yang terdeteksi
di pelabuhan, bandara dan pos lintas
batas darat
OUTPUT
: Dokumen Kompilasi Kegiatan SKD, kajian
ancaman
KLB/PHEIC
dan
Respon
Penyakit Meningitis dan Flu H1N1 pada
Jamaah Haji Kalbar
SUB OUTPUT
: Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini
1.

Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. IHR Tahun 2005
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
3. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara
4. Undang- Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular
5. Undang- Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
7. Peraturan

Pemerintah

nomor

40

tahun

1991

tentang

Penanggulangan Wabah Penyakit Menular


8. Peraturan

Pemerintah

Nomor

61

tahun

2009

tentang

Nomor

70

tqhun

2001

tentang

Kepelabuhan
9. Peraturan

Pemerintah

Kebandarudaraan
10.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2348 tahun 2011 tentang
Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
11.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2348 tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
12.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 422 tahun 2009 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Haji Indonesia

13.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 949 tahun 2004 tentang


Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa
14.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116 tahun 2003 tentang
Pedoman

Penyelenggaraan

Sistem

Surveilans

Epidemiologi

Kesehatan
15.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479 tahun 2003 tentang
Pedoman

Penyelenggaraan

Sistem

Surveilans

Epidemiologi

Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu


15.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1372 tahun 2005 tentang
Penetapan Kondisi Kejadian Luar Biasa Flu Burung
16.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575 tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
17.Keputusan Dirjen PPM & PL Nomor 451 tahun 1991 tentang
Pedoman

Penyelidikan

Epidemiologi

dan

Penanggulangan

Kejadian Luar Biasa


b. Gambaran Umum Singkat
Matra
kelompok

merupakan
dimana

kondisi

lingkungan

lingkungan
tersebut

seseorang

bukan

atau

merupakan

lingkungan sehari-hari atau lingkungan yang sudah teradaptasi oleh


seseorang atau kelompok dan proses kejadian perubahan kondisi
yang terjadi dalam tempo uang sangat singkat. Termasuk dalam
kesehatan matra misalnya adalah masalah kesehatan sehubungan
dengan

kondisi

lingkungan

bawah

laut,

kesehatan

manusia

sehubungan dengan ketinggian tertentu dan ruang angkasa, serta


masalah kesehatan berkenaan dengan salah satu ibadah umat
islam, yakni kesehatan haji.
Perjalanan Ibadah Haji merupakan ritual tahunan yang
melibatkan ratusan ribu orang/penduduk yang berasal dari dari
perkotaan atau pedesaan, bahkan sering menjadi isu nasional.
Dalam kesehatan, setiap perjalanan memiliki risiko kesehatan.
Perjalanan haji merupakan perjalanan yang melibatkan seluruh
emosi, dimensi ibadah yang sangat tinggi, menghadapi perubahan
lingkungan secara tiba-tiba dan perjalanan yang penuh risiko.
Secara fisik, sebuah perjalanan penuh dengan factor risiko
atau ancaman timbulnya penyakit menular maupun tidak menular.

Keselamatan

dan

kesehatan

jamaah

memerlukan

upaya

perlindungan terhadap ancaman penyakit, misalnya meningitis.


Perlindungan terhadap penyakit menular bukan saja ditujukan
terhadap jamaah, termasuk sekembalinya dari ibadah haji. Jangan
sampai jamaah membawa penyakit atau factor risiko ke tanah air.
Pada Kepetusan Menteri Kesehatan Nomor 422 tahun 2009
tentang

pedoman

penyelenggaraan

haji

Indonesia,

surveilans

epidemiologi yang harus dilaksanakan di tanah air antara lain yaitu


surveilans epidemiologi pasca haji melalui K3JH. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan 14 hari setelah kedatangan jamaah ke tanah air.
Surveilans epidemiologi ini berfungsi untuk memantau keadaan
jamaah haji yang baru pulang apakah membawa atau terserang
suatu penyakit yang mungkin didapat atau tertular saat di tempat
jamaah melakukan ibadah. Kegiatan ini dilaksanakan setelelah 2
kali masa inkubasi penyakit menular. Biasanya penyakit akan
muncul setelah masa inkubasi. Selain untuk memantau kesehatan
jamaah haji itu sendiri yang melaksanakan ibadah/perjalanan, tetapi
untuk memantau agar factor risiko yang terbawa oleh jamaah tidak
menyebar dan menjadi penyakit yang mungkin akan menimbulkan
KLB di daerah tempat jamaah kembali.
2.

Maksud dan Tujuan


a. Tujuan Umum
Untuk mencegah dan menghentikan penyebaran kasus/carier
Meningitis di Indonesia terutama yang terbawa oleh jamaah haji
dari Arab Saudi.
b. Tujuan Khusus
1) Memantau kasus Meningitis yang mungkin terbawa oleh jamaah
haji dari Arab Saudi
2) Mengamati determinan penyakit Meningitis

yang ada diantara

jamaah haji dan orang yang kontak


3) Menemukan kasus/carier N. Meningitis sedini mungkin untuk
melaksanakan pengamatan/penanggulangan secepatnya.
3.

Cara Pelaksanaan Kegiatan


a. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan cara : pengumpulan, pengolahan,


analisis dan interpretasi hasil serta penyusunan laporan secara
kegiatan
b. Tahapan Kegiatan
1) Tahapan persiapan
2) Penyediaan bahan
3) Pertemuan koordinasi
4) Pengumpulan data
5) Pengolahan data
6) Analisis dan interpretasi hasil
7) Penyusunan laporan
4.

Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan di laksanakan di 14 Kabupaten/Kota di Kalimantan barat

5.

Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan


a. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan yaitu seksi Pengendalian Karantina Kesehatan
dengan arahan Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi

dengan

bekerja

sama

dengan

Puskesmas/Dinas

Kesehatan Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat.


b. Penanggug Jawab Kegiatan
Sebagai penanggung jawab kegiatan yaitu Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Pontianak.
6.

Jadwal Kegiatan
a. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan 14 hari setelah kedatangan jamaah haji.
b. Matriks Pelaksanaan Kegiatan
Uraian Kegiata

Bulan di Tahun 2013


5
6
7
8 9

10

11

1
2

Tahapan Persiapan
Penyediaan bahan/ATK
Penyediaan bahan dan
alat
Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan
Penyusunan Laporan
7.

Biaya

X
X
X
X
X
X

Biaya pelaksanaan surveilans K3JH dan monitoring evaluasi upaya


pencegahan KLB Meningitis sebesar Rp. 56.000.000,- (Lima Puluh
Enam Juta Rupiah) dibebankan pada DIPA KKP Kelas II Pontianak tahun
2013. Rincian biaya tersebut disajikan dalam rencana anggaran biaya
(RAB). (terlampir)

Mengetahui
Kepala Kantor Kesehata Pelabuhan
Pengendalian Karantina
Kelas II Pontianak
Epidemiologi

Junghans Sitorus, SKM, M.Kes


NIP 19681208 199202 1 001
1 001

Pontianak, 23 Mei 2012


Penanggung jawab
Kepala
Seksi
Surveilans

dr. Ferry Dimyati


NIP 19730218 200112

You might also like