You are on page 1of 14

ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) / IMPLANT

A.

Pengertian
Kontrasepsi implan adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan
pencabutan
Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis
progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).

B.

Jenis kontrasepsi implant

1.

NORPLANT
a.

Berisi batang yang mengandung hormon levonorgestrel

b. Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel yang efektif
mencegah kehamilan selama 5 tahun
2.

IMPLANON
a.

Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel

b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun


3.

INDOPLANT dan JADENA


a.

Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel

b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun (Saifuddin, 2006)

C.

Mekanisme kerja KB implant


1.

Mengentalkan lendir serviks


Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks.
Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi
sperma.

2.

Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi


Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi
estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi

sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang
dapat dideteksi pada pengguna implan.
3.

Mengurangi transportasi sperma


Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan
sperma.

4.

Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH


Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik
pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)

D.

Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan). (Saifuddin, 2006)

E.

Keuntungan dan kerugian KB implant


1.

Keuntungan

a. Daya guna tinggi


Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat
efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2
1 kehamilan per 100 perempuan.
b.

Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)


Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek
yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang
pada jenis norplant.

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan


Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48
jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus
ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada
tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka
panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi
tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan

penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan
implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin
dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implan.
f.

Tidak mengganggu hubungan seksual


Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian
subdermal di bagian dalam lengan atas.

g.

Tidak mengganggu produksi ASI


Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap
kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru
menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera
Postpartum.

h.

Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan


(Sulistyawati, 2011)

i.

Kontrol medis ringan

j.

Dapat dilayani didaerah pedesaan

k.

Penyulit medis tidak terlalu tinggi

l.

Biaya ringan

(Manuaba, 1998)

2.
a.

Kerugian
Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan
bercak (spothing) dan perdarahan tidak teratur.

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi

pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi
perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting
(bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering,
kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang

biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua,
masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
b.

Berat badan bertambah


Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan
dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan
dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan
dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya
tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75
wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan
dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur
dengan berat badan).

c.

Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara


Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang
paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik
levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan
dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin),
menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal
ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek
estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen
bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan
makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit,
dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin
topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus
menggunakan implan.

d. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.


Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang
dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode
tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kirakira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan
pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.

e.

Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan
keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih
dalam melakukan pengangkatan implan.

f.

Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual HIV/AIDS


Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti
herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko
menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode
perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
(BKKBN, 2003)

F.

Indikasi dan kontra indikasi KB implant


1.

Indikasi

a.

Usia reproduksi

b.

Nulipara atau multipara

c.

Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

d. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi


2.

Kontra indikasi

a.

Hamil atau diduga hamil

b.

Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

c.

Kanker payudara atau riwayat kanker payudara

d. Mioma uteri
e.

G.

Gangguan toleransi glukosa (Saifuddin, 2006)

Waktu mulai menggunakan implan :


1.

Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode
kontrasepsi tambahan

2.

Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan .
Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan
seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.

3.

Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak
terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan
metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.

4.

Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat


dilakukan setiap saat.

5.

Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama
tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.

6.

Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan


implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil,
atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.

7.

Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan pada
saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.

8.

Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan klien


ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat
diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

9.

Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak
melakukan hubungan seksual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk
tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.

10.

Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan. (Sulistyawati, 2011)

H.

Keadaan yang memerlukan perhatian khusus (Saifuddin, 2006) :

Keadaan
Penyakit hati akut (virus hepatitis)
Strok/riwayat stroke, penyakit jantung
Menggunakan obat untuk epilepsy
Tumor jinak/ganas pada hati

Anjuran
Sebaiknya jangan menggunakan implan
Sebaiknya jangan menggunakan implan
Sebaiknya jangan menggunakan implant
Sebaiknya jangan menggunakan implan

DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Prawirohardjo, Sarwono. Jakarta : YBS-SP
Ragam Metode Kontrasepsi. Prawirohardjo. 2008. Jakarta : YBS-SP
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Hartanto, Hanafi. 2004. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol. 1. Varney, dkk. 2007. Jakarta : EGC
Obstetri. William, dkk. 2006. Jakarta : EGC

E.

Keuntungan

1.

Keuntungan kontrasepsi

Daya guna tinggi.

Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).

Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

Bebas dari pengaruh estrogen.

Tidak mengganggu kegiatan sanggama.

Tidak mengganggu ASI.

Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

2.

Keuntungan nonkontrasepsi

Mengurangi nyeri haid.

Mengurangi jumlah darah haid.

Mengurangi atau memperbaiki anemia.

Melindungi terjadinya kanker endometrium.

Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.

Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.

Menurunkan angka kejadian endometriosis.

F.

Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta anemorea.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :

Nyeri kepala

Peningkatan atau penurunan berat badan

Nyeri payudara

Perasaan mual

Pening atau pusing kepala

Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan,
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis (rifampisin) atau obat


epilepsi (fenitoin dan barbiturat)

Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

Yang Boleh Mengunakan Implant


-

Usia reproduksi

Telah memiliki anak ataupun yang belum

Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan


kehamilan jangka panajng.

Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

Pasca persalinan dan tidak menyusui

Pasca keguguran

Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

Riwayat kehamilan ektopik

Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit
(sickle cell)

Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

Sering lupa menggunakan pil

G.
-

Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant


Hamil atau diduga hamil

Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

Benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara

Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

Miom uterus dan kanker payudara

Gangguan toleransi glukosa

H.
-

Waktu Mulai Menggunakan Implant


Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak diperlukan metode kontrasepsi
tambahan.

Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi
setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan
metode kontrasepsi laioin untuk 7 hari saja.

Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kotrasepsi lain untuk 7
hari saja.

Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan
setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.

Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant,
insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil atau klien
menggunakan kontrsaepsi terdahulu dengan benar.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada saat
jadwal kontrasespi suntikan tersebut, tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggantinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini klien tidak hamil, tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant,
implant dapat diisersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja, AKDR segera dicabut.

I.
-

Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

Instruksi Untuk Klien


Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini
bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.

Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada
daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan atau penekanan
pada daerah insersi.

Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka
sembuh (biasanya 5 hari).

Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.

Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit
menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

Informasi Lain Yang Perlu Disampaikan


-

Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi
Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan.

Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama. Beberapa
perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.

Obat-obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektifitas impant.

Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan
berat badan dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang
dengan sendirinya.

Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk implanon dicabut setelah 3 tahun dan bila
dikehendaki dapat dicabut lebih awal.

Bila norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susu implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan
hamil sangat besar dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama
klinik.

Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.

Jadwal Kunjungan Kembali Ke Klinik


Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut
implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila ditemukan hal-hal
sebagai berikut :
-

Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.

Perdarahan yang banyak dari kemaluan.

Rasa nyeri pada lengan

Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah

Ekspulsi dari batang implant

Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur

Nyeri dada hebat

Dugaan adanya kehamilan.

KONSELING PRA DAN PASCA PEMASANGAN AKBK/IMPLANT


A.KONSELING DALAM PELAYANAN KB

1.Pengertian
Konseling merupakan aspek yang sangat pentingdalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang digunakan.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan keluarga
berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan
yakni pada saat pemberian pelayanan.

2.Syarat Petugas Dalam Melakukan Konseling yang Baik


a.Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan ciptakan suatu rasa
percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah
masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia
klien dengan orang lain.
b.Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari, dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien
mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda
c.Memberikan informasi yang baik kepada klien
Dengan mendengarkan apa saja yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan
informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien.
d.Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan ( Informed Consent). Namun tidak
semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi.
e.Tersedianya metode yang diingini klien
Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus tanggap pilihan
klien meskipun klien menolak memtuskan atau menangguhkan penggunaan kontrasepsi.
f.Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan
memperlihatkan bagaimana cara cara penggunaanya..

3.Komponen Dalam Konseling


a.Sikap atau perilaku

Menyambut klien

Mempersilahkan duduk

Memperkenalkan diri pada klien

Menjelaskan maksud dan tujuan konseling


Merespon reaksi klien
Menjaga privacy

b.Content atau isi

Menjelasakan materi yang akan disampikan dalam konseling

c.Teknik konseling

Menjelaskan secara sistematis

Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan komunikatif

Menggunakan alat peraga

Percaya diri dan tidak ragu ragu

Mendokmentasikan hasil tindakan konseling.

4.Langkah Langkah Konseling KB


Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru, hendaknya dapat
diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU
TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri
dengan kebutuhan klien. Beberapa klienmembutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang
satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut :

SA: SApa dan SAlam kepada klien secar terbuka dan sopan.

T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya

U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beri tahu apa pilihan reproduksi yang
paling mungkin.

TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa
yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilhannya, setelah klien


memilih jenis kontrasepsinya.

U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang.

You might also like