You are on page 1of 6

Carsinoma Nasofaring

Pembimbing : dr Djoko PA Sp
THT-KL
Penyusun :
Anggelina Angkola (406127012)
Kartika Pratiwi (406127049)
Cayadi Sidarta A (406127065)

Definisi

Karsinoma nasofaring kanker yang bermula tumbuh pada sel


epitelial- batas permukaan badan internal dan external sel di
daerah nasofaring.
Karsinoma nasofaring merupakan penyakit keganasan (kanker)
sel yang terbentuk di jaringan nasofaring, yang merupakan
bagian atas pharynx (tengorokan), di belakang hidung.
Pharynx merupakan sebuah lembah yang berbentuk tabung
dengan panjang 5 inchi dimulai dari belakang hidung dan
berakhir di atas trakea dan esofagus. Udara dan makanan
melawati pharynx.
Karsinoma nasofaring paling sering bermula pada sel skuamos
yang melapisi nasofaring
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas karsinoma berasal
dari epitel nasofaring. Biasanya tumor ganas ini tumbuh dari
fossa rosenmuller dan dapat meluas ke hidung, tenggorok, serta
dasar tengkorak

Epidemiology

Daerah yang tersering asia tenggara dan Cina


Di Amerika Utara, karsinoma nasofaring terjadi pada 7 dari
1.000.000 penduduk. Pada tahun 2011, ada sekitar 2,750 kasus
di Amerika Serikat
Di Indonesia THT RSUD Dr. Sutomo (selama tahun 20002001), poliklinik onkologi melaporkan penderita baru karsinoma
nasofaring berjumlah 623 orang.
THT RSUP H.Adam Malik, selama 1991-1996 terdapat kasus 160
tumor ganas, 94 kasus (58,81%) merupakan karsinoma
nasofaring (Rusdiana, 2006).
Karsinoma nasofaring dapat terjadi pada segala usia, tapi
umumnya menyerang usia 30-60 tahun, hingga 75-90%.
Proporsi laki-laki dan perempuan adalah 2-2,8-1 (Desen, 2008).
Karsinoma nasofaring paling sering ditemukan pada laki-laki
dengan penyebab yang masih belum dapat diungkap secara pasti
dan mungkin berhubungan dengan adanya faktor genetika,
kebiasaan hidup, pekerjaan, dan lain-lain (Roezin, 2010).

Anatomy
Nasofaring disebut juga dengan epifaring.
terletak antara basis sphenoid sebagai batas atas pinggir
bawah pallatum molle sebagai batas bawah,koana dan
pallatum molle sebagai batas depan dan vertebre
cervical1-2 serta basis sphenoid sebagai batas belakang.
Pada daerah dinding batas belakang atap terletak jaringan
limfoid yaitu disebut dengan tonsil faring atau adenoid.
Pada dinding anterior bagian atas terdapat 2 buah lubang
sebagai muara cavum nasi ke nasofaring, yang disebut
koana atau nares posterior. Dibawah koana terdapat
pallatum molle.
Pada dinding lateral kiri dan kanan ditentukan cekungan
yaitu muara tuba eusatchius ke nasofaring dan di belakang
torus tobarius ditemukan pada suatu lekukan atau celah
yang disebut fosssa rosenumuller.

You might also like

  • Presentation 6
    Presentation 6
    Document3 pages
    Presentation 6
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Visum 1
    Visum 1
    Document3 pages
    Visum 1
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Presentation 5
    Presentation 5
    Document3 pages
    Presentation 5
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Presentation 4
    Presentation 4
    Document3 pages
    Presentation 4
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Presentation 2
    Presentation 2
    Document3 pages
    Presentation 2
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Document3 pages
    Presentation 3
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Presentation 4
    Presentation 4
    Document3 pages
    Presentation 4
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Lembar Pengesahan Referat
    Lembar Pengesahan Referat
    Document2 pages
    Lembar Pengesahan Referat
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 3
    Skill Lab 3
    Document3 pages
    Skill Lab 3
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 7
    Skill Lab 7
    Document3 pages
    Skill Lab 7
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 8
    Skill Lab 8
    Document3 pages
    Skill Lab 8
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 9
    Skill Lab 9
    Document3 pages
    Skill Lab 9
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 5
    Skill Lab 5
    Document3 pages
    Skill Lab 5
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 6
    Skill Lab 6
    Document3 pages
    Skill Lab 6
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 1
    Skill Lab 1
    Document3 pages
    Skill Lab 1
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Rhinitis 2
    Rhinitis 2
    Document3 pages
    Rhinitis 2
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 2
    Skill Lab 2
    Document3 pages
    Skill Lab 2
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 4
    Skill Lab 4
    Document3 pages
    Skill Lab 4
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Skill Lab 3
    Skill Lab 3
    Document3 pages
    Skill Lab 3
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Rhinitis 3
    Rhinitis 3
    Document3 pages
    Rhinitis 3
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • CA Nasofaring4
    CA Nasofaring4
    Document6 pages
    CA Nasofaring4
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Rhinitis 1
    Rhinitis 1
    Document3 pages
    Rhinitis 1
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • CA Nasofaring 3
    CA Nasofaring 3
    Document6 pages
    CA Nasofaring 3
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Rhinitis Alergi Teori
    Rhinitis Alergi Teori
    Document17 pages
    Rhinitis Alergi Teori
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Kousioner
    Kousioner
    Document17 pages
    Kousioner
    Dhe-dhy Part II
    No ratings yet
  • CA Nasofaring 2
    CA Nasofaring 2
    Document6 pages
    CA Nasofaring 2
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Word Rhinitis Alergi
    Word Rhinitis Alergi
    Document8 pages
    Word Rhinitis Alergi
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Case DM
    Case DM
    Document4 pages
    Case DM
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet
  • Case DM
    Case DM
    Document4 pages
    Case DM
    Kartikasari Pratiwi
    No ratings yet