You are on page 1of 3

MINAHASA

Secara geografis kabupaten Minahasa terletak di antara 01o01'00" - 01o29'00" LU 124o34'00" - 125o05'00" BT, luas wilayahnya adalah 1.025,85 Km atau 6,72% dari luas
Provinsi Sulawesi Utara.
Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara
dan Kota Tomohon, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Selatan & Kota
Tomohon, di sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi,Kota Manado dan Kota
Tomohon, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Maluku dan Kota Tomohon,
wilayah ini terbagi atas 19 Kecamatan dan 165 Desa.
Sebagai daerah beriklim tropis, Minahasa hanya mengenal 2 musim, yaitu musim kemarau
dan musim penghujan. Menurut data yang tercatat pada stasiun Geofisika Tondano, arah
selatan pada bulan Mei sampai November. Pada bulan januari sampai Febuari arah angin
terbanyak bertiup menuju arah barat, sedangkan pada bulan Maret sampai April menuju arah
utara. Kelembaban udara berkisar rata-rata antara 89 sampai 93 persen. Sedangkan rata-rata
suhu minimum dan maksimum berkisar antara 22,1 dan 22,8 derajat Celsius. Sepanjang tahun
2008 terjadi curah hujan yang merata selama 273 hari hujan dan beragam menurut bulan.
Curah hujan tertinggi tercatat pada bulan juni dengan 327,0 milimeter, sedangkan terendah
terjadi pada bulan Febuari setinggi 120,0 milimeter.
Komoditi unggulan Kabupaten Minahasa yaitu sektor pertanian, Perkebunan dan jasa. Sektor
pertanian komoditi unggulannya adalah Jagung dan Ubi kayu, Sub sektor perkebunan
komoditi yang diunggulkan berupa Kopi, kakao, lada, pala, Kelapa dan cengkeh.
Pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya.

Peta Kecamatan

Sejarah
Minahasa berasal dari kata "MINAESA" yang berarti persatuan, yang mana zaman
dahulu Minahasa dikenal dengan nama "MALESUNG".
Menurut penyelidikan dari Wilken dan Graafland bahwa pemukiman nenek moyang
orang Minahasa dahulunya di sekitar pegununggan Wulur Mahatus, kemudian
berkembang dan berpindah ke Mieutakan (daerah sekitar tompaso baru saat ini).
Orang minahasa yang dikenal dengan keturunan Toar Lumimuut pada waktu itu dibagi
dalam 3 (tiga) golongan yaitu :

Makarua Siow : para pengatur Ibadah dan Adat


Makatelu Pitu : yang mengatur pemerintahan
Pasiowan Telu : Rakyat

Berdasarkan penyelidikan Dr. J.P.G. Riedel, sekitar tahun 670 di Minahasa telah terjadi
suatu musyawarah di watu Pinawetengan yang dimaksud untuk menegakkan adat istiadat
serta pembagian wilayah Minahasa. Pembagian wilayah minahasa tersebut dibagi dalam
beberapa anak suku, yaitu:

Anak suku Tontewoh (Tonsea) : wilayahnya ke timur laut


Anak suku Tombulu : wilayahnya menuju utara
Anak suku Toulour : menuju timur (atep)
Anak suku Tompekawa : ke barat laut, menempati sebelah timur tombasian besar

Pada saat itu belum semua daratan minahasa ditempati, baru sampai di garisan Sungai
Ranoyapo, Gunung Soputan, Gunung Kawatak, Sungai Rumbia. nanti setelah
permulaan abad XV dengan semakin berkembangnya keturunan Toar Lumimuut, dan
terjadinya perang dengan Bolaang Mongondow, maka penyebaran penduduk makin
meluas keseluruh daerah minahasa. hal ini sejalan dengan perkembangan anak suku
sepert anak suku Tonsea, Tombulu, Toulour, Tountemboan, Tonsawang, Ponosakan dan
bantik.
Di Minahasa sejak dahulu tidak mengenal adanya pemerintahan yang diperintah oleh
raja. Yang ada adalah:

Walian :Pemimpin agama / adat serta dukun


Tonaas : Orang keras, yang ahli dibidang pertanian, kewanuaan, mereka yang
dipilih menjadi kepala walak
Teterusan : Panglima perang
Potuasan : Penasehat

Dengan lembaran Negara Nomor 64 Tahun 1919, minahasa di jadikan daerah otonom.
Pada saat itu minahasa terbagi dalam 16 distrik : distrik tonsea, manado, bantik, maumbi,
tondano, touliang, tomohon, sarongsong, tombariri, sonder, kawangkoan, rumoong,
tombasian, pineleng, tonsawang, dan tompaso. Tahun 1925, 16 distrik tersebut dirubah
menjadi 6 distrik yaitu distrik manado, tonsea, tomohon, kawangkoan, ratahan, dan
amurang.

Sejalan dengan perkembangan otonomi maka tahun 1919, kota Manado yang berada di
tanah Minahasa, diberikan pula otonom menjadi Wilayah Kota manado. Kemudian
karena kemajuan yang semakin cepat, maka status kecamatan Bitung, berdasarkan
Peraturan pemerintah nomor 4 Yahun 1975 Tanggal 10 April 1975 telah ditetapkan
menjadi Kota Administratif Bitung, dan selanjutnya pada tahun 1982 ditetapkan menjadi
Kota Bitung.
Dalam rangka untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam rentang kendali
penyelenggaraan tugas pemerintahan, pelaksanaan pembangunan serta pembinaan dan
pelayanan masyarakat usulan pembentukan kabupaten Minahasa Selatan dan Kota
Tomohon diproses bersama-sama dengan 25 calon Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia,
dan setelah melalui proses persetujuan DPR-RI, maka Kabupaten Minahasa Selatan dan
Kota Tomohon ditetapkan menjadi Kabupaten dan Kota Otonom di Indonesia melalui
UU Nomor 10 tahun 2003 tertanggal 25 Pebruari 2003. Pada tanggal 21 Nopember 2003
dengan UU Nomor 33 Tahun 2003 , Kabupaten Minahasa Utara ditetapkan menjadi
daerah otonom yang baru.

Dengan adanya Pemekaran tersebut maka wilayah minahasa menjadi 3 (tiga) Kabupaten
(Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara) dan 3 (dua) Kota (Kota
Manado, Bitung dan Tomohon)

Arti Logo

Bentuk Perisai : suatu simbol untuk kemampuan menghadapi berbagai tantangan


Motto I JAYAT U SANTI : siap dengan tekad bekerja keras demi pembangunan
Burung manguni : jenis burung yang ada di minahasa, dimana sangat banyak
dikagumi orang karena ia dapat memberi tanda apabila sesuatu akan terjadi, dan
mempunyai perasaan dalam serta matanya tajam menatap jauh
Jumlah bulu sayap 17 helai serta ekor 5 helai: angka proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
Bagian dada adalah lambang pohon kelapa : sebagai komoditi minahasa sejak
dahulu

You might also like