Professional Documents
Culture Documents
2
= ( cos )
2
=
1
2
2
Disini kita menggunakan
2
=
1
2
Dengan subtitusi menjadi:
=
2
III. Metode Eksperimen
III. 1 Alat dan Bahan
No Nama Alat & Bahan Gambar Jumlah
1
osiloskop
1 buah
2
Multimeter analog
1 buah
3
Adaptor
1 buah
4
Transformator CT
1 buah
5
Kertas millimeter
block
secukupnya
6
Kabel penghubung
probe dan socket
1 buah
III. 2 Tata Laksana Praktikum
A. Pengenalan Osiloskop
1. bagian-bagian osiloskop diamati.
2. seb=mua bagian bagian osiloskop ditulis nama tombolnya-tombolnya beserta fungsi pada
table pengamatan dan dilaporkan pada hasil pengamatan.
B. Kalibrasi Osiloskop
1. Dimasukkan socket probe osiloskop pada channel 1.
2. Osiloskop dihidupkan dengan menekan tombol power.
3. Mode diatur pada CH1.
4. Coupling diatur pada DC atau AC, dan source pada channel 1.
5. Focus dan intensitasnya diatiur setelah ada tampilan garis horizontal pada layar.
6. Dihubungkan probe (+) osiloskop pada CAL, maka pada layar akan tampil gambar
gelombang kotak.
7. Diatur posisi vertical dan horizontal gelombangnya, volt/div dan time/div diatur.
C. Kalibrasi Multimeter Analog
1. Saat akan dilakukan kalibrasi jarum pada papan skala dilihat terlebih dahulu, yaitu harus
menunjukkan angka nol, kemudian diaturlah skala multimeter pada 1 k.
2. Terminal kabel, yaitu kabel yang berwarna merah (+) dan hitam (-) saling ditempelkan,
sehingga pada papan skala ke kanan menunjukkan skala maksimum.
3. Jika pada saat kabel merah (+) dan hitam (-) salaing ditempelkan lalu jarum pada papan
skala belum menunjukkan skala maksimum maka, diputar skala pengatur nol ohm,
hingga jarum pas pada skala maksimum.
4. Setelah jarum pada papan skala pas pada skala maksimum, kabel merah (+) dan hitam (-)
bisa dilepaskan dan multimeter siap digunakan.
D. Trafo CT dengan Multimeter Analog
1. Ditempelkan kabel terminal multimeter yang berwarna hitam (-) ke ground transformator
CT (-).
2. Lalau tempelkan kabel terminal multimeter yang berwana merah (+) ke kawat yang
bertuliskan 6 volt untuk pengukuran vin 6 volt.
3. Diamati jarum pada papan skala multimeter dan dihitung Vb lalau dimasukkan data hasil
pengamatan ke dalam table.
4. Langkah 1-3 diulangi untuk Vin 7.5 volt dan 12 volt.
E. Transformato CT dengan osiloskop
1. Osiloskop ditancapkan ke sumber tegangan.
2. Penjepit buaya (-) yang ada pada kabel probe dihubungkan ke ground pada transformator
ct.
3. Lalu kabel yang seperti jarum (+) yang ada pada kabel probe dihubungkan ke kawatpada
transformstor CT yang bertuliskan 6 volt untuk pengukuran Vin 6 volt.
4. Socket probe dimasukkan ke channel 1 osiloskop.
5. Osiloskop dihidupkan dengan ditekan tombol power.
6. Diatur tombol coupling ke tulisan AC, karena transformator ct bekerja pada tegangan
bolak balik AC.
7. Diatur tombol source ke tulisan CH1 dan mode CH1.
8. Diatur volt/div CH1 dan time/div, sehingga membentuk gelombang sinusoidal.
9. Diatur intens dan focus sehingga grafik mudah dilihat pada layar.
10. Dicatat volt/div, time/div, dan horizontal div dan dimasukkan dalam table data
pengamatan. Untuk mempermudah membaca vertical div diputar tombol position vertical
CH1, dan sebaliknya untuk membaca horizontal div diputar tombol position horizontal.
11. Diulangi langkah 1-10 untuk vin 7.5 volt dan 12 volt.
F. Adaptor dengan multimeter analog
1. Adaptor ditancapkan ke sumber tegangan.
2. Diatur tombol polaritas agar menghasilkan yang dalam (+) dan yang luar (-).
3. Diatur voltagenya dengan menggeser tombol volt change ke 6 volt untuk vin 6 volt.
4. Untu lubang yang dalam (+) dihubungkan ke kabel terminal multimeter yang berwarna
merah.
5. Untuk bagian luar (-) dihubungkan ke kabel terminal multimeter yang berwarna hitam.
6. Diamati jarum pada papan skala multimeter dan dihitung vo lalu dimasukkan table data
pengamatan.
7. Diulangi langkah 1-6 untuk vin 7.5 volt dan 12 volt.
G. Adaptor dengan osiloskop
1. Osiloskop dan adaptor ditancapkan ke sumber tegangan.
2. Pada adaptor diatur tombol polaritas agar menghasilkan yang dalam (+) dan yang luar (-).
3. Diatur voltagenya dengan menggeser tombol volt change ke 6 volt untuk vin 6 volt.
4. Untuk lubang yang dalam (+) dihubungkan ke kabel probe (+) yang seperti jarum.
5. Untuk lubang yang luar (-) dihubungkan ke kabel probe (-) penjepit buaya.
6. Socket probe dimasukkan ke channel 1 osiloskop.
7. Osiloskop dihidupkan dengan ditekan tombol power.
8. Diatur tombol coupling ke tulisan DC, karena adaptor bekerja pada tegangan searah DC.
9. Diatur tombol source ke tulisan CH1 dan mode CH1.
10. Diatur volt/div CH1 dan time/div, sehingga membentuk garis lurus karena ini tegang
searah DC.
11. Diatur intens dan focus sehingga grafik mudah dilihat pada layar
12. Dicatat volt/div, time/div, dan horizontal div dan dimasukkan dalam tabel data
pengamatan.
13. Diulangi langkah 1-12 untuk vin 7.5 volt dan 12 volt.
III. 3 Skema Alat
1. Pengenalan Osiloskop
2. Pengukuran tegangan DC
alat ukur : multimeter analog
1. kalibrasi multimeter
2. Menempelkan probe multimeter pada transformator CT
alat ukur: osiloskop
1. kalibrasi osiloskop
2. menempelkan probe osiloskop pada transformator CT dan pengaturan osiloskop
3. pengukuran tegangan Dc, alat ukur: multimeter analog
1. kalibrasi multimeter
2. menempelkan probe adaptor pada probe adaptor
4. pengukuran tegangan DC. Alat ukur : osiloskop
1. kalibrasi osiloskop
2. menempelkean probe osiloskop pada probe adaptor dan pengaturan osiloskop.
IV. Analisa Data
IV. 1 Data pengamatan
no Nama bagian / tombol Fungsi
1
Layar display Untuk menampilkan bentuk gelombang, terdiri dari kotak-kotak
atau disebut div. layar disusun dari 8 div horizontal dan 10 div
vertical.
2
CAL Untuk mengkalibrasikan awal sebelum osiloskop digunakan
3
Pengatur inten mengatur cerah atau tidaknya sinar (bentuk gelomabng/gambar)
pada layar osiloskop
diputar kekiri untuk memperlemah sinar dan ke kanan untuk
memperkurang
4
Pengatur fokus untuk mengatur focus
menajamkan garis atau bentuk gelombang pada layar untuk
mendapatkan gambar yang lebih jelas.
5
Track Rotation mengatur posisi garis pada layar
mengatur kemiringan garis sumbu y = 0 di layar
6
Power Untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop, lampu indicator
akan menyala jika osiloskop dihidupkan.
7
Position y CH1
(penggeser gambar
arah vertical CH1)
mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah
vertical
penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat
variabel diputar
digunakan jika input yang difunakan CH1
8
Pengatur volt/div CH1 Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai tegangan
yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH1
9
Position y CH2
(penggeser gambar
arah vertical CH2)
mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah
vertical CH2
penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat
variabel diputar
10
Pengatur volt/div CH2 Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai tegangan
yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH2
11
Position x (penggeser
gambar arah
horizontal)
mengatur posisi garis /sinyal/tampilan ke kiri dan ke kanan
untuk mengatur posisi normal sumbu x (ketika sinyal masukan
nol)
12
Pengatur time/div Digunakan untuk mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh
satu div di layar, seperti mengukur waktu periode (T) dan frekuensi
(f)
13
Coupling AC DC merupakan metode yang digunakan untuk menghubungkan sinyal
elektrik dari suatu sirkuit kelain sirkuit.
Untuk memilih jenis input yang digunakan.
14
source Untuk memilih sumber sinyal yang digunanakan (CH1, CH2, Line,
Ext)
15
Mode Memilih sinyal input yang digunakan, terdiri dari:
CH1: menggunakan input channel CH1
CH2: menggunakan input channel CH2
AlT: menggunakan menggantian CH1 dan CH2
Chop: menggunakan potongan dari CH1 dan CH2
Add: menggunakan penjumlahan dari CH1 dan CH2
16
CH1 dan CH2 Untuk terminal masukan sinyal saat mulai melakukan pengukuran
Terminal pada saat pengukuran pada CH1
Digunakan untuk kalibrasi
17
Kaki osiloskop Untuk menyangga osiloskop
Percobaan 1: Pengukuran tegangan AC/ bolak-balik dari transformator CT
1. alat ukur: multimeter analog (voltmeter)
NO Vin Vo
1 6 v 7 v
2 7.5 v 9 v
3 12 v 14 v
Ralat alat: 0.5
2. Alat ukur: osiloskop
Vin
Vertical
div
Volts/div vpp vmaks veff
Horizontal
div
Time/div periode frekuensi
6 v
3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz
7.5 v
4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4
5 ms/div 20 ms 50 Hz
12 v
2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4
5 ms/div 20 ms 50 Hz
Percobaan 2: pengukuran tegangan Dc dari adaptor.
1. alat ukur: multimeter analog
No Vin Vo
1
6 v (11 0.5) v
2
7.5 v (12 0.5) v
3
12 v (18 0.5) v
Ralat alat: 0.5
2. alat ukur: osiloskop
vi Volts/div Time/div
6 v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 5 v/div 0.2 ms/div
Gambar gelombang tegangan AC
a. Vi = 6 v
b. Vi = 7.5 v
c. Vi = 12 v
Gambar gelombang tegangan DC
a. Vi = 6 v
b. Vi= 7.5 v
c. Vi = 12 v
IV. 2 Analisa Kuantitatif
1. percobaan 1: pengukuran tegagan AC bolak balik
a. Alat ukur: multimeter analog
= 6 =
35
250
50 = 7
= 7 =
45
250
50 = 9
= 12 =
70
250
50 = 14
Ralat alat:
1
2
=
5
250
50
1
2
= 0.5
b. Alat ukur: osiloskop
Vpp = vertical div x volt/div
= 6 = 3.4 2 = 6.8
= 7 = 4.4 2 = 8.8
= 12 = 2.6 5 = 13
=
2
= 6 =
6.8
2
= 3.4
= 7 =
8.8
2
= 4.4
= 12 =
13
2
= 7.5
=
2
= 6 =
3.4
2
= 2.4
= 7 =
4.4
2
= 3.11
= 12 =
6.5
2
= 4.6
=
= 6 = 4 5 = 20 = 20 10
3
= 7 = 4 5 = 20 = 20 10
3
= 12 = 4 5 = 20 = 20 10
3
=
1
= 6 =
1
2010
3
= 50
= 7 =
1
2010
3
= 50
= 12 =
1
2010
3
= 50
2. Percobaan 2 : pengukuran tegangan DC
a. Alat ukur: Multimeter Analog
=
= 6 =
55
250
50 = 11
= 7 =
60
250
50 = 12
= 12 =
90
250
50 = 18
Ralat alat
1
2
=
5
250
50
1
2
= 0.5
IV. 3 Analisa kualitatif
Tujuan dari praktikum yang berjudul osiloskop ini adalah praktikan dapa mengetahui
bagian-bagian dan fungsi osiloskop serta mengetahui prinsip kerjanya dan menggunakan
osiloskop untuk mengukur tegangan AC dan DC (frekuensi, amplitude, dan tegangan peuncak ke
puncak).
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Alaat ini
digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah ubah terhadap waktu, yang
ditampilkan pada layar. Pada dasarnya CRO (cathode) merupakan alat pembuat grafik/gambar
(plotter) x y yang sangat cepat memperagakan sebuah sinyal listrik. Sumbu vertical (y)
memperlihatkan tegangan v dan sumbu horizontal (x) mempresentasikan besaran waktu t.
Odilodkop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel control. Display
menyerupai layar televise hanya ssajua tidak berwarna-warni dan berfungsi sebagai tempat
sinyal uji yang ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis horizontal dan vertical yang membentuk
kotak-kotak yang disebut div. layar osiloskop terbagi atas 8 div vertical dan 10 div horizontal.
Panel control berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan layar.
Sebelum memulai percobaan pertama hal yang harus dilakukan yaitu melakukan kalibrasi
osiloskop dan multimeter analog. Kalibrasi osilokop dimulai dengan memasukkan socket probe
osiloskop pada channel 1 kemudian osiloskop dihidupkan dengan menekan tombol power.
Mode diatur pada CH1, Coupling diatur pada DC atau AC, dan source pada channel 1. Focus dan
intensitasnya diatiur setelah ada tampilan garis horizontal pada layar. Kemudian menghubungkan
probe (+) osiloskop pada CAL, maka pada layar akan tampil gambar gelombang kotak. Diatur
posisi vertical dan horizontal gelombangnya, volt/div dan time/div diatur. Untuk kalibrasi
multimeter analog, jarum pada papan skala dilihat terlebih dahulu, yaitu harus menunjukkan
angka nol, kemudian diaturlah skala multimeter pada 1 k. Terminal kabel, yaitu kabel yang
berwarna merah (+) dan hitam (-) saling ditempelkan, sehingga pada papan skala ke kanan
menunjukkan skala maksimum. Jika pada saat kabel merah (+) dan hitam (-) salaing ditempelkan
lalu jarum pada papan skala belum menunjukkan skala maksimum maka, diputar skala pengatur
nol ohm, hingga jarum pas pada skala maksimum. Setelah jarum pada papan skala pas pada skala
maksimum, kabel merah (+) dan hitam (-) bisa dilepaskan dan multimeter siap digunakan.
Pertama tama menghubungkan probe positif (+) pada tegangan input dan probe (-) pada
panel CT, juga memilih (CH1). Selajutnya, yang perlu disetel adalah mode, coupling, source,
volt/div, time/div, position x, dan position y. jika akan tetap maka akan muncul gelombang pada
layar. Untuk adaptor, polarity diatur pada (atas positif bawah negative) untuk mendapatkan
bagian dalam positif (+) dan bagian luar negative (-) kemudian voltagenya dipilih 6 volt,
kemudian menghubungkan probe (+) pada probe adaptor pada bagian dalam (+) dan probe (-)
pada bagian luar (-) kemudian memilih chanel input, mengitur mode,coupling, position y. jika
sudah tepat maka akan muncul garis gelombang pada layar.
Prinsip kerja osiloskop dimulai dari tabung sinar katoda (CRT) yang merupakan jantung
dari osiloskop. Katoda dalam tabung sinar katoda dipanaskan temperaturnya dengan alat
pemanas, dan electron electron menguap dari permukaannya. Anoda pemercepat yang
mempunyai lubang kecil ditengahnya, dijaga agar selalu pada potensial positif-v, yang relative
tinggi terhadap katoda, sehingga timbul medan listrik dari kanan ke kiri antara katoda anoda.
Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah, diarahkan menjadi pancaran
elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat "defleksi yoke" oleh medan magnetik
untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung
pandang (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi
atau rare earth. Ketika elektron menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan
menyebabkan timbulnya cahaya. Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau
bercahaya diperlukan tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt
dibangkitkan oleh alat yang bernama Flyback. Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar
tabung kaca elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang
disebut skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga
bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat tipis
dan peka terhadap mangnit, jika magnet kuat akan mengubah bentuk pelat ini sehingga tidak rata
dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan elektron tidak terfokus pada
ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut degausing.
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat
yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini
dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda
mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik
dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis
lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan
periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara
horizontal dengan laju tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda
bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan
mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama
dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran
harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih
sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super
posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.
Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui permukaan
layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop,
menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan.
Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan
variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan
laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar.
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan
dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan
dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
1. Mengukur frekuensi, periode, amplitude, dan tegangan dari sinyal.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
6. Menentukan sudut fase antara dua sinyal pada frekuensi sama.
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para
montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan
osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan
oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur
getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal
listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan
sinyal-sinyal tersebut.
Amplitude gelombang adalah jarak perpindahan titik maksimum dan titik kesetimbangan
dari arah getarannya. Dari percobaan dengan alat ukur osiloskop diperoleh besarnya amplitude
sebagai berikut.
Vi AC DC
6 v 1.7 div -
7.5 v 2.2 div -
12 v 1.3 div -
Tegangan DC tidak memiliki amplitude karena gambar grafiknya tidak berupa gelombang
sinusoidal, akan tetapi berupa garis lurus horizontal.
Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu (satu
detik). Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu gelombang.
Tegangan puncak ke puncak (Vpp) adalahbeda tegangan antara tegangan maksimum dan
minimum.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai frekuensi, periode, dan Vpp sebagai
berikut:
Vi
AC DC
T (s) F (Hz) Vpp T f Vpp
6 v 2 x 10
-3
50 6.8 v - - -
7.5 v
2 x 10
-3
50 6.8 v - - -
12 v
2 x 10
-3
50 6.8 v - - -
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tegangan DC tidak mempunyai periode, frekuensi, dan
Vpp. Hal ini dikarenakan gelombang tegangan DC tidak berupa gelombang sinusoidal, akan
tetapi berupa garis lurus horizontal.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai tegangan AC adalah sebagai berikut:
Vin Vo multimeter Vpp osiloskop
6 v 7 v 6.8
7.5 v 9 v 8.8
12 v 14 v 13
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa osiloskop lebih teliti dari pada multimeter. Hal
ini sudah sesuai teori yang ada yaitu, osiloskop merupakan alat yang lebih teliti dari multimeter.
Jika vo mendekati vi maka alat tersebut semakin teliti. Sedangkan untuk gambar grafiknya sudah
sesuai dengan teori yaitu berupa gambar gelombang sinusoidal
Untuk tegangan DC dengan menggunakan multimeter dan osiloskop diperoleh hasil:
Multimeter osiloskop
vi Vo vi Volts/div Time/div
6 v 11 v 6 v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 12 v 7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 18 v 12 v 5 v/div 0.2 ms/div
Sedangkan untuk gambar gelombang yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur osiloskop
menunjukkan grafik gris horizontal yang tidak begitu lurus, seharusnya gambar gelombang
tegangan DC berupa garis lurus
Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan terdapat beberapa perbedaan dengan
teori yang ada. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa factor antara laim:
1. Kurang telitinya praktikan dalam mengamati osiloskop
2. Tegangan yang dilakukan terlalu tinggi, sehingga gambar pada layar osiloskop sulit
dibaca.
3. Kesalahan dalam menyambungkan kabel-kabel
4. Kurang tepat dalam melakukan kalibrasi
5. Kurang ahlinya praktikan dalam menggunakan osiloskop.
6. Adanya impedansi pada probe.
7. Kurang teliti dalam membaca alat ukur
8. Kurang teliti dalam melakukan perhitungan.
9. Terdapat kesalahan pada alat ukur osiloskop yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua
sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua
untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada
pada pesawat perangkat ini.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop,
kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung
frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk
menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.
Kelebihan osiloskop analog antara lain:
1. Mampu menggambarkan nilai-nilai arus atau tegangan yang dihasilkan yang selalu berubah
terhadap waktu secara periodik, sehingga memperlihatkan bentuk gelombang.
2. Osiloskop analog dapat digunakan untuk menentukan periode, frekuensi, tegangan, dan
amplitudo sinyal listrik sekaligus dengan cara yang relatif mudah.
Selain kelebihan, osiloskop analog juga memiliki kekurangan, yaitu:
1. Pengamatan sinyal-sinyal listrik dengan osiloskop memiliki keterbatasan dalam perbandingan
frekuensi antar sinyal-sinyal tersebut (perbandingan maksimum 10:1) sehingga
penggunaannya cukup terbatas.
2. Harganya relatif mahal. Kelemahan tersebut semakin terasa sejak terciptanya penghitung
frekuensi digital dengan harga yang lebih rendah dipasarkan ke publik.
V. Kesimpulan
1. Bagian-bagian osiloskop beserta fungsi
Layar display: Untuk menampilkan bentuk gelombang, terdiri dari kotak-kotak atau
disebut div. layar disusun dari 8 div horizontal dan 10 div vertical.
CAL: Untuk mengkalibrasikan awal sebelum osiloskop digunakan
Inten: mengatur cerah atau tidaknya sinar (bentuk gelomabng/gambar)
Focus: menajamkan garis atau bentuk gelombang pada layar untuk mendapatkan
gambar yang lebih jelas.
Track position: mengatur posisi garis pada layar
Power: Untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop, lampu indicator akan
menyala jika osiloskop dihidupkan.
Position y CH1: mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah vertical
Pengatur volt/div CH1: Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai
tegangan yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH1
Position y CH2: mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah vertical
CH2
Position x: mengatur posisi garis atau tampilan ke kiri dan ke kanan arah horizontal
Pengatur time/div: Digunakan untuk mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh
satu div di layar, seperti mengukur waktu periode (T) dan frekuensi (f)
Coupling: Untuk memilih jenis input yang digunakan.
Source: Untuk memilih sumber sinyal yang digunanakan (CH1, CH2, Line, Ext)
Mode: Memilih sinyal input yang digunakan
CH1, CH2: Untuk terminal masukan sinyal saat mulai melakukan pengukuran
Kaki osiloskop: unutk menyangga osiloskop
2. Fungsi osiloskop
a. Mengukur frekuensi, periode, amplitude, dan tegangan dari sinyal.
b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d. Membedakan arus AC dengan arus DC.
e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
f. Menentukan sudut fase antara dua sinyal pada frekuensi sama.
3. Prinsip kerja osiloskop
Prinsip kerja osiloskop dimulai dari tabung sinar katoda (CRT) yang merupakan
jantung dari osiloskop. Katoda dalam tabung sinar katoda dipanaskan temperaturnya
dengan alat pemanas, dan electron electron menguap dari permukaannya. Anoda
pemercepat yang mempunyai lubang kecil ditengahnya, dijaga agar selalu pada potensial
positif-v, yang relative tinggi terhadap katoda, sehingga timbul medan listrik dari kanan
ke kiri antara katoda anoda. Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah,
diarahkan menjadi pancaran elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat
"defleksi yoke" oleh medan magnetik untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan
Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan
bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth. Ketika elektron
menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya.
Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan
tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan oleh alat
yang bernama Flyback. Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca
elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut
skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga
bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat
tipis dan peka terhadap mangnit, jika magnet kuat akan mengubah bentuk pelat ini
sehingga tidak rata dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan
elektron tidak terfokus pada ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut
degausing.
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi
oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak
elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya
osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak
elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang
secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika
pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya
bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga
pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda bergetar sekaligus secara
harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar
sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan
amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran
harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih
sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik
super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.
Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui
permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal
osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang
dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar
yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan
masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah
pola yang diam pada layar.
4. Hasil pengukuran tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop
Tegangan AC
Vin
Vertical
div
Volts/div vpp vmaks veff
Horizontal
div
Time/div periode frekuensi
6 v
3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz
7.5 v
4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4
5 ms/div 20 ms 50 Hz
12 v
2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4
5 ms/div 20 ms 50 Hz
Tegangan DC
vi Volts/div Time/div
6 v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 5 v/div 0.2 ms/div
Gambar gelombang tegangan AC
d. Vi = 6 v
e. Vi = 7.5 v
f. Vi = 12 v
Gambar gelombang tegangan DC
d. Vi = 6 v
e. Vi= 7.5 v
f. Vi = 12 v
VI. Daftar pustaka
Chathopadhyay, D. dkk. 1959. Dasar Elektronika. Jakarta: Erlagga
Cooper, William D. 1993. Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran. Jakarta:
Erlangga
Ibrahim, KF. 1986. Prinsip Dasar Elektronika. Jakarta: Gramedia
Ross, Barry. 1997. Hands On Guide to Oscilloscope. Alden: Great Britain Cambridge
University press
Tim Praktikum Fisika Dasar II. 2013. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Surakarta:
UNS press
VII. Lampiran
3 lembar laporan sementara
1 lembar foto praktikum
Surakarta, 26 Desember 2013
Praktikan,
Annisa Indah Fitriyani
K 2312008
LAPORAN SEMENTARA
OSILOSKOP
Data pengamatan
1. fungsi osiloskop
2. percobaan 1: pengukuran tegangan AC dan Transformator CT
Alat ukur multimeter analog/ voltmeter
Vin Vo
6 v 7 v
7.5 v 9 v
12 v 14 v
Ralat alat 0.5
Alat ukur: osiloskop
Vin
Vertical
div
Volts/div vpp vmaks veff
Horizontal
div
Time/div periode frekuensi
6 v
3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz
7.5 v
4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4
5 ms/div 20 ms 50 Hz
12 v
2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4
5 ms/div 20 ms 50 Hz
3. Percobaan II: mengukur tegangan DC dari adaptor
Alat ukur: multimeter analog
vi Vo
6 v 11 v
7.5 v 12 v
12 v 18 v
Alat ukur: osiloskop
vi Volts/div Time/div
6 v 2 v/div 0.5 ms/div
7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div
12 v 5 v/div 0.2 ms/div