You are on page 1of 8

Sumbawa!

Lokasi Persembunyian Adolf Hitler


Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Jika saja ada yang rajin menyimpan klipingan artikel harian Pikiran Rakyat sekitar tahun 1983,
tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pengalamannya bertemu dengan
seorang dokter tua asal Jerman bernama Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960.
Dokter tua itu kebetulan memimpin sebuah rumah sakit besar di pulau tersebut.
Tapi bukan karena mengupas kerja dokter Poch, jika kemudian artikel itu menarik perhatian
banyak orang, bahkan komentar sinis dan cacian! Namun kesimpulan akhir artikel itulah yang
membuat banyak orang mengerutkan kening. Sebab dengan beraninya Sosro mengatakan
bahwa dokter tua asal Jerman yang pernah berbincang-bincang dengannya, tidak lain adalah
Adolf Hitler, mantan diktator Jerman yang super terkenal karena telah membawa dunia pada
Perang Dunia II!
Beberapa bukti diajukannya, antara lain dokter Jerman tersebut cara berjalannya sudah tidak
normal lagi, kaki kirinya diseret. Tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong persis
seperti gaya aktor Charlie Chaplin, dengan kepala plontos. Kondisi itu memang menjadi ciri
khas Hitler pada masa tuanya, seperti dapat dilihat sendiri pada buku-buku yang menceritakan
tentang biografi Adolf Hitler (terutama saat-saat terakhir kejayaannya), atau pengakuan
Sturmbannfhrer Heinz Linge, bekas salah seorang pembantu dekat sang Fhrer. Dan masih
banyak bukti lain yang dikemukakan oleh dokter Sosro untuk mendukung dugaannya.
Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak tahun 1990-an itu hingga kini tetap tidak
berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung
penemuannya. Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan
bukti-bukti lain, kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika
ditemui di kediamannya di Bandung.
Andai saja benar dr. Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama
1 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Eva Braun, maka ketika Sosro berbincang dengannya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71
tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. Dokter
Poch itu amat misterius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sepertinya tidak
menguasai masalah medis, kata Sosro, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal rumah
sakit Hope.
Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro mengenai Hitler di pulau Sumbawa Besar
bersama istrinya Eva Braun, tidaklah suatu kesengajaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan
bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap
kecurigaan saja.
Meskipun begitu, ia menyimpan beberapa catatan mengenai sejumlah kunci yang ternyata
banyak membantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan
setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua
yang sama yang bertemu dengannya di sebuah pulau kecil d Indonesia!
Ketidaksengajaan itu terjadi pada tahun 1960, berarti sudah dua puluh tahun lebih ia
meninggalkan pulau Sumbawa Besar.
Suatu saat, seorang keponakannya membawa majalah Zaman edisi no.15 tahun 1980. Di
majalah itu terdapat artikel yang ditulis oleh Heinz Linge, bekas pembantu dekat Hitler, yang
berjudul Kisah Nyata Dari Hari-Hari Terakhir Seorang Diktator, yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.
Pada halaman 59, Linge mula-mula menceritakan mengenai bunuh diri Hitler dan Eva Braun,
serta cara-cara membakar diri yang kurang masuk di akal. Kemudian Linge membeberkan
keadaan Hitler pada waktu itu.
Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan
saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua
Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi Hitler. Semuanya ada kesamaan,
ungkap ayah empat anak ini.
2 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Heinz Linge menulis, beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Fhrer sejak saat itu kalau
berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang
terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh... kemudian, ketika perang semakin
menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler menderita kejang urat.
Linge melanjutkan, di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira
pertempuran di Stalingrad (1942-1943) yang tidak membawa keberuntungan bagi bangsa
Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu. Pada akhir
artikel, Linge menulis, tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah
ditemukan.
Lalu Sosro mengenang kembali beberapa dialog dia dengan Hitler, saat Sosro berkunjung ke
rumah dr. Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu
memujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz,
tempat pembantaian orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda
Amerika yang menyebutkannya.
Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia menjawab bahwa dia tidak tahu sebab pada
waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari
menyelamatkan diri masing-masing, tutur Sosrohusodo.
Di sela-sela obrolan, dr. Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro
memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya.
Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan Hitler hanya menderita parkisonisme saja,
melihat usianya yang sudah lanjut.
Yang membuat Sosro terkejut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis
ternyata diiyakan oleh dr. Poch! Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penyakit itu
bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman.
Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goebbels memberi
tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja, ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah
yang dimaksud dengan Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang
terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memanggil dr. Poch dengan
3 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
sebutan Dolf, yang mungkin merupakan kependekan dari Adolf!
Setelah memperoleh cemoohan sana-sini sehubungan dengan artikelnya, tekad Sosrohusodo
untuk menuntaskan masalah ini semakin menggebu. Ia mengaku bahwa kemudian
memperoleh informasi dari pulau Sumbawa Besar bahwa Poch sudah meninggal di Surabaya.
Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah
lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerintahan di pulau
Sumbawa Besar!
Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kembali lagi ke Bandung, Sosro mengakui
bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberitahu. Ternyata, ia
tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan
ini. Namun karena terus dibujuk, sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang.
Begitu juga dengan dokumen-dokumen tertulis peninggalan suaminya kemudian diserahkan
kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr.
Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S diketahui bahwa dr. Poch meninggal tanggal 15
Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya
akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel.
Dalam salah satu dokumen tertulis, diakuinya bahwa ada yang amat menarik dan mendukung
keyakinannya selama ini. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat
ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang
sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun
tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya
S.
Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing
nomor itu ditandai dengan lambang biologis laki-laki dan wanita. Jadi kemungkinan besar,
buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun, tegasnya
dengan suara yang agak parau.
Negara yang tertulis pada alamat ratusan orang itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika
Selatan, dan Italia. Salah satu halamannya ada tulisan yang kalau diterjemahkan berarti :
4 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti nyonya Krger. Roma, Jl. Sardegna 79a/1.
Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina).
Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah
pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah
nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa Genua val albaro 38.
secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan,
Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.
Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus
Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro.
Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma.
Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada tahun
1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati
terhadapnya pada tahun 1947.
Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya
dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut
negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau
nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi! tandasnya.
Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke
dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman,
diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman kuno
sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk
diterjemahkan.
Tetapi penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli pada steno Gabelsberger. Beberapa
waktu lamanya, datang jawaban dari Jerman dengan terjemahan steno ke dalam bahasa
Jerman. Sosrohusodo menterjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia. Judul catatan
dalam bentuk steno itu, kurang lebih berarti keterangan singkat tentang pengejaran
perorangan oleh Sekutu dan penguasa setempat pada tahun 1946 di Salzburg. Kota ini
terdapat di Austria.
5 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Di dalamnya berkisah tentang kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg.
Tidak disebutkan siapakah kami berdua di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu,
dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amerika Serikat). Pada pokoknya,
menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejar-kejar oleh pihak keamanan.
Di dalamnya juga terdapat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut
akan menunjukkan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. Cara menyingkat seperti
ini merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam
literatur yang lainnya, Sosrohusodo memberikan alasan.
Dari singkatan-singkatan itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemudian
dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G
(Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro
menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah
itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan
adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta!
Ia mengutip salah satu tulisan dalam steno tadi : Pada hari pertama di bulan Desember, kami
harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil
meninggalkan Eropa. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang
menyebutkan bahwa paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A). Di buku
catatan berisi ratusan alamat itu, nama Dragonic dikaitkan dengan Roma, begitulah Sosro
memberikan alasan lainnya.
Lalu mengenai Berlin dan Salzburg, diterangkannya dengan mengutip majalah Zaman edisi 14
Mei 1984. Dikatakan bahwa sejarah telah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa
surat-surat rahasia Hitler yang jatuh di sekitar Jerman Timur pada tahun 1945. Ini juga
menunjukkan rute pelarian mereka, katanya lagi.
Lalu bagaimana komentar nyonya S yang disebut-sebut Sosro sebagai istri kedua dr. Poch?
Konon ia pernah berterus terang kepada Sosro. Suatu hari suaminya mencukur kumis mirip
kumis Hitler, kemudian nyonya S mempertanyakannya, yang kemudian diiyakan bahwa dirinya
adalah Hitler. Tapi jangan bilang sama siapa-siapa, begitu Sosro mengutip ucapan nyonya S.
6 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Membaca dan menyimak ulasan dr. Sosrohusodo, sekilas seperti ada saling kait mengkait
antara satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak pertanyaan yang harus diajukan
kepada Sosro, dengan tidak bermaksud meremehkan pendapat pribadinya berkaitan dengan
Hitler, sebab mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara.
Bahkan Sosrohusodo sudah membuat semacam diktat yang memaparkan pendapatnya
tentang Hitler, dilengkapi dengan sejumlah foto yang didapatnya dari nyonya S. Selain itu,
isinya juga mengisahkan tentang pengalaman sejak dia lulus dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia hingga bertugas di Bima, Kupang, dan Sumbawa Besar. Ia juga telah
mengajukan hasil karyanya ke berbagai pihak, namun belum ada tanggapan. Padahal tidak
ada maksud apa-apa di balik kerja saya ini, hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler mati di
Indonesia, katanya mantap.
Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain,
tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa. Peluang
untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati
bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah!
Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk mencoba mengungkap segala sesuatunya,
termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di
Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayamnya dr. Poch.
Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat penelitian terhadap tulang-tulang
jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak...
Oleh : Alif Rafik Khan
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2009/04/adolf-hitler-lari-dan-mati-di-indonesia.html
Sumber :
7 / 8
Sumbawa! Lokasi Persembunyian Adolf Hitler
Oleh Administrator
Minggu, 24 Mei 2009 01:06 -
Harian Pikiran Rakyat edisi 24 Februari 1994
Majalah Zaman edisi No.15 tahun 1980
Majalah Zaman edisi 14 Mei tahun 1984
Majalah Intisari edisi bulan Oktober tahun 1983

8 / 8

You might also like