You are on page 1of 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Struktur Dan Komposisi Bumi

Berdasarkan gelombang seismik struktur internal bumi dapat dibedakan menjadi tiga
komponen utama yaitu inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).
1 . Inti Bumi (Core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi
dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki
kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-
6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.


Sumber : www.swarapapua.com
Gambar 2.1 Bola bumi dipotong dari permukaan hingga ke bagian inti

Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan
berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli
percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Universitas Sumatera Utara


2. Mantel Bumi (Mantle)
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan
mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu
mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400
km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km. Mantel
atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak
membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang
bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
3. Kerak Bumi (Crust)
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-
80 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi
dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya.

Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut
sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan
berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis
karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
b. Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di
sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km . ata-rata 35 km
dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut
sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan
yang berkomposisi granit.

Pada dasarnya kita tidak akan pernah mengerti bagaimana gempa bumi terjadi
kalau kita tidak memahami bagaimana struktur bumi.

Berdasarkan sifat-sifat gelombang seismik, mantel terbagi menjadi beberapa
bagian. Lapisan teratas mantel bersama-sama kerak bumi membentuk litosfer yang
bersifat kaku (keras). Di bawah litosfer adalah astenosfer yang bersifat kurang kaku
(lemah) dibandingkan litosfer. Walaupun bukan berwujud cair, astenosfer bersifat
plastis sehingga memungkinkan litosfer yang berada di atasnya dapat bergerak. Di
bawah astenosfer adalah mesosfer.
Universitas Sumatera Utara


2.1.1 Lempeng Tektonik

Litosfer bersifat keras berada di atas astenosfer yang relatif lebih lunak. Menurut teori
tektonik lempeng , litosfer yang menyelubungi bumi terpecah ke dalam beberapa
bagian. Pecahan-pecahan litosfer tersebut disebut lempeng . Litosfer tersusun dari
beberapa lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Lempeng-lempeng tersebut
mengapung di atas lapisan astenosfer dan masing-masing bergerak dengan kecepatan
(laju dan arah) yang berbeda dengan laju antara beberapa mm/tahun sampai belasan
cm/tahun. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng besar dan beberapa lempeng
kecil. Masing-masing nama lempeng ditampilkan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Tabel Nama Lempeng yang Membentuk Litosfer.
No. Nama Lempeng Keterangan
1 Lempeng Antartik Lempeng Besar
2 Lempeng Pasifik Lempeng Besar
3 Lempeng lndo-
Australia
Lempeng Besar
4 Lempeng Eurasia Lempeng Besar
5 Lempeng Afrika Lempeng Besar
6 Lempeng Amerika
Selatan
Lempeng Besar
7 Lempeng Amerika
Utara
Lempeng Besar
8 Lempeng Filipina Lempeng Kecil
9 Lempeng India Lempeng Kecil
10 Lempeng Narca Lempeng Kecil
11 Lempeng Cocos Lempeng Kecil
12 Lempeng Arab Lempeng Kecil
Sumber : www.blogspot.com

Daerah pertemuan lempeng yang satu dengan lempeng yang lain merupakan
daerah yang aktif secara tektonik. Pada daerah tersebut lebih sering terjadi gempa
dibandingkan dengan daerah lain di dunia.


2.1.2 Batas Lempeng di Wilayah Indonesia

Wilayah Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng besar yaitu lempeng Indo-
Australia, Eurasia , dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Indo-Australia bertemu di lepas
Universitas Sumatera Utara


pantai barat pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau J awa, lepas pantai selatan
kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah
selatan. Lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik bertemu sekitar pulau Papua.
Tipe batas lempeng di Indonesia merupakan tipe subduksi. Daerah-daerah di sekitar
batas lempeng ini merupakan daerah-daerah yang sering terjadi gempa bumi.


2.1.3 Penyebab Gerakan Lempeng

Dari bukti-bukti seismik serta geofisik lainnya dan dari percobaan-percobaan yang
dilakukan di laboratorium, para ilmuwan sepakat bahwa gaya /penyebab pergerakan
lempeng adalah karena adanya pergerakan lambat dari mantel (astenosfer).
Pergerakan di mantel sendiri menurut hipotesa adalah karena adanya arus konveksi.
Arus konveksi di mantel dapat dianalogikan dengan arus konveksi pada zat cair yang
bagian bawahnya dipanaskan. Bagian air yang panas akan naik. Setelah mencapai
permukaan terjadi penurunan temperatur yang menyebabkan bagian air tersebut
kembali turun. Setelah berada di bawah, bagian air tersebut terkena panas lagi yang
menyebabkan ia naik lagi (hartini, 2009).
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi
terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng
(teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.


Sumber : www.bulletin.penataanruang.net
Gambar 2.2 Tataan Tektonik Kepulauan Indonesia
Universitas Sumatera Utara


2.2 Cincin Api

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) adalah daerah yang
sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan
Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah
sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Cincin Api Pasifik (Ring Of Fire) adalah area dimana terdapat banyak sekali
terjadi gempa dan letusan gunung berapi di dalam area Samudera Pasifik.

Sumber : www.wordpress.com
Gambar 2.3 Daerah Api Pasifik (Ring Of Fire)


2.3 Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Bumi kita
walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi
karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.


2.3.1 Klasifikasi Gempa Bumi

Klasifikasi gempa bumi menurut kedalaman hiposentrum :
1. Gempa Bumi Dalam
Universitas Sumatera Utara


Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari
300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya. Tempat yang pernah mengalami adalah dibawah laut jawa, laut Sulawesi
dan laut flores.
2. Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara
60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada
umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa. Tempat yang
pernah terkena antara lain : Sepanjang pulau sumatera bagian barat, pulau jawa bagian
selatan, sepanjang teluk tomini, laut Maluku dan kep.Nusa Tenggara.
3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang
dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan
yang besar. Tempat yang pernah terkena antara lain : Pulau Bali, Pulau Flores, Yogya
karta dan J awa tengah.

Klasifikasi gempa bumi menurut penyebabnya (Bowler, 2003) :
1. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau
perpindahan akibat pergesaran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi pada struktur bumi,
yakni adanya tarikan atau tekanan.
Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam:
- Vertikal
- Horizontal
2. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung
api atau letusan gunung api. Pada saat dapur magma bergejolak, ada energi yang
mendesak lapisan bumi. Energi yang mendesak lapisan bumi ada yang mampu
mengangkat lapisan bumi sampai ke permukaan disertai getaran. Gunung api yang
akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.
3. Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi runtuhan (terban) adalah gempa bumi yang di sebabkan runtuhnya
atap gua atau terowongan tambang di bawah tanah. J ika batuan pada atap rongga atau
Universitas Sumatera Utara


pada dinding rongga mengalami pelapukan, maka rongga dapat runtuh karena tidak
mampu lagi menahan beban di atas rongga. Runtuhnya gua dan terowongan yang
besar bisa mengakibatkan getaran yang kuat.

Gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Aktivitas tektonik berupa pergerakan lempeng bumi
Gempa bumi ini biasa disebut gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik
berhubungan dengan kegiatan gaya-gaya tektonik yang terus berlangsung dalam
proses pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan (faults) dan tarikan
atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan penyusun kerak bumi.
2. Aktivitas vulkanik gunung berapi
Gempa bumi akibat aktivitas vulkanik ini biasa disebut gempa bumi vulkanik.
Gempa bumi vulkanik terjadi baik sebelum, selama, ataupun sesudah letusan gunung
api. Penyebab gempa vulkanik ini adalah adanya persentuhan antara magma dengan
dinding gunung api dan tekanan gas pada letusan yang sangat kuat, atau perpindahan
magma secara tiba-tiba dari dapur magma.
3. Tabrakan
Tabrakan benda langit atau sering disebut meteor terhadap permukaan bumi juga
dapat menyebabkan getaran, hanya saja getaranya tidak sampai terekam oleh alat pen
catat getaran gempa bumi dan juga sangat jarang terjadi.
4. Runtuhan lubang-lubang interior bumi
Runtuhnya lubang-lubang interior bumi seperti gua atau tambang batuan/mineral
dalam bumi dapat menyebabkan getaran di atas permukaannya, namun getaran ini
tidak terlalu besar dan terjadi bersifat setempat saja atau terjadi secara lokal.


2.3.2 Teori Pergerakan Benua dan Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik merupakan suatu teori kinematik yang menjelaskan
mengenai pergerakan gempa tanpa membahas penyebab dari pergerakan itu. Sesuatu
seharusnya menjadi penyebab pergerakan untuk menggerakkan massa yang sangat
besar dengan tenaga yang sangat besar pula.

Universitas Sumatera Utara


Penjelasan yang paling dapat diterima secara meluas tentang sumber
pergerakan lempeng bersandar kepada hukum keseimbangan termomekanika material
bumi. Lapis teratas dari kulit bumi bersentuhan dengan kerak bumi yang relatif dingin,
sementara lapis terbawah bersentuhan dengan lapis luar inti panas. J elas peningkatan
temperatur pasti terjadi pada lapisan. Variasi kepadatan lapisan dan temperatur
menghasilkan situasi tidak stabil pada ketebalan material (yang lebih dingin) di atas
material lebih tipis (yang lebih panas) dibawahnya. Akhirnya, material tebal yang
lebih dingin mulai tenggelam akibat gravitasi dan pemanasan, dan material yang lebih
tipis mulai naik. Material yang tenggelam tersebut berangsur-angsur dipanaskan dan
menjadi lebih tipis, sehingga akhirnya bergerak menyamping dan dapat naik lagi yang
kemudian sebagai material didinginkan yang akan tenggelam lagi. Proses ini biasa
disebut sebagai konveksi.

Arus konveksi pada batuan setengah lebur pada lapisan mengakibatkan
tegangan geser di bawah lempeng, yang menggeser lempeng tersebut ke arah
yang bervariasi melalui permukaan bumi. Fenomena lain, seperti tarikan bubungan
atau tarikan irisan dapat juga menjadi penyebab pergerakan lempeng. Karakteristik
batas lempeng juga mempengaruhi sifat dasar dari gempa yang terjadi sepanjang batas
lempeng tersebut. Pada beberapa area tertentu, lempeng bergerak menjauh satu
dengan lainnya pada batas lempeng, yang dikenal sebagai bubungan melebar atau
celah melebar. Batuan lebur dari lapisan dasar muncul ke permukaan dimana akan
mendingin dan menjadi bahagian lempeng yang merenggang. Dengan demikian,
lempeng mengembang pada bubungan yang melebar. Tingkat pelebaran berkisar
dari 2 hingga 18 cm/tahun ; tingkat tertinggi ditemukan pada Lautan Pasifik, dan
terendah ditemukan sepanjang Bubungan Mid-Atlantic. Telah diestimasi bahwa kerak
bumi yang baru di lautan terbentuk pada tingkatan sekitar 3,1 km
2
/tahun di seluruh
dunia. Kerak bumi yang masih berusia muda ini, disebut basal baru, terbentuk tipis di
sekitar bubungan yang melebar. Hal ini juga dapat terbentuk oleh pergerakan ke atas
magma yang relatif lambat, atau dapat pula oleh semburan yang cepat saat terjadinya
aktivitas kegempaan.

Proses tekan menekan lempeng tersebut telah menciptakan pengumpulan dan
penimbunan energi di dalam bumi. J angka waktu proses penimbunan dan pelepasan
Universitas Sumatera Utara


energi yang menimbulkan gempa bumi itu berlangsung antara 30-600 tahun. Terdapat
variasi siklus berulang gempa antara satu kawasan dengan kawasan lain, ada siklus
kejadian gempa bumi 30-50 tahunan, ada 100 tahun, 200 tahun dan 600 tahun.

Energi yang terkumpul atau tersimpan di dalam bumi / massa batuan pada
suatu saat tidak mampu lagi ditahan oleh massa bumi dan akhirnya bumi / batuan itu
pecah / remuk / patah atau sobek (rupture). Pada saat bumi itu remuk atau pecah
disaat itulah energi dilepaskan dan bergerak dalam wujud gelombang. Energi ini akan
menyebabkan getaran yang akan merambat dari sumber getaran ke permukaan bumi.
Getaran inilah yang disebut dengan gempa bumi.


2.4 Letak Geografis Wilayah Pulau Nias

Kabupaten Nias yang merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara yang disebut Pulau Nias. Luas Kabupaten Nias adalah 3.495,40 Km
atau 4.88% dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara dan merupakan daerah gugusan
pulau yang jumlahnya mencapai 132 pulau. Menurut letak geografis, Kabupaten Nias
terletak pada garis 012-132LU (Lintang Utara) dan 97-98BT (Bujur Timur) dekat
dengan garis khatulistiwa.
Dengan batas-batas wilayah :
a) Sebelah Utara
Berbatasan dengan Kabupaten Nias Utara.
b) Sebelah Selatan
Berbatasan dengan Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
c) Sebelah Timur
Berbatasan dengan Kota Gunungsitoli dan Samudra Indonesia.
d) Sebelah Barat
Berbatasan dengan Kabupaten Nias Barat.

Universitas Sumatera Utara



Sumber : www.wordpress.com
Gambar 2.4 Peta Kabupaten Nias


2.5 Distribusi Kerusakan

Pada dasarnya, terdapat beberapa macam bentuk distribusi kerusakan yang dapat
digunakan dalam kebijakan perawatan seperti Distribusi Hipereksponensial,
Eksponensial, Weibull, dan Normal. Distribusi yang memiliki laju kerusakan konstan
disebut juga exponential probability distribution. Distribusi eksponensial merupakan
distribusi yang penting pada distribusi reliability. Distribusi lain yang dapat digunakan
adalah distribusi Weibull dan distribusi Normal. Ketiga distribusi ini memiliki fungsi
laju kerusakan yang tidak konstan sehingga hal ini memberikan alternatif lain yang
dapat digunakan selain distribusi kerusakan eksponesial yang telah ada.

Salah satu distribusi kerusakan yang paling berguna untuk menentukan
reliabilitas adalah distribusi Weibull. Distribusi Weibull dapat digunakan untuk
memodelkan laju kerusakan yang meningkat maupun menurun. Distribusi ini sangat
fleksibel terhadap berbagai fungsi distribusi kerusakan, fleksibilitas ini dikarenakan
distribusi weibull memiliki parameter bentuk () sehingga karakteristik distribusi yang
memiliki laju meningkat, menurun dan konstan dapat ditunjukkan oleh nilai parameter
bentuk tersebut. Berikut ini pola distribusi kerusakan untuk berbagai nilai yaitu :
Universitas Sumatera Utara


1. Untuk < 1, maka distribusi weibull tersebut mengikuti distribusi
Hipereksponensial
2. Untuk = 1, maka distribusi weibull tersebut mengikuti distribusi
Eksponensial
3. Untuk > 1, maka distribusi weibull tersebut mengikuti distribusi Normal


2.6. Estimasi Distribusi

Menaksir ciri-ciri tertentu dari populasi atau memperkirakan nilai populasi
(parameter) dengan memakai nilai sampel (statistik) diistilahkan dengan Estimasi.
Cara pengambilan kesimpulan tentang parameter berhubungan dengan cara-cara
menaksir harga parameter. J adi, harga parameter sebenarnya yang tidak diketahui
akan diestimasi berdasarkan statistik sampel yang diambil dari populasi yang
bersangkutan.

Sifat atau ciri estimator yang baik atau tidak bias, efisien dan konsisten yaitu :
1. Estimator yang tidak bias
Estimator dikatakan tidak bias apabila ia dapat menghasilkan estimasi yang
mengandung nilai parameter yang diestimasikan.
2. Estimator yang efisien
Estimator dikatakan efisien apabila hanya dengan rentang nilai estimasi yang
kecil saja sudah cukup mengandung nilai parameter.
3. Estimator yang konsisten
Estimator dikatakan konsisten apabila sampel yang diambil berapapun besarnya,
pada rentangnya tetap mengandung nilai parameter yang sedang diestimasi.


2.7 Distribusi Weibull

Distribusi Weibull pertama kali diperkenalkan oleh ahli fisika dari Swedia Walodd
Weibull pada tahun 1939. Dalam aplikasinya, distribusi ini sering digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara


memodelkan waktu sampai kegagalan (time of failure) dari suatu sistem fisika.
Ilustrasi yang khas yaitu pada sistem dimana jumlah kegagalan meningkat dengan
berjalannya waktu (misalnya daya hantar beberapa semikonduktor) atau kegagalan
yang terjadi oleh suatu (shock) pada sisem.

Dalam hal ini Distribusi weibull digunakan untuk meramalkan terjadinya
gempa pada suatu daerah. Terdapat dua macam distribusi weibull yang dapat
digunakan yaitu distribusi weibull untuk 2 parameter dan distribusi weibull untuk 3
parameter.


2.7.1 Distribusi Weibull dua Parameter

Sesuai dengan namanya distribusi weibull dua paramater mempunyai dua buah
parameter, yaitu :
a) Parameter bentuk ()
Merupakan parameter yang menggambarkan bentuk dari distribusi kerusakan.
b) Parameter skala ()
Merupakan parameter yang menggambarkan umur karakteristik dari
alat/komponen.

Periode kerusakan yang terjadi yaitu periode awal (early failure), periode
normal dan periode pengausan (wear out) tergantung dari nilai parameter bentuk
fungsi distribusi weibull. Distribusi weibull mempunyai laju kerusakan menurun
untuk <1, laju kerusakan konstan untuk =1 dan laju kerusakan naik untuk >1.

J ika sebuah Variabel acak kontinu X memiliki distribusi Weibull dengan
parameter bentuk dan faktor skala , dimana > 0 dan > 0, maka fungsi kepadatan
probabilitas dari X adalah :
F
W
(x; , ) =

0
0

( 2.1 )
Universitas Sumatera Utara


Fungsi diatas mudah untuk diintegralkan, sehingga diperoleh fungsi kumulatif
Weibull :


(; , ) = ( ) =

0

(
1

= 1
(

( 2.2 )
Mean (Nilai harapan):

= () = (1 +
1

) ( 2.3 )
Varians :

2
=
2
= 1 +
2

[(1 +
1


)]
2
( 2.4 )
Kemencengan (skewness ) :

1
=
3
2
= (1 +
3


) 3 1 +
1

1 +
2

+2 (1 +
3


)]
3
}
2
( 2.5 )
Keruncingan (kurtosis):

2
=
4
= 1 +
4

4 1 +
1

1 +
3

+6

1 +
1

2

( 2.6 )
1 +
2

3 (1 +
1


}]
4


Distribusi Weibull secara luas digunakan untuk berbagai masalah keteknikan
karena kegunaannya yang bermacam-macam. Pada dasarnya distribusi weibull ini
dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan optimal dari suatu mesin atau peralatan
baik perbaikannya ataupun komponen komponennya.


2.7.2 Distribusi Weibull Tiga Parameter

Sesuai dengan namanya distribusi weibull tiga paramater mempunyai tiga buah
parameter, yaitu :
a) Parameter bentuk ()
Parameter yang menggambarkan bentuk dari distribusi kerusakan.
b) Parameter skala ()
Parameter yang menggambarkan umur karakteristik dari alat/komponen.
c) Parameter Lokasi ()
Parameter yang menggambarkan lokasi distribusi kerusakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara


Distribusi weibull tiga parameter digunakan apabila terdapat umur minimum
dari sistem sehingga tidak akan terdapat kerusakan sebelum selang waktu t
0
. Waktu
sampai terjadinya gempa dinyatakan dengan peubah acak kontiniu x dimana x >
dan x ., maka fungsi kepadatan probabilitas dari x adalah :
F
W
(x; , ) =

)
(1)

>
0 Untuk x

( 2.7 )
() = ( )
1

()


( 2.8 )
J adi, Mean ( Nilai rata-rata) untuk 3 parameter adalah :

= () = + (1 +
1

) ( 2.9 )
Jika parameter = 0 maka fungsi densitas dikenal sebagai fungsi weibull dengan 2
parameter.
Grafik distribusi Weibull digambarkan sebagai berikut.


Sumber : https://commons.wikimedia.org
Gambar 2.5 Grafik distribusi Weibull

Contoh Penggunaan Distribusi Weibull yaitu Waktu sampai gagal bekerjanya
sebuah pelat gesek (dalam jam) pada sebuah kopling dapat dimodelkan dengan baik
sebagai sebuah variabel acak Weibull dengan =0,5 dan =5000 jam. Berapakah
waktu sampai gagal rata-rata pelat gesek tersebut dan berapakah probabilitas pelat
gesek tersebut mampu bekerja sekurang-kurangnya 6000 jam.
Rata-rata waktu sampai gagal :
Universitas Sumatera Utara


( ) ( )( )
1
( ) 1
1
5000 1 5000 3 5000 2! 10000 jam
0.5
x
E X


= = +



= + = = =



( )
( )

> =

= = = =


0.5
6000/ 5000
1.095
( 6000) 1 6000;0,5,5000
1 1 0,334 33,4%
W
P X F
e e

J adi, hanya 33.4 % dari seluruh pelat gesek yang dapat bekerja 6000 jam atau lebih .


2.7.3 Estimasi Nilai Parameter pada Distribusi Weibull

Adapun estimasi tiap parameter dari distribusi weibull adalah sebagai berikut.
Fungsi maksimum likelihood diberikan oleh :
L(,) = (

1)

=1
) (

( 2.10 )
Sehingga

diperoleh dari solusi berikut ini :



(


ln

=1
(

=1
-
1

-
1

=1
= 0 ( 2.11 )
Dan estimasi parameter bentuknya yaitu :
= (
1

))
1


=1
( 2.12 )

Estimasi Maximum Likelihood ini merupakan penentuan parameter-parameter
distribusi yaitu untuk distribusi weibull 2 parameter. Untuk menentukan parameter-
parameter pada distribusi weibull 3 parameter dapat digunakan metode kuadrat
terkecil yaitu :
Untuk mencari nilai parameter dari yang merupakan parameter bentuk yaitu
a = =

(
2

)
2
( 2.13 )
Untuk mencari nilai parameter dari yang merupakan parameter lokasi yaitu
c = =
(
2

(
2

)
2
( 2.14 )
Untuk mencari nilai parameter dari yang merupakan parameter skala yaitu :
= exp

( 2.15 )
Universitas Sumatera Utara


2.8 Distribusi Gumbel

Distribusi Gumbel adalah suatu rumusan distribusi statistik. Distribusi gumbel
termasuk jenis distribusi nilai ekstrim. Digunakan dalam kelompok distribusi nilai
ekstrim. Distribusi Gumbel mendapat julukan lebih khusus yaitu distribusi nilai
ekstrim Tipe I. J ulukan lain yang diberikan kepadanya adalah distribusi eksponensiai
ganda. Nama eksponensial ganda memang mencerminkan bentuk & sekaligus watak
fungsi distribusi ini. Pengungkapan rumus distribusi, umumnya menggunakan dua
bentuk. Pertama fungsi distribusi kumulatif (cummulative distribution func tion =cdf).
Kedua adalah fungsi probabilitas (probability density function = pdf).Distribusi
Gumbel merupakan distribusi yang mana Waktu sampai terjadinya gempa dinyatakan
dengan peubah acak kontiniu x dengan dengan parameter lokasi dan parameter
skala dimana nilai distribusinya sebanding dengan x .

Bentuk fungsi distribusi kumulatif dari distribusi Gumbel adalah :
(, , ) =

()

+
()

( 2.16 )

Dengan ketentuan nilai dari distribusi gumbel nya memungkinkan akan ada
bilangan real dan akan ada bilangan real positif. Dan nilai mean (nilai harapan) dari
distribusi gumbel adalah :
= + ( 2.17 )
dan adalah konstanta EulerMascheroni yang nilainya 0.5772156649015328606
Dan untuk fungsi probabilitasnya yaitu :
=

()

+
()

( 2.18 )


2.8.1 Estimasi Nilai Parameter pada Distribusi Gumbel

Estimasi Maximum Likelihood Estimation dikembangkan oleh R.A.Fisher, yang
menyatakan bahwa distribusi probabilitas yang diinginkan adalah distribusi yang
mampu mencari nilai dari parameter-parameter. Pencarian nilai parameter ini
Universitas Sumatera Utara


dilakukan dengan memaksimalkan fungsi likelihood. Dengan metode maksimum
likelihood, estimasi dari setiap parameter distribusi gumbel adalah sebagai berikut:

Untuk mencari nilai parameter dari yang merupakan parameter bentuk yaitu :

exp(

=1
exp(

=1
( 2.19 )
Untuk mencari nilai parameter dari yang merupakan parameter skala yaitu :
= -

log
1

exp (

=1
( 2.20 )
Grafik distribusi Gumbel digambarkan sebagai berikut.


Sumber : www.wikipedia.org
Gambar 2.6 Kurva distribusi Gumbel


2.9 Distribusi Eksponential

Distribusi eksponensial digunakan dalam teori keandalan dan waktu tunggu atau teori
antrian. Distribusi eksponensial merupakan model waktu (atau panjang atau area)
antara kejadian Poisson. Distribusi yang menggambarkan suatu kerusakan dari mesin
yang disebabkan oleh kerusakan pada salah satu komponen dari mesin atau peralatan
yang menyebabkan mesin terhenti.
Tidak selamanya distribusi normal dapat digunakan untuk memecahkan masalah
teknik dan sains. Contohnya dalam teori antrian dan keandalan, kurang tepat bila
digunakan pendekatan dengan distribusi normal, distribusi eksponensial dan Gamma
Universitas Sumatera Utara


lebih tepat menjadi solusinya. Distribusi eksponensial adalah sebuah kasus distribusi
Gamma.
Fungsi Gamma didefinisikan oleh:
( )
( ) ( ) 1 - 1 -
0
1


=
=


dx e x
x

Bila n = , maka ( ) ( )! 1 = n n .
Distribusi gamma dengan = 1 disebut distribusi eksponensial.
Fungsi distribusi probabilitas :
() =
1

; 0 , 0
0 ;

( 2.21 )
Parameter :
> 0 ( 2.22 )
Dengan
Rerataan dari distribusi Eksponensial diperoleh dengan cara sebagai berikut :
() = ()

0

=
1


=
1


Misal =

, maka =
1

, dengan batas integral sebagai berikut :


X = 0 maka u =0 dan x = maka u = sehingga :
() =
1


(

0

=
1


()

0

=
1

2

()

0

= (2)
E(X) =
Rataan :
Universitas Sumatera Utara




= ( 2.23 )
Variansi dari distribusi Eksponensial diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Var (X) =E(X
2
) [E(X)]
2
Dengan
E() =
2
()

0

=
2

0

=
1


2
e
(
x

)
dx

0

Dengan cara yang serupa seperti penentuan rerata, diperoleh :
E(X
2
) =2
2

Sehingga
Var (X) =E(X
2
) [E(X)]
2
=2
2
(
2
)
Var (X) =
2

Variansi :

x
2
=
2
( 2.24 )
Fungsi distribusi Probabilitas kumulatif yaitu :
F(x) =
1 e
x

; x > 0
0 ; x lainnya

( 2.25 )
Grafik distribusi Eksponensial dapat digambarkan sebagai berikut.


Sumber : www.paulbourke.net
Gambar 2.7 Kurva distribusi eksponensial

Universitas Sumatera Utara

You might also like