REKOMBINASI : PENGERTIAN HUBUNGAN DENGAN MUTASI, PERAN
TERHADAP PROSES EVOLUSI SERTA KEJADIANNYA Pada percobaan penyilangan Drosophila melanogaster yang dilakukan pada tahun 1911, T.H Morgan mengajukan interferensi tentang pautan yang dilakukan Gardner dkk pada tahun 1991. T.H Morgan adalah orang pertama yang melakukan percobaan tentang penyilangan pautan dan pemisahan kromosom homolog. Namun pada akhir-akhir ini sudah ditemukan pernyataan bahwa semua dari molekul DNA merupakan DNA rekombinan. Pada pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa proses dari rekombinan bukanlah suatu kebetulan belaka namun merupakan suatu proses dari proses selular dan enzim enzim yang bekerja juga akan di kode oleh setiap sel secara sendiri sendiri. Pengertian Rekombinasi dan Hubungannya dengan Mutasi Rekombinasi pembentukan suatu asosiasi baru dari molekul-molekul DNA atau kromosom. Asosiasi baru itu juga dapat terbentuk bagian-bagian molekul DNA (kromosom). Pada pengertian dari rekombinasi dengan mutasi sebenarnya tidak memiliki hubungan meskipun pada kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan perubahan dari materi materi genetic. Peran Rekombinasi terhadap Proses Evolusi Banyak ahli menyatakan bahwa pindah silang penting di dalam proses evolusi (Gardner, dkk, 1991). Dinyatakan lebih lanjut bahwa pindah silang bersama dengan kombinasi secara bebas merupakan mekanisme-mekanisme yang menghasilkan kombinasi-kombinasi gen baru. Proses seleksi alam selanjutnya hanya mempertahankan kombinasi-kombinasi yang menyebabkan organisme paling sesuai hidupnya. Pada kenyataannya rekombinasi memang merupakan suatu mekanisme sumber variasi genetik (Watson, dkk, 1987) disamping alternatif yang lain. Masih ada satu hal lagi yang pasti berkenaan dengan peran rekombinasi sebagai suatu mekanisme sumber variasi genetik, adalah bahwa evolusi mekanisme-mekanisme yang mendorong pertukaran genetik antar individu benar-benar nyata dalam biologi seluruh organisme mulai dari prokariot hingga ke eukariot tinggi (Ayala, dkk, 1984). Rekombinasi juga memungkinkan sel untuk memperbaiki urutan nukleotida yang hilang, di saat molekul DNA mengalami kerusakan akibat radiasi ataupun senyawa kimia, dengan cara mengganti bagian yang rusak dengan sepenggal unting DNA yang berasal dari kromosom homolognya. Lebih lanjut telah diketahui pula bahwa tipe rekombinasi tertentu ikut mengatur ekspresi gen. Dewasa ini sudah dikenal beberapa model yang berupaya menjelaskan bagaimana peristiwa rekombinasi terjadi, namun demikian semua model itu ternyata memilki ciri-ciri yang sama. Dalam hal ini dua DNA yang terlibat pada peristiwa rekombinasi umumnya merupakan molekul-molekul beberapa yang mempunyai suatu daerah homolog, pada daerah homolog itu urut-urutan nukleotida sama atau sekurang-kurangnya sangat mirip (Brown, 1989). Lebih lanjut, molekul-molekul itu berjajar berdampingan, serta berinteraksi melalui pertukaran bagian-bagian polinukleotida yang identik. Pertukaran bagian-bagian itu dikatalisis oleh enzim endonuklease serta dibantu oleh pergeseran unting yang berakibat terbentuknya suatu percabangan pindah silang. Di lain pihak terbentuknya percabangan pindah silang itu menimbulkan/ menghasilkan suatu heteroduplex dan pada heteroduplex itu polinukleotida yang terputus dibagi diantara kedua helix ganda. Celah atau bagian yang terputus itu ditutup oleh (enzim ligase DNA) dan selanjutnya unting-unting ditukar melalui migrasi cabang dalam hal ini titik pindah silang bermigrasi sepanjang kedua molekul. Urutan kejadian umum rekombinasi yang telah dikemukakan, ditunjukkan pada Gambar 7.1 berupa model rekombinasi Holliday. Struktur yang terlibat pada Gambar 7.1 sudah berhasil ditunjukkan sebagai hasil rekaman melalui mikroskop elektron (Gambar 7.2). Struktur pada gambar 7.1 itu disebut juga sebagai Holliday intermediate (Russel, 1992) atau recombination intermediate atau chi form (Strickberger, 1985). Struktur tersebut ditemukan pada E. Colikhususnya terkait dengan plasmid ColE, sebagai hasil sutau proses in vivo. Sebenarnya recombination intermediate juga sudah ditemukan pada persilangan fag bakteri maupun pada adenovirus manusia sebagaimana yang dilaporkan oleh Wolgemuth dan Hsu pada 1980 (Strickberger, 1985). Laporan tentang recombination intermediate tersebut juga didasarkan atas hasil pengamatan melalui mikroskop elektron. Sebenarnya tampilan Holliday intermediate itu tidak sam persis dengan wujud aslinya pada situasi in vivo. Wujud asli Holliday intermediate terlihat sebagai bentukan angka delapan. Bentukan angka delapan itu terjadi akibat penggaabungan atau persinggungan dua buah plasmid ColE, melalui jembatan silang (Ayala, dkk, 1984). Seperti diketahui molekul DNA plasmid ColE berbentuk cincin. Tampilan Holliday intermediate seperti tersebut telrihat setelah dilakukan pemutuskan plasmid ColE , pada tapak restriksi dengan bantuan enzim endonuklease EcoRI. Seperti diketahui pada plasmid ColEterdapat satu tapak restriksi EcoRI. Pembentukan Struktur Holliday pada Makhluk Hidup Eukariotik Model Holliday mempertimbangkan proses dari putusnya unting yanga akan berlanjut dengan terbentuknya DNA heteroduplex.dan terjadi pada kedua belah pihak , namun pada analisis lain yang dilakuakan pada jamur menunjukan hasil yang berbeda yaitu hanya ada satu pihak saja yang memiliki DNA heteroduplex. Berkenaan dengan pertukaran anting yang asimetrik ini ada dua model yang dapat berupaya menjelaskan. Kedua model ini adalah model Meselson- Radding dan pemutusan unting ganda dan perbaikannya. Pada model pertama yaitu model Meselson radding, prosesnya hanya dengan memutusan unting satu pihak saja dan pemutusan ini nanti akan diperbaiki dari celah basil sebagai suatu primer. Sedangkan pada pemutusan unting ganda dan perbaikannya diawali pembentukan celah unting ganda. Kemudian ujung satu unting tunggal menginvasi helix yang lain. Sintesis DNA pada kedua helix mengarah ke daerah DNA heteroduplex yang asimetrik pada helix resipien maupun yang mengarah ke perbaikan celah pada helix donor melalui pergantian total dengan acuan informasi pada helix resipien. Dan akhirnya akan terbentuk sepasang struktur holliday yang resolusinya dapat menuju ke pasangan yang dapat atau tidak dapat menjadi rekombinan bagi penanda samping. Pada model ini menjelaskan dengan sangatkhas dengan mengunakan contoh khamir, namun juga masih dapat diobservasi mengunakan model meselson rading juga.
Bab 8 REKOMBINAN PADA MAKHLUK HIDUP EUKARIOTIK
Pindah Silang Pada Meiosis Makhluk Hidup Eukariotik Peristiwa pindah silang terjadi selama sinapsis dari kromosom-kromosom homolog pada zygotedanpachien. Pindah silang pada makhluk hidup yang pembelahan reduksinya berlangsung selama meiosis I terjadikarenareplikasi kromosom berlangsung selama interface, maka pindah silang terjadi pada tahap tetrad pascareplikasi pada saat tiap kromosom telah mengganda sehingga telah terbentuk empat kromatid untuk tiap pasangan kromosom homolog. Pindah silang sering terjadi sesudah replikasi atau duplikasi daripada sebelum replikasi (pada tahap dua benang antara kromosom-kromosom dalam tiap pasangan homolog). Apabila terjadi sebelum replikasi, semua hasil memperlihatkan ciri perekombinan. Jika terjadi setelah replikasi maka hanya dua dari empat hasil suatu meiosis yang memperlihatkan tipe rekombinan. Tetrad-tetrad yang seluruhnya merupakan ascospora-ascospora rekombinan jarang ditemui, dan jika dijumpai itulah bukti bahwa tetrad-tetrad itu terbentuk akibat dua peristiwa pindah silang yang berlangsung selama meiosis.
Pemetaan Kromosom Faktor-faktor (gen) tersusun secara linear sepanjang kromosom. Pertukaran bagian- bagian antara kromosom-kromosom homolog, memang menyebabkan perubahan posisi faktor (gen) tertentu dari suatu kromosom pasangan homolognya.Keadaan semacam ini berakibat munculnya tipe turunan yang bukan tipe parental yang disebut dengan tipe rekombinan. Pindah silang hanya berlangsung selama meiosis pada individu betina. Pemetaan kromosom dilakukan dengan memanfaatkan data frekuensi rekombinan (hasil persilangan) akibat peristiwa pindah silang selama meiosis. Jarak antar dua faktor (gen) yang digunakan untuk memperlihatkan posisi relative faktor-faktor (gen) pada kromosom itu. Satuanya digunakan untuk memperlihatkan posisi faktor satu dengan yang lainnya pada suatu kromosom disebut sebagai unit peta. Semua tipe rekombinan tidak dapat terbentuk secara sendiri-sendiri. Pada pemetaan kromosom juga melakukan dengan memanfaatkan sarana persilangan Trihibridasi contoh pada persilangan trihibridasi pada D. Melanogaster yang memiliki tiga factor gen pada satu kromosom. Selanjutnya Interferensi Genetik yang menyatakan bahwa factor factor (gen) tidak terlalu jauh maka frekuensi rekombinasi dapat dipandang sebagai suatu perkiraan probabilitas bahwa proses rekobinasi terjadi karena factor factor tersebut.
Rekombinasi Somatik Pada mamalia ditemukan lima kelas protein anti bodi atau immunoglobulin (lg) yaitu lg A, lg D, lg E, lg G, lg H. Masing-masing antibody memiliki rantai H yang berbeda-beda yaitu alpa, delta, epsilon, gamma, dan mu. Ada dua tipe rantai L (light) yaitu K (kappa) dan lamda. Keduaraiperantaiini ditemukan pada seluruh kelas lg. Polipeptida penyusun antibody terbagi menjadi daerah-daerah yang masing-masing terdiri dari 110 asam amino. Produksi molekul protein penyusunan tibiodi mencakup sintesis rantai polopeptida yang konstan dan bervariasi pada tiapmolekul. Cara terbentuknya keragaman rantai L maupun rantai H adalah melalui rekombinasi somatic. Pada rekombinasi genetic tersebut terdapat penataan kembali molekul DNA yang meliputi penyambungan berbagai segmen gen membentuk suatu gen yang kemudian dtranskripsikan menghasilkan suatu rantai gen. Pada DNA garis benih terdapat sejumlah gen yang mengkode polipeptida K rantai L. Peningkatan keragaman polipeptida K rantai L terjadi karena penggabungan segmen-segmen gen V K dan J K yang tidak tepat. Selama proses tersebut sejumlah kecil pasangan nukleotida dari V K maupun J K yang beradapada daerah sambungan V K J K hilang (terlepas) dari molekul DNA dan akibatnya terbentuk keragaman yang signifikan pada daerah tersebut. Hal itu terjadi karena 1. Berubahnya urutan dari banyak segmen gen V K , 2. Berubahnya urutan dari keempat segmen gen J K , serta 3. Berubahnya jumlah pasangan nukleotida yang hilang atau terlepas pada daerah sambungan V K -J K .
Rekombinasi Mitosis Pindah silang mitosis terjadi pada suatu tahap yang serupa atau mirip dengan tahap tetrad miosis. Sesudah tiap kromosom mengalami replikasi mendahului metaphase, dua kromatid yang berasal dari tiap kromosom induk jantan maupun betina berkumpul membentuk suatu tetrad yang analog dengan bentukan tetrad meiosis dan pada tahap itulah pindah silang terjadi. Pada contoh persilangan stren Drosopila Yellow (y) dan singed (sn) menemukan bahwa sebagian besar keturunannya nantinya adalah betina yang meliki bagian tubuhnya bewarna kuning serta mempunyai bristle pendek dan keriting yang juga berdekatan. Dan yang lain juga memiliki bristle dan juga mata yang normal.
Rekombinasi pada Organel Rekombinasi tidak hanya terjadi pada gen gen kromosom namun juga terjadi pada gen sitoplasmik yang terdapat pada organel semacam mitokondria dan juga lainnya. Pada percobaan yag dilakukan mengunakan Chlamydomonas oleh sager dan Romains serta oleh Gillham. Hasil dari persilangan tersebut berupa 1200 turunannya dan 20% diantaranya merupakan tipe rekombinan padahal gen-gen yang terkait terletak pada genoom kloroplas yang sirkuler.