You are on page 1of 106

O.C.

Edwards, Jr
Injil Lukas sebagai Cerita
Diterjemahkan oleh:
Pdt. Ny. M.M. Hendriks Ririmasse
frT
Katalog dalam temitan (KDT)
Edwards, O.C.
Injil Lukas sebagai cerita : berkenaJan dengan narasi salah .atu Injil/
oleh D. C. Edwards. Jr. ; diterjemahkan oleh Pdt. Ny. M.M. Henriks
Ririmasse. - Cet. 2. -Jakarta: Gunung Mulia. 2002.
x, 93 him. ; 21 em.
Judul asli: Luke's stOl)' of Jesus.
1. Vesus Kristus - Sejarah Dogma - gereja awal.
2. Alkitab - Perjanjian BaIti - Injil Lukas - Kritik, Interpretasi.
I. Ririmasse, Pdt. Ny. M.M. Hendriks. II. Judul.
ISBN 979-929D-18-X
Diarnng mempernanyak karya tuHs In! dalam bentuk dan dengan
earn apa pun, tennasuk fotokopi, tanpa izin tortulis dari penerbit.
INJIL LUKAS SEBAGAI CERITA
Berkenalan dengan Narasi Salah Satu Injil
Judul asli: Luke's SWl)' of 'esus
Copyright 1981, by Augsburg Fortress
Published by Augsburg Fortress
426 S. Fifth St. Box 1209
Minneapolis, MN 55440
USA
Hak Cipta Terjemahan Indonesia oleh
PT BPK Gunung Mulia
J!. Kwitang 22-23, Jakarta 10420
E-mail: bpkgm@eentrin.netid
http://www.bpkgm.eom
Anggota lKAPI
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-und.ng
Perancang Sampul: Yohanes Agus
Cet.kan ke-1: 1999
Cetakan ke-2: 2002
Dieetak oleh
PT BPK Gunung Mulia
BPK}1704/793/02
226.406
Kala Sambulan
Prakala
Pendabuluan
BABl
DAFTARISI
KELAHIRAN YANG TELAH LAMA DINANTIKAN
vi
vii
ix
1
1. Sebuah Buku yang Dilengkapi dengan Prakata ............... 1
2. Sepasang Potret tentang Pemberian Kelahiran ........... 3
3. Cerita Kelahiran Bersisi Dua ....................................... 10
BAB 2
PEKERJAANYESUS DI GALILEA .............................................. 18
1. Mandat untuk Melayani .............................................. 18
2. Permulaan Pekerjaan.................................................... 24
3. Ajaran Profetis ............................................................. 32
4. Pelayanan dalam Tindakan .......................................... 34
5. Permulaan dari Suatu Akhir ........................................ 42
BAB 3
CERITA LUKAS TENTANG PERJALANAN YESUS 49
1. Awal Perjalanan ............................... : .... 49
2. Mengajar di Sepanjang Jalan ....................................... 51
3. Perjalanan Berikutnya .................................................. 61
llAB4
KLiMAKS DI YERUSALEM 74
1. Mesias Datang ke Bait Suci .......................................... 74
2. Jamuan Makan yang Bersifat Mengantisipasi.............. 80
3. Penangkapan dan Penghakiman .................................. 82
4. Kernatian Mesias yang Dinubuatkan ........................... 88
5. Ia telah Bangkit ............................................................. 90
v
KAT A SAMBUTAN
Gereja dan umat Kristen selalu terlibat dalam kegiatan berteologi.
Pengertian teologi adaJab upaya penghayatan dan pemahaman manu-
sia beriman tentang Tuhan dan karya-Nya dalam hubungan dengan
manusia sejauh Allab sendiri menyatakannya. Ini berarti bahwa ke-
giatan berteologi adaJab kegiatan bersama orang percaya dengan sesama
orang beriman di daJam gereja Tuhan yang universal dan di!akukan
seeara kontekstuaJ. Hakikat Gereja dan iman Kristen mengharuskan
anggota gereja Tuhan yang Esa di dunia yang luas dan beragarn ini
untuk berteologi. Berteologi dimengerti sebagai baglan kegiatan belajar
melalui pengaJaman iman seeara berkesinambungan.
Merigacu pada pemabaman tersebut, sangat terasa kebutuhan
untuk selaJu saling belajar antara umat Kristen di satu tempat dengan
umat Kristen di tempat lainnya. Itulall sebabnya terasa penting untuk
menerjemahkan karya tulis teologi ke dalam bahasa lain termasuk
babasa Indonesia, agar dapat dimanfaatkan oleb para pembaca yang
lebih menghayati penggunaan bahasanya sendiri.
Penerbitan terjemaban k,;uya tulis teologi seperti ini akan sangat
menunjang kegiatan berteologi di daJam konteks Indonesia, khususnya
dunia pendidikan teologi dan kegiatan bergereja pada umumnya.
Ueapan terima kasih patut disampaikan kepada Dewan Pekabaran
lnji! NHK di Belanda yang atas bantuan dan kerja samanya telab me-
mungkinkan diterbitkannya buku terjemahan ini.
Jakarta, Oktober 1999
Budi Arlianto
Direktur PT BPK Gunung Mulia
PRAKATA
Buku ini merupakan bagian dari suatu rencana, ditl1lis untuk men-
dampingi tulisan Werner Kelber yang berjudul lnjil Markus sebagai
Cerita (Philadelphia: Fortress Press, 1979). Seperti buku Kelber. buku
ini pun dikembangkan dari suatu kursus pendidikan teologi bagi jema-
at, yang diselenggarakan oleh Akademi Seabury dari Seabury-Western
Theological Seminary. Buku ini bisa terwujud seperti sekarang ini ber-
kat berbagai sumbangan peserta kursus tersebut. Oleh karena itu saya
tidak akan melupakan jasa mereka.
Seperti halnya buku Kelber. buku ini pun ditujudkan untuk para
pembaca yang tidak memiliki latar belakang studi Perjanjian Baru. Ka-
rena itu catatan kaki dan bahasa tekuis akademis akan dihindari dalarn
buku ini. Akhir-akhir ini ada kesepakatan ilmiah tentang bagaimana ca-
ra menafsirkan Jnjil Lukas. Buku ini berangkat dari kesepakatan terse-
but dan menunjukkan bagaimana penafsiran tersebut dilakukan. Saya
berupaya melakukan penafsiran tersebut tanpa membebani pembaca
dengan berbagai latar belakang penulis dan judul buku yang membi-
carakan tentang tafsiran tersebut.
Karena buku ini tidak memuat daftar kepustakaan. maka di sini
perlu disebutkan buku-buku yang saya gunakan secara khusus serta be-
berapa buku petunjuk bagi pembaca yang ingin memperdalam studi-
nya tentang topik ini. Buku yang sangat membantu saya dalam mema-
hami rnjil Lukas adalah buku karangan Hans Conselmann. The Theolo-
gy of St. Luke (New York: Harper & Row. 1961). Buku-buku baru yang
membantu saya adalah karangan Jacob Jervell. Luke and the People of
God (Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1973); Luke T. Johnson.
The literary Function of Possessions in Luke-Acts (Missoula: Scholars
Press, 1977); dan David L. Tiede. Prophecy and History in Luke-Acts
(Philadelphia: Fortress Press. 1980). John Drury juga merupakan seorang
pakar yang karyanya membantu saya. khususnya salah satu tafsirannya
yang populer tentang Lukas. Luke: A Commentary on the New Testa-
ment in Modern English (New York: Macmillan Co . 1973). Pengaruh
Raymond E. Brown. The Birth of the Messiah (New York: Doubleday &
Co . 1977). akan terlihat pada bagian permulaan buku inL Saya juga
vii
sering meminta infonnasi dan nasihat dari kolega saya Richard Pervo.
Perlu ditegaskan bahwa tidak satu pun nama-nama yang disebutkan ini
hams bertanggung jawab atas kekurangan yang terdapat dalam buku ini.
Gaya penulisan buku ini juga perlu disebutkan di sini. Biasanya
nama !nji! dan nama pengarangnya disebut dengan nama yang sama.
Hal ini kadang-kadang membingungkan, karena Lukas dan Markus
umpamanya bisa digunakan sebagai nama orang pada satu kalimat dan
sebagai nama buku pada kalimat lainnya. Kerancuan juga cenderung
timbul bila kita mempersoalkan apakah Inji! dikarang oleh rasul-rasul
atau oleh ternan-ternan mereka yang bemama Matius, Markus, Lukas
dan Yohanes. Kebanyakan para pakar Perjanjian Bam modem memper-
soalkan masalah tersebut. Maka saya ingin memperjelas posisi saya da-
lam kaitan dengan nama Lukas. Yang saya maksudkan dengan "Lukas"
di sini adalah baik Inji!nya maupun pengarangnya. .
viii
PBNDAHULUMI
Sebuah kitab Iniil bisa dibaca dalam beberapa cara;"bisa dibaca se-
bagai bahan renungan; bisa ditlJ!iti sebagai buku yang memberikan sum-
bangan yang memperkayapengetahuan kita tentang kehidupan Yesus;
bisa dilihat bagaimana cerita-cerita tentang Yesus yang sudah ada dan
beredar sebel urn lniil ditulis; juga bisa di pelajari pola sastranya, atau
konsep-konsep dan praktik keagamaan yang mirip dengan dunia Timur
kuno atau dunia Yunani-Romawi.
Metode kita adalah berupaya melihat bagaimana seorang penulis
lnjil dalam menulis lnjilnya Bangat ditentukan oleh tafsirannya terha-
dap Yesus, yang ingin disampaikannya melalui cerita tersebut. Dengan
kata lain kita ingin menemukan kebenaran-kebenaran khusus dalam
sebuah kitab lnii!. Kitab Inji! bukanlah sekadar suatu cerita, Kitab lnji!
bahkan tidak bisa diartikan sekadar sebagai suatu tulisan biografi ten-
tang Yesus saja, dalam artian bahwa kitab tersebut ditulis sekadar un-
tuk memuaskan rasa ingin tabu para pembaca tentang tokoh Yesus, Ti-
dak. Sebuah kitab lnii! pada dasarnya ditulis untuk membawa umat ber-
Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Yohanes 20;30-31, "Me-
mang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan murid-mu-
rid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercan-
tum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias,
Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
nama-Nya".
Kitab lnji! ditulis untuk menceritakan kisah tenlang Yesus sede-
mikian rupa sehingga dapal membimbing pembacanya kepada suatu
kesimpulan lenlang Yesus, dan atas dasar kesimpulan tersebut para pem-
baca lnji! akan bertindak. Tegasnya, kitab-kitab lnjil merupakan alaI
pemberilaan lnii! (sangat menarik untuk dicatat bahwa kata evangelism
di dalam bahasa lnggris berasal dari kata Yunani euonggelion yang ber-
arti kabar baik). Atau dapat pula dikalakan bahwa kilab-kilab lnii!
mengkomunikasikan teologi lewat cerita dan bukan melalui keterangan
yang bersifat abstrak.
Jadi lnji! Lukas akan dipelajari untuk menemukan bagaimana Lukas
mengkomunikasikan teologi lewal ceritanya sekaligus mengindikasikan
ix
beberapa karakteristik dari metode yang digunakan. Contohnya, peri-
kop-perikop tunggal tidak akan diteliti sendiri terlepas dari keseluruh-
an InjiL Sebaliknya seliap cerita' harns dilihat sebagai bagian dari kesa-
tuan yang utuh. Mereka yang mengenal cerita-cerita Injil dengan cara
mendengar Injil tersebut dibacakan di gereja, biasanya mengenal cerita-
cerita tersebut sebagai cerita-cerita yang berdiri sendiri, dan bukan se-
bagai bagian yang tak terpisahkan dari suatu cerita bersambung. Kecen-
derungan ini disebabkan mereka mendengar cerita-cerita tersebut diba-
ca terlepas satu dari lainnya, sesuai daftar pembacaan Injil yang ditetap-
kan untuk hari-hari tertentu dalam ibadah di gereja. Hal ini menyebab-
kan suatu cerita tunggal, agak jarang dikaitkan dengan konteksnya
dalam kitab Injil sehingga keterkaitannya dengan bagian-bagian yang
mendahului dan mengikutinya tidak mendapat perhatian. .
Selanjutnya, dapat dilihat bahwa dewasa ini banyak gereja memi-
liki daitar pembacaan Alkitab yang ditentukan dari satu Injil; untuk si-
klus waktu tiga tahunan demi keperluan ibadah di' gereja. Tetapi yang
lebih mudah dilakukan adalah membaca sebuah cerita Injil dalam ber-
bagai veisi Injil secara sekaligus dan secara tidak sadar menlransferkan
detail kesaksian satu Injil kepada Injil lainnya. Proses ini bisa disebut
sebagai proses harmonisasi yang dilakukan secara tidak sadar. Kesan
yang ditimbulkan adalah bahwa hanya terdapat satu kitab lnjil dan bu-
kan empat. Dengan demikian tidak mungkin untuk mendeteksi hal-hal
penting tentang Yesus yang mau diungkapkan oleh penulis Injil ter-
tentu melalui cara penceritaa,nnya. Q!eh karena ilu pada lahapanter-
tenlu sangatlah perlu menyaring dari ingatan kila semua detail kllBak-
sian Matiu;; atau Markus yang paralel dengan leks Lukas y@.gsedang
dipelajari. Ini merupakan satu-salunya cara untuk m ~ n o l o n kita me-
mahami hal-hal yang coba dibuat oleh Lukas lewat cara ia menulis ce-
ritanya. Memperlakukan setiap Injil sebagai kesaksian Y,ang unik meru-
pakan satu-satunya jalan untuk menghindarkan kita berpikir dan ber-
laku seolah-olah hanya ada satu Injil. Gereja telah menyimpan dan me-
melihara ke empat Injil tersebut karena gereja mengbargai nuansa-
nuansa yang terdapat dalam kesaksian masing-masing Injil dan tidak
menghendaki kekbasan satu Injil menjadi hilang di dalam campuran ke
empat injil itu.
Walaupun seluruh detail dati versi-versi lain harns disaring dari
ingatan pada tahapan lertentu studi kita, ada pula tahapan lain, yaitu
x
r
I
,
pembandingan yang bersengaja anlara Injil-injil sangatlab dibuluhkan,
Banyak pakar Perjanjian Bam percaya babwa kelika Lukas menulis In-
jilnya, di hadapannya lerbuka salinan Injil Markus, Lukas juga menge-
nal sebuab koleksi yang berisi materi-materi lain lenlang Yesus. Koleksi
tersebut khususnya berisikan perkataan-perkataan Yeslls (biasanya cli-
identifikasikan sebagai sumber Q), yang digunakan juga oleh Matius
dalam menulis Injilnya, !tu berarti babwa salab satu cara memabami
makna khusus Injil Lukas adaiab dengan memabami bagaimana ia me-
manfaatkan sumbernya, Teknik Lukas memanfaatkan sumber Markus
jelas berbeda dari cara ia memanfaatkan sumber-sumber Perkataan-per-
kalaan (Q), Karena Markus sendiri merupakan sumber bagi Lukas maka
seliap perubaban dari versi Markus bisa dipastikan berasal dari Lukas.
Karena kita tidak memiliki sumber Q dalam benluk aslinya, tetapi ha-
nya dengan meyakini keberadaannya karena begitu banyaknya persa-
maan pada Lukas dan Matius, perbedaan di antara keduanya tidak me-
nunjukkan mana benluk yang asli di antara keduanya atau mana salah
salu dari anlara keduanya yang asli. Atas dasar pertimbangan tersebut,
maka lebih mudab bagi kita untuk melihat penekanan khusus Lukas
lewat perubaban yang dibuatnya alas sumbernya dalam pembandingan
antara Lukas dan Markus, daripada anlara Lukas dengan Matius, Ka-
rena buku ini berfokus pada aspek teologi yang dikomunikasikan lewat
cerita Lukas tentang kisab Yesus, dan buku ini akan berkonsentrasi
pada cerita lersebul, kadang-kadang kita akan menjelaskan lewat sisi
pandang dengan Markus dan sekali-sekali lewat sisi pandang dengan
Matius.
Kita hampir tidak akan membual perbandingan dengan Injil
Yohanes, karena Injil Yohanes ini lidak menggunakan Markus maupun
sumber Q sebagai sumber lulisannya, melainkan pada sumber dan ams
tradisi yang lain lenlang Yesus, Karena Matius dan Lukas mengguna-
kan sumber-sumber yang sama, maka kedua kilab Injil ilu bisa dicetak
dalam lajur-lajur yang paralel dengan Markus unluk memperlihatkan
pembandingan dan kontras di antara mereka. Apabila ketiga kilab Injil
dicetak seperti itu maka kilab-kitab injil lersebut bisa diamati secara
bersama [Yunani: synoptikos). Karena itu Injil Matius, Markus, dan
Lukas disebut sebagai Injil-injil sinopsis. Cetakan-celakan yang memuat
paralelisasi seperti itu biasanya disebut dengan, seperll sinopsis, har-
xi
monisasi Jnjil ataupun paralelisasi Jnji!. Cetakan-cetakan sepert( ini
menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam membaca Jnjil-injil, karena
membantu kita lebih jelas melinat maria yang kbas dari suatu Jnjil dan
mana yang umum ada pada Jnjil-injil tersebut.
cara Lukas menulis ceritanya tentang Yesus
dengan para penulis [njillainnya, bukanlah seperti para hakim di pe-
ngadilan yang membandingkan berbagai kesaksian untuk menentukan
apa yang sebenarnya terjadi. Pada hakikatnya pertimbangan-pertim-
bangan yang bersifat historis seperti itu akan kita hindari, untuk lebih
memberi perhatian pada aspek-aspek teologisnya. Persoalan yang akan
tetap dipertanyakan bukanJah apakah kesaksian Lukas itu tepat dan
akurat secara historis, tetapi apakah yang mau ditekankan Lukas lewat
cerita cara yang ia sampaikan.
Dalam tahap ini adalah mungkin untuk mengemukakan asal-usul
Jnjil Lukas, yaitu kapan dan dalam latar belakang bagaimana Injll ini
ditulis. Namun kenyataan bahwa bukti-bukti yang berkaitan dengan
pertanyqan seperti itu berasal dari teks Injil sendiri, dan karena para
pakar Perjanjian Baru pada umumnya telah berhasil sepakat mengenai
makna bukti-qukti tersebut. Karena tujuan buku ini untuk menafsirkan
jalan cerita dari Injil dan bukan membuat rekonstruksi sejarah, kita ti-
dak akan membicarakan masalah tersebut sekarang ini. Kita baru akan
membahasnya hanya apabila berkaitan dengan masalah yang sedang
dibahas.
Tegasnya, cara terbaik mempelajari makna Injil Lukas adalah dari
teks Jnjil Lukas sendiri. Apabila kita menyadari pentingnya hal tersebut
maka tidak ada gunanya menunda waktu untuk melakukannya.
xii
1
KELAHIRAN YANG
TELAH LAMA DINANTIKAN
LUKAS 1:1 - 2:52
1. Sebuah Buku yang Dilengkapi Prakata
Kitab Injil Lukas bukan satu-satunya tulisan dalam Perjanjian Baru ha-
sil karya Lukas. Kitab Kisah Para Rasu!, sebagai suatu sejarah tentang
bagaimana gerakan kekristenan menyebar dari Yerusalem ke Roma di
bawah kekuatan dan dorongan Roh Kudus, juga merupakan karya pe-
ngarang Lukas. Semula kedua kitab ini dibaca sebagai suatu kesatuan.
Sering kali hal-hal yang tidak begitu jelas dalam Jnji!, menjadi makin
jelas apabi!a dimengerti dalarn perspektif tulisan Lukas dalarn Kisah Pa-
ra Rasu!. jilid karya Lukas ad. a kary. a .. dal. a. m. Per-
janjian Baru yang dimulai dengan'I!!_a4t)., seperli halllya
sastra kebudayaan Helenis. Kenyalaan ini memperlihatkan bahwa Lukas
mengenal budaya ini dan tampaknya Lukas ingin membuat karyanya di-
paharni bukan sekedar sebagai suatu tulisan seklaris dari kelompok bu-
daya minoritas dalam dunia kerajaan Romawi, telapi juga bisa dikenal
sebagai suatu karya yang menarik perhatian publik pembaca buku.
Lukas mempersembahkan bukunya kepada seorang laki-laki yang
disebutnya dengan "Teofilus yang mulia". Ungkapan "yang mulia", se-
bagai cara penyebulan yang penuh hormat ini biasanya digunakan khu-
sus untuk para pejabat tinggi Romawi pada waktu ilu. Namun karena
2
Injil Lukas sebagai Cerita
kita tida)< memiliki keterangan luas tentang Teofilus selain dari apa yang
diperoleh dalam kedua prakata Lukas ini, kita tidak bisa memastikan
apakah Teofllus menduduki jabatan yang berkaitan dengan penyebutan
yang digunakan di sini. Ada pendapat babwa Teofilus adalah seorang ha-
kim atau seorang pejabat tinggi yang bisa menolong orang-orang Kristen
di pengadilan Romawi. Namun pendapat tersebut tidak jelas di sini ka-
rena kedua tulisan Lukas lebih banyak berfokus pada masalab agama
daripada masalab pembelaan hukum dan peradilan. Pertanyaannya ada-
lab, apakah seorang pejabat tinggi seperti itu tertarik untuk membaca
seluruh tulisan tersebut? Sebaliknya, kalau Teofilus merupakan orang
yang sedang mengikuti pengajaran iman Kristen, maka jelas babwa ke-
lihatannya Lukas menginginkan agar orang lain juga bisa memperoleh
manfaat dari bukunya seperti halnya Teofilus. Sebab kitab ini merupa-
kan kitab untuk umum dan bukan untuk dokumen pribadi. Walaupun
nama Teofilus berarti "yang mengasihi Allab", namun penggunaannya
bukan bersifat simbolis. Teofilus mungkin seorang murid Lukas, suatu
pribadi yang nyata.
Bentuk sastra yang digunakan dalam pengalamatan dan isi buku
yang bersifal agamawi memperlihatkan babwa Lukas menulis buku ini
untuk menjangkau dua kelompok pembaca, yaitu mereka yang berasal
dari----yauaIigiiD.- yang tertarik kepada kekrlstenan dan
kepada dfang-or8iig Kristen yang membutuhkan penguatan iman mereIGi:
Beberapa orang memabami prakata ini sebagai petunjuk bahwa
Lukas ingin agar bukunya dipabami sebagai suatu karya sejarab. Praka-
ta ini dapat dibandingkan dengan karya sejarawan Yabudi Yosephus
yang sezaman dengan Lukas, yang menulis sebuab prakata untuk tu-
lisannya yang berjudul Me1awan Apion, demikian:
Dalam sejarab yang saya tulis tentang Zaman Kuno, yang dlulia Epafroditus,
saya kira, saya telab menjelaskan ... betapa tuanya bangsa Yahudi ... Na-
mun karena ada orang-orang tertentu yang tidak menyukai pendapat saya,
saya merasa terpanggil untuk memberikan penjelasan kbusus tentang hal-
hal dimaksud ... untuk menjelaskan kepada mereka yang tertarik menge-
tabui kebenaran mengenai taanya bangsa kita. Sebagai saksi atas pemya-
taan saya, saya mengusulkan untuk memanggil para penulis yang dalam
pandangan orang Yunani bisa dipereaya dan memiliki pengetahuan ten-
tang dunia kuno seeara menyeluruh" J!:1-4).
Kelahiron yang Telah Lama DinanUkan
3
Adalah mudah bagi para pembaca serta para ahli dewasa ini untuk
menerapkan standar verifikasi yang ditetapkan Leopold von Ranke pa-
da abad ke-lg tentang konsep penulisan sejarah sepert! ini, karena se-
jarah dalam pandangan kita adalah suatu penemuan modern. Meng-
hadapi pandangan itu harns dikatakan bahwa prakata semacam itu mun-
cui juga dalam roman-roman sejarah yang dikarang pada zaman Lukas.
Keberadaan prakata semacam itu memang tidak membuktikan apa-apa
pada dirinya sendiri. Apabila kita mengamati tulisan Lukas, akan ter-
lihat bahwa Lukas bukan saja membuat kesalahan-kesalahan tentang
catatan sejarah, (misalnya tentang sensus yang dilakukan Kirenius da-
lam 2:2), tetapi Lukas mungkin juga telah menciptakan beberapa cerita
sendiri dalam rangka mengemukakan visi teologis lertenlu, yang akan
terlihat jelas dalam pembahasan tentang cerita-cerita kelahiran Yesus
berikut ini. Adalah suatu cara pikir yang anakronistis apabila kita mem-
bayangkan Lukas menulis sejarah ini dengan cara penulisan modern.
Demikian juga tidak terlalu jujur untuk menilai pekerjaan Lukas de-
ngan menggunakan kriteria akurasi, karena kriteria tersebut baru ber-
kembang beberapa abad sesudah zaman Lukas.
Jika Lukas mengatakan akan menulis suatu laporan yang sistematis
yang berdasarkan tradisi yang "diturunkan" oleh "mereka yang sejak
mulanya menjadi saksi mata dan pelayan firman", maka yang Lukas
maksudkan bukanlah suatu sejarah dalam artian modern. Maksud Lukas
dengan kata-kala di atas akan menjadi jelas apabila kita mempelajari
teks yang ditulisnya. Dari waktu ke waktu dalam tulisan berikut ini, kita
akan mengacu kepada beberapa istilah yang digunakan dalam prakata,
dan akan berusaha memperjelas istilah-istilah tersebut dengan penje-
lasan khusus.
2. Sepasang Potret tentang Pemberitaan Kelahiran
Banyak pembaca Kilab !nji! yang secara tidak sadar sudah terbiasa me-
madukan kedua laporan ini sehingga mereka tidak sempat menyadari
bahwa ada hal penting yang mau disampaikan Lukas dalam cerita-ce-
rita awal, dengan mengangkat cerita-cerita seputar masa kecil Yesus.
Padahal Markus, yang merupakan sumber yang digunakan Matius dan
Lukas, memulai Injilnya dengan cerita lenlang baptisan Yesus oleh
Y ohanes Pembaptis ketika Yesus telah dewasa. Sedangkan penginjil
4
[nji! Lukas sebagai Cerlta
Yohanes, yang mewakili jalur' tradisi" yang agak berbeda, memulai In-
jilnya dengan sebuah prolog yang bersifat teologis puitis. Prolog terse-
but dis;'sul dengan suatu laporan tentang kesakaian Yohanes Pembaptis
tentang Yesus. Teori lain mengemukakan bahwa penulis rnjil Yohanes
mengawali Injilnya dengan kesakaian Yohanes Pembaptis, dan selan-
jutnya seorang editor menambahkan prolog yang puitis tersebut. Cerita
tentang mujizat di Kana dalam Yohanes 2 bisa dimengerti sebagai sua-
tu contoh tentang pengungkapan mengenai "kehidupan Yesus yang ter-
sembunyi", khususnya masa antara kelahiran dan pelayanan-Nya, yang
terlihat juga dalam cerita Markus tentang Yesus di Bait Allah pada usia
dua belas tahun. Namun pada dasarnya Yohanes cenderung membatasi
ceritanya pada peri ode pelayanan Yesus.
Hanya Matius yang mengambil cara yang ,sama dengan 'Lnkas,
yaitu menceritakan masa-masa kecil Yesus di dunia. Kedua penginjil
ini saIl)a-sama menulis bahwa status Yesus telah nyata sejak Ia masih
berada dalam kandungan. Tulisan-tulisan yang lebih dulu berpendapat
bahwa penggkuan mengenai status Yesus baru terjadi pada waktu ke-
bangkitan-Nya, namun lalu bergeser maju ke waktu baptisan-Nya. Kini,
dalam Lukas dan Matius pengakuan akan status tersebut
justru pada waktu Ia dikandung. Dalam tulisan Yohanes yang berkem-
bang kemudian, khususnya dalam bagian prolog Injilnya, pengakuan
tentang status Yesus tersebut justru makin dimajukan, dengan mene-
kankan bahwa Yesus telah ada secara kekal bersama Bapa sebelum du-
nia dici ptakan.
Ada banyak hal tentang rnasa kecil Yesus yang disepakati Matius
dan Lukas seperti yang tercermin dalarn tulisan mereka. Walaupun bu-
ku ini khusus berbicara tentang Lukas, tetapi juga penting untuk men-
catat kesamaan-kesamaan yang ada pada keduanya. lni karena kete-
ranganketerangan yang sarna itu bukan berasal dari Lukas, tetapi dari
suatu tradisi yang juga diambil Matius. Kedua penginjil menempatkan
waktu kelahiran Yesus pada zaman pemerintahan Herodes Agung (kira-
kira pada tahun 4 s.M.). Keduanya juga setuju bahwa Yesus lahir di
Betlehem dan bertumbuh dewasa di Nazaret; ibu-Nya bernama Maria
dan Maria mengandung-Nya dalam keadaan perawan dengan kuasa Roh
Kudus; dan suaminya adalah Yusuf, seorang keturunan Daud. Kedua
penginjil juga menceritakan bahwa bayi tersebut diberi nama Yesus se-
sual perintah ilahi yang disampaikan oleh seorang malaikat.
Kelahiran yang Telah Lama Dinantikan
5
Sampai di sini kesamaan-kesamaan antara kedua Inji! tersebut ber-
akIrir. Dalam pembahasan ada berbagai perbedaan. ~ e r i t Lukas memu-
satkan perhatian kepada Maria, sementara Matius memusatkan perha-
tian kepada Yusuf. Salah satu contoh tentang fokus tersebut adalah,
dalam cerita Lukas pemberitaan malaikat tentang kelahiran Yesus dibe-
ritakan kepada Maria, sedangkan dalam Matius pemberitaan tersebut di-
sampaikan kepada Yusuf. Hanya Matius yang menceritakan reaksi Yusuf
ketika ia mendengar bahwa tunangarmya sedang hami!. Menurut Lukas,
para pengunjung adalah gembala-gembala yang mengunjungi bayi Yesus,
sedang dalam Matius para pengunjung adalah para pengamat bin tang
dari Timur, yang disebut "majus" yang punya akar kata sama dengan
"magia". Lukas menganggap bahwa sebeIum Yesus lahir, Maria dan
Yusuf tinggal di Nazaret, tetapi Matius 2:22-23 tampaknya menunjuk
bahwa mereka barn tinggal di sana setelah mereka kembali dari pela-
rian ke Mesir - suatu peristiwa yang tidak disebutkan dalam Lukas dan
bahkan tampaknya ada upaya sengaja Lukas untuk tidak menyebutkan-
nya dalam Lukas 2:39. Perlu dicatat bahwa beberapa keterangan tersebut
tidak konsisten satu dengan lainnya, bahkan ada pula yang saling ber-
tentangan. Kita tentu tidak bisa mengatakan bahwa keterangan-kete-
rangan tersebut sama-sama benar. Sebaliknya kita harns terbuka kepada
kemungkinan bahwa kebenaran beberapa cerita masa kecil Yesus ada-
lah lebih bersifat teologis daripada bersifat historis.
Perbedaan lain cerita Lukas dan Matius adalah bahwa Lukas me-
nyejajarkan cerita-cerita tentang pemberitaan kelahiran dan peristiwa
kelahiran Yesus dengan cerita-cerita pemberitaan kelahiran dan peris-
tiwa kelahiran Yohanes Pembaptis. Selain itu, kenua cerita Lukas tidak
dilakukan oleh Matius. Selain itu kedua cerita tentang pemberitaan ke-
lahiran dalam Lukas tampaknya mengikuti pola cerita-cerita kelahiran
dalam Perjanjian Lama, seperti cerita kelahiran Ismael (Kej. 16:7-12),
Ishak (Kej. 17:1-21], dan Simson (Hak. 13:3-25). Ada lima langkab da-
lam pola pemberitaan tersebut, yaitu:
a. Seorang malaikat memperlihatkan diri kepada orang yang kepa-
danya pemberitaan akan disampaikan.
b. Orang tersebnt akan mengalami rasa laknt di hadapan tamu ilabi
lersebut.
c. Dalam menyampaikan berita tersebnt;
6
. :.
.:.
.:.
.:.
. :.
.:.
. :.
.:.
Injil Lukas sebagai Cerita
Malaikat memanggil nama penerima berita .
Dalam pemberitaannya, malaikat menyebutkan beberapa ke-
baikan penerima berita.
Penerima berita diberitabu untuk tidak taku!.
Seorang perempuan sedang atau akan hamil.
Ia akan melabirkan seorang anak laki-Iaki .
Ada nama yang akan diberikan kepada anak tersebu!.
Makna dari nama itu dijelaskan .
Penjelasan tentang apa yang akan di!akukan anak tersebut
apabi!a ia telab dewasa.
d. Penerima berita akan mempertanyakan mengapa hal tersel:!ut harns
terjadi atau ia akan meminta suatu tanda.
e. Sebuab tanda diberikan untuk meyakinkan peperima berita ..
Sekilas terlihat babwa semua langkab ini muncul baik dalam ceri-
ta pemlleritaan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia ayalmya,
dan pemberitaan kepada Maria. Dan akan tampak babwa kesamaan-ke-
samaan yang' ada pada kedua cerita tersebut justru semakin memper-
jelas perbedaan yang ada pada keduanya - dan sekaligus memperjelas
perbedaan antara kedua pribadi yang berita kelahirannya diberitakan
itu. Berdasarkan kenyataan adanya dua cerita pemberitaan kelahiran
dan peristiwa kelabiran itu ,sendiri maka para abli biasanya menyebut
kedua pasangan cerita tersebut dengan istilab diptych yaitu pasangan po-
tret yang diletakkan saling bergandengan.
Para pembaca Inji! Lukas yang membaca bahasa aslinya yaitu ba-
hasa Yunani, akan merasakan pergeseran gaya babasa dari pendabu-
luan kepada cerita pemberitaan kelahiran Yohanes Pembaptis. Penda-
huluan [nji! Lukas menggunakan gaya bahasa Yunani kIasik baik dalam
bentuk babasa, tata bahasa, dan perbendaharaan katan'ya. Sedangkan
cerita tentang pemberitaan kelahiran kepada Zakharia dan bagian terbe-
sar cerita tentang masa kecil Yohanes Pembaptis merefleksikan penga-
ruh Semitis dalam babasa Yunani seperti yang digunakan dalam Sep-
tuaginta (LXX), yaitu terjemaban Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani.
Bukan hanya babasanya tetapi seluruh aspek cerita tersebut penub
diwarnai kesakralan Yahudi, karena bagi Lukas ada lebih banyak kesi-
nambungan daripada ketidaksinambungan antara Perjanjian Lama de-
ngan Perjanjian Barn. Tidak perlu ada inkonsistensi di antara keduanya,
Kelahiron yang Telah Lama Dinantikan
7
yang ada hanyalah kekerasan hali para pemimpin agama yang memak-
sakan orang-orang Kristen memisahkan diri dari Bait Suci. Walaupun
demikian, hubungan antara kedua perjanjian tersebut adalah hubungan
antara janji dan pemenuhannya. 'O.leh karena Ru, salah satu tema Injil
Lukas ;yang sangat konsisten adalah penggenapan Illlbuat. Dapat dika-
takan pula di sini bahwa dilihat dari sudut parentetis, Lukas adalah se-
orang penulis yang sangat menguasai prosa Yunani. Karena itu ia mam-
pu menerapkan gayanya kepada subyek atau karakter-karakter eeritanya.
Kesalehan gaya Bait Suci yang dimillki orangtua Y ohanes Pembap-
lis terlihat dalam garis keturunan mereka yang berasal dari keluarga
imam dan dari nama-nama yang mereka gunakan. Zakharia umparna-
nya adalah nama dari seorang nabi yang kitabnya mendahului Kilab
Maleakhi, bahwa janji itu diberikan kepada nabi seperti Elia (Mal. 4:5).
Sementara ilu Elisabel adalah nama istri Harun, leluhur suku imam.
W alau pun ia dan Zakharia selalu melaksanakan tugas-Iugas keagarnaan
mereka, namun Elisabet, seperti para lokoh ibu terkenal dalam Perjan-
jian Lama (khususnya Sarah, isleri Abraham dan Hanna, ibu Samuel),
mereka mandul selama bertahun-Iahun. Banyak imam yang hanya se-
kali dalam hidup mereka bisa memperoleh kesempalan emas untuk
bertugas membakar ukupan di Bait Suci. Informasi Lukas tentang upa-
eara yang dilakukan dalam Bait Suei eukup akurat di sini, walaupun ia
juga membuat beberapa kesalahan di tempat lain. Kenyataan ini mem-
buat beberapa ahli berpendapat bahwa Lukas adalah seorang kafu yang
menjadi pemeluk agama Yahudi sebelum ia menjadi Kristen. Karena itu
Lukas pengetahuan literer tentang hal-hal seperti itu dan bu-
kan sekadar pengetahuan praklis.
Adalah penling untuk dieatat bahwa kata pertama dari berita suka-
eita tenlang keselamalan yang disediakan Allah bagi umat-Nya diberi-
takan di Bail Suci. Demikian pula anak laki-Iaki yang akan dilahirkan
akan menjadi seorang nazir seperti Simson dan Samuel. Keduanya ti-
dak boleh meneukur rambutnya dan minum anggur (Bil. 6:1-21). "Ia
akan dipenuhi Roh Kudus bahkan sejak ia berada dalam kandungan
ibunya" dan seperti disebutkan dalam Maleakhi 4:6, bahwa Elia akan
berbuat, dan ia akan mempertentangkan orangtua dan anak-anak. Tang-
gapan Zakharia terhadap pemberitaan ini diterima oleh malaikat Gabriel
sebagai tanda kurang iman. Karena ilu landa yang diberikan kepada
8
lnjil Lukas sebagai Cerita
ZakhaIia adalah bahwa ia akan bisu sampai setelah nubuat tersebut
digenapi.
Seperti halnya pemberitaan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada
ZakhaIia, demikian pula pemberitaan kelahiran Yesus kepada MaIia
memiliki lima "bumbu cerita" yang digunakan dalam cerita-cerita pem-
beritaan kelahiran Perjanjian Lama, yaitu: (1) pemunculan malaikat, (2)
ketakutan penerima berita, (3) penyampaian berita, (4) penolakan atau
permintaan tanda, dan (5) pemberian tanda. KaIena bentuk kedua ceri-
ta berita kelahiran tersebut paIalel satu dengan lainnya, maka sangatlah
mudah kita melihat perbedaan-perbedaannya yang ada di antaIa mere-
ka dan juga mempelajaIi perbedaan status kedua anak tersebut. Pada
dasaInya, ada tiga perbedaan antaIa keduanya yaitu: .
a. Yohanes Pembaptis digambaIkan hanya sebagai yang besaIdi ha-
dapan Allah. Sedangkan Yesus disebut sebagai yang besaI seCaIa
m",tlak tanpa kualifikasi.
b. Yohanes Pembaptis dipenuhi oleh Roh Kudus ketika ia berada da-
lam rahi;n ibunya, tetapi Roh Kudus akan memampukan Maria un-
tuk mengandung tanpa suami - baik suami manusia ataupun ilahi,
kaIena Roh Kudus sama sekali tidak dipahami sebagai kekuatan
yang menghamili MaIia.
c. Misi Yohanes Pembaptis adalah mempersiapkan umat manusia ba-
gi Tuhan, sedangkan Yesus sendiri akan menerima takhta dari ba-
pa-Nya Daud supaya Ia memerintah Israel untuk selama-lamanya.
Tingkat mujizat dalam peristiwa mengandungnya seorang pera-
wan adalah lebih tinggi daIi peristiwa mengandungnya seorang perem-
puan mandul dari hasil persetubuhan dengan suaminya. Mungkin juga
keunggulan Yesus ditunjukkan pula dalam tanggapan yang lebih tinggi
dari orangtuanya terhadap pemberitaan kelahiran-Nya. Diceritakan bah-
wa ayah Yohanes tidak mempercayai berita kelahiran yang disampai-
kan kepadanya, sedangkan tanggapan Maria adalah, "Sesungguhnya
aku adalah harnba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-mu itu."
Karena Maria memiliki iman yang demikian tinggi, dapat ditanyakan
mengapa ia masih bisa bertanya bagaimana ia akan bisa mengandung
tanpa suarni (istilah dalam Perjanjian Lama adalah "mengenal laki-la-
ki"). Alasan pertarna, suatu penolakan atau permintaan tanda merupa-
kan salah satu bumbu suatu cerita kelahiran. Kedua, Maria bertanya un-
Kelahiran yang Telah Lama Dinantikan
9
tuk kepentingan para pembaea Injil, dalam arti bahwa Lukas membuat
Maria bertanya agar ada respons dari malaikat yang dapat memberi in-
formasi bagi para pembaca Injilnya.
Karena ueapan tradisional "Salam Maria" didasarkan pada cerita
ini dan cerita sesudahnya, maka penting untuk mempertanyakan apa-
kah Lukas sendiri menganggap Maria sebagai ia yang "penuh dengan
anugerah". Kalau benar demikian maka hal tersebut bukanlah disebab-
kan karena kebaikan Maria sebelum ia mengandung. Artinya, bukan ke-
baikan Maria yang menyebabkan Allah menilainya layak untuk menjadi
ibn dari Anak Allah, tetapi karena kandungan itu sendirilah maka ia
menjadi "penuh dengan anugerah" atau "sangat dikasihi". Maria bukan-
lah sumber dari suatu kebaikan apa pun. Apa yang Maria miliki adalah
semua yang ia terima dari Bapa.
Cerita pemberitaan kelahiran Yesus diakhiri dengan kepergian ma-
laikat meninggalkan Maria. CylaIl!n yang jelas tentang kepergian sese-
orang hampir selalu digunakan Lukas untuk mengakhiri cerita-cerita
masa kecil tokoh-tokohnya.
Dalam cerita kunjungan Maria kepada Elisabet (1 :39-56), kedua pi-
hak yang tadinya terpisah dalam pasangan cerita kelahiran (Yesus dan
Yohanes), kini disandingkan. Elisabet adalah keluarga Maria dan Maria
adalah orang pertama yang diberitahu mengenai kehamilan Elisabet. j a-
di bukan Elisabet yang pertama memberitahukan tentang kehamilan
tersebut kepada Maria, tetapi seorang malaikat yang memberitakan hal
itu kepadanya secara ajaib (1:36). Kepentingan cerita di balik penyem-
bunyian Elisabet selama lima bulan, seperti yang dikatakan dalam 1:24,
adalah untuk menonjolkan Maria sebagai orang pertama yang mengeta-
hui tentang kehamilan Elisabet. Informasi bahwa seorang saudaranya
akan melahirkan secara luar biasa itulah yang mendorong Maria untuk
mengadakan perjalanan jarak janh dari Nazaret ke pegnnnngan Yudea.
Kelika Maria liba, janin Yohanes Pembaptis dalam rahim Elisabet
melonjak untnk menerima sepupn Masiasnya yang kini berada dalam
rahim Maria. PerIn dicatat bahwa Maria adalah seorang gadis kelika
berita kelahiran itn disampaikan kepadanya, dan ia berangkat dengan
tergesa-gesa nntuk bertemu Elisabet. Walaupun Maria dan Yusuf telah
mengambil langkah pertama sesuai dengan tata cara perkawinan orang
Yahudi, yakni saling mengucap janji di hadapan para saksi, namun me-
reka belum menempuh langkah kedua Maria sebagai pengantin masuk
10
lnjil Lukas sebagoi Cerlta
seeara resmi ke rumah Yusuf. Kepergian Maria dengan tergesa-gesa ke
rumah Elisabet, menekankan bahwa tidak ada waktu luang antara pem-
beritaan tentang kelahiran Yesus dengan kunjungannya kepada Elisabet.
Jelasnya, Lukas di sini ingin menekankan bahwa kandungan Maria ada-
lah kandungan seorang yang benar-benar rnasih gadis. Gerakan Yohanes
Pembaptis dalam kandungan Elisabet sekaligus menekankan aspek lain
dari kedua pasangan cerita ini yaitu bahwa Yohanes Pembaptis tunduk
kepada Yesus. Tema ini semakin ditonjolkan lewat gambaran Perjan-
jian Lama yang digunakan Elisabet untuk menggambarkan status Maria,
yaitu "ia yang diberkati di antara semua perempuan", karena buah kan-
dungannya diberkati (Hak. 5:4). Dengan kata lain Maria diakui sebagai
ibu dari Tuhan Elisabet. .
Sekalipun kunjungan Maria merupakan aspek penting dalam pa-
sangan cerita kelahiran ini, tetapi beberapa penafSir berpendapat bah-
wa cerita tersebut mengganggu keseimbangan kedua pemberitaan kela-
hiran yang ditonjolkan dalam kedua pasangan cerita tersebut. Pendapat
ini banyak disebabkan oleh keberagaman manuskrip yang secara ber-
beda menafsitkan siapa sebenarnya yang menyanyikan lagu magnificat
itu (1:46-55), apakah Maria ataukah Elisabet. Pandangan itu juga dise-
babkan isi lagu pujian tersebut tidak terlalu cocok dengan kondisi
Maria maupun Elisabet. Seperti dilihat, tema utama pujian tersebut ada-
lah pembalikan nasib m n u ~ i sebagai akibat anugerah yang dijanjikan
Allah kepada manusia. Hanya ayat 48 yang agak cocok dengan kondisi
Maria. Katena itu para ahIi cenderung menganggap bahwa nyanyian pu-
jian ini adalah nyanyian yang dipinjam Lukas dari suatu komunitas
orang-orang Kristen asal Yahudi yang kemudian diadaptasi seperlunya
dalam cerita ini. Para ahli berpendapat bahwa nyanyian pujian ini mung-
kin tidak terdapat dalam naskah asli Lukas, tetapi baru ditambahkan
kemudian. Apa pun pandangan yang dikemukakan, n y ~ y i n tersebut
menempatkan Maria dan Elisabet dalam kerangka kesalehan Yahudi
yang selalu berada dalam pengharapan akan lahirnya seorang Mesias.
Pandangan Lukas tentang kedua perjanjian itu diungkapkan lagi di sini.
3. Cerita Kelahiran Bersisi Dua.
Kelahiran Yohanes Pembaptis dan kelahiran Yesus juga merupakan ce-
rita-cerita yang diatur dalam struktur cerita berpasangan. Namun sete-
Kelahiran yang relah Lama DlllQnUkan
11
lah cerita masa keci!, maka cerita mengenai pekerjaan Yohanes Pembap-
tis dan Yesus tidak lagi disandingkan secara berpasangan tetapi secara
berurutan, yakni bahwa pelayanan Yesus barn mulai ~ e t e l h Yohanes
sudah menyelesaikan pekerjaannya. Penataan cerita yang berurutan ini
menyebabkan para ahli juga cenderung berpendapat bahwa masa bidup
dan kerja Yohanes Pembaptis dan Yesus berbeda. Namun pandangan
tersebut sukar diterima karena penyandingan kedua tokoh ini dalam
cerita-cerita masa kecilnya, memperlihatkan kemungkinan yang seba-
liknya. Para ahli yang lain mencoba menerangkan bahwa cerita-cerita
tentang masa kecil Yobanes Pembaptis berasal dari sumber yang berbe-
da. Dengan bertolak dari berbagai teks Perjanjian Barn (Luk. 7 :18-3 5;
Kis. 19:1-7; Yoh. 3:22-4:3), mereke menyimpulkan bahwa Yohanes me-
Iniliki murid-murid dan komunitasnya sendiri dan bahwa komunitas
tersebut menyimpan berbagai tradisi tentang dirinya. Dari tradisi-tradi-
si itulah Lukas menjadikannya sumber materi bagi cerita-ceritanya me-
ngenai Yohanes Pembaptis. Namun demikian adalah lebih mungkin
bahwa untuk menulis ceritanya Lukas telah mengumpulkan berbagai
materi mengenai tradisi Yohanes dari Injil dan dari pola cerita pembe-
ritaan kelahiran.
Petunjuk bahwa Yohanes mungkin memiliki murid-murid sendiri
yang tidak pernah menjadi pengikut Yesus, memunculkan persoalan se-
jauh mana Yohanes memahami dirinya sebagai pemberita kedatangan
Yesus. Dan yang lebih penting, seberapa benar ketika Lukes menggambar-
kan bahwa Yohanes mempunyai hubungan keluarga dengan Yesus. As-
pek paling jelas yang bisa kita yakini adalah bahwa Yesus dibaptis oleh
Yohanes; mungkin dalam hal ini Yohanes lebih memahami dirinya se-
bagai orang yang menyiapkan jalan bagi Bapa ketimbang bagi anak-Nya
Pasangan cerita ini memang tidak terlalu seimbang seperti dalam
pasangan cerita sebelumnya. Kelahiran Yohanes diceritakan secara sa-
ngat singket, dan lebih banyak kesempatan digunakan untuk mencerita-
kan peristiwa-peristiwa sekitar upacara sunat dan pemberian nama kepa-
danya. Sementara itu kondisi sekitar kelahiran Yesus dan mujizat-muji-
zat sekitar kelahiran itu juga banyak diceritakan. Demikian juga puji-
pujian Nunc DiInittis 2:29-32 yang dinyanyikan pada saat Yesus dibawa
ke Bait Suci adalah lebih pendek dari Benedictus yang dinyanyikan se-
telah penyunatan Yohanes Pembaptis (1:68-79). Sementara laporan ten-
tang upacar. penyunatan terhadap Yesus hanya satu ayat saja (2:21).
12
Injil Lukas sebagai GeTita
Karena Elisabet telab "disembuny.ikan". maka "para tetangga dan
sanak keluarganya" tidak mengetahui babwa ia hamil dan bahwa Allab
telab mangangkat kutuk kemandulan dari dirinya. Dalam zaman Per-
janjian Lama ada kepereayaan tentang kehidupan sesudab mati, dan
orang pereaya babwa untuk memperoleh kehidupan kekal maka orang
dapat meneruskan hidupnya lewat kehidupan anak-anak mereka. Kare-
na itu kemandulan merupakan suatu hal yang sangat memalukan dan
babkan dianggap suatu kemalangan luar biasa. Itulah sebabnya Elisabet
dapat berkata bahwa lewat kehamilan itu Allab telab menghilangkan
kerendahannya (1 :25).
Keluarga dan sahabat berkumpul pada upaeara penyunatan bayi
ketika ia berumur delapan hari sesuai ketetapan hukum a u ~ a t (1m.
12:3). Mereka meneoba menamakan bayi itu menurut nama ayabnya,
tetapi Elisabet menolak dan menamainya YohaneS'. Tindakan Elisabet
ini mengherankan karena Zakharia sendiri telab menjadi bisu sejak
pemberifabuan tentang kelabiran bayinya, sehingga ia belum sempat
mengkomunikasikan kabar malaikat itu kepada istrinya. Terkejut atas
tindakan Elisabet yang melanggar tradisi itu, sanak keluarga meminta
kepada Zakharia dengan isyarat untuk memberi nama anaknya. Walau-
pun ia tidak mendengar apa yang dikatakan istrinya, ia membuat selu-
ruh hadirin terkejut dengan menulis nama yang sama seperti yang dise-
butkan Elisabet sebelumnya. ,Dengan demikian nubuat malaikat telab
digenapi dan dengan demikian pula kemampuan berbicaranya dipulih-
kan lagi. Sekali lagi para hadirin dikejutkan oleh mujizat yang terjadi.
Dalam Injilnya, Lukas memang suka menonjolkan aspek agamawi se-
bagai reaksi terhadap kejadian-kejadian yang bersifat adikodrati. Semua
orang yang mendengar hal ini "menyimpan itu dalam hatinya", suatu
sikap yang biasanya dilakukan juga oleh Maria dalam keadaan-keadaan
seperti itu (2:19,51).
Benedictus yang tampil dikaitkan pada akhir cerita, isinya memi-
liki beberapa kemiripan dengan nyanyian pujian Maria (Magnificat),
termasuk ketidak-relevansian isi nyanyian pada kesempatan tersebut
kecuali pada beberapa ayat (1:76-77). Seandainya para abli membenar-
kan bahwa nyanyian pujian Maria itu berasal dari lagu yang diadaptasi
dari kalangan Kristen Yabudi, maka hal yang sama dapat dikatakan pu-
la terhadap Benedictus. Dengan demikian Lukas ini menggunakannya
karena dengan memasukkan nyanyian terse but maka ceritanya menjadi
Kelahiran yang Telah Lama DinanUkan
13
lebih kaya. Jadi pertanyaan apakah Lukas menulis lagu itu sendiri atau
meminjamnya dari orang lain adalah pertanyaan yang tidak relevan,
karena tekanan utama Lukas adalah isi yang ia komunil<asikan lewat ce-
rita-cerita yang mengandung nyanyian-nyanyian tersebut.
Bagian itu diakhiri dengan informasi bahwa "anak itu bertambah
besar dan makin kuat rohnya", suatu laporan yang mirip dengan lapor-
an-laporan tentang Yesus (2:40,52). Dikatakan juga bahwa Yohanes
"tinggal di gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri ke-
pada Israel." Cara ini merupakan upaya Lukas untuk mentransisikan
Yohanes secara mulus pada pentas pelayanan, dengan menempatkan-
nya untuk sementara di balik pentas sambil menunggu waktu untuk
berkarya, dan tempat itu sangat tepat baginya untuk tampil lagi pada
waktunya.
Dengan mengaitkan waktu kelahiran Yesus dengan sensus yang
dilakukan Kirenius, Lukas tampaknya telah membuat suatu kesalahan
kronologis. Lukas dan Matius sepakat menetapkan bahwa kelahiran Yesus
terjadi pada waktu pemerintahan Herodes Agung yang mati pada tahun
4 s.M. Padahal sensus yang dilakukan Kirenius baru terlaksana pada
tahun 6 M. Selain itu sensus tersebut tidak mencakup seluruh dunia,
juga tidak mencapai daerah Galilea tempat Nazaret berada Sensus ter-
sebut hanya terbatas pada daerah Yudea, karena hanya daerah itulah
yang merupakan daerah pemerintahan Kirenius. Juga dalam pelaksana-
an sensus, pemerintahan Romawi tidak pernah mewajibkan warga ma-
syarakat untuk kembali ke kota leluhurnya untuk didaftar. Agak sukar
untuk membayangkan bahwa Kirenius atau pejabat pemerintah Romawi
lainnya akan melakukan beberapa kali sensus selama waktu pemerin-
taban mereka, karena orang Yahudi membenci mereka. Bahkan pada
sensus yang dilakukan Kirenius itu telah terjadi suatu revolusi oleh
orang-orang Yahudi. Demikian pula pengetahuan Lukas tentang tata cara
perkawinan orang Yahudi tampaknya sangat kurang. Misalnya, perpin-
dahan dari tahap pertunangan ke tahap pernikahan ditandai dengan
berpindalmya pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki. Hal
ini pasti telah berlangsung sehingga Maria diperbolehkan mengadakan
perjalanan bersama dengan Yusuf. Dleh karena itu tidak cocok untuk
tetap mengacu kepadanya sebagai orang yang masih bertunangan (2:5).
Lukas tampaknya mendapat kesan bahwa Maria dan Yusuf sama-
sama berasal dari Nazaret, walaupun ia tahu bahwa Yesus dilahirkan di
14
lnji] Lukas sebagoi Cerita
Betlehem. Dleh karena itu Lukas menjadikan sensus sebagai alasan ba-
gi keduanya untuk pergi ke Betlehem. Juga dengan menyebut nama pe
nguasa pada waktu itu maka Lukas berkesempatan untuk menempat-
kan kelahiran Yesus dalam konteks sejarab dunia. Ketidakjelasan ten-
tang apakab benar perjalanan yang dilakukan itu demi sensus juga me-
nyebabkan munculnya ketidakjelasan mengenai dimana mereka meng-
inap atau tidak menginap walaupun seperti dikatakan oleh seorang ab-
Ii, "Lukas kelihatannya lebih tertarik untuk menceritakan di mana
Maria membaringkan bayi itu" daripada melaporkan proses kelabiran
itu sendiri.
Adalab sangat penting bagi bayi itu untuk dilabirkan di Betlehem,
kota Daud, sang raja gembala. Dengan bertolak dari Mikha 5:2, dapat
disimpulkan babwa pada waktu itu ada harapan yang cukup hias di
kalangan umat tentang akan labirnya seorang mesias di sana. Semua
ini menyebabkan Yesus digambarkan sebagai Pewaris takhta Daud. Di
kota raja gembala ini, tidak ada gambaran yang lebih pantas selain gam-
baran babwa,bayi yang baru labir itu dikunjungi oleh para gembala.
Kepada merekalab kabar kelabiran yang penuh sukacita itu disampai-
kan oleh para malaikat. Berita kepada para gembala ini merupakan
gaung dari Yesaya 9:5, " ... seorang anak telab lahir untuk kita, seorang
putera telab diberikan untuk kita." Akibat dari kunjungan itu, kita kem-
bali mendengar kekaguman agamawi terhadap berita yang disampaikan
itu. Kita akan sangat keliru memabami makna cerita ini apabila kita
bertanya apakab mereka yang menerima berita kelabiran itu di kemu-
dian hari menjadi pengikut Yesus atau tidak. Apa yang digambarkan di
sini adalab suatu adegan pernyataan ilabi, sebelum para pembaca harus
meniru sikap para gembala yang memandang-Nya dengan sikap kagum
penuh bakti. Maria juga "menyimpan segala perkara it\' di dalam bali-
nya dan merenungkannya." Dengan bersikap demikian maka Maria, se-
perti halnya tokoh-tokoh lain dalam Jnjil Lukas, memberi contoh bagai-
mana seorang pembaca harus mengambil sikap.
Seperti telab dikernukakan di atas, peristiwa penyunatan dan pem-
berian nama kepada Yesus diceritakan hanya dalam satu ayat , dan ti-
dak dijadikan inti suatu seri perisliwa penuh rnujizat seperti halnya
cerita tentang Yohanes Pembaptis. Sebaliknya peristiwa-peristiwa mu-
jizat ditempatkan di sekitar kehadiran Yesus di Bait Suci (2:22-40). La-
poran kehadiran Yesus di Bait Suci juga mengandung petunjuk babwa
Kelahiran yang Telah Lama Dinanfikan
15
Lukas bukanlah seorang Yahudi asli. Kemungkinan besar Lukas juga
bukan seorang Palestina asli tetapi telah berpindah ke agama Yahudi.
Ini terlihat dari cara Lukas memperlakukan tradisi-tradisi agama Yahu-
di. Pengetahuannya terhadap tradisi-tradisi tersebut tidak menunjuk-
kan penguasaan seorang yang berasal berlatar belakang tradisi tersebut,
tetapi seorang yang memperolehnya dari literatur (sumber kedua)_ Ku-
tipan "setiap laki-laki yang membuka rahim akan disebut suci bagi
Allah" bukanlah kutipan asli, tetapi penggabungan elemen-elemen dari
Keluaran 13:2,12 dan 15. Konteks aslinya adalah perayaan Paskab, bah-
wa anak-anak sulung Israel diselarnatkan oleh Allah. Karena tindakan
penyelamatan itulah maka mereka dan semua anak sulung dari gene-
rasi berikutnya menjadi milik Allah. Pemilikan Allah atas anak-anak
sulung ini pada mulanya dipahami sebagai kegiatan melayani Tuhan
dalarn liturgi-liturgi ibadah. Namun ketika suku Lewi mengarnbil alih
seluruh tugas keimarnan, anak-anak sulung suku-suku lain dapat mem-
peroleh penebusan melalui persembahan korban. Persembahan korban
yang disebut daJam 2:24 berkaitan dengan penyucian bagi perempuan
miskin yang baru melahirkan (1m. 12:8). Namun Lukas berbicara ten-
tang penyucian kedua orangtua, sedangkan daJam tradisi agama hanya
ibu sajaJah yang memerlukan penyucian. Perlu dicatat pula bahwa ke-
giatan melahirkan sajaJah yang memerlukan penyucian melaJui upaca-
ra agama. Masih diragukan apakah sampai dengan zaman Yesus para
ibu masih harns pergi ke Bait Suci untuk upacara penyucian atau tidak.
Tampaknya cerita Lukas mengenai Yesus yang dibawa ke Bait Suci ini
banyak diilhami cerita mengenai Samuel yang dibawa ke Bait Suci (1
Sam. 1:24-28).
Maria dan Yusuf menaati hukum dengan membawa Yesus ke Bait
Suci. Di sini mereka bertemu dengan dua orang nabi. Elemen-elemen
utama kesalehan Yahudi kini dikombinasikan, yaitu hukum, nabi-nabi
dan Bait Suci. Simeon dan Hana mewakili kesaJehan tersebut daJam
be!1tl!!<khusus Anawim, orang miskin. Mereka adaJah orang-orang
yang memahami dirinya sebagai Sisa Vmat Israel yang setia, yang ma-
sih menantikan "pengharapan Israel", yaitu Mesias. Para ahli berpen-
dapat bahwa dari kelompok itulah, khususnya mereka yang telah men-
jadi Kristen, Lukas meminjam berbagai nyanyian pujian yang berkaitan
dengan masa kecil Yesus. Nyanyian tersebut, antara lain Nunc Dimittis
yang diucapkan Simeon, ketika ia mengangkat bayi itu dan menggen-
16
Injil Lukas sebagai Cerita
dongnya (2:29-32). Karena Sinieon memandang Yesus sebagai '"suatu
terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain". maka ucapan
Simeon'ini memberikan dimensi universal kepada cerita ke!abiran da-
lam Jnjil Lukas. Hal ini parale! dengan yang diberikan para Majus da-
lam cerita kelabiran menurut Jnjil Matius. Harus diakui walaupun Lukas
berlanjut dengan Kisab Para Rasul, yang berbicara tentang misi kepada
orang kafir. tetapi ia tidak mengaitkan kern bali dengan karya pelayanan
Yesus seperti yang dilakukan Matius dan Markus.
Setelah selesai memenuhi semua tuntutan hukum Taurat, maka
perpindaban ke Nazaret menjadi lebih mudab. Namun perlu juga dica-
tat babwa Lukas berbeda dengan Matius, karena Lukas menghilangkan
perjalanan ke Mesir.
Pada umumnya agama-agama memiliki cerita-cerita tentang'masa
keci! pendiri agamanya. dan cerita-cerita seperti iiu juga dibuat untuk
banyak !okoh yang berhasil dalam hidupnya. Ada kecenderungan ma-
nusia untuk mengaitkan keberhasilan seseorang sebagai sesuatu yang
telab dinubuatkan sebelumnya. Kalau kekristenan memiliki sejumlab
Jnjil-injil apokrip yang mengandung berbagai cerita semacam itu ten-
tang Yesus, yang tidak kanonik, maka cerita Lukas tentang kunjungan
Yesus ke Bait Suci pada umUf dua belas tahun (2:41-52) merupakan
satu-satunya cerita tentang '"kehidupan Yesus yang tersembunyi" da-
lam Kitab-kitab Jnjil-injil sioopsis. Kecuali kalau cerita perkawinan di
Kana dalam Jnjil Yohanes juga mau dilihat sebagai salah satu cerita se-
macarn itu.
Ada tiga perayaan ziarab, bahwa orang Yabudi. diharuskan pergi
mengunjungi Bait Suci yaitu perayaan Paskab dan Roti tidak beragi,
Minggu ke tujuh atau Pentakosta. dan Tabemakel (Ke!. 23:17, 34:23).
Tetapi di zaman Yesus. banyak orang Yahudi yang tinggal di luar Pales-
tina (diaspora) yang hanya melakukan sekali ziarah sepanjang hidup
mereka. Karena itu mereka yang tinggal dalam negeri pun mungkin
hanya menghadiri satu kali perayaan dalam selabun.
Makna cerita ini akan menjadi sangat kabur apabila kita mencoba
memabaminya sebagai suatu kejadian historis yang mendetail dan ke-
mudian kita mencoba memabami makna cerita secara psikologis. Kita
tidak perlu bertanya mengapa Maria dan Yusuf harus melakukan sehari
perjalanan. sejauh sekitar 20 mil, tanpa mengetahui bahwa anak laki-
laki mereka telah hilang. Alasan penceritaan seperti itu harus didasar-
Keiahiran yang TeJah Lama Dinantikan
17
kan pada alasan-alasan yang bersifal saslra dan teologis, bahwa anak itu
hams hilang agar suatu eerita yang istimewa dapat dibuat. Dalam Bait
Sud, Yesus secara khusus diperlihatkan sebagai anak rriilik Allah dan
bukan rnilik Maria dan Yusuf. Namun karena kurangnya pemahaman
mereka lerhadap kenyalaan ini maka Yesus masih bersedia kembali ke
rumah menyerahkan diri dan memaluhi mereka sampai tiba waklunya
Yesus menyatakan diri-Nya. Jadi tidak ada lagi manifeslasi lain selain
manifeslasi yang diperlihatkan pada masa keeil-Nya itu. Demikian juga
kiaim mengenai kebijaksanaan-Nya yang diealal dalam ayal 40 dan 52.
Perlu juga diperhatikan masalah-masalah yang menyangkul kesa-
lahpahaman Maria. Bagaimana mungkin Maria masih lerkejul menge-
nal sifal-sifal khusus anaknya selelah ia mengalami berbagai peristiwa
istimewa seperli pemberilahuan lentang kelahiran anaknya, kunjungan
kepada Elisabel, kunjungan para gembala yang menerima penyalaan
dari para malaikal serla nubual yang disampaikan Simeon dan Hana?
Apakah Maria, Ibu yang Islimewa itu, begitu kurang pengertiannya? Je-
las bukan itu jawabannya. SJeb_agian jawaban terhadap perlanyaan itu
I<,rlela,k pada gaya bereerila Lukas, yang menciplakan adegap-?de.8<tn
e r i l ~ I"njlarnemperhitungkan apakah seliap adegan ilu saling kon-
sislen. Sebagian jawaban itu terlelak pada peran Maria sebagai satu-
satunya orang yang merupakan anggota selia dari keluarga Allah dalam
(a) masa kecil Yesus, (b) dalam masa pelayanan Yesus dan (e) dalam ko-
munitas sesudah masa kebangkilan (Kis. 1:14). Agar mampu bertindak
yang tepal pada setiap tahapan, maka Maria tidak bisa membawa serta
terlalu banyak pandangan dari tahapan sebelumnya.
2
PEKERJAAN YESUS DI GALILEA
LUKAS 3:1 - 9:50
1. Mandat untuk Melayani
Apabila cerita-cerita mengenai masa kanak-kanak Yesus disisihkan. 1n-
ji! Lukas bisa dibagi dalarn tiga bagian yang sarna panjangnya. Balli@.
pertarna berkaitan dengan pekerjaan Yesus di daerah sekitar Danau
----- .. -
Galilea. kedua, merupaka,n suatu laporan episodik tentang p_eE-
jaranan-Nya ke Yerusalem (9:51-19:27). dan peng-
ajaran-Nya. penangkapan atas diri-Nya. penyah . dan kebangkitan-
Nya di Yerusalem (19:23-24:53). Peraliha,n dari cerita-cerita masa ka,nak-
kanak Yesus ke cerita-cerita masa pelayanan-Nya di Galilea disempur-
nakan dengan rangkaian berbagai peristiwa yang menunjukkan kualifi-
kasi Yesus terhadap pelayanan yang akan dimulainya. Peristiwa-peris-
tiwa tersebut antara lain kegiatan Yohanes Pembaptis sebagai pembawa
kabar tentang Mesias. peristiwa Yesus menerima Roh Kudus pada wak-
tu pembaptisan-Nya. da,n keberhasilan Yesus mempertahankan diri dari
godaan setan. Juga disisipkan ke dalarn bagian ini suatu daftar silsilah
Yesus dari keturuna,n Daud. dan yang merupakan suatu mandat yang
sangat penting bagi tugas kemesiasan-Nya.
Permulaa,n tugas pelayanan Yoha,nes Pembaptis sebagai pembawa
kabar mengenai Mesias. ditandai dengan suatu penentuan waktu yang
Pekerjaan Yesus di Galilea
19
cukup kompleks, yang dimulai dengan menyebut tabun pemerintahan
kaisar Romawi, penyebutan nama beberapa gubernur Romawi yang
memerintab waktu itu, nama para Raja Israel serta dile;"gkapi dengan
nama para imam besar di Yerusalem. Metode pencatatan waktu me-
mang suatu standar, sebelum diperkenalkannya sistim kalender univer-
sal dengan sistim M./s.M. Para sejarawan dunia Helenis, misalnya, ke-
rapkali memulai pekerjaan mereka dengan mencatat data kronologis se-
perti itu. Hasilnya cukup mengesankan sehingga para abli umumnya
berpendapat babwa bagian ini merupakan bagian asli buku Injil ter-
sebut, sedangkan bagian mengenai masa kanak-kanak Yesus barn di-
tambabkan kemudian. Namlin argumentasi ini tidak terlalu meyakin-
kan karena orang yang bertanggung jawab untuk redaksi terakhir Injil
ini tentu tidak berpikir babwa penanggalan itu tidak tepat bagi bab
yang bersifat transisional. Oleh karena itu ia tidak mengubabnya. Apa
yang dianggap baik bagi bentuk akbir Injil ini tentu juga dianggap baik
bagi naskab aslinya. Maka dapat dikatakan bahwa waktu yang dimak-
sudkan dalam bagian ini adalab sekitar tabun 27 dan tabun 29 M. Pe-
nekanan utama waktu tersebut bukanlah untuk mengatakan babwa
Yohanes Pembaptis baru memulai karyanya pada waktu itu, tetapi ada-
lab waktu saat Yohanes Pembaptis mulai bersaksi tentang Yesus. Dalam
laporan tentang pelayanan Yesus, seperti halnya dalam cerita masa ka-
nak-kanaknya, Yohanes Pembaptis hanya diperankan sebagai pembawa
berita dan pembuka jalan bagi Yesus.
Menurut Lukas, berita yang disampaikan Yohanes Pembaptis ada-
lab tentang "baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa". Berita
yang sama dikatakan juga oleh Markus. Matius khususnya menekankan
babwa Yohanes adalab pemberita tentang kerajaan sorga yang segera
datang. Untuk memabami berita dari Lukas dengan baik, kita perlu me-
nekan keingintabuan kita tentang apa yang sebenarnya diajarkan oleh
Yohanes Pembaptis. Lukas seeara khusus melihat Yohanes Pembaptis
sebagai yang "mempersiapkan jalan bagi Tuhan". Jadi baptisan yang
dilakukan Yohanes Pembap!i.s. maupun segala kegiatan yang dilElkukan-
nya, tidak dilihat oleh Lukas sebagai kegiatan-kegiatan yang punya ke-
pentingan sendiri. Namun demikian suatu kontras telab ditegaskan an-
tara baptisan Yesus dan baptisan Yohanes. Baptisan Yohanes adalab
baptisan dengan air sedangkan baptisan Yesus adalab "baptisan dengan
Roh Kudus dan api". Jadi baptisan Yesus dengan Roh Kudus dan api
20
Injil Lukas sebagai Cerito
adalah baptisan yang menunjuk kepada peristiwa Pentakosta (Kis. 2:1-4).
Di sini,. seperti hal-hal lainnya, Lukas dengan sangat jelas menempat-
kan Yohanes Pembaptis di bawah Yes us.
Dalam Lukas 3:7, Lukas mengidentifikasi mereka yang keluar un-
tuk mendengar Yohanes sebagai "orang banyak". Dalam ayat yang pa-
ralel di Matius [3:7), mereka diidentifikasikan sebagai "orang-orang Fa-
risi dan Saduki". Isti!ah Lukas yang lebih inklusif ini memberinya ke-
sempatan Yohanes Pembaptis memperluas khotbahnya, yaitu dengan
menambahkan berbagai perintah etis kepada para pemungut eukai dan
para prajurit. Mereka ini adalah kelompok sosial yang tidak termasuk
kedua kelompok agama di atas.
Peristiwa yang disebutkan dalarn Lukas 3:21-22 biasanya d!sebut
sebagai "Baptisan" Yesus, suatu garnbaran yang tepat sebab hal itu me-
mang dibiearakan di sini. Tetapi justru dalam versi aslinya, yaitu dalarn
Jnji! Markus, ada penekanan yang lain lagi, yaitu tentang Yesus me-
nerima Roh Kudus dan penglihatan dari Sorga. Dalam bahasa Yunani,
untuk baptisan Lukas menggunakan bentuk partisipal, dan menempat-
kan baptisan Yesus dalarn konteks baptisan-baptisan lain yang dilakukan
Yohanes Pembaptis. Yang menarik, Lukas meneatat bahwa Yesus juga
berdoa pada waktu itu. Pada peristiwa pembaptisan yang dilakukan
oleh Yohanes inilah, subordinasi Yohanes terhadap Yesus seolah-olah
meneapai titik puneaknya daD. Yohanes kemudian menghilang.
Baik Lukas maupun Matius sarna-sama memperlakukan pengli-
hatan dari surga pada waktu baptisan Yesus seeara lebih obyektif dari-
pada Markus. Subyektifitas eerita Markus terhadap peristiwa ini tarnpak
jelas khususnya dalarn bahasa aslinya, walaupun hal tersebut tidak per-
lu terlalu dibesar-besarkan, karena Markus tidak menggunakan eara pan-
dang psikologis abad ke-20, yang memaharni penglihatan seperli itu se-
bagai suatu halusinasi. Bagi Markus apa yang terjadi adalah sesuatu
yang sangat "nyata". Tetapi hanya Yesus sendiri!ah yang memiliki ke-
marnpuan untuk berkomunikasi dengan sorga, yang menyadari akan
peristiwa itu.
Laporan Lukas tentang turunnya Roh Kudus juga sangat penting
bagi pemaharnannya tentang identitas dan status Yes us, walaupun hal
itu tidaklah menegaskan pemaharnannya tentang Yesus sepenuhnya.
Yesus yang dikandung lewat pekerjaan Roh Kudus kini menerima Roh
Kudus. Sedangkan Roh ilu sendiri telah diberi seeara sporadis di masa
Pekerjaan Yesus di Galilea
21
lampau, dan akan menjadi inti kehidupan gereja dalam Kisah Para
Rasul, - kita belum tiba untuk membicarakan Roh sebagai pribadi dari
Trinitas. Roh Kudus itu pula yang akan menjadi mili1; Yesus secara
luar biasa untuk pelayanan-Nya. Walaupun dalam kenyataannya bebe-
rapa naskah yang membiearakan suara dari langit telah mengutip Maz-
mur 2:7, "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
namun in(-bukanlah permulaan dari identitas Yesus sebagai Dia yang
dikandung oleh Roh. Permulaan identitas Yesus itu telah ditetapkan
Lukas dengan jelas dalam eerita kehamilan Maria. Tetapi apa yang ter-
jadi di sini adalah sangat nyata dan penting, seperti yang tergambar
dalam Roh yang turun dalam "bentuk yang kelihatan". J ~ l u dieatat
bahwa kebonyakon pemohaman Lukas tentong identitos Yesus dlkait-
kon dengon hal pemilikon Roh oleh Yesus. Dengan pemberian Roh ke-
pada Yesus pada waktu baptisan itu maka Yesus telah siap untuk me-
mulai pekerjaan-Nya.
Banyak pembaea Injil di zaman modern ini agak kaget ketika me-
nemukan bahwa Lukas menempatkan silsilah Yes us pada tempat ini
dalam Injilnya Padahal Matius menempatkan silsilah Yesus pada per-
mulaan Injilnya. Penempatan seperti ini bisa lebih mudah dimengerti,
karena daftar 77 nama yang membosankan itu memang mendapat arti-
nya pada permulaan kisah Injil. Penelitian yang saksama terhadap daf-
tar silsilah ini memperlihatkan bahwa ada makna teologis yang sangat
dalam pada dokumen tersebut. Makna teologis itu berkaitan dengan
pandangan bahwa Yesus memulai pekerjaan-Nya pada usia sekitar tiga
pUluh tahun. Karena itu bagi Lukas, daftar silsilah itu seperti halnya
cerita tentang turunnya Roh Kudus, sebenamya juga berfungsi sebagai
suatu pernyataan mandat untuk pekerjaan Yes us . Mengatakan bahwa
ia "dihitung" sebagai anak Yusuf maka kita diingatkan baik kepada
orangtua nyata Yesus maupun kepada kelahiran-Nya yang luar biasa
dari seorang perawan. Keabsahan keturunan Yesus dari garis Daud, de-
mikian pula keabsahan status mesianis-Nya, tidaklah bergantung pada
garis ayah seeara biologis, karena dalam hukum Yahudi, semua anak
dari istri seorang laki-laki adalah pewarisnya yang sah. Tetapi silsilah
Yesus tidak diasalkan hanya kepada Daud ataupun Abraham, Bapa
orang Israel. Tidak. Silsilah itu ditarik sampai kepada Adam. lni me-
nunjukkan bahwa keselamatan yang dibawa oleh Yesus tidak hanya
bagi orang Israel saja tetapi bagi seluruh umat manusia. Dalam Lukas
22
Injil Lukas sebagai Centa
3:8, Yohanes Pembaptis sendjri telaj:! memberi komentar tentang tidak
relevannya kedudukan Abraham dalam kaitan dengan anugerah kesela-
matan_ Allah. Identitas Yesus yang sebenarnya adalah bahwa Ia adalah
Anak Allah (3:38; bnd. 3:22). Yesus juga adalah Adam kedua, yang
melalui-Nya kemanusiaan dicipta ulang (lih. Rm. 5).
Sejak Yohanes Pembaptis menghilang setelah peristiwa baptisan
Yesus dan cerita baptisan itu segera diikuti dengan daftar silsilah
Yesus, banyak ahli yang mendalami Injil Lukas berpendapat bahwa da-
ri sudut pandang sastra, bagian ini mengacu kepada awal pekerjaan
Yesus yang berbeda dari pekerjaan Yohanes, karena keduanya berasal
dari waktu yang berbeda. Tetapi pandangan tersebut tidak perIu di-
besar-besarkan, karena kedudukan Yohanes yang tidak terlalu penting,
yakni sebagai pembawa kabar tentang Yesus telah sangat jela,s. Pan-
dangan tersebut didukung suatu upaya untuk menunjukkan bahwa dae-
rah pelayanan Yohanes Pembaptis berbeda dengan daerah pelayanan
Yesus .. Hal tersebut bisa dilakukan hanya dengan berasumsi bahwa
Lukas memiliki akses informasi yang sama dengan Matius, tetapi Lukas
mernilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut karena Lukas -
sama seperti Markus - memberi tata letak yang sama bagi pekerjaan
Yahanes Pembaptis. Lebih sederhana untuk menyimpulkan bahwa
Lukas hanya sekedar mengikuti cara pandang sumbernya daripada ber-
upaya sungguh-sungguh lewat gayanya untuk membatasi daerah kerja
Yesus dari pengembangan daerah pelayanan Yohanes.
Demikian juga sisipan cerita Lukas tentang pemenjaraan Yohanes
pada akhir bagian ini, bukannya pada bagian berikutnya, pada dasar-
nya bisa dipahami sebagai suatu penataan cerita. Cara ini telah dika-
takan Lukas juga pada awal Injilnya dengan istilah "membukukannya
dengan teratur" (1 :3). Lukas menahan diri untuk tidak mengidentifikasi
Yahanes Pembaptis dengan "Elia yang bangkit dari ke';"atian", seperti
yang dilakukan oleh Matius dan Markus. Alasan Lukas melakukan hal
seperti itu karena Lukas menggunakan motif Elia, baik untuk Yahanes
maupun Yesus, seperti halnya ia menggunakan motif Samuel untuk
keduanya. Jadi kegagalan Lukas untuk tidak memperlakukan Yahanes
sebagai Elia pada bagian ini tidak bisa dijadikan bukti bahwa Lukas ti-
dak melihat hubungan Yohanes dan Yesus sebagai hubungan antara
pembawa kabar Mesias dan sang Mesias sendiri. Pemahaman Lukas
tentang hubungan itu tercerrnin jelas dalam 1 :76. Karena itu upaya un-
Pekerjaan Yesus di Calilea
23
tuk menempatkan Yohanes dan Yesus pada waktu yang berbeda ternya-
ta tidak beralasan.
Cerita tentang tiga jenis pencobaan yang dialami .Yesus (4:1-13)
merupakan cerita Lukas yang paralel dengan Matius. Markus juga me-
ngatakan bahwa Yesus dicobai tetapi ia tidak membagi pencobaan itu
dalam tiga episode. lni menunjukkan bahwa cerita Lukas. seperti hal-
nya Matius. berasal dari sumber khusus yang disebut "sumber perkata-
an" (sumber tentang perkataan-perkataan Yesus). yang oleh para ahli
dinamakan sumber Q. Versi Lukas tentang cerita ini berbeda beberapa
hal dengan versi Matius. Karena itu para ahli berpendapat bahwa Lukas
mengubah cerita ini untuk maksud editorial lnjilnya. Setiap versi cerita
disesuaikan dengan teologi editor cerita itu, sedemikian baik sehingga
keaslian versi Matius tidak bisa diperkirakan. Salah satu perbedaan ke-
dua lnji! tampak dalam cerita pencobaan Yesus. Terlihat bahwa urut-
urutan ketiga pencobaan berbeda dalam masing-masing lnji!. Dalam In-
ji! Matius, pencobaan yang berkaitan dengan Bait Suci terjadi pada ta-
hap kedua, sedangkan dalam Lukas terjadi pada tahap ketiga. Dalam
lnjilnya Lukas menggambarkan banyak peristiwa penting yang terjadi
di Yerusalem, dan karena itu bukan tidak mungkin bahwa dia meng-
ubah urutan tersebut untuk menjadikannya kiimaks. Namun tidak ter-
tutup kemungkinan pula bahwa urutan seperti Lukas itulah yang ter-
dapat dalam sumber Q. Selanjutnya Lukas juga tidak mengatakan bah-
wa Yesus ada di atas gunung ketika Setan menunjukkan kepada-Nya
"semua kerajaan dunia". lni disebabkan karena bagi Lukas gunung se-
Ialu menjadi tempat penyataan Allah. Sebaliknya bagi Matius gunung
merupakan tempat yang baik untuk melihat ke sekeliling. Lukas juga
cukup realistis untuk menyadari bahwa tidak ada satu tempat pun di
dunia di mana seluruh kerajaan di duma bisa kelihatan jelas.
Perikop ini juga sangat penting bagi kita dalam me.!'l@ami penaf-
siran Lukas yang cenderung membagi waktu dalam tahap-tahap terten-
tu. Cerita pencobaan berakhir dengan kepergian setan meninggalkan
Yesus "dan menunggu waktu yang baik". Karena setan tidak pernah di-
sebut lagi hingga pasal22:3, ketika ia masuk ke dalam diri Yudas lskariot,
maka hal ini cenderung diartikan bahwa setan tidak aktif bekerja di
antara kedua tahap tersebut. Jadi aapat dikatakan juga bahwa maBa
ketika setan tidak aktif itu adalah masa keselamatan. Pada waktu ter-
sebut banyak terbuka kemungkinari. meramalkan wujud kerajaan Allah
24 [ujil Lukas sebagai Gerlla
yang akan diberlakukan itu. TEltapi apabila kita sadar bahwa dalam Injil
ini Yesus digambarkan sering mendapat perlawanan baik dari manusia
maupu)1 dari kuasa-kuasa adikadrati yang berada di bawah kuasa se-
tan, maka teari tersebut tidak bisa diterima. Jelas bahwa teari itu cen-
derung terlalu membesarkan ketidakmunculan nama setan dalam cerita
itu. Bahkan setan hanya disebut sekali lagi dalam Injil ini setelah ia di-
aktifkan kembali (22:31) dan hanya disebut dua kali lagi dalam seluruh
tulisan Lukas (Kis. 5:3 dan 26:18). Kenyataan ini memperlihatkqn bah-
wa pada dasarnya sel'll:l tiqak terlalu penting dalam tBologi Lukas.
Kita akan lebih jelas memahami cerita tiga tahapan pencobaan
Yesus itu kalau kita bertalak dari identitas Yesus sebagai Anak Allah.
Identitas tersebut telah ditetapkan baik dalam cerita tentang baptisan
maupun dalam silsilahnya. Dua pencobaan ilu dimulai dengal} ung-
kapan "Jika Engkau Anak Allah ... " Pokok permasalahan di sini adalah
apa arti menjadi Anak Allah bagi Yesus. Sebagian jawabnya adalah
bahwa esus "penuh dengan Roh Kudus" dan "dibawa oleh Roh Kudus"
(4:1). Dengan tidak menyerah kepada kehendak setan Yesus menunjuk-
kan bahwa Ia adalah Anak Allah yang dipenuhi dengan Roh Kudus.
Itulah sebagian cara Lukas menggunakan cerila yang diwarisinya dari
tradisi. Tetapi cerita itu juga menggambarkan Yesus sebagai Adam ke-
dua, yang memperbaiki ketidaktaatan Adam dengan cara menolak un-
tuk menyerah kepada pencobaan. Maka silsilah yang bermula pada
Adam memperoleh maknanya di sinL Melalui kesaksian Yohanes Pem-
baptis, dengan turunnya Roh Kudus, daftar silsilah, dan penolakan Yesus
terhadap pencobaan, maka Yesus dinyatakan oleh Lukas sebagai Ia
yang memenuhi setiap persyaratan yang diperlukail untuk memulai
karya mesianis-Nya.
2. Permulaan Pekerjaan
Menceritakan bagaimana Yesus memulai pekerjaan-Nya adalah suatu
tantangan penceritaan yang cukup rumit. Apa saja wujud pekerjaan
Yesus harus ditetapkan secara jelas. Pekerjaan Yesus di berbagai tempat
bukan sekadar perlu dilaporkan tetapi juga harus dipikirkan. Berbagai
karakter orang-orang yang terlibat harus dikenali, dan para pembaca ha-
rus dibimbing untuk mengenal hal-hal yang dilakukan serta dikatakan
oleh Yesus. Lukas memulai laparan atau cerita tentang tahap baru ini
Pekerjaan Yesus di GuliJea
25
dengan sebuah permulaan yang dramatis tentang khotbah Yesus di si-
nagoge Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan. Peristiwa Nazare! sendiri
sudah menjadi bukti kuat untuk menulak pandangan bahwa antara pe
ristiwa pencobaan Yesus dan peristiwa Yudas Iskariot, adalah waktu
keselamatan yang penuh ketegangan.
Dengan gaya bahasa yang singkat tetapi jelas Lukas menggambar-
kan permulaan pekerjaan Yesus demikian, "Dalam kuasa Roh kembali-
lah Yesus ke Galilea", dan " ... Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di si-
tu dan semua orang memuji Dia." Ketika Yesus kembali ke kota-Nya,
Nazaret, tampaknya Ia akan diterima dengan tangan terbuka seperti yang
terjadi di kota-kota lain. Dalam eerita ini Lukas menjelaskan tentang
ibadah yang berlangsung di sinagoge itu, melebihi laporannya tentang
ibadah di tempat-tempat lain. Di sini Yesus sebagai seorang tamu yang
dihormati diberi kesempatan untuk membaea gulungan kitab para nabi
dan menjelaskan maknanya. Ayat yang dipilih adalah Yesaya 61:1-2,
bahwa nabi melihat dirinya sebagai seorang yang telah diumpi Roh un-
tuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin dan memberitakan
kebebasan kepada orang-orang yang menderita karena berbagai per-
soalan. Dalam khotbah-Nya Yesus mengatakan kepada umat bahwa pe-
rikop yang dibaea itu adalah nubuat mengenai diri-Nya sendiri, dan
nubuat tersebut terwujud di depan mereka pada saat ilu juga.
Perikop tersebut memang telah ditafsirkan seeara mesianis di za-
man Lukas bahkan zaman sebelumnya. Kata mesias memang berarti
"yang dimapi". Demikian pula tindakan pembebasan yang tertulis da-
lam perikop tersebut adalah tanda-landa bahwa berkat zanlan mesianis
telah datang. J adi jelas bahwa Lukas memahami khotbah di Nazaret
sebagai Qlval pernyataon Yesus mel1genai misirVya sendiri. Kemudian
dalam 7:22, pentingnya perikop tersebut semakin ditonjolkan. Yohanes
Pembaptis yang berada dalam penjara mengutus orang untuk bertanya
apakah benar Yesus adalah Ia yang dinantikan, apakah Ia Sang Mesias
yang diharapkan atau bukan. Jawab Yesus adalah, "Pergilah dan kat a-
kanlah kepana Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang
bula melibal ... orang lumpuh berjalan orang luli mendengar ..
orang mati dibangkitkan ... kepada orang miskin diberitakan kabar baik."
Dengan kala lain, semua janji yang disampaikan Yesaya kini telah men-
jadi kenyataan.
26
rnjil Lukas sebagai Centa
Namun pertanyaan yang sebenarnJTa adalah, "Kesalahan apa yang
sebenarnya terjadi di Nazaret?" Pada permulaannya seluruh umat sa-
ngat terkesan dengan khotbah itu. Persoalan mulai timbul ketika me-
reka bertanya, "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Yesus berpaling kepada
mereka dan berkata, "Sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di
tempat asalnya." Ia lalu menuduh mereka sebagai orang-orang yang ha-
nya ingin melihat-Nya membuat mujizat. Sikap Yesus terhadap perha-
tian mereka pada mujizat yang dilakukan Elia dan Elisa kepada orang-
orang kafir dan bukan kepada orang-orang Yahudi sendiri. Pada waktu
itulah mereka menjadi sangat marah, sehingga mereka membawa-Nya
keluar dan mencoba untuk mendorong-Nya jatuh dari tebing. Apa yang
terjadi? Apa yang salah? Suasana mulai berubah ketika mereka berta-
nya, "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Pertanyaan ini menl,lnjukkan ,bah-
wa mereka ingin menanggapi Yesus sehubungan dengan asal-usul ma-
nusiawi-Nya dan bukan dari misi ilahi yang diemban-Nya. Ketika Yesus
memantau motivasi di balik pertanyaan mereka, Ia tahu bahwa umat
ini tidak pernah dapat menghormati dan menghargai-Nya.
Adegan ini merupakan suatu nubuat tentang seluruh pekerjaan
Yesus dan penolakan-Nya oleh orang Israel. Juga adegan ini mengan-
dung implikasi tentang suksesnya misi kepada orang kafir yang dila-
porkan kemudian dalam Kisah Para Rasul. Dapat dikatakan bahwa ade-
gan ini merupakan nubuat baik tentang kemesiasan Yesus dan juga pe-
nolakan umat-Nya sendiri terhadap diri-Nya sendiri. Adegan ini mem-
pertajam salah satu aspek kemesiasan Yesus yakni bahwa Yesus adalah
seorang nabi. Juga ciri pemahaman Lukas tentang kekayaan nubuat ju-
ga muncul di sini, bahwa peristiwa ini merupakan mibuat tentang se-
gala hal yang akan terjadi. Bagi Lukas, baik kejadian ataupun perkataan
bisa saja berfungsi sebagai nubuat.
Pada bagian berikutnya, Yesus mulai melakukan program yang di-
beritakan-Nya di sinagoge Nazaret ilu. Di sinagoge Kapernaum serta
daerah-daerah lain Yesus diterima dengan layak. Perlu pula dicatat bah-
wa dalam seluruh bagian ini (4:31-44), Lukas sangat mengikuti laporan
Markus dengan hanya membuat perubahan-perubahan kecil. Namun
Lukas menunda cerita tentang pemanggilan para murid dalam 5:1-11,
agar Lukas dapat terus mempertentangkan dengan cerita penyambutan
Yesus di sinagoge-sinagoge lain. Penundaan cerita tentang pemanggilan
Pekerjaan Yesus di CaliJea
27
para murid ini pada dasarnya memberi Lukas kesempatan untuk me-
manfaatkannya lebih balk, pada saat yang tepat.
Dalam versi Markus, semua materi ini sangat era\ berkaitan de-
ngan penekanan teologis penginjil Markus. Markus memahami Yesus
sebagai Ia yang meresmikan zaman baru Kerajaan Allah, dengan meng-
akhiri kontrol kuasa-kuasa jahat yang selama ini menguasai sejarab.
Perikop-perikop itu juga mengandung berbagai karakteristik lema Markus
mengenai "rabasia mesianis". Di tangan Lukas, tema-tema Markus ter-
sebut tidak dijadikan tema-tema penting. Namun Lukas menggunakan
materi tersebut untuk menjelaskan pikirannya sendiri.
Dari daftar nubuat Nabi Yesaya mengenai kegiatan penyembuhan
yang diambil dan digunakan Lukas sebagai program pelayanan Yesus,
tidak menyebutkan tentang pengusiran roh-roh jahat dan setan. Umat
Israel baru tertarik membicarakan masalah tersebut setelah Kitab Yesaya
selesai ditulis. Tetapi menarik bahwa dalam ketiga Injil sinopsis, pe-
kerjaan Yesus yang berkaitan dengan pengusiran setan merupakan sa-
lah satu tanda penting identitas mesianis-Nya. Menarik pula bahwa In-
jil Yohanes tidak menyebut apa pun tentang kegiatan tersebut. Penyem-
buhan orang yang dirasuk setan di sinagoge Kapernaum meru pakan
salah satu alasan utama keberhasilan Yesus di sana dan penyebaran ke-
masyhuran-Nya (4:36-37).
Setelah peristiwa penolakan-Nya di sinagoge Nazaret, penerimaan
Yesus di sinagoge Kapernaum menjadi sangat penlin&, Seperti telab di-
katakan sebelumya, Reristiwa Nazaret merupakan(lluliuat.Y.ang berki-
an dengan keberhasilan misi ke dunia kafir dalam Kisah Para Rasul,
sefelah Yesus disalibkan atas hasutan para pemimpin agama Yabudi.
Keberhasi!an Yesus di Kapernaum, ditekankan Lukas dengan menceri-
takan bahwa orang banyak mengikuti Ia ke tempat sepi untuk menahan
agar Ja tidak meninggalkan mereka (4:42). Dalam Markus, yang merupa-
kan sumber Lukas untuk cerita ini, mereka yang mengikuti-Nya adalab
para murid sendiri. Orang banyak ingin agar Ia tinggal, tetapi Ia harus
pergi ke sinagoge-sinagoge lainnya di Yudea (yang dimaksudkan adalab
sinagoge di seluruh Palestina dan bukan banya di propinsi bagian sela-
tan). Di sinagoge-sinagoge tersebut penyambutan terhadap Yesus sangat
baik dan penuh entusiasme. "Pemberitaan Jnji! KeraJaan Allah" (4:43)
dinyatakan lewat lindakan-tindakan penyembuhan yang Yesus lakukan
dalam rangka memenubi nubuat Nabi Yesaya. Dengan mengusir kuasa-
28 lnjil Lukas sebagai Cerita
kuasa jahat dan menyembuhkan berbagai penyakit, Yesus membukti-
kan bahwa Kerajaan Allah telah diresmikan lewat pemberitaan Yesus.
J adi Yesus memberitakan kedatangan Kerajaan Allah baik lewat per-
buatan maupun lewat perkataan-Nya.
Walaupun cerita tentang penyembuhan mertua Petrus diperoleh
Lukas dari Markus, cerita ini penting bagi Lukas guna memberi keseim-
bangan bagi cerita penyembuhan seorang laki-laki di sinagoge Kaper-
naum. Lukas sering menyeimbangkan cerita yang berpusat pada laki-
laki dengan cerita yang berpusat pada perempuan, seperti dalam nubuat
Simeon dan Hana pada waktu bayi Yesus dibawa ke Bait Suci. Itulah
salah satu ciri Lukas yang memperha!ikan mereka yang !idak dliiB;'hQ:
!ikon .
Seperti yang diperlihatkan sebelumnya, Lukas tidak membiarkan
cerita mengenai panggilan Petrus dan kedua anak-anak Zebedeus pada
urutan kronologis yang disediakan sumber Markus. Dalam cerita Markus,
mereka d\panggil beberapa saat sebelum pengutusan kedua belas murid,
sehingga pemunculan mereka pada waktu yang relatif cepat ini mung-
kin merupakan cara bereerita Markus yang tidak terlalu mulus. Tujuan
Markus adalah sekadar memperkenalkan para murid sebelum mereka
tampil dalam peristiwa Kapemaum dan dalam eerita-cerlta kontrover-
sial berikutnya. Sebaliknya Lukas punya maksud lain dalam pencerita-
annya. Lukas tampaknya telal). mulai mempersiapkan jalan untuk ber-
bagai peristiwa yang akan terjadi dalam Kisah Para Rasul. Bagi Lukas,
fungsi utartla kedua belas murid bukanlah perpanjanganpekerjaan
Yesus selama masa hidup-Nya di dunia seperti yang digambarkan da-
lam Markus. reta;;n.ara mUJ'id lebih difungsikan sebagai saksi setelah
peristiwa kebangkitan, yang memungkinkan terbentuknya komunitas
yang dipenuhi Roh Kudus di Yerusalem dan penyebaran komunitas
yang sama sampai ke Roma, pusat dunia. Kesaksian itu telah disiapkan
bukao hanya lewat pemunculan tokoh-tokoh yang akan berperan da-
lam bagian drama i!u, tetapi juga dalam ben!uk penangkapan ikan se-
cara ajaib. Seperti halnya para nelayan menangkap ikan secara ajaib
dalam ceri!a inL demikian pula yang akan dilakukan pada penjala ma-
nusia kepada orang lain dalam Kisah Para Rasu!.
Susunan cerita penangkapan ikan secara ajaib ini menimbulkan
sejumlah persoalan bagi para pakar. Tata letak cerita ketika Yesus di-
perlihatkan duduk dalam perahu untuk mengajar orang yang berdiri di
Pekerjaan Yesus di GaWea
29
pantai, tampaknya merupakan cerita yang dipinjam dari Markus 4:1.
Selain itu kata kunci "penjala orang" muncul juga daiam Markus 1 :17.
Tetapi cerita tentang penangkapan ikan tidak rnirip dengan Jnjil sinop-
sis lain. Cerita yang agak paralel, walaupun kerniripannya sangatlah ke-
cil, adalah eerita Yesus memberi makan lima ribu orang, yang di da-
larnnya Yesus digambarkan melipatgandakan makanan yang tersedia.
Satu-satunya eerita yang agak mirip adalab dalam Inji! Yohanes, tetapi
cerita ini muncul sebagai eerita sesudah kebangkitan, sebagai tambab-
an injilnya (Yoh. 21 :4-14). Walaupun tetap terlihat banyak perbedaan,
sekaligus juga ada banyak persamaan. Berbagai perdebatan berkembang
seputar persoalan, apakah cerita ini berkaitan dengan masa pelayanan
Yesus seperti dalam Lukas ataukah cerita itu bagian dari cerita-cerita
penampakan Yesus sesudah kebangkitanNya, seperti yang dikemuka-
kan dalarn Jnjil Yohanes. Persoalan ini tidak menjadi fokus perhatian
kita kali ini. Karena menurut pemahaman Lukas, cukup melihat bahwa
Lukas menggunakan eerita ini seeara khusus untuk memperlihatkan
bagaimana pelayanan Yesus disebarkan melalui pekerjaan para murid-
Nya. Ciri khas Lukas dalam eerita ini adalah penekanan ten tang keta-
kutan Petrus di hadapan fenomena adikodrati.
Dalam seri cerita dalam 5:12-6:11, Lukas sangat mengikuti alur ee-
rita Markus, dengan hanya mengubah gaya bahasa dan penggunaan is-
tilah, agar eerita itu lebih relevan bagi pembacanya yang berlatar bela-
kang Helenis. Contohnya, Lukas mengubah cerita tentang pemungut
eukai yang di rumahnya Yesus makan. Pemungut cukai tersebut adalah
seorang Lewi yang baru saja bertobat (Luk. 5:29, bnd. Mark. 2:15). Con-
toh lain, Lukas meneeritakan bahwa Yesus menyembuhkan orang lum-
puh dalam rumah yang beratap genteng. Atap genteng baru digunakan
di daerah pembaea Lukas, sedangkan atap dari tanah liat digunakan di
Palestina seperti dalam Markus 2:1-12.
Apabila hal penting peristiwa yang terjadi dalam eerita ini jelas
bagi pemahaman orang modern, maka seliap cerita ini akan mengem-
bangkan kesadaran para pembaca tentang pentingnya Yesus. Cerita pe-
nyembuhan orang kusta umpamanya, bukanlah suatu cerita mujizat pe-
nyembuhan biasa. Bukan hanya karena penyakit itu bisa mengakibat-
kan caeat yang hebat. Malah harus dikatakan bahwa maksud Alkitab
dengan sakit kusta bukanlah semata-mata sakit kusta yang sesungguh-
nya, tetapi menunjuk kepada suatu kondisi yang sangat parah. Setiap
30
InjiI Lukas sebagai Genla
penyakit kulit yang kusta dianggap sebagai sesua-
iu yang najis secara hulmm agama. Makna penajisan sangat kuat di sini
dan oleh karena itulah Alkitab tidak menggunakan istilah menyembuh-
kan kusta tetapi menyuciksn/membersihkan kusta. Karena itu kemam-
puan Yesus menyembuhkan kondisi yang menakutkan ini lebih dite-
kankan daripada karya mujizat biasa lainnya. Dalam Imamat 13 dan 14
ada banyak peraturan yang dengannya imam dapat menetapkan bahwa
penderita kusta telah dianggap sembuh, tetapi Yesus digambarkan se-
bagai la yang memiliki kuasa menghilangkan hal itu. Argumen yang
mau ditekankan di sini adalah bahwa penyakit yang bersifat adikodrati
itu hanya bisa disembuhkan pula oleh orang yang memiliki kuasa adi-
kodrati pula.
Selanjutnya, penyembuhan orang lumpuh merelleksikan kuasa 'yesus
untuk mengampuni dosa. Bertolak dari kepercayaan bahwa Allah saja
yang bi&a mengampuni dosa dan bahwa la barn akan melakukannya
setelah kebangkitan, maka klaim tentang identitas Yesus menjadi sangat
mutlak. Seperti halnya Markus, Lukas juga menunjuk Yesus dalam
cerita ini seb;.gai "Anak Manusia". Gelar ini merupakan kunci pema-
haman Lukas tentang Yesus, walaupun harus dicatat bahwa pema-
haman Lukas tentang gelar Anak manusia tersebut berbeda dengan pe-
mahaman Markus. Pemahaman Lukas tentang gelar ini harus ditarik da-
ri cara ia menggunakan gelar'tersebut di tempat-tempat lainnya.
Dalarn peristiwa Yesus makan bersama Lewi dan teman-temannya,
superioritas Yesus tercermin dalam sikap terhadap semua aturan yang
berkaitan dengan ritus kesucian pada meja makan. Karena aturan-
aturan tersebut dianggap berasal dari hukum Musa maka dapat disim-
pulkan bahwa kuasa atau wibawa Yesus melampaui kuasa Musa. Ka-
rena itu Yesus dapat mengubah aturan yang disahkjrn melalul Musa.
Bahkan melalui diskusi tentang puasa, nyata bahwa kehadiran Yesus di
dunia bisa mengecualikan semua kewajiban yang berkaitan dengan ke-
salehan. Digambarkan bahwa Yesus lebih besar dari Sabat, sehingga
para murid-Nya diperbolehkan untuk tidak memenuhi tuntutan Sabat,
dan bahkan Yesus sendiri menyembuhkan pada hari Sabat. Dalam du-
nia yang oleh para sosiolog disebut dunia modern, hukum yang mela-
rang bekerja pada hari Sabat, khususnya larangan memetik gandum
dalam perja!anan melalui ladang gandum atau tindakan menyembuhkan
orang, bisa dianggap sebagai larangan yang tidak terlalu realistis.
Pekerjaan Yesus di CaWea
31
Narnun pada zaman Yesus, larangan tersebut sangat ditekankan. Ke-
simpulan kajian terhadap implikasi semua cerita ini adalah bahwa Yesus
dipahami sebagai Ia yang lebih berwibawa atas semua )embaga agama
dalarn Perjanjian Larna. Yesus memiliki kewibawaan ilahi. Karena
Lukas di sini menggunakan materi Markus dengan hanya membuat se-
dikit perubahan, kita tidak terlalu yakin apakah Lukas sendiri menya-
dari implikasi-implikasi tersebut. Kemungkinan besar Lukas hanya me-
ngulang saja tradisi yang diturunkan kepadanya.
Setelah mengikuti tu!isan Markus dari dekat, segera Lukas meng-
ubah tata letak dua paragraf berikutnya (6:12-19). Markus mencerita-
kan Yesus berbicara kepada para wakil daerah dua belas suku Israel,
dan Yesus memilih orang-orang yang akan diangkat dari antara mereka
(Mrk. 3:7-8). Sebaliknya Lukas menceritakan Yesus menyembuhkan
orang banyak setelah pemanggilan dua belas murid. Di sini kedua pe-
nulis sebenarnya menekankan pokok yang sarna tentang pemanggilan
dua belas murid. Keduanya sarna-sarna melihat adanya larnbang pemba-
ngunan kembali duabelas suku Israef Pemaharnan Lukas terhadap hal
ini ter!ihat jelas dalarn 22:30, ketika Yesus berkata bahwa kedua belas
murid ini akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas
suku Israel. Untuk itu Lukas mengubah tata letak materi Markus untuk
mempersiapkan tata letak khotbah di Bukit yang segera menyusul.
Seperti ter!ihat di atas, Lukas dan Markus menekankan aspek yang
berbeda dari pelayanan kedua belas murid. Bagi Lukas kepentingan
mereka terletak pada peristiwa-peristiwa setelah kebangkitan, ketika
para murid akan menjadi saksi terhadap peristiwa kebangkitan. Hal ini
ditunjukkan dengan cerita pengangkatan Matias untuk mengisi lowong-
an setelah kematian Yudas (Kis. 1:15-26). Lukas bahkan menekankan
betapa pentingnya para murid dengan menceritakan bahwa Yesus ber-
doa semalarn suntuk sebelum memilib mereka (6:22). Lukas juga meng-
gunakan istilah rasul untuk menunjuk mereka, lebih banyak dari Markus
dan Matius, yang masing-masing hanya sekali menggunakan istilah ter-
sebut. Tarnbahan Kitab Kisah Para Rasul kepada Injilnya juga memberi
kesempatan kepada Lukas untuk mengembangkan pemaharnannya yang
khas ini tentang peranan dua belas murid.
32
Jnjil Lukas sebagai Cerita
3. Ajaran Profetis
Kedua belas murid ini diangkat di atas gunung, yang di dalam Inji!
Lukas inerupakan lambang tempat berkomunikasi dengau A-llah. Jadi,
mereka seolah-olah diangkat ke wi!ayah yang suci. Kemudian mereka
tumn bersama Yesus untuk bertemu dengan umat di dataran rendah,
yang merupakan dataran hidup setiap hari. Kita diingatkan di sini ten-
tang Musa yang harus naik ke Gunung Sinai untuk menerima hukum
dan kemudian turun memhawa hukum itu kepada umat Israel. Karena
Lukas sering menggunakan bahasa Yunani Septuaginta dengan gaya
Semitis, kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah Lukas meng-
gunakan bahasa Perjanjian Lama ataukah ia menginginkan pembaca
memahami peristiwa Perjanjian Baru dari terang teks Perjanjian Lama
yang dipinjamnya. Namun dalam Kisah Para Rasul '3:22 dijelaskan bah-
wa Lukas memahami Yesus dalam arti Nabi seperti Musa sesuai pen-
jelasan UJangan 1 B: 19.
Walaupun Khotbah di Bukit dalam Markus ditempatkan pada
tempat yang relatjf sarna dengan khotbah di dataran dalam Lukas, dan
materi pada permulaan dan akhir kedua kbotbah ini sarna, narnun ada
beberapa perbedaan antara keduanya. Perbedaan yang sangat menonjol
adalah mengenai panjang masing-masing khotbah. Khotbah dalarn Ma-
tius berisi 107 ayat, sedangk,pn khotbah dalam Lukas hanya berisi 30
ayat. Banyak materi khotbah dalam Inji! Matius digunakan oleh Lukas di
tempat lain, khususnya pasall1-13, 16. Keduanya jelas mengarnbi! ma-
terinya dari sumber yang sama yaitu sumber Q, tetapi sukar untuk me-
nentukan apakah salah seorang dari mereka telah mengubah materi ter-
sebut secara besar-besaran. Bahkan, tidak mungkin mengetahui apakah
materi-materi tersebut sampai di tangan mereka dalam bentuk yang
hampir sarna.
Kedua khotbah tersebut dimulai dengan ucapan berbahagialah,
pernyataan yang ditujukan bagi kelompok orang tertentu. Ada dua kata
dalam bahasa Yunani yang bisa diterjemahkan ke dalarn bahasa Inggris
dengan blessed (berbahagia). Kata berbahagialah yang digunakan di sini
berarti bahwa orang-orang terse but adalah mereka yang dalam kedu-
dukan yang berbahagia dan beruntung. Sebuah kata berbahagialah lain-
nya berarti bahwa orang-orang itu telah diberkati oleh Allah dalam arti
yang sangat temis. Jumlah ucapan berbahagialah dalam Lukas sekitar
Pekerjaan Yesus di Galilea
33
setengah jumlah ucapan berbahagialah dalam Matius. Lukas hanya ber-
bicara tentang kebahagiaan mereka yang miskin, lapar, menangis, dan
yang dibenci. Matius menambabkan dengan mereka yimg lembut ha-
tinya, berbelas kasihan, murni hatinya, pembawa damai, mereka yang
difitnah. Perhatikan bahwa keempat tambaban pada Matius ini meru-
pakan sikap hidup yang positif. Bahkan kategorikategori yang sama de-
ngan Lukas telab diberi nilai etis, yakni Matius berbicara tentang mere-
ka yang miskin secara rohani. Sedangkan yang ia maksudkan gllngan
lapar adalah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran.
Lukas tampaknya lebih banyak mengacu kepada mereka yang
s u ~ g g u h s u n g g u h menderita, terpinggirkan, dan yang tertindas. Juga
keempat ucapan berlJahagialah itu diikuti dengan keempat ucapan cela-
kalah, yang mengarah kepada nasib buruk yang akan menimpa orang-
orang kaya, yang kenyang, yang tertawa dan dipuji. Tema ini jelas me-
rupakan kebalikan kekayaan kerajaan Allab, suatu tema yang menanjal
dalam cerita-cerita masa kecil Yesus.Dengan kata lain aeuannya adalab
kepada persekutuan Kristen Anawim, yaitu k(1llm miskin yang meru-
pakan sisa umat Israel yang tetap setia. Mereka ini menunggu masa
penghiburan bagi Israel dan mereka menemukannya dalam Yesus sang
Mesias. Perbedaan lain ueapan berbahagialah antara Lukas dan Matius
adalab babwa Matius menggunakan pernyataan-pernyataan abstrak da-
lam bentuk orang ketiga (berbabagialab mereka yang miskin seeara ro-
hani) sedangkan Lukas mengarabkan khotbab Yesus langsung kepada
para murid dan menggunakan bentuk orang kedua (berbabagialab ka-
mu yang miskin).
Ucapan berbahagialah dan ueapan celakalah merupakan pernya-
taan tentang penghakiman, tentang pemisahan radikal atas manusia ke
dalam dua kelompok. Tetapi pemisaban ini bukan didasarkan atas ala
san sosial ekonomi saja. Justru pemisahan ini lebih banyak mengan
dung alasan teologis daripada alasan sosiologis. Bagian akhir khotbab,
seperti yang dilakukan Lukas, bisa dipabarni sebagai upaya menjelas-
kan apa artinya menjadi miskin, lapar, menangis dan dibenci, atau de-
ngan kata lain apa artinya menjadi murid, dan apa arti menjadi anggota
Kristen yang Anawim.
Pembalikan ini juga diharapkan terjadi juga dalam standar tingkah
laku, seperti panggilan untuk mengasihi musuh, berbuat baik kepada
mereka yang membenci kita, dan berdoa bagi orang yang meneaci kita.
34 fnji! Lukas sebaga; C.nta
Pemb'llikan tersebut bukan hruiya harns diberlakukan dalam kata-kata
tetapi juga dalam perbuatan nyata. Karena itu berilah kepada setiap
orang y8.ng meminta kepadamu dan berilah kepadanya melebihi apa
yang ia inginkan. Motivasi terdalam di balik standar perilaku ini adalah
apa yang disebut Golden Rule (Kaidah Emas). Bentuk negatif Kaidah
Emas ini telah muncul berkali-kali dalam Yudaisme, yakni jangan
memperlakukan orang lain sebagaimana engkau tidak menghendaki
orang lain memperlakukan kepadamu. Khotbah di bukit di dataran me-
rupakan tempat pertama ketika hukum ini dibuat dalam bentuk pernya-
taan yang lebih inklusif dan merupakan tuntutan positif, yaitu perla-
kukanlah orang lain sebagaimana engkau suka orang lain memperlaku-
kan kepadamu. Apabila seseorang memenuhi standar perilaku radikal ini
maka ia memperoleh kredit, karena mereka yang dengan ce-
lakalah adalah mereka yang melakukan standar perilaku yang lebih ren-
dah. Perj:matan tidak cepat menghakimi orang lain juga termasuk salah
satu perilaku mereka yang bersusah payah memenuhi kaidah emas ini.
Kemudian ada lagi suatu seri pernyataan tentang tema setiap po-
han dikenal pada buahnya, yang mengacu bahwa perilaku seseorang itu
sesuai dengan karakternya. Kita tidak bisa menanyakan arah pada orang
buta. Mereka yang tidak memiliki visi tidak mungkin bisa memperbaiki
visi orang lain. Seperti pohon yang balk menghasilkan buah yang baik,
maka orang yang baik juga akan melakukan hal-hal yang baik pula. Ka-
rena itu menyebut Yesus sebagai Tuhan adalah suatu komitmen untuk
berperilaku sesuai dengan perilaku Kristen anawin!, yaitu perilaku yang
berlawanan dengan mereka yang berperilaku menindas, yang menjadi
sasaran ucapan celakalah tersebut. Dengan demikian mereka memba-
ngun hidupnya di atas dasar yang kuat.
Inilah logika yang mengaitkan Khotbah di Bukit "an khotbah di
dataran menjadi satu.
4. Pelayanan dalam Tindakan
Kemampuan sastra Lukas yang tinggi tercermin jelas dalan! caranya me-
ngembangkan adegan-adegan tertentu yang menimbulkan respons emo-
sional dan peribadahan pembaca Injilnya. Serentak dengan itu sangat
mudah untuk mendeteksi rancangan menyeluruh dari tulisan Lukas.
Pembagian Injil tersebut juga jelas, yaitu membicarakan kelahiran Yesus,
Pekerjaan Yesus di Ga/i/ea
35
pelayanan-Nya di Galilea, perjalanan-Nya dan kehadiran-Nya di Yeru-
salem. Lukas juga menyusun pembagian Kisah Para Rasul sesuai pro-
gram dalam Kisah Para Rasul 1 :8. Yang justru lebih sukaf dilihat adalah
memperhatikan keterkaitan rnasing-asing cerita yang terdapat dalam ke-
lornpok yang lebih besar. Sering terkesan Lukas seolab-olab memasuk-
kan begitu saja materi yang ada tanpa alasan yang kbusus. Karena itu
masalab keterkaitan materi-materi dalam pasal 7 dan 8 umpamanya,
tidak tercerrnin secara jelas. Pasal-pasal tersebut hanya berisi peristiwa-
peristiwa yang terjadi selama pekerjaan Yesus di Galilea.
Seperti halnya Lukas dan Matius harns memasukkan materi-mate-
ri perkotaan-perkataan Yesus yang mereka peroleh dari sumber Q ke
dalam urut-urutan materi Markus pada tempat-tempat yang mereka pi-
lih dan tentukan, mereka juga harns menempatkan cerita-cerita tam-
baban yang ingin mereka gabungkan, baik dari sumber Q, dari sumber-
sumber tertentu atau dari tindakan kreatif mereka sendiri. Setelab meng-
gabungkan suatu bagian pengajaran yang panjang dari sumber Q dalam
kbotbab di dataran, Lukas lalu menyisipkan lagi enam paragraf cerita
yang tidak berasal dari Markus (7:1-8:3).
Cerita pertama adalab tentang penyembuhan hamba seorang per-
wira. Cerita ini juga dikemukakan Matius dan ditempatkan pada posisi
yang sama, yaitu sesudab kbotbab (Mat. 8:5-13). Cerita itu babkan mUll-
cui juga dalam Yohanes, walaupun dalam bentuk yang berbeda (Yoh.
4:46-54), sehingga merupakan salah satu cerita yang terdapat baik da-
lam Injil-injil sinopsis maupun dalam Injil Yohanes. Ada dua perbeda-
an utama antara versi Matius dan versi Lukas. Pertama, berbeda dengan
Matius yang memasukkan beberapa perkataan Yesus, Lukas menyim-
pan perkataan-perkataan Yesus tersebut untuk kesempatan berikutnya.
Selain itu, dalam versi Lukas, perwira tersebut tidak berhadapan muka
dengan Yesus tetapi menggunakan perantara. Perubaban seperti ini sa-
ngat sesuai dengan gaya Lukas yang tidak pernah membiar\qm Yesus
berhubungan langsung dengan orang-orang kafir, dengan tujuan agar
misi kepada orang kafir dikhususkan untuk Kisah Para Rasul. Perwira,
yang digambarkan oleh utusan Yabudinya sebagai orang yang "menga-
sihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumab
ibadat kami", adalab gambaran kbas orang yang takut akan A1lab. Mak-
na ini sering terlihat juga dalam Kisab Para Rasul, yaitu orang-orang
kafIT dikaitkan dengan sinagoge. Dalam lnjil-injil sinopsis Yesus msla-
36
In;i] Lukas sebagai Cerita
kukan dua mujizat dari jarak jauh, yaifu penyembuhan hamba perwira
ini dan penyembuhan anak perempuan Siro Fenisia (Mrk. 7:24-30),
dan keduanya adalah bukan orang Yahudi. Dalam kedua eerita ini di-
gambarkan bahwa iman orang-orang bukan Yahudi ini lebih tinggi dari
iman orang-orang Yahudi sendiri. Hal ini seolah-olah memberi ba-
yangan tentang misi kepada dunia kafir, dan bahwa Yesus lebih dite-
rima di kalangan orang-orang yang tidak mengharapkan Mesias daripa-
da mereka yang justru sedang menanti. Dalam eerita ini, iman yang le-
bih besar itu tercermin pada pemahaman perwira tersebut tentang apa
arti memiliki kuasa.
Cerita tentang Yesus membangkitkan anak muda di Nain, meru-
pakan eerita yang hanya mnneul dalam Lukas (7:11-17), tetapi kuasa
Yesus untuk membangkitkan orang mati adalah teIJla yang muneul da-
lam semua Inji!. Contohnya, kebangkitan puteri Yairus terdapat dalam
Markus 9:21-43, Matius 9:18-26, dan Lukas 8:40-56, dan kebangkitan
Lazarus terdapat dalam Yobanes 11:1-46. Cerita kebangkitan di Nain
ini mengingatkan kita pada eerita tentang Elia yang membangkitkan anak
seorang janda (1 Raj. 17:17-24, bnd. 2 Raj. 4:18-37 tentang Elisa yang
membangkitkan anak seorang wanita yang suaminya masih hidup).
Orang banyak menanggapi tindakan Yesus yang luar biasa itu dengan
mengatakan, "Seorang nabi besar telah muneul di tengah-tengah kita."
lnilah salah satu eontoh bahwa Lukas menafsirkan Yesus dalam tradisi
nabi-nabi I'erjanjian Lama. Dalam kasus ini tindakan Yesus disejajar-
kan dengan Elia, walaupun dalam kasus-kasus lain Lukas juga menye-
jajarkan Yohanes I'embaptis dengan Elia. Memang, beberapa unsur da-
lam eerita ini berfungsi mempersiapkan pembaea untuk memahami
pertanyaan Y ohanes I'embaptis dalam paragraf berikutnya.
Komentar lainnya dari orang banyak adalah "Allah telah melawat
umat-Nya". Penggunaan kata kerja "melawat" di sini mengingatkan kita
kepada berkat Zakharia ketika ia memberi nama kepada Yohanes Pem-
baptis, "sebab Allah melawat umat-Nya dan membawa kelepasan ba-
ginya" (Luk. 1:68). Pelawatan merupakan salah satu istilah yang disukai
Lukas untuk menggambarkan tindakan penyelamatan yang dilakukan
Allah terhadap umat-Nya. Istilah ini tidak hanya muneul dalam eerita-
eerita kelahiran Yesus dan eerita tentang pelayanan-Nya, tetapi juga di-
gunakan Lukas seeara mengesankan dalam eerita tentang Yesus me-
Pekerjaun Ye,us di Galilea
37
nangisi Yemsalem, "karena engkau tidak mengetahui saat, bilarnana
Allah melawat engkau" (19:44).
Dalarn cerita berikutnya Yesus menanggapi pertanyaa1il Yobanes ten-
tang identitas Yesus dengan mengatakan antara lain bahwa "orang mati
dibangkitkan" (7:22). Karena itu cerita pembangkitan janda Nain ini ha-
ms muncullebih dulu dalam urutan tersebut untuk membenarkan klaim
bahwa Yesus adalah Mesias. Tanpa ragu-ragu Lukas menjelaskan bah-
wa cerita itu bukan hanya tentang pelayanan Yesus yang membang-
kitkan orang mati, tetapi Lukas mengharapkan bahwa dengan kebang-
kitan Yesus maka ada pula kebangkitan semua orang Kristen.
Pertanyaan Yohanes dari penjara - "Engkaukah yang akan datang
itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" - telah menimbulkan
berbagai perdebatan sejak zaman para bapa gereja. Orang bertanya de-
ngan heran bagaimana Yohanes yang memiliki begitu banyak informasi
tentang Yesus, sepupunya, yang melayani sebagai bentara-Nya, masih
harus mempertanyakan apakah pemberitaannya selama ini meragukan.
Seperti dinyatakan sebelumnya, pertanyaan yang lebih tepat adalah
berkaitan dengan ayat-ayat yang merupakan kilas historis Yohanes dan
yang berkaitan dengan pemahaman teologis Lukas. Artinya, keraguan
Yohanes terhadap kemesiasan Yesus dalam perikop tersebut mungkin
lebih bersifat historis daripada sekadar upaya pengenalan Yesus seba-
gai Mesias. Dalarn kaitan itu Lukas sendiri tidak melihat pertanyaan
Yohanes tersebut bertentangan dengan hal-hal yang telah terjadi se-
belumnya. Sebaliknya bagi Lukas, pertanyaan Yobanes semata-mata me-
refleksikan !&outUruill Yohanes untuk menipero1"n .natu pemhenaran
atas keyakinannya kepada Yesus yang telah sekian lama ia pegang.
Cerita itu berasal dari materi Q, tetapi di sini Lukas membuat tarn-
bahan - atau Matius menghilangkannya - beberapa cerita tentang pe-
nyembuhan dan pengusiran setan, supaya para utusan Yohanes dapat
menjadi saksi mata tentang pelayanan Yesus. Yang menarik, bahwa
Lukas menyejajarkan jawaban Yesus dengan Yesaya 61:1-2. Kutipan
ayat di sini merupakan pemyataan yang terencana tentang identitas
dan misi-Nya dalam khotbah perdana-Nya di Nazare!.
38

Roh Tuhan Allah ada padaku,
oleh karena Tuhan lelah mengu-
rapi aku; Ia lelah mengutus aku
untuk menyampoikan kobar baik
kepada orang-orang sengsara, dan
merawal orang-orang yang remuk
hali, untuk memberitakan pembe-
basan kepada orang-orang lawao-
an, dan kepada orang-orang yang
terkurung kelepa,an dati penjara,
untuk memberitakao lahun rah-
matTuhan.
[nji] Lukas sebagoi Cerito
Yesus.
Pergilah, dao katakanlah kepada
Yohanes apa yang kamu lihat dan
kamu dengar: Orong buta me]i-
hat orang lumpuh berjalan, orang
kusta menjadi tahir, orallg tuli
mendengar, orang mati dibangkit-
kan dao kepada orang miskin di-
beritnkan kabar baik.
Kepada Yesaya 61:1-2 perlu ditambah dengan Yesaya 35:5-6, "Pada
waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-
orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat
seperti rusa dan mulut orang bisu akan bersorak sorai." Jadi maima
Lukas 7:23 adalah, "Berbahagialah Yohanes apabi!a ia tidak menjadi
kecewa dan menolak Aku", yailu apabila Yohanes tidak ragu-ragu me-
ngakui bahwa Yesus sesungguftnya adalali Ia yang datang.
Yesus kemudian membuat pernyataan definitif tentang status-Nya
yang berkaitan dengan Yohanes Pembaptis. Yohanes adalah nabi dan
bahkan Yohanes dinubuatkan sebagai bentara bagi Mesias (Mal. 3: 1. Per-
lu dieatat juga bahwa dalam Maleakhi 4:5 nabi mengidentifikasikan
sang bentara dengan Elia). Tetapi tentang Yohanes dikatakan, "namun
yang terkeei! dalam Kerajaan Allah lebih besar daripad,anya." Evaluasi
ini sama sekali tidak membedakan masa hidup Yesus dengan Yohanes,
tetapi hanya membedakan antara bentara dan Ia yang diberitakan. Hal
yang sama juga berlaku pada Lukas 16:16, "Hukum Taurat dan kitab
para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu
Kerajaan Allah diberitakan .... "
Menurut Lukas, Yesus dan Yohanes memiliki keterkaitan sangat
erat sehingga Lukas selanjutnya berkata, "Seluruh orang banyak yang
mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui
kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh
Pekerjaan Yesus di Galilea
39
Yohanes." Vngkapan seperti itu tidak bisa dikatakan oleh para pemim-
pin agama mereka. "Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat me-
nolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena meIeka tidak mau
dibaptis DIet Yohanes," Karena itu Yesus membandingkan para pemim-
pin agama itu dengan anak-anak manja, yang akan segera mengambil
kelereng mereka dan pulang ke rumah apabila anak-anak lain tidak ber-
sedia bermain menurut kemauan mereka. Walaupun demikian "hikmat
dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya," dan orang-orang ber-
hikmat telah mengenal kebenaran Hahi ketika hal itu diberitakan ke-
pada mereka, dan mereka juga telah bertindak sesuai ajaran hikmat itu.
Dalam seluruh Injilnya, Lukas membuat perbedaan yang sangat jelas
antara cora orang banyak dan cara para pemimpin menanggapi Yasus.
Perbedaan tanggapan dari pemimpin dan orang banyak - orang mis-
kin, orang tertindas, dan orang berdosa - juga ditekankan dalam cerita
tentang perempuan yang mengurapi Yesus. Posisi cerita ini oleh Lukas
dimajukan dari posisi Markus, yaitu dalam Minggu Suei (Mrk. 14:3-9).
Lukas meniadakan makna pengurapan yang melambangkan penderita-
an dan pemakaman. Namun Lukas menggantinya dengan suatu perban-
dingan yang rinei mengenai tanggapan perempuan itu terhadap Yesus
dengan tanggapan tuan rumahnya, Simon orang Farisi. Penjelasan ten-
tang perbedaan tanggapan tersebut diperlihatkan dalam perumpamaan
tentang dua orang yang berhutang, yang tidak muncul dalam cerita-ce-
rita Injillainnya. Yang menarik, Lukas mengemukakan bahwa Yesus ti-
dak membuat komentar tentang perbedaan tanggapan tersebut, tetapi
Lukas membuat para hadirin menjadi terkejut dengan pernyataan Yesus
tentang kemampuan-Nya mengampuni dosa. Sebelumnya masalah ini
memang telah muneul, dalam kaitan dengan penyembuhan orang lum-
puh (Luk. 5:17-26).
Bagian ini diikuti oleh sebuah pernyataan yang mengemukakan
urutan perjalanan pelayanan Yesus ke kota-kota dan desa-desa untuk
memberitakan "kabar baik mengenai Kerajaan Allah". Dalam perjalan-
an ini Yesus tidak hanya diikuti kedua belas murid tetapi juga sejum-
lah perempuan yang telah disembuhkan-Nya. Para perempuan ini tidak
perlu diidentikkan dengan perempuan yang muncul dalam eerita sebe-
lumnya, yang telah diampuni dosa-dosanya, Bahkan Maria Magdalena
"yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat" tidak perlu dilihat sebagai
seorang yang tidak bermoral, karena dalam Injil sinopsis setan berfung-
40
fnji} Lukas sebagai Cerita
si penyebab penyakit daripada pencobaan. Penyebutan para perempuan
di sini mungkin merupakan eara Lukas untuk menempatkan eeritanya
dalam tata urutan seperti itu. Sebab para perempuan ini akan muneul
lagi di kaki salib Yesus dan dalam komunitas sesudab kebangkitan, dan
karena Lukas ingin mengemukakan mereka sebagai orang-orang yang
menyertai Yesus. Lukas tidak memunculkan mereka menjadi suatu
kejutan bagi para pembaea. Cerita ini juga meru pakan bagian
terhadap kaumperempuan dan kepada kelompok orang-=mg
lemab dan tidak terperhatikan dalam masyarakat.
Sejak aWal kbotbah Yesus di dataran, Lukas terus menyisipkan
materi-materi kbusus ke dalam garis besar Injil Markus, baik materi da-
ri sumber Q, sumber kbusus Lukas, dan yang berasal dari kreatifitasnya
sendiri. Dalam Lukas 8:4 terlihat Lukas kembali kepada Markus dan
mengambil baban-baban kbusus tentang perumpamaan-perumpamaan.
Lukas sangat erat mengikuti Markus, hanya ia mempersingkat dan me-
ngembangl<an gaya Markus dan mengurangi penekanan Markus ten-
tang rabasia Mesianis. Lukas juga mengharapkan agar perumpamaan-
perumparnaan yang digunakan akan lebib mengkomunikasikan pembe-
ritaan Yesus, bukan justru untuk mengaburkannya. Cara pandang ini
sangat berbeda dengan cara pandang Markus. Deugan demikian Lukas
mengubah tata letak (setting) pemberitaan Markus. Kalau Markus men-
eeritakan Yesus berbieara dari ",tas perahu, maka Lukas menceritakan
Yesus berbieara kepada orang banyak yang berkumpul dalam perjalan-
an pekabaran Injil, seperti yang telah dilaporkan pada paragraf-paragraf
sebelumnya. Tetapi perubaban tata letak yang paling menonjol adalah
cara Lukas menyisipkan materi tentang perumpamaan, segera setelah
Lukas membicarakan reaksi orang banyak pada umurnnya terhadap
Yesus, terutama mereka yang tidak beruntung, para pemimpin agama
seperti Simon orang Farisi dan para tamunya. Mereka yang disebut
belakangan ini mewakili perumpamaan tanab yang tidak subur dalam
menerima pemberitaan Yesus.
Pengajaran Yesus tentang perumpamaan-perumpamaan kemudian
diikuti dengan kunjungan ibu dan saudara-saudara Yesus. Cerita ini tam-
paknya telah diubab oleh Lukas dalam dua eara. Pertama menyangkut
penempatan. Markus menempatkannya di tengab kontroversi Beelzebul,
sehingga beberapa orang yang cukup dekat deugan Yesus menganggap
Ia bersikap "tidak waras" (Mrk. 3:21). Karena itu Ia dianggap bersalab
PekeIjaan Yesus di Galilea
41
karena telah menghujat Roh Kudus (3:29-30). Sebaliknya, Lukas me-
nempatkan kunjungan mereka setelah penyampaian perumpamaan-
perumpamaan, sehingga mereka menjadi contoh dari tanah yang subur
tempat benih itu jatuh. Dalam Markus, keluarga Yesus menunggu di
luar, dan Yesus sedang melihat orang banyak yang mendengar-Nya dan
Yesus mengatakan bahwa merekalah saudara-Nya. Sebaliknya, Lukas
menghilangkan gambaran tentang Yesus yang melihat berkeliling, se-
hingga Lukas mampu mengubah makna komentar Yesus. Lukas me-
ngemukakan bahwa anggota keluarga Yesus adalah mereka yang men-
dengar firman Allah dan melaksanakannya! Karena itu gambaran tokoh
Maria konsisten dengan yang dikatakan dalam Lukas 1 :38, saat Maria
berkata, "Sesungubnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menumt perkataanmu itu." Dalam Kisah Para Rasul, ketika keluarga
Yesus muncul dalam komunitas yang terbentuk setelah kebangkitan-
Nya, pemunculan mereka tidak merupakan sesuatu yang mengejulkan.
Lukas kemudian sangat mengikuti Markus dalam mengemukakan
seri cerita mengenai empat mujizat yang dibuat Yesus (8:22-56). Kare-
na Lukas tidak menceritakan Yesus mengajarkan perumpamaan dari
atas perahu seperti yang dilakukan Markus, maka Lukas tidak menja-
dikan perahu itu sebagai alat yang sudah tersedia bagi Yesus untuk di-
gunakan sewaktu-waktu, termasuk menyeberangi danau Galilea. Kare-
na itu Lukas harns memulai rangkaian cerita tentang mujizat-mujizat
itu, tanpa menggambarkannya sebagai kesinambungan dari apa yang
terjadi sebelumnya. Lukas justru memulai ceritanya dengan, "Pada
suatu hari .... " Perlu dicatat bahwa untuk cerita-cerita ini, Lukas hanya
sedikit sekali mengubah teks Markus. Karena gaya Markus adalah gaya
percakapan dan pengulangan, - gaya yang digunakan dalam cerita
rakyat dan bukan gaya sastra - maka Lukas melakukan sedikit polesan
di sana-sini. Lukas juga memiliki perasaan cukup peka sehingga ia
membuang beberapa hal yang dirasa tidak coeok. Contohnya, Lukas
tidak memberi kesempatan para murid bertanya, "Guru, Engkau tidak
peduli kalau kita akan binasa." Walaupun demikian Lukas melakukan
perubahan kedl di sana-sini.
Karena itu makna cerita Markus dan Lukas pada dasarnya tidak
berbeda. Orang-orang di masa lalu sangat takut kepada laut, sehingga
sedapat mungkin mereka tidak berperahu jauh-jauh ke tengah lau!.
Orang-orang Israel juga tidak terlalu menekankan pentingnya laut ka-
42
[nji! Lukas sebaga; Gerila
rena mereka tidak banyak berhubungan dengannya. Lagipula mereka
hanya memiliki sebuah kota pelabuhan dan tidak pernah mengem-
bangkan diri menjadi bangsa pelau!. Karena itu wajar bagi mereka un-
tuk mengaitkan kekuatan laut dengan kuasa chaos. Dengan menunjuk-
kan kuasa-Nya atas angin dan gelombang, Yesus menyatakan identitas
keilahian-Nya. Juga dengan mengusir ribuan roh jahat sekaligus, Yesus
digambarkan sebagai Ia yang di dalam diri-Nya terpusat seluruh kuasa
kebaikan. Yesus juga bisa menyembuhkan penyakit-penyakit yang
tidak tersembuhkan oleh tabib atau pembuat mujizat lainnya selama
dua belas tahun. Bahkan Ia juga bisa membangkitkan orang mati.
Seluruh mujizat ini merupakan bukti tentang status Yesus yang sangat
istimewa.
5. Permulaan dari Suatu Akhir
Pelayanan Yesus di Galilea kini mendekati akhirnya, dan inti bagian
ketiga Jnjil Lukas dipusatkan pada perjalanan ke Yerusalem. Ada ba-
nyak contoh perubahan yang dilakukan Lukas untuk disesuaikan de-
ngan keinginannya. Di sini terdapat dua episode dalam Jnjil Markus,
yang digunakan Lukas untuk ceritanya. Lukas umpamanya mengangkat
penolakan terhadap Yesus di Nazaret pada permulaan pekerjaan-Nya.
Penempatan cerita itu sangat hermakna secara kronologis, serta cacok
bagi Lukas yang berkepentingan untuk bercerita dalam urutan yang balk.
Namun Lukas menggeser mativasi cerita tentang pengutusan kedua be-
las murid yang sangat menonjol dalam Markus. Dengan cara yang sama
Lukas menghilangkan peran Yohanes Pembaptis sebelum Yesus me-
mulai pekerjaan-Nya melalui cerita tentang pemenjaraan Yohanes (3:19-
20). Dengan demikian Lukas tidak perlu melaporkan lagi tentang pe-
menjaraan Yohanes, dan cerita tentang keingintahuan Herodes Antipas
tentang Yesus digunakan Lukas untuk mengisi waktu ketika para mu-
rid pergi melakukan misinya. Lukas juga membuang seluruh cerita ten-
tang tarian Salome, yang menurutnya tidak layak dimasukkan.
Setelah cerita pemberian makan kepada lima ribu orang (9:11-17)
Lukas juga membuang seluruh cerita dalam Markus 6:45-8:27. Bagian
ini, sekitar seperdelapan dari seluruh Markus, mencakup cerita tentang
Yesus berjalan di atas air, penyembuhan di Genesaret, percakapan me-
ngenai hal-hal yang menajiskan manusia, penyembuhan anak perem-
Pekerjaan Yesus di Galilea
43
puan dari seorang perempuan Siro Fenisia, penyembuhan seorang yang
tuli dan gagap, pemberian makan empat ribu orang, orang-orang Farisi
yang memiuta tanda, pengajaran Yesus tentang ragi, dan pencelikan
mata di Betsaida, Penjelasan terbaik mengenai alasan mengapa Lukas
membuang seluruh bagian ini adalah karena Lukas menganggap cerita-
cerita tersebut merupakan pengulangan materi-materi yang telah ia
masukkan, Juga karena dalam Injil Markus sebagian besar cerita terse-
but terjadi dalam wilayah kafir, seperti yang telah dikemukakan eli atas,
seeara hali-hali Lukas membatasi ruang gerak pekerjaan Yesus pada
wilayah orang Yalrudi. Karena Malius dan Markus lidak menulis tulisan
yang setara dengan tulisan Lukas dalam Kisah Para Rasul, maka wajar
bahwa mereka memasukkan materi-materi yang membenarkan misi
terhadap orang-orang kafir. Dengan membuang materi-materi tersebut
maka Lukas berhasil membuat kaitan langsung antara perisliwa pem-
berian makan orang banyak, pengakuan Petrus, dan perisliwa pemulia-
an Yesus, Kepadatan cerita seperti ini, juga gaya bercerita yang berurut-
an, menjadi alasan mengapa Injil Lukas merupakan Injil yang paling
populer dari semua Injillainnya.
Mungkin yang paling istimewa dari cerita Lukas mengenai misi
dua belas murid (9:1-10) adalah bahwa cerita ini kemudian diikuli oleh
misi tujuh puluh utusan (beberapa naskah malah menyebut tujuh pu-
luh dua utusan) dalam 10:1-16. Tidak disebutkan di sini bahwa ke tu-
juh puluh utusan tersebut menerima "tenaga dan kuasa" untuk me-
nyembuhkan seperti yang diterima oleh kedua belas murid (9:1). Teta-
pi karena mereka diperintahkan untuk menyembuhkan orang sakit dan
memberitakan kerajaan Allah, agak sukar melihat perbedaan fungsi ke-
dua kelompok tersebut - atau antara pelayanan mereka dengan pela-
yanan Yesus. Dua beLas murid tidak diutus berdua-dua seperti peng-
utusan ketujuh puluh orang itu (10:1). Ini menandakan bahwa kedua
belas murid menerima wewenang pribadi sebagai orang-orang yang
akan menghakimi kedua belas suku. Kesan umum kedua cerita ini ada-
Lah bahwa kedua-duanya merupakan pengembangan pekerjaan dan ke-
berhasilan Yesus. Nada cerita tersebut berbeda dengan nada cerita
Markus, yang memberi kesan bahwa misi kedua belas murid untuk
mempercepat eskatologi, setelah temyata bahwa tanggapan terhadap
pekerjaan Yesus sangat kurang.
44 Injil Lukas sebaga; Cerito.
Dalarn Jnjil Markus, Herodes sangat takut kepada Yesus, karena ia
menyangka bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit kem-
bali. Narnun dalarn Lukas, Herodes hanya ingin tahu tentang tokoh
yang mengilharni begitu banyak desas-desus dan penafsiran, Herodes
telah mendengar bahwa Yesus diidentifikasikan baik dengan Ella, salah
satu dari para nabi, maupun dengan Yohanes Pembaptis, Hal ini ter-
cermin dari pengakuan para murid dalarn cerita pengakuan Petrus
(9:19). Juga pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah "Mesias dari Allah"
(9:20), telah dibenarkan pula oleh suara dari langit pada peristiwa pe-
muliaan Yesus seperti yang diceritakan dalarn lima belas ayat sebelum-
nya. Jadi sepertiga bagian awal Jnjil Lukas ditutup dengan kesaksian
yang menggemakan identitas Yesus. .
Tidak suatu pun yang dikatakan mengenai keberhasilan misi dua
belas murid, karena laporan dari tujuh puluh utusan' (10:17-20) sudah
cukup untuk mewakili kedua kelompok. Ketika kedua belas murid kem-
bali dari niisi mereka, Yesus tidak membawa mereka ke tempat yang
sunyi, seperti yang dilaporkan Markus. Mereka justru pergi ke Betsruda.
Karena "pembuangan materi" Markus oleh Lukas berawal dari akhir ce-
rita ini, dan karena bagian akhir cerita yang dibuang Lukas itu terjadi di
Betsaida, maka Lukas ingin berupaya tetap mengikuti urutan dasar
yang dibuat Markus. Walaupun demikian Lukas tidak konsisten de-
ngan keputusan tersebut. Ketika para murid meminta Yesus menyuruh
orang banyak yang mengikut Yesus itu pulang, mereka mengatakan bah-
wa mereka kini berada di "temp at yang sunyi" [9:12). Mungkin Lukas
ingin mengatakan bahwa orang banyak itu telah menahan Yesus dalarn
perjalanan-Nya ke Betsaida. Reaksi Yesus terhadap permintaan para
murid sarna sekali tidak mengejutkan mereka. Reaksi yang sarna ter-
ungkap baik dalarn Lukas maupun dalarn Markus.
Cerita pemberian makan orang banyak merupakan salah satu ce-
rita paling populer di kalangan gereja mula-mula. Semua Jnjil sinopsis
dan Jnjil Yohanes juga menceritakannya Markus bahkan menceritakan
dua kali, sekali dengan jumlah lima ribu orang dan kedua dengan jum-
lah empat ribu orang. Cerita ini mengacu kepada beberapa hal, yaitu:
(a) pemberian makan yang luar biasa dalam Perjanjian Lama, yakni pem-
berian manna dalarn perjalanan Exodus dari Mesir; (b) jarnuan makan
mesianis yang melarnbangkan kemenangan Allah pada akhir zarnan;
dan [c) perayaan ekaristi. Melalui pekerjaan Yesus, Allah telah "melim-
Pekerjaan Yesus di Galilea
45
pahkan segala yang baik kepada orang yang lapar", seperti dikatakan
dalarn nyanyian pujian Maria (Luk. 1:53). Penting untuk dicatat babwa
cerita ini merupakan dasar cerita pengakuan Petrus yang dilaporkan
dalarn paragraf berikutnya Keterlibatan para murid khusus dalam me-
layani juga merupakan larnbang cara gereja dalarn Kisah Para Rasul
mempersiapkan keselamatan yang telab dimungkinkan oleh Yesus.
Masalah identitas dan status Yesus selalu memperoleh perhatian
Lukas selama ini, dan dalarn cerita pengakuan Petrus masalab ini di-
sampaikan secara langsung. Lukas menceritakan babwa setelah mem-
beri makan lima ribu orang, Yesus berdoa seperti yang dilakukan-Nya
sebelum Ia menetapkan dua belas murid dan seperti pada saat-saat pen-
ting lainnya. Kemudian Yesus menanyakan kepada para murid menge-
nai siapakah diri-Nya menurut pendapat orang banyak. Perlu dicatat
babwa orang banyak yang baru saja diberi makan secara menakjubkan
itu masih berada di sana dan dengan merekalab Yesus mengadakan
percakapan ini. Mulai dari cerita ini dan selanjutnya, kita perlu mem-
perhatikan kepad."-"SIa.j:ia Yesus menujukan perkataan-perkataan-Nya.
Seperti dikemukakan sebelumnya, jawaban para murid kepada Yesus
adalab beberapa perkiraan seperti yang telah didengar juga oleh Herodes,
babwa Yesus sarna seperti Elia, Yohanes Pembaptis atau salah seorang
nabi dabulu yang telah bangkit. Ketika Yesus menanyakan menurut
mereka sendiri siapakab Yesus, Petrus mewa.kili murid lainnya men-
jawab, "Kristus dari Allab" (terjemahan LA1 "Mesias dari Allab" - ed).
Lukas telab menarnbabkan"dari Allab" pada jawaban Petrus dalam ru-
musan Markus, sehingga Lukas sekaligus mengubab pemaharnan Markus
terhadap jawaban Petrus. Dalarn Markus, setelab Yesus berkata babwa
penting Anak Manusia harns menanggung banyak penderitaan dan ma-
ti, Petrus mencoba berkata kepada Yesus untuk tidak menjalani apa
yang disarankan-Nya sebagai inti panggilan-Nya itu. Ini menunjukkan
babwa yang dimaksudkan Peirus dengan "Kristus" dan yang dimaksud
Yesus dengan "Anak manusia" adalah dua peran yang arnat berbeda.
Dalarn Lukas tidak ada petunjuk sarna sekali bahwa pemabaman Petrus
tentang Yesus adalab pemabarnan yang keliru. Kata "horus" yang di-
gunakan Markus bukan hanya diambil aIih oleh Lukas di sini, tetapi
bahkan digunakan Lukas sebagai salah satu kata kunci. Kata ini me-
nunjukkan babwa suatu peristiwa khusus yang terjadi telah merupakan
bagian rencana keselarnatan Allah, dan rencana keselamatan itu telah
46
[njil Lukas sebagai Cerita
dinyatakan kepada umat-Nya lewai berb"gal nubua!. Walaupun Lukas
tidak memllersoalkan keabsaban pengakuan Petrus, namun setelab pe-
ristiwa kebangkitan-Nya, para murid menjadi sadar akan penggenapan
nubuat Perjanjian Lama, babwa Kristus "harus" menderita semuanya itu
untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya " (24:26).
Komentar selanjutnya, ditujukan kepada "orang banyak", adalab
babwa apa yang menimpa Kristus juga akan menimpa orang-orang yang
diselamatkan. Inilab bagian paling jelas dalam Alkitab yang mengata-
kan babwa Kristus menjanjikan para pengikut-Nya babwa keadaan me-
reka akan sama dengan yang terjadi pada diri-Nya. Juga hanya Lukas
sendiri yang mengatakan babwa salib itu harns dipikul "setiap hari".
Kata-kata peringatan babwa pada saat pengadilan nanti orang akan di-
perlakukan sesual dengan sikap mereka terhadap peII)beritaan Krishls,
adalab kata-kata khusus yang mungkin berasal dari komunitas pengha-
sil sumber Q. Dalam Markus, Yesus mengatakan babwa beberapa pengi-
kut-Nya akan melihat " Kerajaan Allab telab datang dengan kuasa", se-
belum mereka mati. Lukas sebaliknya membuang ungkapan "datang
dengan kuasa", sehingga ungkapan "melihat Kerajaan Allab" berarti
suatu pengalaman seperti yang dialarni Stefanus dalam Kisab Para Ra-
suI 7:56, dan bukan menunjuk kepada peristiwa kedatangan Yesus yang
kedua (parousia).
Identitas Yesus belurn dinyQtakan secara lengkap dalam pengakuan
Petrus babwa Yesus adalab Kristus dari Allab, maupun dalam penga-
kuan Yesus sendiri bahwa Anak Manusia untuk menderita, mati, dan
bangkit. Penderitaan dan kerendahan-Nya merupakan sisi lain kemu-
liaan-Nya yang dinyatakan dalam peristiwa pemuliaan dan yang dite-
gaskan lewat suara dari langlt. Yesus yang dinyatakan dalam berbagai
cara tersebut, bukanlab "Pada mulanya adalab Firman" ~ p r t i yang di-
katakan Yohanes, tetapi Anak Manusia yang dimuliakan, yang akan
datang kembali pada akhir zaman.
Sumber yang digunakan Lukas untuk cerita pemuliaan Yesus ada-
lah Markus, namun Lukas juga telab menambahkan beberapa kekhas-
annya. Seperti halnya Yesus berdoa sebelum penetapan kedua belas
murid, dan pengakuan Petrus, Ia juga berdoa sekarang ini. Ketika Musa
dan Elia berbicara dengan Yesus mengenai "kepergian-Nya", kematian-
Nya, yang dalam babasa Yunani berarti exodus-Nya, sehingga peristiwa
keselamatan besar dalam perjanjian barn diidentifikasikan dengan Per-
Pekerjaan Yesus di GaliJea
47
janjian Lama. Di sini pun, kematian dan kemuliaan Yesus tampaknya
dijalin erat. Petrus, Yohanes dan Yakobus, yang merupakan kelompok
terdekat Yesus dalam lingkaran para murid, digambarkan ada bersama
Yesus terUbat dalam peristiwa supernatural itu. Pada mulanya mereka
tidak terlibat dan tidak memahami makna peristiwa tersebut. lni ter-
lihat pada usul Petrus untuk membuat kemah guna memuliakan Yesus,
Musa dan Elia secara sederajat. Kemudian ketiga orang murid ini dili-
batkan dalam kekudusan itu ketika awan yang melambangkan keha-
diran ilahi, seperti dalam peristiwa Keluamn, datang menaungi mereka.
Peristiwa pelibatan mereka dalam kekudusan ini mengingatkan kita
tentang tindakan Yesus membawa kedua belas murid ke gunung, saat Ia
menetapkan mereka menjadi pengikut-Nya (6:12-13).
Perlambangan cerita pemuliaan Yesus itu dipadatkan sedemikian
rupa bagaikan suatu mimpi. Selama itu Yesus telah dipahami sebagai
seorang nabi seperti Musa, sesuai yang dikatakan dalam Kitab Ulangan,
dan juga dipahami seperti Elia yang kembali, seperti yang dijanjikan
Maleakhi. Pada peristiwa Keluaran, Musa memasuki kemah (taber-
nakel), 'tempat di atasnya kemuliaan Allah turun dalam bentuk awan,
dan ketika Musa berbicara dengan Tuhan wajah Musa bercahaya se-
hingga ia harns menyelubungi mukanya (Ke!. 33:9-10; 34:33-35). Se-
perti halnya Yesus lebih tinggi dari Yohanes Pambaptis, demikian pula
Ia lebih tinggi dari Elia maupun Musa. Karena itu mereka tidak di-
perkenankan memperoleh kemuliaan yang sarna dengan Yesus. Lukas
yang sangat menekankan contoh-contoh sikap hidup orang saleh, meng-
gambarkan sikap ketiga orang murid yang ditudungi awan, maupun
sikap mereka yang penuh rasa kagum dan tenang ketika keluar dari
awan. Lukas menganggap sikap tersebut sangat cocok bagi orang-orang
yang telah mengalarni peristiwa-peristiwa kekudusan.
Dalam laporan Markus tentang perjalanan menuruni gunung se-
telah peristiwa pemuliaan Yesus, ketiga orang murtd tersebut berbicara
dengan Yesus mengenai Elia, yang mereka identifikasikan dengan
Yohanes Pembaptis. Lukas membuang bagian ini, mungkin karena Lukas
kadang-kadang menerapkan motif-motif Elia dengan Yohanes Pembap-
tis dan kadang-kadang dengan Yesus. Setelah turun gunung, Yesus me-
nyembuhkan seorang yang menderita ayan, yang tidak berhasil disem-
buhkan para murid. Peristiwa ini menimbulkan rasa kagum luar biasa
terhadap "kemuliaan Allah", yang tanpa diketahui orang banyak, telah
48
[nji/ Lukas sebagai Ceriia
diperlihatkan dalam wujud yang'lebih hebat dalam peristiwa pemu-
liaan di gunung itu.
Materl dalam Lukas 9:43-50 merupakan singkatan dari versi Markus
tentang cerita yang sama. Markus menggambarkan Yesus membuat tiga
nubuat mengenai kematian-Nya dan setiap kali nubuat itu dikemuka-
kan akan diikuti oleh: (a) jawaban yang salah dari salah seorang murid;
(b) sikap atau tindakan seseorang yang bukan murid Yesus, yang me-
nimbulkan reaksi potisifYesus; dan (c) pengajaran Yesus. Pola tersebut
terdapat juga di sini, ketika para murid bertengkar tentang siapa yang
terbesar, dan tentang seorang yang tidak dikenal yang mengusir setan
dengan nama Yesus. Namun di sini terlihat pula bahwa ajaran Markus
tentang kurangnya pemahaman para murid telah sangat dilunakkan.
Pelunakan pemahaman ini menunjukkan bahwa mereka barn akan me-
mahami Yesus secara penuh setelah peristiwa keb;mgkitan-Nya.
1. Awal Perjalanan
3
CERITA LUKAS TENTANG
PERJALANAN YESUS
LUKAS 9:51 - 19:27
Bagian tengah Jnjil Lukas yang akan dibahas ini, sealean-akan merupa-
kan catatan perjalanan Yesus ke Yerusalem, tetapi perjalanan tersebut
tidale memiliki langkah yang pasti maupun arah yang jelas. Memang
dalarn setiap pasal ada garnbaran tentang jarak yang ditempuh dan ke-
giatan yang dilaleukan, tetapi semua garnbaran tersebut tidale lebih dari
sebuah bingkai kerja yang rapuh, yang padanya semua cerita dan ajar-
an dipasang. Di sini Lukas banyak menggunakan materi sumber Q mau-
pun sumber lain tentang Yesus, yang tidak terdapat dalam Injil-injillain-
nya. Termasuk di dalamnya perumparnaan-perumparnaan yang sangat
disukai, yaitu perumparnaan tentang anak yang hilang dan orang Sa-
maria yang murah hati. Upaya mengatur cerita-cerita yang ada secara
berurutan mengalarni kesulitan, sarna seperti upaya menentukan perja-
lanan Yesus secara geogralis. Beberapa ahli telah mencoba memban-
dingkan urut-urutan topik dalam cerita perjalanan Yesus dengan cerita
perjalanan dalarn Kitab Ulangan. tetapi upaya ini pun tidale berhasi!.
Maka dalam pembahasan ini kita tidak akan memperhatikan skema be-
50
InjiJ Lukas sebagai Cerita'
sar perjalanan, tetapi berupaya meinahaIIli hal-hal yang menonjol da-
lam setiap cerita.
Walaujiun cerita perjalanan Yesus ini berisi seri episode yang sa-
ling tidak berkaitan, namun cerita terse but sudah cukup menggambar-
kan perjalanan Yesus, perjalanan yang sangat menentukan. Ungkapan
"mengarahkan pandangan" merupakan suatu ungkapan yang padat dan
mengandung kesungguhan dalam Perjanjian Lama. Yesus pergi ke Ye-
rusalem sebab "hampir genap waktunya diangkat ke sorga" (9:51). Terje-
mahan kata kerja "diangkat" digunakan Lukas di tempat lain untuk me-
nunjuk peristiwa kenaikan Yesus ke Sorga. Di sini ungkapan tersebut
menunjuk kepada peqyaliban, kebangkitan, kenaikan, yaitu segal\l se-
suatu yang berkaitan dengan exodus yang dilakukan Yesus dalam peris-
tiwa pemuliaan.
Cerita pertama mengingatkan kita kepada Kitab 'ulangan. Ulusan
yang dikiriI!l Yesus untuk membuat persiapan mengingatkan kita kepa-
da dua belas orang mata-mata yang diutus Musa (UI. 1 :24). Sekaligus
ada juga penunjukan-penunjukan yang mengarah kepada Elia. Perkata-
an Yakobus dan Yohanes mengenai api yang turun dari langit, sebenar-
nya mengarah kepada 2 Raja-raja 1:10, ketika Elia melakukan penghu-
kuman, yang Yesus tidak mau melakukan-Nya. Juga ketika ada sese-
orang pamitan kepada keluarganya sebelum ia mengikuti Yesus (Luk.
9:61), sebenarnya ia meminta mn sama seperti yang diberikan Elia ke-
pada Elisa (1 Raj. 19:20).
Tidak jelas dikatakan mengapa orang-orang Samaria menolak Yesus
(9:53). Penolakan ini jelas untuk mengingatkan pembacl\ tentang peno-
lakan di Nazaret pada awa! pelayanan Yesus. Pembaca Kisah Para Rasul
juga akan mengaitkan penolakan ini dengan pertobatan di Samaria da-
lam pasa! 8. Cerita-cerita tentang mereka yang ingin mengikut Yesus apa-
bila mereka memiliki tempat untuk tidur atau setelah mereka menyele-
saikan tanggung jawab tertentu, sangatlah cocok di sini, karena mem-
buktikan betapa sukar jalan menuju ke Yerusalem. Hanya mereka yang
mutlak memenuhi tanggung jawab ini yang akan berhasil menyelesai-
kan perjalanan tersebut.
Laporan mengenai misi tujuh puluh orang itu dituJis da!am bebe-
rapa tahap, dan bisa membingungkan para pembacanya yang berkeras
menafsirkan secara harfiah dan hanya memahaminya dari suatu tingkat
saja. Lukas menceritakan misi yang dijalankan tujuh puluh utusan se-
Cerita Lukas ten tang Perjalanan Yesus
51
bagai tambahan terhadap misi kedua belas murid, walaupun perintah
terhadap dua kelompok ini mirip satu dengan lainnya. Lukas mema-
hami misi tujuh puluh utusan sebagai representasi bentara yang mem-
persiapkan massa bagi Yesus di kota-kota yang akan dikunjungi Yesus.
Tetapi mereka berangkat dan kembali secara bersamaan, dan bukan di-
utus pada waktu tertentu, sebelum Yesus sendiri memasuki kota-kota
tersebut. Nada perintah kepada mereka tampaknya mengarah kepada
perintah melakukan misi secara independen, melakukan kegiatan pem-
beritaan sendiri dan yang tidak memerlukan penyempurnaan pembe-
ritaan Yesus.
Peringatan-peringatan terhadap kota-kota tertentu dalam 10:13-15
menyebut kota-kota di Galilea, memang menunjuk batik pada tahap awal
pelayanan Yesus. Tetapi penyebutan kota-kota tersebut mungkin leblb
menunjukkan keinginan Lukas menggunakan perkataan-perkataan Yesus
dari sumber Q dan bukan sekadar kurangnya pengetahuan geografis
Lukas, seperti dikatakan beberapa pakar. Jelas, tema utama dalam akti-
vitas penginjilan ini merupakan antisipasi terhadap hal-hal yang akan
terjadi dalam misi ke dunia bukan Yahudi yang dikemukakan dalam
Kisah Para Rasul. Sebagaimana angka dua belas merupakan jumlah su-
ku Israel, angka tujuh puluh pun menunjukkan bangsa-bangsa di dunia.
Kembalinya ketujuh puluh murid memberi kesempatan Lukas me-
nunjukkan bahwa para utusan Yesus berhasil menyebarkan kemenang-
an-Nya atas kuasa-kuasa jahat, dan akan dilanjutkan dalam kehidupan
gereja di zaman Lukas. Ini bukan karena kemampuan mereka sendiri,
tetapi karena anugerah pemeliharaan Allah yang besar. "Orang-orang
kedl" telah menerima wahyu yang telah disembunyikan bagi "orang-
orang bijak dan orang-orang pandai". Para murid telah melihat hal-hal
yang disangkal para "nabi dan raja". Makna gerakan misi tujuh puluh
murid pada cerita perjalanan tampaknya merupakan satu-satunya upa-
ya Lukas mempertahankan momentum motif perjalanan itu.
2. Mengajar di Sepanjang Jalan
Dengan diutus dan kembalinya ketujuh puluh murid, Lukas mungkin ti-
ba pada bagian yang diinginkannya. Setelah menyelesaikan setiap tun-
tutan garis cerita, Lukas kini dapat santai sejenak dan membicarakan
apa yang diingininya, yaitu ajaran Yesus yang menakjubkan. Lukas mu-
52 lnji] Lukas sebagai Cento
lai dengan Ringkasan Hukum (10:27), yang ia arnbil dari laporan Markus
tentang ajaran Yesus di Yerusalem di Minggu Suci. Dengan menempat-
kannya di 'sini, Ringkasan Hukum tersebut coeok untuk awal bagian
pengajaran Kristen. Keterarnpilan Lukas sebagai seorang penulis tarn-
pak dalarn upayanya untuk tidak menjadikan Ringkasan Hukum terse-
but sebagai pernyataan yang abstrak. Lukas hams mengilustrasikan prin-
sip-prinsip Ringkasan Hukum tersebut dalam tindakan. Cerita tentang
seorang Sarnaria yang baik hati, yang hanya terdapat dalarn Lukas, mem-
perlihatkan apa arti mengasihi sesama manusia. Perhatikan bahwa Yesus
mengubah pertanyaan dari "Siapa yang hams saya kasihi bila saya me-
ngasihi sesarna manusia?" menjadi "Seperti apakah kasih saya apabila
saya sungguh-sungguh bertindak sebagai sesarna manusia?" Kualitas ka-
sib yang diungkapkan orang Samaria tersebut adalah kasih terhadap
orang lain yang sepadan dengan kasih terhadap diri sendiri. Mengasihi
Allah, yang prioritasnya melarnpaui kasih terhadap sesarna, digambar-
kan ketika Maria lebih memilih duduk di kaki Yesus dan terus mende-
ngarkan perkataan-Nya ketimbang "sibuk sekali melayani" seperti dila-
kukan Marta.
Sesudah Ringkasan Hukum dan ilustrasinya, Lukas segera pindah
ke aspek favorit lainnya dari ajaran Yesus, yaitu ajaran-Nya tentang
berdoa (11:1-13). Seperti tindakan-tindakan Yesus lainnya yang penting,
tindakan-Nya mengajar para murid berdoa ditempatkan setelah Ia sen-
diri berdoa. Di sini doa Yesus bisa sebagai pembuka kesempatan bagi
para murid untuk meminta Yesus mengajar mereka berdoa, bukannya
suatu tanda tentang hal-hal yang akan terjadi nanti. Bentuk doa dalarn
Lukas lebih pendek daripada dalarn Matius. Doa tersebut berisi lima
permintaan, sedangkan dalam Matius berisi tujuh permintaan. Mereka
yang terbiasa dengan bentuk-bentuk liturgi tentang doa sering tidak
marnpu mengenali bentuk doa Lukas. Struktur doanya dalarn bahasa
Yunani bisa dilihat dalarn terjemahan ini:
Bapa, dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah kerajaan-Mu.
Berikanlah kami makanan untuk hari ini.
Dan ampunilah dosa-dosa kami,
karena kami juga mengampuni setiap orang yang bersaIah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan akhir yang dahsyat.
(terjemahan penulis).
Cerita Lukas ten tang Perja/anan Yesus
53
Pembacaan yang agak cermat akan memperlihatkan bahwa ketika
Yesus mengajarkan doa tersebut, Yesus ingin agar doa itu dipahami da-
lam konteks ajaran-Nya, yaitu bahwa pemerintahan Allah sedang me-
masuki sejarah melalui pemberitaan Yesus mengenai fakta tersebut.
Lukas memiliki pengharapan yang sama dengan Yesus. Mengenai hal
ini akan diuraikan kemudian. Pada saat ini cukup dikatakan bahwa peng-
harapan lersebut bukan hal yang mendesak bagi Lukas.
Pemahaman Lukas mengenai doa lebih diperoleh dari acuan-acuan-
nya dalam cerita dan ajaran tentang doa yang ia sisipkan di sini, dari-
pada isi Doa Bapa Kami sebagaimana dimaksudkan Yesus. Perbandingan
antara doa kita dengan permohonan yang dilakukan tetangga pada wak-
tu tengah malam, menunjukkan rasa humor Yesus. Apabila seseorang
bisa menyerah pada paksaan tetangganya agar ia bisa bebas, "apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka
yang meminta kepada-Nya." Roh Kudus adaIah penekanan khas Lukas
Iainnya. Matius hanya mengatakan bahwa Bapa akan memberikan "hal-
hal yang baik". Versi Matius ini tampaknya lebih dekat dengan perka-
taan Yesus.
Lukas memberikan kontroversi Baalsebul suatu tata letak yang sa-
ngat berbeda dari tata letak Markus. Dalam Markus, lala letak tersebut
berfungsi membangun tema pengembangan upaya pengasingan terha-
dap Yesus. Hal itu terjadi ketika keluarga Yesus agaknya mengira bahwa
Yesus mengalami gangguan emosional. Dalam Lukas, sebaliknya, cerila
ini ditempatkan setelah ajaran Yesus tentang doa, dan cerita pengusiran
setan sehingga orang yang bisu itu dapat berkata-kata. Ada di antara
arang banyak yang menjelaskan bahwa Yesus mengusir selan dengan
kuasa Beelzebul. Beelzebul adalah ejaan dalam bahasa Yunani dari na-
ma Filislin, yang namanya diubah menjadi Beelzebub. sebagai suatu
cemoohan dalam 2 Raja-raja 1:2, "tuhan dari serangga". Di zaman Per-
janjian Baru, nama tersebut tidak lagi menunjuk pada allah yang tinggi
dari suatu kultus melainkan salah salu nama pemimpin setan.
Dalam kerangka pikir dunia zaman Yesus mengajar dan Markus me-
nulis, zaman lersebut diyakini sebagai zaman yang jahat di bawah do-
minasi kuasa-kuasa jahal. Kuasa-kuasa ini di bawah perintah raja kege-
lapan. Diharapkan sualu zaman mulia "yang segera dalang", yang me-
matahkan kontrol selan alas sejarah dan yang mendirikan pemerintahan
Allah. Pemerintahan atau kerajaan Allah ini akan diperkenalkan dan di-
54 lnjil Lukas sebagai Cerda
bawa oleh Olung yang diumpi Allcih (bahasa Ibrani: maschiach; yang di-
terjemabkan ke dalarn bahasa Inggris: messiah; bahasa Indonesia: mesiqsj.
Tidak jel..s seberapa jauh Lukas terikat pada ajaran mengenai dua za-
man ini. Lukas hanya melihat kemenangan Yesus atas penyakit dan
roh-roh jahat sebagai pemenuhan nubuat-nubuat seperti Yesaya 61:1-2.
Orang banyak mengira bahwa Yesus menggunakan kuasa setan un-
tuk mengusir setan-setan, sekaiigus menarnbab salab satu daftar iden-
litas Yesus. Daftar yang dikenal Herodes Anlipas dan para murid - Yesus
adalah Elia yang hidup kembali, Yohanes Pembaptis, atau salab seo-
rang nabi - Lukas menarnbabkan pilihan bahwa Yesus adalab seperti
Faust yang dalarn legenda abad pertengaban diceritakan menggu,nakan
kuasa diabolis (setan) untuk memenuhi kehendaknya. Penolakan Yesus
terhadap identifikasi ini singkat dan masuk akal, "apabila ia mengusir
setan dengan menggunakan kuasa setan, bukankab setan-setan akan sa-
ling dan hal tersebut tidak akan dilakukan oleh raja setan."
Yesus juga menarnbahkan sebuab argumentasi yang menjelaskan bab-
wa pada zarnan Yesus ada sejumlah orang yang dianggap memiliki kua-
sa mengusir roh-roh jabat. Jadi keistimewaan Yesus bukan pada apa
yang Ia lakukan, tetapi dari cara Ia berpikir untuk melakukan hal itu,
yaitu dengan menggunakan "jari Allah". Argumentasi Yesus tentang pa-
ra pengusir setan lainnya adalab setali liga uang, artinya kaiau kuasa ia
mengusir setan berasal dart satan maka tentu demikian pula kuasa me-
reka. Tetapi Yesus lidak mengatakan apa-apa tentang yang sebaliknya.
Kuasa Yesus atas setan justru memperlihatkan bahwa Ia adalab satu-
satunya orang yang dijanjikan para nabi, sedangkan klJ.asa pengusir se-
tan lainnya sarna sekali tidak menunjukkan apa-apa tentang diri mereka.
Perumparnaan tentang "orang yang kuat dan lengkap bersenjata",
yang, "menjaga rumahnya sendiri", kelihatannya telab di"bah oleh Lukas,
dan kita tergoda untuk mengartikan hal-hal rinei, seperti senjata orang
kuat itu sebagai garnbaran simbolis, walaupun petunjuk ke arab itu ti-
dak terlalu jelas. Perumpamaan serta pembicaraan Lukas dalam 11:17,
"Setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh", sangat jelas
menggarnbarkan pikiran Lukas tentang situasi Israel yang hancur akibat
pemberontakannya terhadap Roma. Namun penunjukan utama cerita ini
adalah bahwa Yesus lebih kuat dart Setan dan Ialah yang membebaskan
dunia dart kontrol setan. Mungkin juga ada makna yang kedua, yaitu
apabila umat dan pernimpinnya telah mengenal Yesus sebagai Ia yang
Cerita Lukas ten tang Perja}anan Yesus
55
dinubuatkan, maka mereka tentu tidak akan kehilangan tanah mereka.
Pasal-pasal lainnya memperjelas bahwa Lukas memang mempercayai
hal ini, tetapi tidak bisa dipastikan apakah hal itulah yang Yesus mak-
sudkan di sini. Orang-orang yang mengenal Yesus sebagai nabi yang di-
nubuatkan dijelaskan dalam ayat 27-28, sebagai mereka yang "mende-
ngarkan firman Allah dan yang memeliharanya." ladi dalam ayat 23
mereka itulah yang membantu Yesus dengan berkumpul bersama, se-
dangkan mereka yang tidak mengenal Yesus menolak-Nya dan menye-
bar. Mungkin dari para lawan Yesus ini, ada salah satu setan yang telah
diusir dari mereka, tetapi mereka sendiri tidak mencegah setan itu agar
tidak kembali bersama "tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya".
Dalam pasa! 1 :29-54, Lukas seeara terampi! mengumpulkan dan
menjalin sejumlah ucapan Yesus yang tadinya saling tidak berkaitan. Ia
menggabungkan ucapan-ucapan tersebut sehingga menampakkan satu
tema umum yang mewarnai seluruh jalinan cerita. Masalah yang dibi-
carakan dalam bagian sebelumnya adalah kegagalan orang banyak un-
tuk mengenal Yesus. Bagian ini mencoba memberi alasan mengapa ter-
jadi kegagalan tersebut. Pada awalnya Yesus menunjukkan kepada orang
banyak yang Yesus pernah berbicara dengan mereka, tetapi jumlah me-
reka semakin besar. Masalah mereka, menumt Yesus. adalah karena
mereka mencari "tanda", mujizat untuk meyakinkan mereka bahwa
Yesus adalah nabi yang dijanjikan itu. Seperti yang terlihat, Lukas sering
menggunakan argumentasi yang diperoleh dari peristiwa mujizat. Na-
mun di sini Lukas menyadari akan keterbatasannya dan karena itu ia
menggambarkan Yesus yang berbicara tentang "tanda Nabi Yunus" se-
bagai satu-satunya tanda yang akan diberikan. Maknanya adalah, satu-
satunya cara agar Yesus bisa membuktikan bahwa Ia adalah nabi yaitu
dengan bernubuat. Kemudian Yesus memberi dua contoh tentang orang-
orang kanr yang menanggapi kebesaran orang-orang Israel di zaman
lampau, yaitu Ratu Syeba yang datang untuk mendengar Saloma, dan
orang-orang Niniwe yang bertobat karena pemberitaan Yunus. Namun
Yesus lebih besar dari mereka. karena Ialah Mesias yang dinubuatkan
itu. Sayangnya umat-Nya sendiri terlalu buta untuk mengenal-Nya.
Selanjutnya Lukas menggunakan dua perkataan Yesus yang berkait-
an dengan penglihatan, yakni penglihatan spiritual yang harus dimi!iki
para pengikut Yes us. Dalam versi Matius tentang lampu minyak yang
ditaruh di atas kaki dian dan bukan di bawah gantang. agar lampu itu
55 lnjil Lukas sebagai Ceriti1
menerangi seluruh rumah. Tetapialasan dalam versi Lukas, agar "me-
reka yang masuk bisa melihat sinarnya". Lukas tampaknya ingin agar ca-
haya lamp"u dilambangkan sebagai Yesus, karena biasanya seseo}ang
menggunakan lampu untuk melihat sesuatu yang lain daripada lampu itu
sendiTi. Penyampaian gagasan dengan metafor "mata" lebih jelas dari ba-
hasa yang digunakan untuk mengekspresikannya. Dikatakan bahwa mata
adalah jendela untuk membiarkan cahaya masuk dan juga penglihatan.
Terjemahan kata "terang" memiliki makna dasar ketunggalan: mungkin
berarti "jelas", dalam arti tidak terhalang sesuatu misalnya katarak, atau
bisa juga berarti fokus mata. Baik karena kurangnya cahaya maupun
karena kondisi mata yang kurang baik, mereka yang tidak mengenal
Yesus sebagai Mesias adalah orang-orang yang kekurangan penglihatan.
Adegan dan pendengar kini berubah, tetapi temanya tetap sama.
Yesus pergi untuk makan bersama seorang Farisi. Periataan jamuan ma-
kan malam dalam berbagai cerita perjalanan Yesus merupakan salah
satu i n i k ~ s i bahwa Lukas berasal dari masyarakat kelas menengah.
Kegagalan Yesus mengamati peraturan tentang kemurnian upacara ma-
kan orang Farisi, merupakan kesempatan bagi Yesus mengkritik mere-
ka yang cenderung memusatkan perhatian pada aturan upacara yang
tampak daripada hal-hal yang lebib penting, umpamanya memberi sede-
kah kepada kaum miskin. Yesus mengatakan, seper\i halnya seseorang
bisa menginjak kubur yang ter.sembunyi tanpa ia mengetahuinya, de-
mikian juga seseorang bisa melewati kesalehan seorang Farisi yang ke-
lihatan tanpa mengetahui apa yang ada dalam hatinya. Mungkin hal pa-
ling jelek di hati kaum Farisi adalah keangkuhan merekQ., yang mengha-
langi mereka mengenal Mesias ketika Ia datang. Tetapi kelihatannya ada
masalah lain yang lebih penting, yaitu bahwa mereka lebih mempedu-
likan hal memenuhi tuntutan seremonial hukum daripada mempeduli-
kan manusia yang menderita.
Kita bisa salah memahami Lukas apabila kita mengartikan berba-
gai tata letak terse but secara harfiah dan mempersoalkan sikap tamu-ta-
mu yang menghina tuan rumahnya. Tiga ucapan cela1calah yang ditu-
jukan Yesus kepada kaum Farisi dan tiga ucapan cela1calah !ainnya un-
tuk para penganut aturan upacara yang disampaikan pada kesempatan
jamuan makan, bertujuan untuk mendramatisasi suatu daftar kecaman
yang abstrak sifatnya (Mat. 23). Tentang para ahli hukum, Yesus lang-
sung ke pokok masalah, yaitu kegagalan Israel mengenal para nabi yang
Cerita Lukas tentang Perjalanan Yesus
57
diutus kepada mereks. Dengan pemahaman profetis Lukas tentang sta-
tus Yesus, tema ini sangat cocok. Lukas juga berpikir tentang situasi
gereja mula-mula, termasuk "para rasul", dan nabi-nabi yang dibunuh
oleh umat yang kepadanya mereka diutus. Yesus berkata babwa darah
semua nabi akan ditanggung generasi yang kepadanya mereka diutus,
jelas menunjuk kepada kejatuhan Yerusalem.
Adegan ini berakhir dengan terbentuknya suatu komplotan untuk
memaksa Yesus mengatakan sesuatu yang bisa dijadikan bukti di peng-
adilan untuk menghukum-Nya. Lukas dengan terampi! mengangkat ma-
salab identitas Yesus, juga masalah bencana akibat yang timbul apabila
orang-orang yang kepadanya Yesus diutus gagal mengenal-Nya.
Materi yang diterima Lukas tentang Yesus dari tradisisering kali ti-
dak sesuai dengan tujuannya, namun ia bisa mengambil satu dua ayat
dari sebuab sumber, beberapa ayat dari sumber lain, dan Lukas menja-
linnya sedemikian rupa dengan materinya sendiri sehingga semuanya
menjadi suatu kombinasi baru yang memenuhi keinginannya dan sesuai
dengan alur ceritanya. Jadi dalam cerita pertentangan dengan Beelzebul
(11:14) Lukas mulai membedakan antara mereka yang mengenal Yesus
sebagai Mesias yang dijanjikan dan mereka yang tidak mengenal-Nya.
Lukas 11:29-54 ditujukan kepada mereka yang tidak mengenal la, dan
sekarang 12:1-53 ditujukan kepada mereka yang mengenal-Nya. Dalam
konteks cerita, mereka ini adalab para murid, namun Lukas jelas mema-
haminya sebagai perkataan yang ditujukan kepada orang-orang Kristen
di zarnannya.
Bagian ini dimulai dengan catatan bahwa "beribu-ribu orang ba-
nyak telab berkumpul, sehingga mereka berdesak-desakan" (12:1). Lukas
memberi kesan tentang meningkatnya popularitas Yesus. Jika selama
ini selalu disebutkan tentang orang banyak, dalarn bagian ini penunjuk-
an pertarna tentang mereka yang mengikut Yesus muneul dalam 11:4,
dan 11:29 mengatakan tentang "orang banyak mengerumuni-Nya". Jadi
penunjukan tentang "beribu-ribu orang" dalarn 12:1 merupakan klimaks.
Perubahan terjadi dari pembiearaan yang ditujukan kepada mereka
yang tidak mengenal Yesus, kemungkinan besar kaum Farisi dan abli
Taurat, dengan eara Yesus mengingatkan para murid untuk "waspada
terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi". Kemunafikan dapat di-
mengerti sebagai konsentrasi hal-hal yang tampak seperti yang dibica-
rakan pada bagian sebelumnya. Yesus berkata bahwa kemunafikan se-
58
InjiI Lukas sebaga; Centa .
perti ini tidak berguna, karena pada waktunya kebenaran pasti akan
dinyatakan.
Ketika transisi telab selesai dan Yesus mulai berbieara kepada pka
murid tentang kondisi mereka sendiri, jelas Lukas menggambarkan kon-
disi gereja di zamannya, seperti halnya kondisi para murid di masa pe-
layanan Yesus, karena Yesus membicarakan tentang babaya kematian,
Jelas babwa kemunafikan kaum Farisi tidak berdasarkan ketakutan akan
penganiayaan, Setelab aneaman tentang kutukan kekal yang dikontras-
kan dengan babaya yang lebih keeH yaitu kematian, Yesus berbieara
tentang pemeliharaan Allah yang penuh kasih kepada anak-anak-Nya,
yang dikaitkan dengan pengetahuan bahwa rambut di kepala m r ~ te-
lab terhitung semuanya, Faktor penting untuk menentukan nasib sese-
orang setelab mati dan siapa yang akan menjadi obyek kepedulian ka-
sih Allab, tergantung pada interpretasi masing-masing tentang Yesus,
apakah Yesus menggunakan kuasa setan untuk mengusir setan ataukab
Ia Mesias yang dijanjikan?
Dengan memasukkan perkataan Yesus babwa "Siapa yang mela-
wan Anak manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh
Kudus, ia tidak akan diampuni", mungktn Lukas bermaksud mengata-
kan babwa orang-orang Yahudi bisa diampuni karena tidak mengenal
Yesus selama hidupnya, namun mereka tidak akan diampuni karena
kegagalan mereka menanggapi pemberitaan gereja mula-mula tentang
Yesus, Bandingkan dengan Kisah Para Rasul3:17, ketika Petrus menga-
takan kepada orang banyak babwa mereka telab membunuh Yesus tanpa
menyadari arti perbuatan mereka, maka mereka masih bisa bertobat su-
paya dosa mereka diampuni,
Dalam pereakapan tentang pilihan antara mengaku dan menyangkal
Yesus ini, Lukas merefleksikan kondisi zamannya. Hal ini jelas dalam
,
perintab untuk bergantung kepada Roh Kudus apabiJa seseorang diba-
wa ke hadapan "majelis-majelis atau kepada pemerintab-pemerintab dan
penguasa" karena mengikut Yesus, Lukas menyebut beberapa aIasan un-
tuk tidak mengenal Yesus, yaitu rasa takut mati, keinginan diakui orang
banyak (11:43), dan alasan harta, Yesus menolak menghaktmi perkara
orang-orang yang berebut warisan, dengan bercerita tentang perumpa-
maan orang kaya yang bodoh, yang menyia-nyiakan pilihan utama anta-
ra mengenal dan menolak Yesus, Kekhasan seni sastra Lukas jelas ketika
perumpamaan ini dilanjutkan uraian panjang mengenai pemeliharaan
Cerito Lukas tentang Perjalanan Yesus
59
Allah terhadap burung-burung di udara dan bunga bakung di padang,
yang sering diasosiasikan dengan kotbah di bukit dalam Matius daripada
dengan konteks Lukas sendiri. Menjual milik sendiri untuk dibagi dengan
orang-orang miskin merupakan eara mengungkap keputusan seseorang
unluk mengakui Yesus dan bukan menyangkal-Nya. Tindakan tersebut
bisa dipahami hanya oleh mereka yang percaya bahwa "karena Bapamu
telah berkenan memberikan kamu Kerajaan ilu".
Dalam 12:35-39, muncul sebuah topik penting, yaitu tentang wak-
tu pertanggungjawaban. Pilihan apakah orang memllib atau menolak
Yesus akan mendatangkan akibat jelas. Dalam pernyataan pertama ke-
pada para murid tentang pokok ini, digunakan metafor yang umum
dalam Perjanjian Baru yaitu para hamba yang berjaga-jaga akan keda-
tangan tuannya. Pada zaman Lukas, makna harfiah metafor ini belum
hilang sama sekali. Lukas sadar bahwa ia sedang membicarakan keda-
tangan Yesus yang kedua, sehingga Lukas menggunakan gambaran luan
yang pulang dari pesta perkawinan dengan sikap yang tidak biasa dila-
kukan seorang pemilik bamba. Dalam istilah modern, tuan itu mele-
paskan jasnya lalu memakai celemek dan menyediakan makan malam
bagi orang-orang yang menunggunya. Yesus adalah satu-satunya tuan
yang bersikap seperti itu.
Referensi tentang kedatangan tuan pada giliran jaga malam yang
kedua dan ketiga menandakan bahwa dalam perhitungan waktu Lukas,
gereja telah menanti kedatangan Yesus kembali sekitar enam puluh ta-
hun. Banyak pakar memperkirakan bahwa akibat penundaan kedatangan
Yesus itu telah terjadi krisis iman. Tujuan Lukas menulis Injilnya ada-
lah menghibur umat karena tertundanya kedatangan kembali Yesus itu.
Namun kita sedikit sekali memperoleh bukti dalam Perjanjian Baru ten-
tang krisis iman tersebut.
Metafor penantian kedatangan tuan itu disusul dengan metafor lain
yang umum dikenal pada zaman itu, yaitu pencuri yang membobol ru-
mah. Dalam 12:40, diperlihatkan seeara jelas bahwa masa depan yang
harus disiapkan gereja adalah kedatangan Anak Manusia. Petrus berta-
nya apakah nasihat ini hanya untuk para murid, dan jawaban Yesus
menjelaskan bahwa itu ditujukan khusus kepada pemimpin gereja_ Da-
lam 12:49-50, peristiwa kedatangan itu diidentifikasikan dengan waktu
kematian Yesus yang makin dekat, sehingga jalan cerita tentang peker-
jaan Yesus diangkat kembali. Namun keterpecahan daJ.am keluarga ka-
60
[nji! Lukas sebagai Cerita .
rena memilih atau menolak Yesus, inerupakan masalah penting baik di
zaman Lukas seperti pada masa pekerjaan Yesus.
,
Yesus Remudian berbicara kepada orang banyak tentang bencana
yang akan segera tiba. Menurut Yesus mereka mampu menilai tanda-
tanda cuaca tetapi tidak mampu menilai segala hal yang terjadi di se-
kitar mereka, yang telah dinubuatkan para nabi. Mereka tidak memiliki
ketelitian sehingga bisa diibaratkan sebagai seseorang yang kasusnya le-
mab di depan pengadilan.
Setelab percakapan panjang tentang penghakiman yang akan da-
tang, Lukas menjelaskan bagaimana Yesus menerapkan hal tersebut ke-
pada orang Israel. Beberapa pendengar-Nya melaporkan kepada-Nya. dua
peristiwa tragis yang diduga baru terjadi, yaitu pembunuhan para pe-
ziarab dalam perjalanan dari Galilea ke Yerusalem, dan kematian bebe-
rapa orang karena jatuh dari sebuah menara. Kedua peristiwa ini tidak
tercatat dal\lffi sejarah, tetapi sangat mungkin kedua-duanya merupa-
kan peristiwa sejarah. Yang satu melibatkan orang Galilea dan lainnya
orang Yerusalem, sehingga seluruh wilayah Israel terpengaruh kedua
peristiwa tersebut. Yesus menolak pendapat umum yang menganggap
kecelakaan dan ketidakberuntungan itu disebabkan aleh dosa. Menumt
Yesus, bukannya mereka yang mati itu orang-orang yang tidak berdosa,
tetapi bahwa orang-orang Yerusalem dan Galilea sama-sama berdosa
dan semuanya akan binasa. Setiap orang yang tidak bertobat akan mati.
Sikap Allah terhadap Israel seperti seorang pemilik kebun anggur, mem-
beri kesempatan baru bagi pahon ara yang tidak berbuab, sebelum ia
ditebang dan dibuang ke dalam api (13:6-9).
Apakah kesalahan Israel sehingga mereka layak binasa? Mungkin
cerita berikutnya menjawab pertanyaan itu, sebab cerita tersebut ditem-
patkan di antara bagian-bagian yang memiliki makna sama. Cerita ini
mengemukakan dengan rinci suatu mujizat penyembuhan, namun ben-
tuk nyatanya adalab suatu cerita yang sebaliknya. Cerita tersebut berkait-
an dengan penyembuhan pada hari Sabat, tetapi cerita itu juga menon-
jolkan masalab antara Yesus dan orang-orang Farisi seperti yang dibica-
rakan dalam 11:37-54. Masalahnya, orang-orang Israel yang melawan
Yesus sangat terpaut masalah-masalab luar sehingga mereka tidak sa-
dar bahwa kerajaan Allah sedang hadir di tengah mereka dalam wujud
penyembuhan seorang perempuan yang dirasuk roh. Kerajaan Allab itu
Cerita Lukas ten tang Perjaianan Yesus
61
bertumbuh, seperti halnya biji sesawi yang bertumbuh menjadi pohon
yang rimbun, atau seperti ragi yang mengkhamirkan tepung.
Pertanyaan kepada Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem (13:23)
menjadi sangat penting, "sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Ka-
rena orang Israel terikat kepada hal-hal yang kelihatan, maka mereka ti-
dak mampu mengenal bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan
penghantar ke dalam kerajaan Allah, sehingga banyak orang mencoba
masuk namun mereka tidak akan berhasil. Apabila mereka berada di
luar, mereka akan memberi alasan seolaholah telah memberi perhatian
besar kepada Yesus, namun itu pun akan terlambat. Para leluhur Israel
dan para nabi akan duduk pada meja perjamuan mesianis bersama Yesus
dalam kerajaan Allah, sedangkan orang Israel yang mendengar pem-
beritaan-Nya namun tidak menerimanya akan dikeluarkan. Tempat me-
reka akan digantikan orang-orang bukan Israel, yaitu orang-orang kafir
yang kepada mereka Injil akan diberitakan dalam Kisah Para Rasu!.
Karena umumnya unit-unit panjang dalam Lukas kurang memiliki
kesatuan (bnd. 11:14-13:30), sehingga perlu membuat semacam ring-
kasan terhadap hal-hal yang ditonjoikan Lukas, yaitu:
a. Yesus mengatakan bahwa nasib manusia tergantung pada kemam-
puannya mengenal Yesus sebagai nabi yang telah dijanjikan;
b. Yesus membicarakan tentang mereka yang mau dan yang tidak mau
mengenal-Nya;
c. Yesus berbicara tentang zaman akhir bahwa konsekuensi pengenal-
an atau penolakan itu akan terjadi; dan
d. Yesus telah menubuatkan tentang misi kepada orang-orang kafir.
3. Perjalanan Berikutnya
Kini Lukas menyimpulkan motif perjalanan untuk melengkapi struktur
cerita seluruh materi pengajaran-Nya berada. Orang-orang Farisi datang
kepada Yesus (13:31) dan menyuruh-Nya meninggalkan negeri karena
Herodes Antipas ingin membunuhNya. Karena Herodes adalah pe
nguasa di Galilea dan Perea, maka pembaca bisa bertanya-tanya menga
pa Yesus membuat kemajuan yang sangat sedikit dalam perjalanan-Nya
- karena setelah empa! pasal tentang perjalanan, Yesus teruyata masih
berada di daerah kekuasaan Herodes. Namun kalau disadari bahwa per
62
[nji! Lukas sebagoi Cerito .
jalanan di sini lebih berfungsi seb"gai alafcerita daripada sebagai ho-
nologi, maka pertimbangan tersebul kurang relevan.
Dengan 8lasan yang sarna, tidak perlu dipersoalkan mengapa ~ r o d e s
yang semula ingin mengetabui Yesus (9:7-9), kini jadi bermusuhan. Ju-
ga tidak perlu diselidiki mengapa orang-orang Farisi, yang pemab dite-
gur keras oleh Yesus dalarn 11:39-44, tiba-tiba cemas atas keselarnatan
diri-Nya. Peringatan mereka terhadap Yesus - yang kenyataaunya diang-
gap melawan rencana ilabi dan nubuat Alkitab - pastilab didorong oleh
keramaban mereka.
Hal penting yang ingin dikemukakan Lukas terlihat dalarn penggu-
naan dua kala Yunani di ayat 33. Dalarn Alkitab babasa Inggris (RSV),
dua kata tersebut diterjemahkau I must dan it can not be; dan dalarn Al-
kitab babasa Indonesia diterjemabkau Aku harus dan tidak semestinya.
Seperti penggunaan kala-kala tertentu sebelumnya, penggunaan dua ka-
ta kerja ini juga mengandung arti kegialan nubuat Perjanjian Larna
akan digenapi. Baik Herodes maupun kaum Farisi, tidak dapal mema-
hami peristiwa inL Bahkau mereka tidak mengerti akan periode waktu,
yakni tiga hari, yang jelas menunjukkan renlang waktu yang pasti, yang
telab ditenlukan, dan yang tidak berubah lagi.
Dalam 13:31-35, Lukas menggunakan babasa yang padal. Kata yang
sama digunakan dalam waktu yang berbeda. Penggunaan kala-kala ini
lerlihat dalam terjemahan David .Tiede dalarn Prophecy and History in
Luke-Acts (Philadelphia: Fortress Press, 1980, him. 71):
Pada waldu yang sama, beberapa orang Farisi datang dan berkata kepada-
Nya: "Berangkat dan pergiloh dari sini kamna Herodes bermaksud mem-
bunub Engkau". Lalu Ia menjawab: 'Tidak. Pergi dan katakanlab kepada se-
rigala itu: Aku mengusir setan dan menyelesaikan (apotelein) penyem-
buhan pada hari ini dan besok, dan pada han yang ketiga Aku akan selesai
(teleoumai). Lagi pula, adoloh penting bagi-Ku pergi ses;"ai kehendak-Ku
pada hari ini, besok dan lusa karena tidaklah semestinya seorang nabi di-
bunub di luar Yerusalem."
"Yerusalem, Yerusalem, yang membunuh para nabi dan merajam mereka
yang diutus kepadanya. Belapa sering Aku berniat mengumpulkan anak-
anakmu seperti seekor induk burung mengumpulkan anak-anaknya di ba-
wah sayapnya, namun kamu tidak mengingiuinya. Tengoklah, rumahmu
telah kamu tinggalkan. Tetapi Aku berkata kepadamu, kamu tidak akan
melihal Aku sampai (itu akan lerjadi ketika) engkau berkata kepada-Ku:
I
Cerita Lukas ten tang Perjalanan Yesus
63
"Berbahagialah Ia yang datang dalam nama Tnban" (humf miring ditam-
bahkan oIeh Tiede).
Dari teks ini kita memperoleh kesan kuat tentang' seorang nabi
yang kematian-Nya di Yerusalem telah dinubuatkan. Karena kenyata-
annya tidak seorang pun nabi-nabi Perjanjian Lama dibunuh di Yerusa-
lem oleh para pemuka agama Yahudi, dan karena Lukas hanya sedikit
menunjukkan bukti Alkitabiah bahwa nabi seperti Musa telah dinu-
buatkan akan dibunuh dalam melakukan misinya, maka pengulangan
tema ini memberi kesan betapa pentingnya tema tersebut bagi pema-
haman teologi Lukas. Bagian ini mengantisipasi masuknya Yesus ke
Yerusalem ketika Ia disambut dengan kata-kata, "Diberkatilah Dia yang
datang sebagai Raja dalam nama Tuhan" (19:38) dan kemudian Ia me-
ratapi kota itu (19:41-44). Ungkapan, "". pada tembokmu mereka tidak
akan membiarkan satu batu pun tinggal ... ", merupakan referensi lain
tentang penghancuran kota itu oleh orang-orang Romawi, yang menu-
rut Lukas merupakan akibat penolakan mereka terhadap Yesus.
Banyak penulis tua, termasuk Plato, menggunakan percakapan pa-
da waktu makan sebagai alat cerita untuk mengemukakan pendapatnya.
Dalam pasal14, Lukas mengumpulkan sejumlah cerita tentang perkata-
an-perkataan Yesus dan mengatumya di sekitar jamuan makan, yang
diperkirakan terjadi dalam perjalanan dari Galilea ke Yerusalem. Wa-
laupun dalam pasal sebelumnya orang-orang Farisi mengingatkan Yesus
ancaman Herodes, dan salah seorang di antaranya tuan rumah yang
menjamunya, tema selurnh pasal ini berfokus pada penolakan Allah
terhadap orang-orang Israel (termasuk kaum Farisi), yang menolak
Yesus sebagai nabi yang telah dijanjikan. Telah diperlihatkan sebelum-
nya bahwa berbagai jamuan makan menunjukkan ciri dan status sosial
Lukas dan jemaatnya, yaitu status kelas menengah. Sekaligus Lukas ju-
ga mampu menyampaikan tuntutan mutlak Injil kepada mereka, ka-
rena ia tahu persis apa resikonya.
Seperti dalam jamuan makan sebelurnnya, di sini pun terjadi ke-
tegangan antara Yesus dan tuan rumahnya, dan orang-orang Farisi "meng-
amati Yesus". Mereka menjamu bukan untuk belajar dari-Nya tetapi
untuk mencari kesalahan-Nya dan menunjukkan kepada-Nya. Ada se-
orang yang sakit busung air, suatu gejala yang menumt para rabi Yahu-
di, pewaris tradisi Farisi, merupakan akibat dosa ragawi. Yesus mem-
perlakukan peristiwa tersebut seperti saat Ia memperlakukan hal meme-
64 fnji! Lukas sebagai Centa
lihara Sabat, yang selalu menjad! pokok perdebatan antara Yesus dan
para penentang-Nya. Jika beberapa naskah kuno mengatakan, orang Fa-
risi baleh menarik "seorang anak laki-laki atau seekor lembu" yang ter-
perosok dalam sumur pada hari Sabat, tetapi Yesus menghendaki gam-
baran yang lebih luas lagi, sehingga pembacaan yang benar adalah "se-
ekor keledai atau lembu". Tidak seorang pun bisa memahami pasal ini,
khususnya mereka yang memaharninya secara harfiah, atau mereka yang
menganggap Yesus memaksudkannya demikian paling tidak seperti pe-
mahaman Lukas). Teknik Yesus menghadapi mereka yang melawan Ia
adalah gaya humor; Yesus melebih-lebihkan dan menggunakan karika-
tur guna menekankan maksud-Nya. Yesus seolah-olah berkata, am-
pun, kalau kamu bisa menaruh kasihan - atau melindungi investasimu
- kepada seekor binatang yang bodoh pada hari Sabat, mengapa kamu
tidak berbuat sama terhadap seorang manusia, yang adalah anak Allah?"
Dengan sistem nilai para lawannya, Yesus memperlihat-
kan betapa dangkalnya sistem nilai tersebut.
Kita memperoleh kesan bahwa menjamu Yesus sama dengan men-
jamu Phillip Roth. Tentu humor juga terjadi dalam hal menasihati para
tamu. Jadi tidak bisa diartikan sebagai suatu nasihat serius tentang ke-
telitian. Yesus tidak bermaksud mengajar para pendengar-Nya bagaima-
na menjaga agar mereka tidak dipermalukan. Orang-orang yang berpikir
harfiah juga memaharni nasihat Yesus tentang siapa pun yang diun-
dang dalam jamuan makan ini sebagai sebuah hukum barn. Namun fo-
kus perhatian sebenarnya adalah sistem nilai.
Salah seorang tamu yang saleh mencoba menyelamatkan suasana
pesta dengan mempercakapkan jamuan mesianis (14:15). Yesus menja-
wab dengan bercerita tentang seorang yang membuat pesta besar. Se-
suai tradisi waktu itu, ia menyuruh hambanya untuk lebih dulu mem-
beritahu para tamu bahwa jamuan makan telah siap. Namun para tamu
mengemukakan berbagai alasan, mungkin akan terlambat tiba di jamuan
dan bukan menolak untuk datang. Tuan rumah sangat marah, dan ia
menyuruh hambanya untuk mengisi tempat itu dengan semua orang da-
d jalanan, sehingga mereka yang semula diundang tidak memperoleh
tempat duduk. "Orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta" yang ber-
kumpul pada jamuan tersebut, menurut Yesus adalah orang-orang yang
seharusnya diundang terlebih dulu (ay. 13).
Hamba itu mula-mula disuruh ke "segala jalan dan lorong kota",
Cerita Lukas ten tang Perialanan Yesus 65

dan ketika masih cukup tempat, ia pergi ke "semua jalan dan lintasan".
lni jelas merupakan tunjukan tentang misi kepada orang-orang bukan
Yahudi. lni merupakan implikasi bahwa orang-orang yang saleh
yang menolak undangan Yesus ke kerajaan Allah, akan digantikan tem-
patnya mula-mula oleh orang-orang yang terbuang dari masyarakat Isra-
el dan oleh orang asing. Keradikalan undangan ke kerajaan Allah ter-
sebut ditandai kejelasan bahwa pilihan kita akan kerajaan akan mem-
buat seseorang sangat setia atau menjadi sangat membencinya. Mene-
rima undangan tersebut sama dengan menerima undangan untuk disa-
libkan. Inilah yang membuat masyarakat kelas menengah yang men-
jadikan para pendengar Yesus - dan pembaca Lukas - berpikir keras
dan hali-hali dalam menerima undangan itu. Namun kerugian yang
diderita juga sangat besar kalau mereka menolak, sehingga orang yang
bijaksana tidak akan ragu-ragu untuk menerimanya. Walaupun demi-
kian, reaksi para pendengar-Nya menunjukkan bahwa mereka sama
sekali tidak bijaksana. Sistem nilai mereka menunjukkan hal itu. Me-
reka ibarat garam yang telah menjadi tawar dan bahkan tidak layak
untuk dibuang ke tumpukan sampah. Walaupun kata-kata teralchir ini
lidak dikatakan Yesus pada saat jamuan makan melainkan kepada orang
banyak yang menyertai la dalam perjalanan-Nya, Lukas jelas menekan-
kan bahwa Yesus membuat penghakiman terhadap sikap mereka, yang
terungkap dalam jamuan makan.
Pasal 15 berisi tiga perumpamaan, yaitu domba yang hilang, dirham
yang hilang dan anak yang hilang. Ketiganya menekankan hal yang
sarna. Perumpamaan pertama terdapat juga dalam Injil Matius dan
mungkin berasal dari Yesus. Walaupun asal-usul dua perumpamaan
lainnya kurang jelas tetapi ajaran di dalamnya sesuai dengan ajaran
Yesus. Situasi ajaran ini dalam pelayanan Yesus jelas, bahwa Yesus
memperlihatkan perhatiannya terhadap am ha aretz kepada para lawan
nya. Am ha aretz adalah rakyat Israel, yang tidak memelihara hukum
Taurat kata demi kata seperti yang dikehendaki kaum Farisi. Ini mirip
dengan tata letak cerita-cerita ini oleh Lukas. Lukas menceritakan ten-
tang para ahli Taurat dan orang-orang Farisi berbicara melawan Yesus
karena Ia menerima dan makan bersama orang-orang yang tidak meme-
lihara hukum ten tang makan. Karena tata letak ini, dan karena dirham,
domba serta anak yang hilang semuanya masuk kategori mereka yang
tidak hilang, jelas Lukas tidak mengartikan ajaran ini sebagai suatu
66 [njil Lukas sebagai Cerita
pembenaran orang-orang bukan' Yahudi. Sebaliknya, Lukas mungkin
menggunakan perumpamaan ini kepada "orang-orang miskin, cacat, bu-
, ,
ta, dan lumpuh" yang telah disebutkan dua kali dalam pasal sebelum-
nya, Jadi tunjukan ini mungkin kepada orang-orang Kristen Anawim,
suatu tunjukan tidak langsung yang sering disebutkan khususnya perca-
kapan tentang cerita-cerita masa kecil Yesus. Malah sampai akhlr abad
pertama. orang-orang Kristen masih harus bertahan terhadap kehadiran
orang-orang bukan Yahudi di tengah-tengah mereka. juga terhadap
orang-orang Yahudi yang tidak punya status sosial yang sanggup me-
melihara ritus yang murni.
Ketiga perumpamaan ini merupakan contoh baik tentang cara
Yesus menghadapi para lawan-Nya. Ia menghadapi mereka dengan me-
ngemukakan cerita yang mereka sepakati bisa menjadi analogi terhadap
masalah yang dibahas. Yesus memperoleh kesepakatan mereka dengan
memberi.konsesi awal terhadap pendapat mereka. Ini terlihat pada ka-
sus domba. dirham maupun anak yang hilang - khusus untuk anak.
memang ia layak mengalami keadaan tersebut. Sikap ini - bahwa "me-
reka layak mengalami nasib tersebut". - merupakan pandangan umum
bagi orang-orang yang terbuang dalam masyarakat. Ketika Yesus me-
nyarankan memandang mereka dengan cara yang berheda. - cara pan-
dang Allah - dengan sukacita menyambut pertobatan mereka seperti
kita bergembira menemukan ~ e s u t u yang semula hilang. para lawan-
Nya dipaksa untuk mempertimbangkan perspektif baru tersebut. Perha-
tikan bahwa satu-satunya saat seekor domba lebih berharga dari sembi-
Ian puluh sembilan ekar lainnya. dan upah sehari lebih berharga dari
sembilan lainnya. adalah saat penemuan kembali barang-barang yang
semula dianggap telah hilang. Lukas tidak menceritakan bagaimana pe-
rasaan bapa terhadap anak yang mengecewakan itu setelah enam ming-
gu kepulangannya. Yang penting. saat penemuan kembali adalah saat
sukacita yang luar biasa. hal yang dijelaskan bapa berulang-ulang kepa-
da anaknya yang sulung saat pesta penyambutan berlangsung.
Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (16:1-9). sebe-
narnya mengandung aspek arnoral yang bisa dibandingkan dengan ce-
rita Saki tentang "anak perempuan menakutkan yang sangat baik". Ce-
rita itu tentang seorang anak yang diizinkan berjalan dalam hutan raja.
Ia ditemukan seekor serigala dan dimakannya cepat-cepat. Namun tiga
buah medali miliknya karena perbuatan baiknya saling bersentuhan dan
Cerita Lukas tentang Perjalanan Yesus
57
berbunyi. Para pembaca harfiab, telab berupaya membersihkan cerita
ini sejak mulanya, narnun menempatkan cerita ini dalarn semangat pem-
bicaraan Yesus di jarnuan makan dalarn pasal 14. Penatal<iyan ini hanya
memiliki satu sifat yang baik, yaitu ia tabu persis apa yang sedang ter-
jadi, dan permainan apa yang sedang berlangsung. Ketika sadar bahwa
ia akan kehilangan pekerjaannya, ia berupaya mempersiapkan masa
depannya. Ia bertindak hati-hati, sarna seperti seorang yang ingin men-
dirikan sebuab menara harns membuat anggaran biaya dan melihat
apakab uangnya cukup; atau seperti seorang raja yang harns memper-
timbangkan pasukannya sebelum berperang (14:28-32). Jadi ia tidak
sarna dengan para undangan pertama yang tidak datang ke perjarnuan,
yang tidak menyadari babwa mereka hanya memiliki kesempatan se-
kali saja (14:15-24).
Karena perumparnaan ini ditujukan kepada para murid, pesan per-
umpamaan tersebut menjadi tantangan bagi orang Kristen untuk hati-
hati dan waspada dalarn menantikan kedatangan Yesus yang kedua.
Kewaspadaan ini tidak dimiliki orang-orang Farisi, yang oleh Lukas
dianggap pencinta uang. Bendabara yang tidak jujur itu juga pencinta
uang, narnun ia bisa menggunakan uangnya di saat mendesak tersebut.
Bagi Lukas, harta kekayaan menjadi simbol kesenangan yang membuat
orang tidak mampu menanggapi pesan Kristiani secara cepat dan tepat.
Pemabaman ini terlihat juga dalarn 16:19-31 ketika kelima saudara orang
kaya yang masuk neraka itu tidak bisa diyakinkan, "sekalipun oleh se-
orang yang bangkit dari antara orang mati" (ay. 31). Ini menunjuk pada
para pemimpin Israel yang tidak marnpu melihat babwa kesaksian
"Musa dan para nabi" tentang Yesus telab digenapi di depan mereka.
Mereka malah mengejek Yesus tatkala Ia mengingatkan mereka.
Pasal17 dimuIai dengan empat nasihat yang tidak saling berkait-
an, yang diarnbil dari sumber Q. Nasihat-nasihat itu menekankan agar
orang-orang Kristen saling mengarnpuni, memiliki kekuatan iman, dan
tidak menempatkan Allab seperti orang yang berhutang (17:1-6). Cerita
berikutnya pada ayat 11-19 memunculkan banyak pertanyaan bagi pa-
ra pembaca yang teliti. Pertanyaan pertarna mengenai keterangan geo-
grafis pada kalimat pembukaan, "Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem
Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea." Kalimat ini seolab-
olab menyatakan salab satu daerab ini ada di bagian barat dari yang
lainnya, sehingga Yesus berjalan menuju ke Selatan, menyusur perba-
68
lnji] Lukas sebagai Cerita
tasan di antara kedua daerah itu: Narmin, Samaria berada di selatan
Galilea, daJ.l anehnya Yesus masih berada begitu dekat dengan daerah
Ia memulai pekerjaan-Nya pada delapan pasal sebelun'!nya. Tampak-
nya Lukas tidak terlalu mengenal geografi Palestina. Fakta orang kusta
yang kembali untuk berterima kasih karena disembuhkan adalah se-
orang Samaria, mungkin dijadikan alasan Lukas menempatkan cerita
ini di Samaria.
Berbagai pertanyaan yang timbul mengenai cerita, dan berbagai
upaya menjawabnya secara rasional, mengabaikan kecenderungan Lukas
untuk lebih berkonsentrasi pada upaya menampilkan cerita yang me-
nguatkan moral dan cerita dramatis, daripada memperhatikan detail ce-
rita itu. Ada dua pokok masalah yang menarik di sini, yaitu langkanya
ungkapan syukur dan superioritas orang Samaria. C.erita ini dikeniu-
kakan untuk mendemonstrasikan langkanya ungkapan syukur tersebut.
Isinya berbeda dari cerita-cerita penyembuhan lainnya, sehingga me-
nyebabkan para pakar berpikir apakah cerita ini sebenarnya perumpa-
maan yang dijadikan cerita tentang Yesus. Dilihat dari tradisi lnjil, pen-
jelasan ini tampak terlalu mekanis. Sikap positif orang Samaria itu
tidak mengindikasikan berasal dari "sumber Samaria", tetapi menam-
pilkan pandangan rendah orang Yerusalem terhadap orang Samaria agar
cerita itu dramatis. Akhir cerita ini mengimplikasikan bahwa ungkapan
terima kasih orang Samaria itu penting, karena ia menerima berkat yang
lebih besar dari sekadar kesembuhan sembilan orang lainnya, walau-
pun hakikat berkat itu tidak diungkapkan.
Dalam 17:20, Yesus ditanya kaum Farisi tentang kapan Kerajaan
Allah akan datang. Yesus menjawab bahwa Kerajaan itu "ada di antara"
rnereka, apa pun artinya. Terjemahan yang telah lama disukai berbunyi,
"Kerajaan Allah ada di dalam kamu". Namun Yesus hampir tidak per-
nah mengatakan hal itu kepada orang Farisi. "Di antara kamu" bisa ber-
arti bahwa masa eskatologis telah dirnulai, walaupun tampaknya bukan
itu yang mau dikatakan di sini. Mungkin dalam pekerjaan Yesus, sese-
orang telah mulai merasakan kerajaan itu. Mungkin berarti bahwa kera-
jaan itu "hampir tiba" bagi mereka, atau "sudah sangat dekat" seperti
yang terumus dalam ungkapan "Kerajaan Allah sudah dekat". Yang pa-
ling bisa dikatakan, ungkapan ini tidak memberikan petunjuk yang jelas.
Ketika Yesus berbalik dan berbicara kepada para murid, Ia juga ti-
dak mernperjelas situasi. Yesus mulai membicarakan "Anak Manusia",
Cerita Lukas ten tang Perjalanan Yesus
69
bukannya "kerajaan Allah". Lalu Ia meneruskan berbicara tentang "sa-
tu" dari "hari-hari Anak Manusia". Ini berarti ada banyak kesempatan
seperti itu, tetapi rupanya lebih menunjuk kepada keda.tangan Yesus
yang kedua kali, yang diungkapkan sebagai hari atau han-han Anak
Manusia. Dikatakan bahwa para murid ingin menyaksikannya, tetapi
keinginan itu tidak akan terpenubi. Tampaknya Lukas mau mengatakan
bahwa gereja di zamannya kecewa karena tertundanyaparousia itu. Yang
jelas Yesus sangat tegas mengatakan bahwa saat hari-hari Anak Manu-
sia itu tidak bisa diprediksikan, tidak ada tanda-tanda yang memam-
pukan para pengamat melakukan perhitungan apokaliptis tentang hal
tersebut. Hari-hari itu akan terjadi segera, seperti halnya kilat terjadi di
langit sementara orang sibuk dengan pekerjaan mereka sehari-hari. Ka-
rena itu orang selalu harus bersiap. Tetapi apabila hari itu datang, keha-
dirannya sangat jelas dan tidak akan ada yang salah mengenal-Nya.
Pasal 18 dibuka dengan perumpamaan tentang hakim yang tidak
adil, yang memutuskan untuk membenarkan janda miskin, daripada
membiarkan ia terus mengganggunya. Cerita ini mirip perumpamaan
tetangga di tengah malam (11:5-9). Humor yang dikandung di sini mi-
rip humor dalam perumpamaan juru bayar yang jahat (16:1-9). Di sini
ajaran tentang doa memiliki aplikasi eskatologis, yaitu Allah membe-
narkan umat pilihan-Nya.
Selanjutnya perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut
cukai. Orang Kristen dewasa ini umumnya mengidentifikasikan diri de-
ngan pemungut cukai yang bertobat, sehingga merasa lebih tinggi dari
orang Farisi yang sok-sud ini. Sikap ini membuat orang-orang Kristen
mudah mengabaikan betapa radikal dan hebatnya perumpamaan ini ter-
hadap nilai-nilai masyarakat kelas menengah. Dalam melakukan tugas
keagamaan, orang-orang Farisi bersyukur karena merasa kelompoknya
diperkenankan menampilkan upaya-upaya "membangun pagar di seki-
tar Taurat" untuk melaksanakan berbagai tuntutan Taurat, dan berupa-
ya agar tuntutan-tuntutan Taurat itu dipatuhi. Mereka menambahkan
berbagai hal daripada yang dituntut oleh Taurat. Inti perumpamaan ini
akan bilang kalau ketulusan rasa syukur orang Farisi ini diragukan.
Orang-orang Farisi menemukan sukadta besar dalam melaksanakan
tanggung jawab agamanya, dan mereka bersyukur kepada Allah karena
dilahirkan dengan status kbusus yang memberinya kesempatan melak-
sanakan tugas tersebut. Mereka tidak senang dengan pekerjaan yang ti-
70
fnjil Lukas sebagai Cerita
dak jujur, ataupun pekerjaan yang menghalanginya melaksanakan tu-
gas agamanya. Hidup untuk memuji Allah merupakan wujud kehidup-
an yang sangat ia senangi. ,
Sebaliknya, pemungut cukai tahu bahwa pekerjaan yang digeluti-
nya itu bersifat menindas dan bahkan tidak suci, tetapi ia tidak berupa
ya memperbaikinya. Melakukan pembaruan akan merugikan bisnisnya,
sebab ia memiliki investasi besar. Ia tidak melakukan penggantian atau
usulan seperti yang dilakukan Zakheus dalam 19:8. Ia hanya berlutut
dan memukul dadanya dengan putus asa, sadar bahwa ia tidak layak
menerima kasih Allah. Justru karena sikap inilah ia dianggap sebagai
orang yang benar. Inilah paradoks dan aib perumpamaan yang radikal
ini. Dengan cemerlang Lukas menempatkan cerita pertemuan Yesus de-
ngan penguasa yang kaya setelah perumpamaan ini, yang tata letalq:tya
sangat berbeda dalam Matius dan Markus. Dengan cara ini Lukas mampu
memperlihatkan inti beritanya, bahwa masalah utama dalam mengikut
Yesus adalah menerima atau menolak Yesus dengan semuasyarat pang-
gilan tersebut. Jadi bukan amal yang menjadi ukuran. Seperti kata Yesus
kepada para murid-Nya, siapa pun yang bersedia meninggalkan milik-
nya demi kerajaan Allah "akan menerima kembali lipat ganda pada ma-
sa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup
yang kekal" (18:30).
Bagian terbesar dari ke sembilan pasalnya, Lukas menggunakan
motif cerita perjalanan dari Gaiilea ke Yerusalem sebagai bingkai untuk
mellggantungkan materi pengajaran-Nya yang berasal dari sumber Q.
Kini Lukas menjadikan Markus sebagai sumber utamanya, dan lebih
berfokus pada tindakan nyata daripada pembicaraan seinata. Kedua be
las murid diingatkan dalam 18:31 tentang tempat tujuan (Yerusalem)
dan maksud perjalanan mereka (penggenapan nubuat). ~ r b e d a dengan
Markus yang mengalihkan tema utama teologis ceritanya tentang Yesus,
sehingga Markus banyak membicarakan rahasia kemesiasan Yesus.
Lukas justru lebih memberi perhatian pada kematian Yesus. Lukas me-
lihat kematian Yesus sebagai unsur kunci dari rencana keselamatan
Allah, seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Karena itu, se-
perti Markus, Lukas menggambarkan para murid sangat kurang berpe-
ngertian, yang berdasar pada kesalahpahaman dan bukan pada keke-
rasan hati. Kesalahpahaman mereka sangat besar sehingga diperlukan
liga ungkapan yang sinonim untuk menjelaskannya, yakni "Akan tetapi
Cerita Lukas tentang Perjalanan Yesus 71
mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu ter-
sembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan"
(ay. 34). Seperti dalam Kisah Para Rasul, kesalahpahaman ini bukan si-
kap akhir mereka; kebangkitan Yesus akan menjelaskan segala sesuatu.
Pengabalan ini tidak menjadi alasan penghukuman, tetapi bagi mereka
yang menolak pemberitaan para murid setelah kebangkitan maka peng-
hukuman akan dilaksanakan.
Sering terjadi dalam Lukas, walaupun tidak sesering dalam Yohanes,
bahwa pengajaran Yesus sering dikaitkan dengan cerita mujizat atau ce-
rita lainnya pengakaran Yesus diilustrasikan secara simbolis. Kini hal
tersebut tampak juga dalam cerita penyembuhan orang buta, yang berna-
rna Bartimeus dalam Markus tetapi tidak menyebut nama dalam Lukas.
Orang buta ini menyebut Yesus "Anak Daud", sebagai antisipasi peris-
tiwa Yesus masuk ke Yerusalem yang segera menyusul. Orang buta ini
"diselamatkan" karena imannya, kontras dengan para murid yang ku-
rang pengertian. Penglihatan yang ia peroleh adalah bersifat fisik mau-
pun spiritual. Ia selalu mengikuti Yesus, "sambil memuliakan Allah".
Seluruh rakyat "melihat" hal itu dan memuji-muji Allah.
Laporan tentang kesembuhan orang buta ini disusul dengan cerita
pemungut cukai, bahkan seorang "kepala pemungut cukai". Ia "meli-
hat" Yesus dan menerima "keselamatan" yang dibawa-Nya. Pada zaman
Yesus, Israel menanggung beban pajlik ganda, untuk pemerintah Roma-
wi dan untuk Bait Suci. Tanggungan ganda ini ditambah dengan kepa-
datan penduduk dan tingkat produksi yang rendah, menjadikan beban
hidup rakyat sangat berat. Pejabat Romawi sendiri yang mengumpul-
kan iuran dan pajak harta, tetapi mereka juga memperoleh hak mengum-
pulkan pajak jalan dalam transportasi barang, termasuk transportasi bu-
dak, melalui laut dan darat. Karena para pemungut cukai bersaing dalam
memperoleh hak ini, jelas mereka berusaha memperoleh keuntungan
daripadanya. Orang-orang Yahudi yang bekerja di bidang ini dianggap
bekerja sama dengan musuh yang telah menjajah tanah air mereka dan
mengambil alih pemerintahan Allah atas Israel. Selain itu, kontak so-
sial yang harus dilakukan para pemungut cukai ini dengan orang-orang
Romawi yang kafir membuat mereka sukar memelihara hukum kesu-
ciano Karena itu masyarakat menggolongkan mereka sebagai orang ber-
dosa. Zakheus merupakan salah satu dari mereka, juga pemungut cukai
yang dibicarakan dalam 18:9 dan seterusnya.
72
fnjil Lukas sebagai Gerita
Namun, Zakheus merupakan salah, satu tokoh dalam Injil Lukas
yang merepresentasikan kelompok terbuang yang terbuka terhadap ka-
bar baik yang dibawa Yesus. Secara spiritual, Zakheus lebih memiliki
pertimbangan yang matang daripada kaum Farisi serta \lara pemimpin
agama yang memandang rendah dirinya. Zakheus bahkan melebihi ke-
dua belas murid, yang lidak memahami pembiearaan Yesus tentang ke-
malian-Nya (18:34). Zakheus memahami konsekuensi yang ia hadapi
dengan menerima Yesus, tanpa harus ada yang mengatakan hal tersebut
kepadanya. Ia merelakan setengah hartanya diberikan kepada orang
miskin dan bersedia membayar empat kali Iipat apa yang ia peras dari
orang lain. jadi sekali lagi Lukas menunjukkan hubungan sikap sese-
orang kepada Yesus dan kepada harta. Yesus menjawab Zakheus, liahwa
keselamatan telah datang kepada rumahnya dan justru kepada aI).ak-
anak Abraham yang terbilang inilah Yesus datang untnk menyelamatkan.
Bentuk perumpamaan Matius tentang talentaluang mina lebih ba-
nyak dibabding orang dengan perumpamaan yang sama dalam Lukas.
Karena itu harus ada upaya untuk tidak mengubah interpretasi orang
terhadap Lukas dari apa pun yang diperoleh dari Matius. jumlah uang
dalam kedua cerita ini sangat berbeda. Talenta dalam Matius bernilai
enam puluh mina dalam Lukas. Sangat keliru untuk menghitung per-
bedaan ini dengan cara menghitung valuta asing pada masa kinL Yang
penting, satu mina saja sudah u u p untuk menjadi modal awal untuk
memulai usaha seseorang.
Tata letak cerita Lukas berkaitan dengan spekulasi tentang waktu
pemunculan kerajaan Allah. Apakah kerajaan itu akan hadir ketika Yesus
tiba di Yerusalem? Yesus menjawab melalui perumpalnaan, yang da-
lam Injil Lukas merupakan kombinasi perumpamaan tentang "uang"
dan perumpamaan tentang seorang bangsawan yang berangkat untuk
dinobatkan menjadi raja, atau upaya memperindah perumpamaan uang
mina dengan menambah hal-hal detail untuk diinterpretasi seeara sim-
bolis. Karena jelas Yesus sendiri merupakan seorang bangsawan yang
berangkat, dan Israel adalah umat yang menolak pemerintahan Yesus,
maka perumpamaan ini merupakan cara mengatakan bahwa Kerajaan
Allah tidak akan datang sampai kedatangan Yesus yang kedua. Sebe-
Ium hal itu terjadi Yesus akan ditolak para pemimpin Israel dan seba-
gian umat lainnya. Sementara itu para pemimpin gereja mula-mula akan
mencoba menguji penatalayanan mereka dalam misi kepada bangsa-
Cerita Lukas ten tang Perjalanan Yesus
73
bangsa bukan Yabudi. Dengan menafsirkan cerita terse but seperti ini,
Lukas tidak perlu menunda perkiraan waktu kedatangan Yesus lebih
lama dari waktu penulisan Injilnya. Detail dari cerita, rupanya dipola
menurut peristiwa setelah kematian Herodes Agung pada tabun 4 s.M.
Puteranya, Arkhilaus, berangkat ke Roma untuk menerima kerajaan
yang diwariskan ayabnya. Tetapi ketika orang Yahudi mengirim utusan
yang mengatakan babwa mereka tidak menghendaki Arkhilaus menjadi
raja, maka Arkhilaus hanya menerima sebagian daerah kekuasaan ayab-
nya, yaHu Samaria dan Yudea. Bahkan daerab itu pun kemudian di-
ambil darinya sepuluh tabun kemudian, dan menjadi daerah kekua-
saan Romawi. Dua puluh tahun kemudian Pontius Pilatus memerintah
daerab tersebut.
,
4
KLJMAKS OJ YERUSALEM
LUKAS 19:28 - 24:53
1. Mesias Datang ke Bait Suci
Sekarang tibalah peristiwa-peristiwa yang telah dinyatakan oleh semua
hal di masa lalu, yakni kematian Yesus, kebangkitan dan kenaikan-Nya.
lni harns disadari bahwa pengertian Lukas terhadap peristiwa-peris-
tiwa tersebut sangatlah berbeda dari pemahaman Markus dan Paulus.
Lukas tidak mengartikan peristiwa penyaliban sebagai tindakan pengor-
banan dalam rangka pAnebusan, atau sebagai kematian sukarela demi
kehidupan orang lain. Berbagai petunjuk memperlihatkaIi bahwa t e ~ i
gi Lukas lebih merupakan teologi kemuliaan daripada teologi salib. In-
terpretasinya terhadap kematian Yesus tidak terlalu ja10lh dari pema-
haman bahwa salib merupakan media keselamatan yang direncanakaIl
Allah sejak mulanya dan yang oleh pekerjaan Roh Kudus dijanjikan pa-
ra nabi. Mengapa Allah hams menebus manusia dengan cara itu, atau
aspek penebusan apa yang ada dalam kematian di salib, tidak menjadi
pertanyaan-pertanyaan Lukas. fa lebih memberi perhatian kepada mu-
jizat kemenangan atas penggenapan nubuat sehingga hal-hal lain tidak
memperoleh perhatiannya. Hams juga diingat bahwa penyaliban dan
kebangkitan tidak memenuhi semua nubuat. Semua peristiwa yang di-
laporkan dalam Kisah Para Rasul masih merupakan peristiwa masa de-
Kiimaks di Yerusalem
75
pan, juga kehancuran Yerusalem dan waktn kedatangan "Anak Manu-
sia", yakni kedatangan Yesus yang kedua untukmenghakimi dunia.
Cerita Lukas tentang Yesus masuk ke Yerusalem tarn,paknya meng-
ikuti pola cerita Markus, walaupun Lukas menghilangkan upaya Markus
untuk menyesuaikan peristiwa-peristiwa pekerjaan Yesus di Yerusalem
ke dalam Minggu Suci dan perumpamaan tentang pengutukan pohon
ara. Cerita ini diapit cerita Yesus masuk ke kota dan pembersihan Bait
Suci. Karena Lukas tidak memberikan kronologi peristiwa Minggu Suci
dan juga tidak menyebutkan hal melambaikan ranting-ranting. maka
tidak tepat membicarakan "Minggu Palma" dalam Lukas. Motif utama
Lukas memotong laporan Markus demi penghematan dan alur cerita.
Lukas menjelaskan bahwa nyanyian pujian orang banyak dimulai
ketika Yesus dan rombongan-Nya mulai menuruni Buldt Zaitun. Pe-
nyebutan Yesus sebagai pewaris takhta Daud dalam Markus dibuang
oleh Lukas, karena telah diganti lebih dulu dengan cerita penyembuh-
an orang buta (18:38-39). Lukas mengungkapkan teriakan para murid.
"Damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang maha tinggi".
Ungkapan ini mengingatkan nyanyian para malaikat kepada para gem-
bala (2:14). tetapi damai di sini telah berganti tempat. karena di sini
tempatnya adalah di sorga dan bukan di bumi. Orang-orang Farisi mun-
cui terakhir kali dalam Injil ini ketika mereka menyebut Yesus "guru".
dan meminta-Nya mendiamkan para murid-Nya. Yesus menjawab bah-
wa kalau murid-murid diamlIlaka batu-batulah yang akan berteriak_ Ja-
di, sampai akhirnya. kaum Farisi tetap buta terhadap identitas Yesus_
Dengan cara yang mirip dengan 13:31-35. Yesus menangisi kota
Yerusalem dan mengemukakan secara jelas pendudukan Roma yang
merupakan salah satu konsekuensi penolakan mereka terhadap Yesus.
Empat tahap eskatologi Lukas yakni (1) penyaliban dan kebangldtan. (2)
allugerah Roh dan misi kepada orang kafir, (3) kehancuran Yerusalem.
dan (4) kedatangan kedua, (bukan merupakan suatu perhitungan apo-
keIip.;s karena jarak waktu tahapan-tahapaan tersebut tidak berupa du-
rasi waktu yang tetap). Ketika Lukas menulis Injilnya. setiap tahapan
ter'ebut telah terjadi kecuali kedatangan Yesus yang kedua. karena itu
Lukas berpendapat bahwa gereja harns dalam ~ ~ n siap:
Laporan Lukas tentang pembersihan Bait Suci lebih singkat dari
Markus maupun Matius. Setelah itu. Yesus mengajar di Bait Suci setiap
hari. Karena Injil sinopsis yang lain mengatakan hal yang sama. kurang
76
lnjil Lukas sebagoi Cerita'
jelas apakah Lukas menganggap Yesus Bait Suci dalam
rangka menggantinya dengan diri-Nya sendiri sehingga Yesus menjadi
pusat dari Israel, atau apakah motivasi Lukas mempersingkat cerita ha-
nya karena alasan gaya penulisan,
Dalam Lukas, cerita Yesus mengajar di Bait Suci ternyata kurang
rinei dibandingkan Markus, Tidak ada cBrita yang menginterupsi urutan
usaha pemimpin agama mengumpulkan bukti melawan Yesus agar me-
reka dapat memperkarakan di hadapan Gubernur Romawi. Di Yerusa-
lem para pejabat Bait Suci ini menempatkan kaum Farisi sebagai lawan
Yesus. Mula-mula mereka bertanya kepada Yesus, dengan kuasa apa
Yesus menggemakan kemenangan dan menyucikan Bait Allah. Untuk
menunjukkan bahwa mereka tidak menganggap serius kuasa meslanis
yang terwujud dalam tindakan-tindakan !ersebut, Yesus ber!anya ke-
pada mereka tentang kuasa Yohanes Pembaptis, yang tidak perlu lagi di-
persoalkan. Namun mereka tidak membuat suatu respons secara teolo-
gis tetapi secara politis, sehingga menunjukkan bahwa tidak mungkin
mengadakan suatu percakapan serius dengan mereka. Reaksi Yesus ada-
lah melakukan serangan balasan, dengan menggunakan perumpamaan
yang membandingkan pemilik tanah dengan para penggarap yang mem-
bunuh anak pemilik tanah yang sanga! dikasihi guna mengambil alih
tanahnya. Yesus menyimpulkan perumpamaan ini dengan mengatakan
bahwa pemilik tanah itu akan dqtang dan menghancurkan para pengga-
rap dan memberikan kebun anggur itu kepada orang lain. Inti yang di-
tekankan YesiIs berdampak dalam kehidupan agama, dan mereka tahu
Yesus memberikan ancaman mutlak kepada mereka dan kepada lemba-
ga agama yang mereka pimpin, Maka keinginan merekit untuk meng-
hancurkan Yesus bertambah besar.
Usaha selanjutnya adalah menjebak Yesus, seperti halnya Ia men-
jebak mereka lewat pertanyaan mengenai kuasa Yohanes Pembaptis.
Mereka mengirim mata-mata yang berpura-pura sebagai pencari kebe-
naran untuk bertanya kepada Yesus tentang hal membayar pajak ke-
pada Kaisar Roma. Mereka menyangka bisa menjebak Yesus pada se-
mua sisi. Kalau Yesus menjawab bahwa mereka harns membayar maka
Ia akan kehilangan popularitas-Nya terhadap uma!; tetapi kalau Yesus
mengatakan tidak perlu membayar maka Ia bisa dituduh memberontak.
Ternyata Yesus mendemonstrasikan ke!erlibatan mereka sendiri dalam
jajahan Romawi dengan menyuruh mereka mengeluarkan sekeping uang
Kiimaks di Yerusalem
77
Romawi. Gambar kaisar pada mata uang tersebut menunjukkan bahwa
uang itu adalah milik Kaisar. dan wajar jika mereka memberikan apa
yang wajib diberikan kepada kaisar. .
Seluruh lembaga agama ilu tidak hanya mencakup kaum Farisi yang
percaya tenlang kebangkitan. tetapi juga orang-orang Saduki yang me
rupakan kelompok imam besar yang konservatif. Kelampok ini tidak
percaya pada kebangkitan. karena menurut mereka hal itu tidak dia-
jarkan dengan jelas dalam Perjanjian Lama. sebagai kitab yang diilhami
oleh Allah. Kepada Yesus mereka mengajukan pertanyaan jebakan ten
tang kebangkitan yang melibatkan peraturan Perjanjian Lama. Menurut
peraturan tersebut seorang laki-Iaki yang mati tanpa punya keturunan.
jandanya harus dikawini saudara lakilakinya supaya bisa menghasil
kan keturunan atas nama saudara yang meninggal tersebut (UI. 5:5-10).
Yesus menunjukkan kebodohan penolakan mereka terhadap kebangkitan
dengan menunjukkan bahwa di kehidupan yang akan datang tidak per-
lu ada perkawinan. karena tidak seorang pun akan mati kembali, dan ka-
rena itu tidak perlu menggantikan keturuoan melalui pengembangbiakan.
Setelah itu Yesus mengambil insiatif dan mulai bertanya. la mulai
dengan masalah kemesiasan keturunan Daud. Mereka mengharapkan
seorang Mesias yang datang sebagai panglima perang untuk mengusir
orang Romawi seperti halnya Daud mengusir orang Filistin. Pembuk-
tian Yesus diperkuat dengan metode penafsiran Alkitab yang diguuakan
waktu itu. Yesus berpendapat bahwa Roh Kudus yang mengilhami se-
mua kitab suci mengemukakan bahwa Kitab Mazmur dikarang oleh
Daud dan Mazmur 110 berbicara tentang Mesias. Karena itu Daud me-
nyebut Mesias sebagai Tuhan. yang mengakui superioritas-Nya. Karena
Mesias tidak mungkin memperoleh kuasa dari orang yang lebih rendah
daripada-Nya. maka Mesias tidak mungkin menggantungkan status-Nya
pada keturunan Daud.
Beberapa kontroversi yang terjadi ketika Yesus mengajar di dalam
Bait Suci diakhiri dengan serangan pribadi kepada para ahli Taurat ke-
tika Yesus mengulangi tuduhan yang lazim waktu itu bahwa mereka
serakah. Para ahli Taurat menikmati pakaian yang indah. sapaan penuh
harmat. tempa! duduk kbusus sesuai status mereka. dan walaupun doa
mereka sanga! panjang. mereka merampas rumah para janda. Yesus se-
gera menegaskan tuduhan-Nya. Yesus dan para pengikut-Nya berdiri di
halaman Bait Sud. dekat salah satu katak persembahan dan mengamati
78 lnjil Lukas sebagai Cerita
orang-orang yang memberi persembahan. 'Menumt Yesus, seorang janda
yang m m ~ r i beberapa peser uang terkecilnya ternyata lebih pemurah
dari orang lain karena ia memberikan apa yang ia butuhkan untuk hi-
dup, sedangkan orang-orang lain hanya memberikan sedikit dari peng-
hasilan mereka yang besar. Para pemimpin agama memberi lebih se-
dikit daripada pemberian orang miskin, padahal dari dialah mereka
memperoleh kekayaannya. Jadi seluruh sistim agama dikecam dan ar-
gumentasi Yesus sangat baik.
Markus hanya melaporkan dua pidato panjang Yesus, pertama me-
ngenai perumpamaan-perumpamaan dalam pasal 4 dan sebuah penya-
taan (Yunani: apokalypsis) tentang akhir zaman yang akan datang. Lukas
21 :5-38 berdasarkan Markus 13, "Apokalipsis Kecil" muncul dan peru-
bahan dari sumbernya yang dilakukan Lukas sangat ).lernada perintilh,
baik waktu penulisan maupun tujuan penulisannya. Kelompok penaf-
sir modern tentang Lukas menggunakan pasal ini untuk menunjukkan
bahwa Lukas menulis Injilnya guna menghibur gereja karena penun-
daan kedatangan Yesus yang kedua. Sangat tepat jika Lukas menafsir-
kan pidato ini untuk mengacu kepada peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi antara waktu pelayanan Yesus di Yerusalem dan penulisan In-
jilnya. Tidak berarti bahwa Lukas berpendapat kedatangan Yesus yang
kedua telah tertunda untuk waktu yang tidak terbatas, dan bahwa ge-
reja harus bersikap tenang daIam menerima kelambanan sejarah yang
panjang ini. Terlihat jelas ketika Lukas menulis Injil ini, Lukas meng-
anggap bahwa akhir zaman telah dekat.
Pidato ini diawali pembukaan yang sederhana. Ketika Yesus meng-
ajar di Bait Suci, para pendengar-Nya berkomentar - seperti biasa dila-
kukan para wisatawan - tentang bangunan Bait Suci. Yesus menjawab
dengan mengatakan bahwa seluruh bangunan tersebut qkan diruntuh-
kan. Para pendengar-Nya langsung bereaksi dengan mengemukakan
pertanyaan yang menjadi pemicu pidato-Nya: "kapan akan terjadi, apa
tandanya bila hal itu terjadi?" Maksud pertanyaan mereka adalah, "Je-
laskan eskatologi-Mu, dan teori-Mu tentang akhir zaman." Perhatikan
bahwa dalam Lukas, baik pertanyaan dan jawaban dilakukan di depan
umum, bukan pembicaraan pribadi antara Yesus dan para murid-Nya,
seperti dalam Markus 13:3.
Yesus memprediksikan bahwa akan muncul banyak bahaya-ba-
haya semu tentang akhir zaman dan tentang waktu kedatangan-Nya
Klimaks di Yel11salem 79
yang kedua. Kesempatan pengharapan itu akan menimbulkan "perang
dan kekacauan". Terjemaban kata "kekaeauan" dalam RSV adalab "pem-
berontakan". Jelas bahwa dalam pereakapan tersebut Lukas mengarti-
kan peristiwa pengharapan mesianis yang semu sebagai upaya orang
Israel membebaskan diri dari penjajaban Romawi sekitar 66-70 M. Da-
lam seluruh pasal terlihat dua perspektif waktu. Untuk hal-hal tertentu
perspektif waktu sangat menyejarab, yakni perspektif Yesus di Yerusa-
lem sebelum kematian-Nya. Pada kesempatan lain, perspektifnya ada-
lab Lukas dan jemaatnya enam puluh tabun kemudian, setelab selesai
perang Y abudi -Romawi.
Perang tersebut bukan satu-satunya hal yang mengintervensi anta-
ra waktu Yesus dan waktu Lukas. Seluruh peristiwa yang berkaitan de-
ngan penyebaran gereja dari Yerusalem ke Roma yang membentuk isi
Kisab Para Rasul juga terjadi dalam masa antara tersebut. Peristiwa-pe-
ristiwa itu dinyatakan dalam ayat 12-19. Orang-orang Kristen akan di-
aniaya, diadili di hadapan sinagoge, raja-raja, gubernur dan mereka di-
penjara; dikhianati teman-teman dan sanak keluarga, dan dibenci semua
orang. Ayat 18 menampakkan kontradiksi terhadap semua yang dikata-
kan sebelumnya, terutama janji babwa tidak sehelai pun rambut kepala
orang-orang Kristen akan Wlang. Ketegasan hal yang tampaknya berla-
wanan tersebut muneul dalam ayat berikutnya, babwa yang dijanjikan
adalab keselamatan kekal dan bukan keamanan sementara.
Tema penghaneuran Yerusalem pada 70 M muneullagi dalam ayat
20-24. Tampaknya orang Kristen diingatkan untuk meninggalkan kota
pada waktu itu, karena nasib kota dan Bait Suci tidak berkaitan dengan
agama barn yang diperkenalkan Yesus. Lukas mungkin mendasarkan tu-
lisannya dari ingatan historis, sebab Eusebius, seorang bapa sejarab ge-
reja mengatakan, "Para anggota gereja di Yerusalem, lewat nubuat da-
lam wabyu kepada seseorang yang dipereaya di situ, disuruh mening-
galkan Yerusalem sebelum perang dimulai dan untuk tinggal di kota
Pella di daerab Perea" (Ecclesiastical HistoJ)' 3.5). Lukas menggambarkan
revolusi keras waktu itu sebagal "masa-masa pembalasan babwa akan
genap semua yang ada tertulis." Ini merefleksikan keyakinan Lukas
babwa kehancuran Yerusalem dan Bait Suci merupakan penggenapan
nubuat tentang penolakan Israel untuk mengenal Yesus sebagai Mesias
yang dijanjikan. Bagian iill berakWr dengan nubuat tentang penduduk-
an Yerusalem sampai "genaplab zaman bangsa-bangsa itu".
80
InjiJ Lukas sebagai Gorita
Salah satu pernyataan pal.ing samar dalam Lukas adalah Lukas
21:32, "Angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya terjadi."
Perkataan ini berasal dari Markus dan dikutip juga oleh Matins. Tetapi
karena ketiga penginjil sinopsis memiliki pemahaman berbeda tentang
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan akbir zaman, maka arti per-
nyataan tersebut menjadi berbeda dari lnji! ke lnji!. Persoalan utama
LUkas adalah: angkatan manakah yang dimaksud dengan "angkatan ini",
apakah angkatan Yesus atau angkatan Lukas? Mungkin jawabnya lidak
berbeda. Mungkin ada orang-orang Kristen yang telah mendengar khot-
bah Yesus dan masih hidup di zaman Lukas. Masalah utama adalah
bahwa Lukas menghampkan kedotangan Tuhan akon segem terjadi
seteJah waktu penuJisan InjiJnya. Lukas menggambarkan Yesus mem-
buat suatu perumpamaan yang penting, seperti muneulnya tunas baru
di pepohonan merupakan tanda bahwa musim akan segera tiba,
begitu pula serangkaian beneana alam akan terjadi sebagai tanda makin
mendekatnya kedatangan Yesus yang kedua. Bagi Lukas ada liga istilah
yang tampaknya sinonim, yaitu kedatangan yang kedua (parousia), ke-
datangan kerajaan Allah (21:31), dan penebusan (21:28).
Para pendengar yang Lukas maksud pada akhir pidato apokalipsis
ini adalah gereja di zaman Lukas sendiri. dalam ba-
haya pengaruh kenikmatan dan hal-hal ci;"niawi, sehingga mereka ber-
hellti menunggu kedatangatt Anak Manusia dengan pengharapan yang
pelluh sukacita.
Pengajaran Yesus di Bait Suei yang telah berlangsung sejak pem-
bersihan Bait Suci kini berakbir dengan beberapa .catatan penjelasan
mengenai keadaan yang terjadi. Dengan tetap mempertahankan tata
letak tersebut sampai sekarang, Lukas dapat menempatkan Yesus di
Bait Allah dalam seluruh bagian ini.
2_ J arnuan Makan yang Bersifat Mengantisipasi
LUkas menempatkan exodus (9:31) dalam konteks Paskah tempat Exodus
Israel dimulai. Dengan demikian Lukas mempersingkat cerita Markus
tentang persiapan Perjamuan Malam terakhir, karena Lukas tidak meng-
ikuti skema Markus tentang Minggu Suci. Bahkan setelah eerita Yesus
diurapi oleh perempuan berdosa (7:36-50), Lukas mampu mempereepat
jalan cerita. lni memberi kesempatan Lukas untuk langsung pindah da-
Klimaks di Ye11lsalem
81
ri persekongkolan antara para imam besar dan para abli Taurat ke per-
janjian mereka dengan Yudas untuk mengkbianati Yesus, ketika orang
banyak tidak ada di situ. Lukas mengasalkan pengkhianatan Yudas ke-
pada setan yang menguasai diri Yudas. Gereja mula-mula memang men-
dapat banyak cercaan, karena Tuban yang mereka anggap mabatabu ter-
nyata tidak mampu mengenali situasi pengkbianatan salab seorang peng-
ikut -Nya yang terdekat. Setan tidak disebut -sebut sejak pencobaan Y esus,
sejak dikatakan, "Setan mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu
yang baik." (4:13). Apakab sekarang ini waktu yang baik ataukab Lukas
tidak sering menunjuk kepada kegiatan setan, kurangnya tunjukan ten-
tang hal ini tidak memberi dasar cukup untuk menerima teori sejumlab
pakar babwa waktu antara kedua pemunculan setan itu adalab "waktu
keselamatan" para murid bisa mencicicpi suasana kerajaan Allah.
Pengaturan untuk makan Paskab dibuat oleh Yesus dan lebih me-
libatkan kemampuan-Nya melihat ke depan daripada pengaturannya
lebih dulu. Suatu perubaban yang dibuat Lukas terhadap urutan Markus
tentang peristiwa "Perjamuan Makan Terakhir" adalab memunculkari
lembaga Ekaristi sebelum Yesus memprediksikan bahwa Ia akan dikhia-
nati salab seorang murid-Nya. Pengaruh pengurutan tersebut untuk me-
nunjukkan bahwa perbuatan jabat bisa terjadi bahkan dalam komunitas
ekaristi, yaitu gereja; tema yang sangat cocok dengan nasibat Lukas un-
tuk selalu wasp ada dan jangan tidak siap jika Tuhan datang kembali.
Perayaan Paskah merupakan penyegaran kembali bagi Yesus sebelum
penderitaan-Nya. Dalam pasal yang tidak memiliki kesejajaran dengan
Matius maupun Markus, Lukas menceritakan bahwa Yesus berkata Ia
tidak akan makan Paskab lagi sampai Ia beroleh kegenapannya dalam
kerajaan Allah, Di sini Yesus menunjuk pada jamuan mesianis pada
waktu kedatangan-Nya kembali. Ada beberapa kebingungan yang dise-
babkan acuan tentang dua cawan, dalam naskahnaskah tua terbaik
Lukas. Dalam naskabnaskah lainnya, urutan biasa yaitu roti dan anggur
dibalik. Karena lebih dari satu cawan diedarkan pada jamuan Paskah,
maka lebih mungkin bahwa versi yang mengacu pada "dua cawan" le-
bih bisa diterima sebagai catatan yang asli,
Ketika Yesus berkata bahwa Ia akan dikbianati, para murid meng-
alihkan percakapan dari masalah siapa yang bersalah kepada masalab
siapa yang lebih besar. Hampir seluruh jawaban Yesus dipinjam dari
Markus 10 tentang reaksi Yesus terhadap permintaan Yakobus dan
82 Injil Lukas sebagai Cerita"
Yohanes untuk duduk di sebelah kanan-Nya jika Ia masuk ke kerajaan-
Nya. Tetapi Lukas mengakhiri pereakapan ini dengan janji bahwa ke-
dua belas murid akan makan dan minum di meja Yesus dalam keraja-
an, dan duduk pada dua belas takhta untuk menghakimi suku-suku
Israel. Zaman kerajaan Allah akan tiba setelah kedatangan Yesus yang
kedua, tetapi kegiatan kedua belas murid dalam awal Kisah Para Rasul
menyatakan bahwa mereka melakukan penghakiman kepada dua belas
suku, atau antisipasi terhadap penghakiman yang akan datang atas
mereka. Yang jelas, kedua belas mood sangat terUbat dalam pembarnan
Israel yang akan terjadi dalam diri Yesus. lni memperjelas Lukas me-
ngenal penyangkalan Petrus. Yesus mengatakan kepada Petrus b?hwa
Ia akan berdoa untuk Petrus, sehingga saat Petrus telah "berbalik kem-
bali" ia akan menguatkan saudara-saudaranya. Ueapan ini jelas menun-
juk kepada peran kepemimpinan Petrus dalam gereja a; Yerusalem.
SemeI1tara itu, para murid harns mempersiapkan diri menghadapi
pengalaman yang menyakitkan. Ketika Yesus mengutus mereka mem-
beritakan Injil, mereka tidak dibolehkan membawa perbekalan, tetapi
dalam waktu yang jahat yang akan terjadi, mereka harns membawa be-
ka! dan pedang untuk mempertahankan diri. Walaupun ayat-ayat ini te-
lah ditafsirkan dengan berbagai eara, tampaknya waktu penyaliban di-
pahami sebagal waktu yang dinubuatkan untuk penolakan Mesias. Se-
perti telah dieatat sebelurnnya, dasar tafsiran Lukas tentang kematian
Kristus lebih berfokus p d ~ unsur penggenapan nubuat daripada unsur
penderitaan sukarela seperti yang ditekankan Markus dan Paulus. Di
masa depan akan ada kesukaran yang lebih hebat dari,pada yang per-
nah terjadi di masa lampau. Namun pertanyaan mengapa hanya dua
pedang yang dibutuhkan untuk itu, kurang terlalu jelas di sini. Agak-
nya, penafsiran ironis yang sangat disukai para penafsir modern, yang
menafsirkan bahwa respon para rasul itu merupakan kesalahpahaman
tragis, adalah penempatan yang keliru.
3. Penangkapan dan Penghakiman
Lukas terus menjadikan Markus sebagal sumber utamanya, tetapi ia
melakukan berbagai perbaikan seeara bebas. Markus meneeritakan Yesus
pergi ke taman Getsemani, yang terletak di lembah Kidron di kaki bukit
Zaltun, persis di bawah Gunung Zion di daerah sekitar Balt Suci (22:39).
Klimaks di Yerusalem
83
Sedangkan Lukas menceritakan Yesus pergi ke suatu tempat yang tidak
dikenal di Bukit Zaitun [22:39). Seperti dikatakan sebelumnya (21:37),
jelas tempat ini merupakan temp at Yesus biasa tinggal ka.lau 1a ke Ye-
rusalem (21:37). Karena predikai Yesus tentang penyangkalan Petrus
terjadi dalam perjamuan makan, maka Lukas tidak perlu menginterupsi
alur cerita di sini dengan menceritakannya lagi.
Yesus dalam versi Lukas muncul Iebih memiliki penguasaan diri
daripada Yesus dalam versi Markus. Dengan ketenangan-Nya mengha-
dapi maut, jelas 1a menjadi teladan bagi para martir di jemaat Lukas.
Yesus menyuruh para murid-Nya berdoa agar jangan jatuh ke dalam pen-
cobaan. 1a tidak terjatuh ke tanah tetapi [a berlutut dengan tenang. Se-
orang malaikat datang memberi kekuatan kepada-Nya, seperti para mar-
tir di zaman Lukas berharap untuk dikuatkan. Walaupun Yesus berada
dalam "penderit.an", peluh-Nya sepem titik-titik darah (ini bukan ber-
arti darah sungguhan). Kesengsaraan ini tidak boleh dipahami sebagai
pergumulan eskatalagis yang digambarkan Markus. Robert Karris menje-
laskan keadaan ini "seperti kecem.san seorang atlet angkat besi yang
mencoba mengangkat beban lima ratus pan." Yesus mempersiapkan di-
ri-Nya untuk menghadapi penderitaan yang segera datang, supaya [a
mampu melaksanakan kehendak Bapa-Nya.
Berbeda dengan Markus, Lukas tidak bercerila tentang tiga kali
Yesus kembali dan mendapati para murid tertidur karena mereka tidak
m'lJllpu berjaga dengan-Nya selama salu jam. Menurut Lukas Yesus ha-
nya sekali kembali, dan tertidurnya para murid lebih banyak menan-
dakan kesedihan mereka. Hal ini mengingatkan pada para murid yang
tertidur di gunung pada waktu peristiwa pemuliaan (9:32). Mereka di-
perintahkan untuk berdaa agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Sekali
lagi perintah untuk berjaga dan berdoa merupakan perintah yang dite-
ruskan Yesus kepada jemaat Lukas saal mereka menan!i kedatangan-
Nya yang kedua.
Cerita tentang penangkapan juga mengandung upaya perbaikan
Lukas terhadap tradisi yang diterima dari Markus. Gaya penulisan
Lukas sangat padat dan ceritanya lebih Iangsung. Yudas datang ke tem-
pat yang diyakini sebagai tempat Yesus berada di Bukil Zaitun, dengan
membawa serombongan orang dengan identitas yang tidak jelas pada
awalnya. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya, sebagai tanda
untuk menangkap Yesus. Tindakan Yudas ini tidak sejelas di dalam
84 Injil Lukas sebagai Geriia
Markus. Namun Lukas melaporkaiJ tangg"apan Yesus yang mengandung
penderitaan terhadap pengikut-Nya yang akrab dengan-Nya, yang kini
disebut sebagai "murid-Nya yang bernama Yudas". Yesus bertanya apa-
kah tanda keakraban itu juga menjadi tanda pengkhianatan. Hanya
Lukas yang mengatakan kepada kita bahwa para murid-Nya, setelah
mengetahui apa yang akan terjadi, meminta izin sebelum menarik pe-
dang mereka - walaupun mereka akhirnya tidak menunggunya lagi un-
tuk menggunakan pedang mereka. Sekali lagi, hanya Lukas yang me-
ngatakan bahwa ketika telinga kanan hamba seorang imam besar di-
potong, Yesus menyembuhkannya. Tindakan ini merupakan panggilan
untuk mengakhiri kekerasan dan menunjukkan bahwa Yesus bulmlah
seorang yang revolusioner tetapi seorang yang cinta damai.
Barulah pada waktu itu mereka yang datang menangkap Yesus
dapat dikenali. Mereka bukan orang-orang yang ditugasi para penguasa
agama. Para penguasa itu hadir secara pribadi, termasuk para kepala
pengawal Bait Suci (Z2:52). Pertanyaan Yesus mengapa mereka tidak
menangkap-Nya ketika Ia mengajar di Bait Suci seliap hari, memiliki
makna penting. Mereka telah datang seperti akan menangkap seorang
penjahat, yang pada waktu itu biasanya dikenali sebagai orang Zelot,
yang bergerilya untuk mengusir penjajah Romawi. Secara keseluruhan
Lukas berusaha menunjukkan bahwa omng-orang Romawi tidak meng-
anggap Yesus bersalah dalam hejahatan apa pun. Para lawan Yesus te-
lah menyembunyikan mereka yang memalukan di bawah jubah kege-
lapan, dan itu memang saat kuasa-kuasa kegelapan bekerja (22:53).
Keterampilan Lukas bercerita mengandung kesederhanaan dan ber-
gerak maju ke adegan lain lagi (22:54-71). Penyangkalan Petrus muncul
sebelum peristiwa penghakiman di hadapan Sanhedrin, sehingga Yesus
harus menunggu di halaman dengan para penjaganya sementara Petrus
berusaha berbaur dengan orang banyak. Pengaturan cerita ini tidak
hanya menyatakan kemungkinan bahwa Sanhedrin tidak mengadakan
pertemuan di waktu malam, tetapi juga memungkinkan Yesus melihat
langsung kepada Petrus pada saat ia menyangkali-Nya yang ketiga kali,
yang sekaligus mengingatkan Petrus bahwa Yesus mengetahui dirinya
melakukan hal tersebut. Tidaklah heran bahwa Petrus keluar dan me-
nangis dengan sedihnya. Setidak-lidaknya para pembaca diingatkan bah-
wa Yesus telah menjelaskan penyangkalan ini sebagai pekerjaan setan
yang menampi Petrus seperti orang menampi gandum (22:31-32). Bah-
K1imaks di Yerusalem
85
kan dengan penyangkalan Petrus maka doa Yesus telah dijawab, dan
Petrus tidak gagal total, sebab ia akan kembali lagi dan menguatkan
iman saudara-saudaranya. Berbeda dari penekanan Markus, bagi Lukas
tindakan penyangkalan tidak menyebabkan hilangnya anugerah, dan
tindakan ini pun tidak terlalu ditekankan (Mrk. 14:71). Hal ini sejalan
dengan kecenderungan Lukas untuk tidak terlalu bersikap kritis terha-
dap para murid dibanding Markus. Kecenderungan ini ditunjukkan da-
lam cerita sebelumnya, bahwa mereka hanya sekali jatuh tertidur se-
mentara Yesus berdoa dengan penuh penderitaan dan kesedihan. Buku
Werner Kelber, Mark's Story of Jesus (Philadelphia: Fortress Press,
1979) mengemukakan tentang sikap Markus yang amat berbeda berser
ta penjelasannya.
Ketika fajar terbit, Yesus dibawa untnk diadili di hadapan sidang.
Kata Sanhedrin merupakan suatu penyesuaian bahasa Aram terhadap
kata Yunani sunedrion yang berarti sidang. Proses peradilannya sangat
dipadatkan sehingga hanya berpusat pada satu masalah saja, yaitu iden-
titas Yesus dan ketidakmampuan para pemimpin agama mengakui iden
litas tersebut. Tidak ada berita apa pun tentang saksi palsu di sini, juga
tidak tuduhan tentang perkataan Yesus, "Aku akan merubuhkan Bait
Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan
yang lain, yang bukan buatan tangan manusia" (Mrk. 14:58). Masalah
yang dibicarakan dalam sidang sangat bersifat eskatologis, "Jikalau Eng
kau adalah Mesias katakanlah kepada kamL" Tiga istilah ini digunakan
sebagai suatu sinonim, yaitu Kristus (Mesias), Anak Manusia dan Anak
Allah. Sebenarnya ada istilah keempat telah diterapkan sebelumnya,
yakni Mesias adalah juga seorang nabi seperti Musa, ketika seorang pen
jaga menyuruh Yesus untuk bernubuat dan mengatakan siapa di antara
mereka yang telah memukul-Nya. Kalau leita hanya bertolak dari ayat
ayat ini seolah-olah Lukas tidak menerapkan gelargelar tersebut kepa-
da Yesus, karena gelar-gelar tersebut diueapkan para pelawan-Nya dan
Yesus tidak membenarkan maupun menyangkalinya. Yesus hanya me-
ngatakan, "Kamu sendiri mengatakan." Tetapi kalau leita lebih te!iti
membaca bagian akhir lnjil ini, jelaslah bahwa masalah utarna di sini
bukan siapakah Yesus itu tetapi kemampuan para haleim memperhati-
kan seeara serius kenyataan apa yang terjadi sejak semula. lni terlihat
dari eara bagaimana tanggapan Yesus a) diterima para lawan-Nya sebagai
suatu pengakuan, dan b) bagaimana jawaban tersebut dijadikan bukti
86 Jnji] Lukas sebagai Gerita
untuk menghukum-Nya. Karena mereka' menolak mengakui kemung-
kinan bahwa Yesus sesuai dengan yang Ia katakan tentang diri-Nya,
maka perklitaan Yesus bisa dipahami sebagai suatu penghujatan.
Lukas mengkonstruksikan adegan Yesus di hadapan Pilatus (23:1-
25) seeara khusus untuk menunjukkan bahwa Yesus tidak melakukan
kejahatan Roma. Tema yang menonjolkan gerakan kekristenan yang
tidak berpolitik dan kehidupan bermasyarakat mereka yang benar, akan
sering muneul dalam Kisah Para Rasul, teristimewa dalam sikap Paulus.
Jelas Lukas berupaya keras untuk membela gereja di zamannya dari tu-
duhan subversif. Di sini Lukas menggambarkan Pilatus, yang menyua-
rakan keadilan Romawi, yang sampai tiga kali memberitakan bahwa ti-
dak ada bukti yang melayakkan Yesus menerima hukuman mati. Pilatus
harns membuat penegasan ini untuk mengatasi protes para pemimpin
Yahudi. Tujuan Lukas bukanlah anti-Semitis karena la dendam kepada
orang Yahl}di (sikap tidak kristiani yang menganggap bahwa sebagian
besar orang Kristen sepanjang abad juga bersikap seperti itu). Sikap
Lukas adalah pro-Kristen, ia menolong pemerintahan Romawi menge-
tahui bahwa gereja sarna sekali tidak merupakan aneaman politis terha-
dap kekaisaran Romawi.
Tuduhan para pentimpin agarna terhadap Yesus adalah tuduan pal-
su semata. Tuduhan bahwa Yesus menolak membayar pajak kepada
kaisar (23:2), sarna sekali ditolak dalarn 20:25. Ketika Pilatus menanya-
kan apakah Yesus seorang raja, Yesus menjawab "Engkau sendiri menga-
takannya". Jawaban ini mirip jawaban Yesus kepada Sanhedrin tentang
kemesiasan-Nya. Narnun ketika Pilatus tidak menganggap jawaban ter-
sebut sebagai penyangkalan, para pemimpin agarna justru mengartikan-
nya sebagai pengakuan. Kalau kita boleh membaea pikiran Yesus da-
lam jawaban tersebut, atau, pemaharnan Lukas tentang "'Pa yang Yesus
maksudkan, jawaban tersebut berarti, "Aku memang seorang raja, teta-
pi bukan untuk mengganggu pemerintah Romawi".
Lukas membuat suatu peralihan yang sangat baik dalam 23:5 keti-
ka ia meneeritakan para pemimpin agama menuduh Yesus telah meng-
gerakkan rakyat dari Galilea ke Yudea, sehingga membuat Pilatus meng-
alihkan kasus pelik ini ke pengadilan lain. Banyak pakar menunjukkan
bahwa Herodes muncul dalarn ketiga bagian Jnjil Lukas, tetapi mereka
menolak kenyataan bahwa gambaran tersebut tidak konsisten. Selama
Yesus berkarya di Galilea, Herodes selalu ingin tahu identitas Yesus.
Klimaks di Yerusalem
87
Dalam cerita pelarian bayi Yesus ke Mesir, Herades berusaba membu-
nub-Nya. Di sini Herades berperan hanya sebagai searang pencari sen-
sasi yang ingin melihat suatu mujizat. Dinyatakan di silli babwa keja-
dian ini bisa dipabami sebagai penggenapan Mazmur 2:2, "Raja-raja du-
nia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersarna-sarna mela-
wan Tuhan dan yang diurapi-Nya." Tetapi karena kesepakatan PHatus
dan Herades bukan untuk melawan Yesus, dan karena Lukas tidak me-
nunjukkan babwa ia mengacu kepada ayat ini, maka pendapat ini ku-
rang bisa diterima. Juga tidak ada perolehan apa pun dengan mencari
pembuktian dari Aikitab, karena ada tiga kesaksian yang saling berbe-
da. Mungkin alasan utama Lukas memunculkan Herades di sini adalah
untuk mengatakan babwa tentara Herodeslah yang mengejek Yesus de-
ngan memberi-Nya pakaian raja, blikan tentara Romawi.
Irani akhir semakin menonjol dalarn ayat terakhir bagian ini,
"(PHatus) melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena
pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka,
tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-
maunya" (23:25). Orang yang tidak bersalah terhadap Roma dihukum
sedangkan orang yang bersalab dibebaskan.
Selama ini Lukas tidak mengikutsertakan umat dari kesalaban pa-
ra pemimpinyang menolak Yesus, Namun dalarn 23:13, akhirnya umat
diikutsertakan Perspektif Lukas yang menyeluruh tentang peran umat
dalarn kematian Yesus akan diungkapkan melalui pidato-pidato dalarn
Kisab Para Rasul: .
"Jadi seluruh kaum Israel harns tahu dengan pasli, bahwa Allah telah
membuat Yesus, yang karou salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristns"
(2:36).
"". Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun
PiJatus berpendapat, bahwa ia harns diJepaskan" (3:13).
"Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki
seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah la, Pemimpin kepada
hldup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari an-
tara orang mati" (3:14-15).
"Hai saudara-saudara, aku tabu bahwa kamu telah berbuat demikian ka-
rena ketidak tahuan, sarna seperti seroua pemimpin kamu. Tetapi dengan
jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang difinnankan-Nya dahulu
88 Jnjil Lukas sebagai Centa
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya. yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya
harus menderita" (3:17-18).
Di antara orang-orang ini ada para perempuan yang mengikut Yesus
ke salib. yang muncul dengan menangis dan meratap. Paradoks antara
rasa kasihan mereka kepada Yesus dan keterlibatan mereka dalam urnat
Yahudi dibiarkan ada. Namun ketika mereka menangis dan meratapi-
Nya. Yesus berkata bahwa mereka harns menangisi kehancuran Yeru-
salem sebagai akibat penolakan mereka terhadap Yesus di hadapan
Pilatus.
4. Kernatian Mesias yang Dinubuatkan
Dalam banyak hal. laporan Lukas tentang penyalib.u: berbeda dari la-
poran Markus. Ini memperlihatkan adanya tekanan-tekanan tertentu
yang dilak1Jkan Lukas dan bukan karena ada sumber lain yang diguna-
kannya. Tema kesediaan mengarnpuni dosa yang dikemukakan dalam
perumpamaan pemungut cukai. orang Farisi. dan Zakheus muncul lagi
di sini bahkan sebanyak dua kali apabila kita memasukkan juga ayat
34. Ucapan "Ya Bapa. arnpunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat" ini telah hilang dari beberapa naskah tua yang
penting. Karena ide mengenai Yesus mengarnpuni para pembunuhnya
merupakan ciri Yesus dan sangat erat dengan tema Lukas. maka tidak
perlu mempertanyakan keaslian ayat ini. Bandingkan dengan ucapan
Stefanus yang mirip dengan itu (Kis. 7:60). suatu adegan yang jelas di-
buat Lukas sesuai adegan penyaliban Yesus. Bandingkan pula tema ke-
tidaktahuan orang-orang Yahudi sebagai upaya memperkecil kesalah-
an mereka atas kematian Yesus pada berbagai pidato dalam Kisah Para
Rasul. Dengan demikian doa Yesus mencakup semua orang yang terli-
bat dalam kematian-Nya. baik tentara Yahudi maupun Romawi.
Cerita-cerita kesengsaraan Yesus dalam Lukas seperti halnya dalarn
InjiJ-injil sinopsis lainnya. menggemakan bahasa Mazmur 22 dan 69. ju-
ga Yesaya 53. Lukas membedakan antara partisipasi para penonton peris-
tiwa penyaliban dan partisipasi para pemimpin yang mengejek Yesus.
Para pemimpin secara sinis menyebut Yesus "Kristus yang dari Allah"
dan "Ia yang dipilih". suatu gelar yang mungkin mengaitkan Mesias de
ngan umat pilihan. Namun dalarn Injil-injil sinopsis hanya Lukas yang
menggarnbarkannya sebagai gelar yang digunakan Yesus. Dalarn peris-
Klimaks di Yerusalem
89
tiwa pemuliaan, gelar yang sama dimunculkan dalam bentuk babasa
yang berbeda (9:35). Minuman yang diberikan seorang tentara kepada
Yesus adalab anggur cuka yang biasanya mereka milll,m, dan bukan
bunga karang yang dicelupkan dalam anggur asam seperti yang dikata-
kan Markus_ Tulisan dalam babasa Yunani yang digantung di salib le-
bih jelas dalam Lukas dibandingkan Injil sinopsis lainnya, "Inilah raja
orang Yabudi".
Hanya Lukas yang bercerita tentang penjabat yang bertobat. Tanpa
mempersoalkan apakab Lukas menggunakan sumber tambaban;--dapat
dilihat bahwa ia memperlakukan kedua penjabat sebagai contoh tang-
gapan dua orang manusia terhadap Yesus. Yang seorang ikut dengan
para pembunuh Yesus dalam mengejek la, tetapi seorang lainnya meya-
kini babwa mereka telah menghukum-Nya seeara tidak adi!. Dengan
eontoh penjahat tersebut, tidak rei evan untuk mempersoalkan motif di
balik pennintaannya - misalnya, apakah ia sungguh percaya babwa
Yesus akan masuk dalam kuasa kerajaan-Nya, ataukah ia hanya ber-
eanda tentang orang yang tidak bernntung ini. Dalam kaitan itu tidak
bisa terlalu diyaldni makna kata "hari ini" dan ':surga". Surga adalah
kata Persia untuk "taman" yang digunakan dalam Perjanjian Lama un-
tuk menunjuk kepada Eden dan menunjuk kepada masa depan orang-
orang yang diberkati. "Hari ini", bisa berarti dalam dua puluh empat
jam, tetapi juga bisa bermakna eskatologis. yaitu zaman barn yang akan
diresmikan. Berita yang penting di sini adalah bahwa tersedia orang-
orang yang bertobat, tersedia berkat pengampunan penuh, baik seka-
rang ini maupun yang akan datang.
Dibandingkan dengan laporan Markus, cerita penyaliban dalam
Lukas lebih terasa tenang. Tidak ada indikasi bahwa Yesus merasa di-
tinggalkan Allah atau bahkan merasa haus_ Justru dengan penuh pe-
nguasaan diri Yesus menyerahkan roh-Nya ke dalam tangan Allah Bapa-
Nya dan la mati. Selanjutnya kepala pasukan yang bertugas pada pe-
ristiwa penyaliban juga tidak membuat pernyataan kristologis babwa
Yesus adalah Anak Allab, seperti yang ia lakukan dalam Markus 15:39.
Sebaliknya ia menyatakan Yesus orang yang benar, dan turnt serta ber-
sama orang-orang Romawi mengagungkan Yesus, suatu tema yang sa-
ngat diminati Lukas. Para pengikut Yesus, laid-laid dan perempuan,
tidak seluruhnya meninggalkan-Nya, tetapi berdiri melihat peristiwa ter-
sebut dari kejauhan. Karena itu dalam Kisah Para Rasul mereka bisa
90
InjiI Lukas sebagai Cerita
menjadi saksi bahwa Yesus menggenapi'semua nubuat tentang bagai-
mana Mesias harns menderita.
5. Ia telah Bangkit
Lukas sedikit menambahkan keterangan Markus mengenai cerita pe-
nguburan Yesus, dengan mengatakan bahwa Yusuf Arimatea tidak me-
nyetujui keputusan Sanhedrin untuk menyalibkan Yesus, dan para pe-
rempuan pengikut Yesus tahu di mana kuburan-Nya pada hari Paskah,
karena mereka mengikuti Yusuf ketika ia membawa tubuh Yesus. Keli-
ka mereka pergi untuk merempahi mayat Yesus untuk pemakaman, me-
reka heran mengapa kuburan telah terbuka dan kosong. Kedua malai-
kat yang digambarkan sebagai laid-laid dengan pakail\Il yang bercahaya
menanyakan mereka mengapa mereka mencari yang hidup di antara
yang mati .. Mereka juga mengingatkan para perempuan tentang nubuat-
nubuat Yesus di Galilea yang mencakup juga nubuat tentang kebang-
kitan. Sebagian identitas Yesus sebagai nabi selama itu terUhat dalam
kemampuan-Nya menubnatkan masa depan secara tepat, tetapi di sini
secara khusus Yesus dikaitkan dengan para nabi yang menubuatkan ke-
matian dan kebangkitan Mesias.
Ketika para perempuan menyarnpaikan berita sukacita ini kepada
kesebelas murid, cerita merekll dianggap omong kosong. Ini mungkin
bukan suatu kejadian historis tetapi sekadar suatu gaya cerita untuk
menambah ketegangan, sehingga cerita tersebut mencapai klimaks dan
diakhiri pertemuan Yesus dengan para murid-Nya. Banyak terjemahan
modern menghilangkan ayat 12, "Sungguhpun demikian Petrus bangun,
lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia me-
lihat hanya kain kafan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hali-
nya apa yang kiranya telah terjadi." Ayat ini tidak ada dalam kebanyak-
an naskah kuno, tetapi ada naskah-naskah yang baik yang memasuk-
kannya. Bahiaan, bisa terjadi bahwa pada saat itu Yesus menampakkan
diri kepada Petrus (24:34). Berbagai argumentasi untuk menerima ayat
tersebut sebagai ayat yang asH sangat kuat ketimbang argumentasi un-
tuk menolaknya.
Sumber Lukas (L) juga biasa disebut sebagai sumber utama cerita
Emaus (24:13-35). Argumentasi terhadap kebenaran cerita ini biasanya
negatif, antara lain Lukas tidak mengambil cerita ini dari Markus atau-
Klimaks di Yerusa]em 91
pun sumber Q, juga tidak mengarnbi! dari cerita-cerita penarnpakan
diri Yesus setelah kebangkitan yang mana pun. Argumentasi positif, bah-
wa cerita ini ada sebelum komposisi Inji! Lukas dalant beberapa tradisi
tertentu, baik lisan maupun tulisan, sehingga kita bukan hanya tidak
memiliki fakta tetapi juga bahwa kesimpulan tersebut sangat mungkin.
Hal ini benar, karena cerita tersebut sangat indah dan mengandung
semua karakteristik Lukas. Selain itu, tujuan teologisnya sangat jelas.
Hal yang sarna juga bisa dikatakan tentang semua cerita penampak-
an diri sesudah kebangkitan, hanya dengan mengganti nama penginjil
yang kepadanya masing-masing cerita itu berasal. Hal ini karena sangat
tidak mungkin menyelaraskan cerita-cerita tersebut ke dalam suatu urut-
an penyampaian yang terpadu. Setiap cerita memiliki urutan unsur-
unsur peristiwa yang mirip satu dengan lainnya, yakni:
.:. Situasi
.:. Penampakan diri Yesus
.:. Salam
.:. Pengenalan
.:. Kata-kata perintah
Hanya kata-kata perintah yang tidak ada di sini, karena kata-kata
tersebut disimpan untuk saat penarnpakan diri Yesus kepada seluruh
murid dalarn ayat 48-49.
Seperti dalarn cerita penarnpakan diri setelah kebangkitan lainnya,
Yesus tidak dikenal ketika Ia pertama kali meny!'rtai perjalanan kedua
orang muridNya ke Emaus. Sikap ini bukan karena kurang-
nya kemampuan mereka. Tarnpaknya terdapat kesinambungan maupun
ketidaksinambungan antara tubuh yang bangkit dan tubuh yang tergan-
tung di salib. Yesus dapat menunjukkan kaki dan tangan-Nya dan bah-
kan dapat makan sepotong ikan, tetapi juga bisa menamPakkan diri dan
menghilang secara tiba-tiba. Juga pengenalan merupakan salah satu un-
sur cerita penarnpakan diri setelah kebangkitan, yang mengindikasikan
adanya pemahaman bahwa Tuhan yang bangkit harns kelihatan berbe-
da sebelumnya.
Walaupun cerita tersebut sangat menarik namun ada ciri-ciri yang
terlihat pada titik-titik sarnbungnya. Umpamanya, sangat sukar diper-
caya bahwa ada murid yang meninggalkan Yerusalem setelah berita ten-
tang kubur kosong disarnpaikan dan para murid perempuan telah men-
ceritakan perkataan-perkataan malaikat. Jelas bahwa tidak seorang pun
92
Inji/ Lukas sebagai Cerita
pengikut Yesus bisa meninggalkan 'kota sebelum rabasia tersebut dipe-
cabkan, kecuali ada kejadian yang sangat penting dan ternyata tidak
ada cerita fentang hal tersebut. Jelas seluruh cerita dirancang untuk
membuat Yesus melewati semua yang dikatakan Alkitab, "mulai dari
kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi", untuk menunjukkan babwa
"Mesias harns menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemulia-
an-Nya" (24:26). Kata "harns" sama seperti yang telab digunakan sela-
rna ini, yang menunjukkan babwa yang dilakukan Yesus adaJab peng-
genapan reneana keselamatan Allab, yang telab dinyatakan melalui pa-
ra nabi dalam Perjanjian Lama.
Babkan ketika Yesus menjelaskan tentang Alkitab, para murid yang
sedang pergi ke Emaus tidak mengenal-Nya. Hal itu terjadi sampai me-
reka berhenti karena hari telab menjelang malam. Barn setelab Yesus
mengucap berkat, mereka tabu siapakab Dia, walaupu'n kemudian me-
reka menga)akan babwa hati mereka berkobar ketika Yesus berbicara
dengan mereka di tengab jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci
kepada mereka. Pesan di sini jelas, babwa dalam perayaan Ekaristi ge-
reja mula-mula harus menyadari kehadiran Allah yang telab bangkit.
Setelab mereka mengenal Yesus, para murid bergegas kembali ke
Yerusalem untuk menceritakan pada setiap orang tentang apa yang te-
lab mereka alami. Ketika mereka tiba, mereka diberitabu babwa Yesus
juga telab menampakkan diri kepada Petrus, yang dipanggil dengan na-
ma Ibraninya - Simon. Sekalipun kualitas peralihan dari satu cerita ke
cerita lainnya masib tampak, setelab dua berita tentang penampakan
diri disampaikan kepada mereka, para murid masih "terkejut dan ta-
kut" dengan kehadiran Yesus di tengab mereka, sebab mereka me-
nyangka melihat hantu (RSV menerjemabkannya dengan "roh").
Lukas menegaskan bahwa para pembaca Injilnya mengetahui bab-
wa Yesus telah bangkit dan bukannya hantu, dengan mengemukakan
bahwa Yesus menunjukkan tangan-Nya dan kaki-Nya serta juga makan
sepotong ikan goreng, suatu perbuatan yang tidak dapat dilakukan oleh
hantu (bnd. Yah 21:13). Selanjutnya Yesus mengulangi kembali pem-
buktian-Nya bahwa segala sesuatu yang Ia lakukan telab dinubuatkan
dalam Perjanjian Lama, dengan menunjuk pada "kitab Taurat Musa,
kitab nabi-nabi dan KitabMazmur", yang menunjuk pada semua bagian
Alkitab Yabudi.
Klimuks di Yerusulem
93
Berpindah dari kematian kepada kebangkitan-Nya yang bam saja
terjadi, Yesus melanjutkan percakapan-Nya tentang akibat peristiwa-
peristiwa yang telah dinubuatkan tersebut, yaitu bah"", "Dalam nama-
Nya pertobatan dan pengampunan dosa hams disampaikan kepada se-
mua bangsa." Pokok ini dibicarakan dalam Kisah Para Rasul, setelah
para murid menerima anugerah Pentakosta yaitu "kuasa dari atas" (Kis.
2:1-4). Ketika mereka telah menerima Roh Kudus, para murid akan men-
jadi soksi bagi Yesus "di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi" (Kis. 1 :8).
Tradisi penampakan diri setelah kebangkitan yang diimplikasikan
dalam Markus dan menjadi eksplisit dalam Matius dan Yohanes 21, se-
muanya memperlihatkan bahwa Yesus menampakkan diri kepada ke-
dua belas murid di Galilea. Tetapi Lukas mengatakan dengan sangat je-
las bahwa hal itu terjadi di Yerusalem, supaya cerita dalam Kisah Para
Rasul bisa dimulai dari situ. Karena Lukas membayangkan kedua kitab
ini akan dibaca bersama-sama, dan bukan hanya rnjil maka tafsiran ter-
hadap rnjil saja akan kurang mutunya. Hal ini karena banyak hal masih
dikemukakan dalam buku lainnya (Kisah Para Rasul).
Namun demikian, ada juga jarak di antara kedua jilid kitab ter-
sebut. rnjil membutuhkan cerita kenaikan sebagai bagian penutup, wa-
laupun laporan lengkap peristiwa tersebut disimpan untuk jilid beri-
kutnya. Jadi kita hanya memiliki laporan pendek di sini. Hal ini me-
mang membingungkan banyak penafsir di berbagai generasi, termasuk
para pakar penulis ulang naskah-naskah kita dan memotong kata-kata
"dan terangkat ke sorga", karena mereka menganggap Lukas tidak ber-
maksud melaporkan kenaikan Yesus di sini. Mereka sadar sepenuhnya
bahwa hal itu terjadi empat puluh hari kemudian dan dalam tahapan
berikutnya. Para murid kemudian kembali ke Yerusalem dan ke Bait
Suci, tempat rnjil dimulai dan Kisah Para Rasul memul';i ceritanya. Ki-
sah Para Rasul akan menceritakan bagaimana persekutuan yang dipe-
nuhi Roh bergerak ke Roma, yang menjadi pusat dunia.
Genla selanjutnya, bersambung di Kisah Para Rasul.

You might also like