REKOMENDASI No.: 001/Rek/PP IDAI/2011 tentang Suplementasi Besi untuk Bayi dan Anak
1. Suplementasi besi diberikan kepada semua anak, dengan prioritas usia balita (0-5 tahun), terutama usia 0-2 tahun. 2. Dosis dan lama pemberian suplementasi, untuk : o Bayi BBLR (<2500 g): 3 mg/kgBB/hari untuk usia 1 bulan sampai 2 tahun (dosis maksimum 15 mg/hari, diberikan dosis tunggal). o Bayi cukup bulan: 2 mg/kgBB/hari untuk usia 4 bulan sampai 2 tahun. o Usia 2-5 tahun (balita): 1 mg/kgBB/hari, 2x/minggu selama 3 bulan berturut- turut setiap tahun. o Usia >5-12 tahun (usia sekolah): 1 mg/kgBB/hari, 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun. o Usia 12-18 tahun (remaja): 60 mg/hari atau 1 mg/kgBB/hari, 2x/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun (khusus remaja perempuan, ditambah 400 g asam folat). 3. Saat ini belum perlu dilakukan uji tapis (skrining) defisiensi besi secara massal. 4. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan mulai usia 2 tahun dan selanjutnya setiap tahun sampai usia remaja. Bila pada hasil pemeriksaan ditemukan anemia, dicari penyebab anemia dan bila perlu dirujuk. 5. Pemerintah harus membuat kebijakan mengenai penyediaan preparat besi dan alat laboratorium untuk pemeriksaan status besi.
Referensi : 1. World Health Organization. Iron deficiency anemia: assessment, prevention, and control. A guide for programme managers. Geneva: WHO; 2001. 2. Allen LH. Iron supplements: scientific issues concerning efficacy and implication for research and programs. J Nutr. 2002:132 Supl 1:813-9. 3. Haas JD, Brownlie TIF. Iron deficiency and reduced work capacity: a critical review on the research to determine a causal relationship. J Nutr. 2001;131Supl 1:676-90. 4. Akman M, Cebecci D, Okur V, Angin H, Abali O, Akman AC, dkk. The effects of iron deficiency on infants development test performance. Acta Paediatr. 2004;93:1391-6. 5. Lannotti LL, Tielsch JM, Black MM, Black RE. Iron supplementation in early childhood: health benefit and risks. Am J Clin Nutr. 2006;84:1261-76. 6. Joyce C, McCann JC, Ames BN. An overview of evidence for a causal relation between iron deficiency during development and deficits in cognitive or behavioral function. Am J Clin Nutr. 2007;85:931-45. 7. Helen Keller International (Indonesia). Iron deficiency anemia in Indonesia. Jakarta; 1997:1-16. 8. Untoro R, Falah TS, Atmarita, Sukarno R, Kemalawati R, Siswono. Anemia gizi besi. Dalam: Untoro R, Falah TS, Atmarita, Sukarno R, Kemalawati R, Siswono, penyunting. Gizi dalam angka sampai tahun 2003. Jakarta: DEPKES; 2005. h. 41-4. Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Disusun oleh: Satgas ADEBE IDAI
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis