You are on page 1of 8

TUGAS 1 MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN

BIOLOGI
ANALISIS ARTIKEL JURNAL

Balanay. C. A. S dan Roa Elnor C. Assessment on Students Science Process
Skills: A Student- Centred Approach . (2013). I nternational J ournal of
Biology Education (3)1.

Dosen Pengampu: Putri Agustina, S.Pd, M.Pd



Oleh:
KELOMPOK 1:
Citra Devi I (K4311019)
Hasan Ayyubi (K4311032)
Sin Syin LuLu H. (K4311067)
Tina Nur Khasanah (K4311077)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014




Bibliografi :
Balanay. C. A. S dan Roa Elnor C. Assessment on Students Science Process
Skills: A Student- Centred Approach . (2013). International Journal of Biology
Education (3)1 .
Gambaran Umum
Dewasa ini, pendidik mencari cara untuk memenuhi tuntutan sistem
pendidikan di dunia saat ini. Dengan proliferasi besar pengetahuan dan perubahan
yang cepat di bidang Sains dan Teknologi serta munculnya berbagai bidang baru,
sangat penting untuk mengembangkan kapasitas untuk belajar mandiri untuk
siswa. Dengan ini, para guru menggunakan pendekatan mengajar berbeda untuk
memenuhi kebutuhan siswa. Pendekatan konvensional berpusat pada guru.
Pendekatan ini difokuskan pada guru , di mana pembicara hanyalah guru dan
siswa hanya mendengarkan, sementara pendekatan yang berpusat pada siswa.
Siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran, mereka akan mendapatkan
pengalaman pertama, dan mereka juga akan tahu bagaimana menggunakan semua
indera mereka. Siswa akan dapat melakukan pengamatan yang tajam dan dapat
diandalkan dan mengembangkan keterampilan dalam menerapkan langkah-
langkah dari metode ilmiah . Dalam pendekatan ini, discovering ditekankan
dimana siswa menemukan sendiri apa yang mereka rencanakn untuk cari, dengan
demikian , belajar menjadi permanen ( Salandanan , 2009).
Dari perspektif ilmu , pendekatan yang berpusat pada siswa dengan menggunakan
ilmu pengetahuan berbasis inquiry mengajar melibatkan siswa dalam sifat
investigasi ilmu pengetahuan . Kirim melibatkan aktivitas dan keterampilan, tetapi
fokus pada pencarian aktif pengetahuan atau pemahaman rasa ingin tahu (
Ketpichainarong et al . , 2002).
Dalam jurnal ini, Penelitian dilakukan untuk menilai keterampilan ilmiah
mahasiswa tahun kedua pada Lugait Sekolah National High School ( LNHS ) dan
Naawan National High School ( NNHS ) 2011-2012 pada pemantauan mereka
terhadap pertumbuhan kacang String ( Phaseolus vulgaris ) . Lima belas
mahasiswa tahun kedua di kelas biologi dari kedua sekolah menengah umum
dipilih sebagai responden . Mereka berorientasi pada prosedur yang digunakan
dalam biologi. pemantauan serta rubrik yang digunakan dalam menilai kinerja
mereka seperti menyiapkan peralatan , prosedur berikut pengumpulan data ,
keamanan dan prosedur membersihkan. Penampilan siswa dari kedua sekolah
ternyata sama dalam hal mengamati warna dan tekstur daun dan keduanya
memiliki pengetahuan yang sangat baik dalam prosedur pemantauan biologi. Tapi
mereka mendapat hasil berbeda dalam akurasi dan presisi mereka dalam
pengukuran panjang batang dan pengukuran panjang serta lebar daun. Para siswa
LNHS lebih akurat sementara siswa yang NNHS lebih tepat .
Kinerja siswa yang dipilih dari kedua sekolah dalam mengidentifikasi
warna dan tekstur daun tidak berbeda secara signifikan dengan peneliti ( p > 0,05
) . Hasil juga menunjukkan bahwa siswa LNHS yang dipilih tidak berbeda dengan
peneliti di pengukuran panjang batang dan panjang dan lebar daun .Antara5
parameter yang digunakan dalam pendekatan ini percobaan ilmiah yang berpusat
pada siswa di pemantauan vulgaris Phaseolus, siswa tahun kedua yang dipilih dari
kedua sekolah, cukup baik dalam pengumpulan data dan sangat baik dalam
pengaturan peralatan, prosedur, keselamatan dan pencegahan serta prosedur
membersihkan. Pendekatan yang berpusat pada siswa melakukan kegiatan
langsung menggabungkan ilmu pengetahuan penyelidikan berbasis instruksi
mengajar ilmu pengetahuan telah meningkat secara signifikan keterampilan proses
sains siswa .



Kajian Literatur
Penelitian ini digunakan untuk menjawab tantangan masa depan berupa
persaingan. Pada saat ini persaingan yang dibutuhkan tidak hanya hard skill akan
tetapi soft skill. Menyiapkan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan zaman
bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu dibutuhkan latihan. Untuk memenuhi
perkembangan zaman tersebut sistem pendidikan harus mulai berbenah dan
memperbaiki diri salah satunya dengan mengubah pembelajaran teacher center
menjadi student center. Hal ini simaksudkan agar siswa menjadi lebih aktif
sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Dalam pendidikan ini guru
hanya berperan sebagai fasilitator. Akan tetapi bersama-sama dengan siswa
berpartisipasi dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran berlangsung dua arah
bukan satu arah (Herizon dan Wirda, 2012). Menurut Afiatin, pembelajaran
berpusat pada siswa (student center learning) yaitu pembelajaran yang
mengedapankan siswa untuk lebih aktif, sedangkan guru berfungsi sebagai
fasilitator.
Penilaian siswa pada kemampuan proses sains digunakan melalui
pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan adanya kemampuan proses
sains dapat meningkatkan kemampuan soft skill siswa. Hasil ini seperti yang
dilakukan pada penelitian Widoeretno, dkk (2012). Pada penelitian ini
penggunaan proses sains dapat meningkatkan ketrampilan soft skill dan hard skill.
Pada tiga sekolah yang dijadikan sebagai obyek dilakukan pembelajaran
menggunakan pendekatan student center dan pembelajaran proses sains.
Penelitian ini pada awalnya melatih guru untuk memiliki kemampuan untuk
mengajar secara ilmiah. Sebelum diterapkan pembelajaran ketrampilan proses
sains kemampuan akademik siswa belum meningkat. Akan tetapi setelah guru
dilatih untuk mengajar dengan metode proses sains kemampuan siswa meningkat.
Pada pembelajran sains memiliki keuntungan selain meningkatkan hard skill juga
memiliki kemampuan soft skill.

Analisis Artikel
Latar belakang dari penelitian ini yaitu mengenai perkembangan zaman
yang sangat cepat sehingga menuntut sistem pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan saat ini. Pendidik harus meneningkatkan dan menerapkan strategi
pembelajaran yang menarik dan membuat siswa aktif. Menerut peneliti salah satu
pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan student center berbasis proses
ilmiah.
Pendekatan student center memiliki keuntungan dalam mengaaktifkan
siswa untuk bertanya dan semua hal yang terjaadi di kelas dilakuakan oleh siswa
dan guru hanya sebagai fasilitator. Metode pembelajaaran sebagai sanis memilki
langkah-langkah yang sesuai dengan oendekatan student center. Penekatan proses
ilimiah nantinya akan mneghasilkan produk, sikap, dan pengetahuan.
Penelitian ini merupakan suatu pendekaatan yang digunakn untuk
mememcahkanmasalah dan mengaplikasikan terhadap hal yang menrik. Metdeini
juga memiliki keuntugan berupa penyelesaian masalah untuk metode yang tepat
daam pengajaran yang menarik dan dapat dilakuakan oleh siswa
Masalah yang ingin diselesaikkan oleh penuliis yaitu:
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan dalam kinerja siswa terhadap siswa
SMA yang dipilih tahun kedua Lugait Nasional SMA dan Naawan National High
School pada ketepatan dalam mengukur panjang batang , dan panjang dan lebar
daun , jeli dalam mengamati warna dan tekstur daun dan sistematis dalam
penerapan prosedur yang digunakan ?
2 . Apakah ada perbedaan yang signifikan dalam pengamatan siswa SMA yang
dipilih tahun kedua Lugait SMA Nasional , Naawan National High School dan
peneliti sebagai referensi pada sifat fisik seperti panjang batang dan daun , tekstur
dan warna daun dari P.vulgaris ditanam di Lugait , Misamis Oriental dan Naawan
, Misamis Oriental ?
3 . Apakah ada perbedaan yang signifikan dalam kinerja antara dan di antara
mahasiswa tahun kedua yang dipilih dari Lugait Nasional SMA dan Naawan
National High School dalam melakukan pemantauan bio mengikuti rubrik untuk
melakukan eksperimen laboratorium ?
4 . Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kekuatan dan kelemahan kinerja
siswa dalam melakukan percobaan laboratorium sains dengan pendekatan yang
berpusat pada siswa ?
Solusi yang digunakan untuk memcahkan masalah pada latar belakang yaitu
berupa ekperimen melelaui monitoring bio. Desain eksperimen menguji tentang
kinerja siswa seperti mengukur panjang batang, panjang dan lebar daun,
mengamati warna dan tekstur daun serta mengikuti prosedur dalam metode ilmiah
atau proses ketrampilan sains.
Pada pengukuran panjang batang , panjang dan lebar daun siswa-siswa
dari NNHS memiliki pengukuran yang tepat dan akurat. Akan tetapi nilai yang
diperoleh lehh siswa LNHS lebih tinggi dibanding dengan siswa NNHS yaitu
LNHS (61-75) dan NNHS (49-71). Nilai yang diperoleh oleh kedua sekolah
termasuk dalam kategori yang kurag. Karena hanya beberapa orang saja yang
mampu mencapai skor 75. Hal ini menunjukan siswa dari LNHS dan NNHS
terburu-buru dalam dalam tindakan mereka, ada yang sibuk dengan materi
pelajaran yang lain dan beberapa siswa menunnjukkan ketidakminatannya.
Pada eksperimen pengamatanwarna dan tekstur bio, siswa-siswa dari
kedua sekolah melakukan cara yang sama dalam pemantauan. Bahkan terdapat 8
siswa dari kedua sekolah yang memperoleh nilai 100. Ini menunnjukka
eksperimen tersebut berhasil.
Pada ekperimen mengikuti mengikuti prosedur bio siswa dari kedua
sekolah memilikikemampuan untuk mengikuti prosedur dengan benar. Hasil yang
diperoleh pada kedua sekolah memiliki perbedaan signifikan. Dimana siswa dari
LNHS memiliki skor yang lebih baik dari pada siswa dari NNHS yaitu LNHS(71-
75) dan NNHS (51-75). Dalam prosedur ini terdapat kegagalan, pahal kegiatan
mengikuti prosedur sangat pentng. Menurut De Mers (1998) prosedur merupakan
tulang punggung dari kehidupan sehari-hari karena memerlukan kedisplinan dan
kesuksesan yang akan datang.
Pada kesimpulan yang diperoleh terdapat perbedaan dengan tujuan awal
pada bagian pendahuluan. Pada bagian pendahuluan terdapat 4 pertanyaan akan
tetapi pada bagian kesimpulan menjadi 5 jawaban yang diberikan. Pada
kesimpulan, jawaban bertambah karena pada pertanyaan pertama penulis
menuliskan dua jawaban dan memisahkan menjadi dua nomor. Pada kesimpulan
sudah menjawab pertanyaan pada pendahuluan. Hanya pada pertanyaan ke empat
belum memiliki jawaban yang pasti. Karena pada pertanyaan keempat ditanyakan
kelemahan kinerja siswa dalam melakuakan percobaan laboratorium dengan
pendekatan sains tetapi belum disebutkan kelemahannya.
Pada penelitian tetap saja memberikan manfaat yang besar yaitu dengan
menggunkan pendekatan ilmiah dapat meningkatkan kemampuan siswa dan
student center yang selama ini belum muncul dapat dimunculkan. Student center
ditunjukkan dimana siswa bekerja mengikuti proseur ilmiah, megukur sendiri dan
melakukan semua hal sesuai dengan prosedur itu sendiri.
Kelemahan dari paper ini adalah pada penyajian. Pada penyajian terutama
pada hasil kurang menyajikan adanya dokumentasi sehingga pembaca tahu
kegiatan apa saja yang dilakuakan siswa dan bagaimana siswa-sswa tersebut
melakukannya. Pada lampiran berupa gambar belum ada keterangan mengenai
kegiatan siswa. Sehinnga mungkin saja pembaca dapat salah engartikan apa yang
dilakukan oleh siswa.
Pada bagian referensi, sumber-sumber yang dipakai terutama jurnal bagus
karena referensiya update (menggunakan referensi tahun-tahun terakhir). Pada
jurnal atau artikel yang digunakan yang terlama adalah tahun 2000 dan yang
terbaru adalah tahun 2012. Pada referensi buku yang digunakan menggunakan
buku terlama yaitu pada tahun1972. Buku-buku yang digunakan sebagai refernsi
sedikit. Paling banyak menggunakan jurnal sebagai referensi.
Refernsi
Afiatin , T. Pembelajaran Student-Centered Learning.[online]
http://uripsantoso.files.wordpress.com/2011/06/pembelajaran_berbasis_scl1.pdf
Herizon dan Wirda, F.(2012) Pengembangan Soft Skills Melalui Pendekatan
Student Centre Learning Di Perguruan Tinggi. Polibisnis, (4) 2.
Widoretno , S. Sajidan., dan Ariyanto, J.,(2012). Peningkatan Keterampilan
Proses Ilmiah Peserta didik melalui Peningkatan Kompetensi Guru Menggunakan
Pembelajaran Inkuiri pada Pelajaran Biologi SMP Surakarta Tahun 2012.
Artikel online
Lampiran

You might also like