4.1 Tujuan reklamasi Pemulihan kemampuan lahan yang terganggu. Peruntukan lahan pasca tambang, kaitannya dengan rencana tata ruang. Mengubah citra kegiatan pertambangan perusak lingkungan. Masyarakat peduli lingkungan Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya sesuai peruntukannya. 4.2 Perencanaan Reklamasi Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan penambangan. Luas areal yang direklamasi sama dengan luas areal penambangan. Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat tertentu dan mengatur sedemikian rupa untuk keperluan revegetasi. Mengembalikan/memperbaiki pola drainage alam yang rusak. Menghilangkan/memperkecil kadar bahan beracun sampai tingkat yang aman. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan/atau sesuai dengan tujuanpenggunaannya. Memindahkan semua peralatan yang tidak digunakan lagi dalam aktivitas penambangan. Permukaan yang padat harus digemburkan, namun bila tidak memungkinkan agarditanami dengan tanaman pioner. Lahan bekas tambang yang diperuntukkan bagi revegetasi segera dilakukan penanaman kembali dengan jenis tanaman yang sesuai. Mencegah masuknya hama dan gulma yang berbahaya. Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan kondisi yang diharapkan. 4.3 Organisasi Pengelolaan Program Rekkamasi merupakan kegiatan yang ada dibawah departemen HSE (Healt Safety Enviro). Dibawah ini adalah susunan organisaasi dalam Pengelolaan Program Reklmasi.
4.4. Penyusun Personil Proses seleksi dan penerimaan pegawai adalah upaya yang sistematis untuk mengimplementasikan rencana sumber daya manusia melalui pemilihan, evaluasi dan penyaringan atas pegawai yang memenuhi syarat. Analisis tugas, deskripsi tugas dan spsialisasi tugas merupakanalat yang sangat penting dan sangat membantu di dalam organisasi melakukan proses penerimaan pegawai. Dalam Penyusunan Personil untuk Pengelolaan Program Reklamasi adalah Perencanaan Sumber daya Manusia : 1 orang superinted , 3 orang supervisor, 4 orang foreman, dan 28 orang buruh Recruitment : superintend (pengalaman minimal 3 tahun) dan supervisor (pengalaman /fresh gruate) (teknik lingkungan ,pertanian,kehutanan atau pertambangan ) dari job fair , website, foreman dan buruh (tenaga kerja lokal/program csr) HSE MANAGER Enviro Superintendet Enviro Supervisor Enviro Supervisor Enviro Supervisor Foreman Foreman Foreman Foreman Labor/Buruh Seleksi : pemilahan tenanga kerja melalui proses recuitment . Pelatihan :mengadakan pelatihan revegatasi, program computer,teknik reboiasasi, teknologi pertanian, komunikasi, dll Penilai Pekerjaaan : promosi, mutasi, hukaman(surat peringatan) 4.5 Pengarahan Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar- benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin. Pengarahan dalam Pengelolaan Program Reklamasi adalah : Orientasi = memberikan informasi kepada para karyawan supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Orientasi lokasi penambangan ,agar karyawan mengetahui teknik rekmasi tentang lahan yang akan direklamasi ,jenis tanah, tanaman yang cocok, dan lain- lain. Perintah= Melakukan permintaan kepada bawahan untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Delegasi wewenang= pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
4.6 Kordinasi Koordinasi (coordination) adalah prose pengintregrasian tujuan-tujuan dan kegiatan- kegiatan pada satuan yang terpisah (department atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sacara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan department-departement akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Kordinasi dalam Pengelolaan program reklamasi adalah : HSE Manager : Rencana Reklamasi, Evaluasi pekerjaan ,Memastikan tenaga kerja bekerja sesuai sop,Membuat laporan yang diterima dari suptend mengevaluasi biaya reklamasi, Melaporkan kemajuan proses kerja . Enviro Supriented : Memastikan semua program RKL/RPL berjalan dengan baik,memonitar dan memastikan program reklamasi brjln dngn baik,memastikan semua sub ordinat berjalan dengan baik, membuat laporan evaluasi,mengawasi k3 Enviro Supervisor : Mengawasi pekerjaan reklmasi,membuat rancangan teknik reklmasi ,menghitung biaya reklamasi, pemilahan tanaman, memerintahkan kepada foreman ,mengawasi k3, membuat laporan,mencari solusi pemecahan permasalahan Foreman : Melaksanakan perintah dari supervisor, mengawasi kerja buruh,mengawasi k3, membuat catatan lapangan,memerintahkan pekerjaan kepada buruh,membuat laporan Labour/buruh : Pekerjaan penanaman, urukan,konstruksi
4.7 Pelaporan Dalam Pelaporan pada Pengelolaan Program reklamasi adalah : Pengelolaan Tanah Pucuk Dan Overburden Luas Lahan Yang Telah Direklamasi -Bekas Tambang -Timbunan /Batuan Penutup Di Luar Tambang Hasil Analisa Tanah Hasil Penanaman Kegiatan Reklamasi Kumulatif Luas Lahan Yang Di Tanam Kemajuan Reklamasi Safety (Kelacakaan Kerja, Daerah Berbahaya Dll) Permasalah Dan Kesulitan Yang Ada 4.8 Pengawasan Pengawasan Dalam Pengelolaan Program Reklamasi adalah . Pengawasan Pengelolaan Tanah Pucuk Dan Overburden Pengawasan Metode Penanaman Pengawasan Erosi Dan Sendimentasi Pengawasan Limbah Atau Kotoran Yang Berada Di Lahan Yang Direklamasi Pengawasan Kondisi Keasamaan Tanah Pengawasan K3 Dilokasi Kerja Pengawasan Air Dilokasi Lahan Reklamasi Pengawasan Kegiatan Revegetasi Pengawasan Penimbunan Tanah 4.9 Evaluasi Metode evaluasi keberhasilan reklamasi secara umum dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi dariseluruh aspek pelaksanaan kegiatan reklamasi. Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang akurat, maka diperlukan data dan informasi yang akurat dan aktual. Dari data dan informasi yang akurat tersebut, selanjutnya dilakukan analisis sehingga diperoleh hasil evaluasi yang relevan dan akurat. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan masukan-masukan yang konstruktif dalam pengambilan keputusan.
Selanjutnya metode evaluasi yang digunakan dalam pedoman ini sebagai berikut : A. Survey Survey merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi primeryang dilakukan dengan cara pengukuran secara langsung dilapangan. Data primer yang diperoleh dapat berupa data numerik, data spasialmaupun deskripsi dari suatu kondisi tertentu. B. Studi referensi: Studi referensi merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang telah ada (data sekunder) tanpa dilakukan survey atau pengukuran dilapangan. Data ini sangat berguna dan sangat diperlukan dalamevaluasi dan biasanya telah tertera dalam dokumen-dokumen yang ada, baik dokumen perencanaan, laporan, maupun dokumen penting lainnya seperti Amdal, RPK/RKL, dll. C. Sampling : Untuk pengukuranbeberapa parameter dalam evaluasi keberhasilan reklamasi, perlu dilakukan teknik sampling, misalnya untuk persentase tumbuh tanaman dan tingkat kesehatan pohon. Agar memenuhi azas keterwakilan, maka perlu ditetapkan Intensitas Sampling yaitu minimal 5 %. D. Skoringdan Bobot: Untuk memberikan penilaian secara kuantitatif, maka dilakukan sistem scoring dan pemberian bobot pada setiap kriteria dan parameter keberhasilan reklamasi. Sistem skoring diterapkan dengan memberikan nilai maksimal 5, dan sebagai nilai tengahnya (median) diberikan nilai 3 (pembulatan dari nilai 2,5) serta nilai terendah diberikan 1. Sedangkan untuk pembobotan seluruh kriteria diberikan bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya, dan total bobotnya ditetapkan 100. Metode evaluasi untuk setiap kriteria dan perameter keberhasilan reklamasi dapat dilihat pada uraian sebagai berikut : A Penataan Lahan 1. Sasaran penilaian penataan lahan adalah penataan permukaan lahan, ketabilan lereng dan pengaturan/penaburan tanah pucuk. 2. Evaluasi dilaksanakan dengan membandingkan data sekunder (laporan) yang ada di perusahaan dengan kondisi dilapangan. 3. Melakukan pengamatan atau uji petik secara visual dilapangan untuk mengetahui terjadinya longsor serta penaburan tanah pucuk. B. PengendalianErosi dan Sedimentasi 1. Bangunan pengendali erosi dan sedimentasi, sasarannya adalah pembuatan check dam, dam penahan, saluran diversi, drop struchture dan lain-lain sesuai dengan lokasi dan jenis kegiatan yang tercantum dalam rancangan. Evaluasi dilaksanakan dengan melihat laporan yang ada di perusahaan danmengamati secara langsung bangunan konservasi tanah yang ada dilapangan serta melakukan pencatatan terhadap jumlah dan jenis bangunan yang ada, kondisinya (baik atau rusak) dan kesesuaian fungsinya (berfungsi atau tidak) 2. Penanaman cover crop,penilaian dilakukan langsung di lapangan untuk areal persiapan tanaman. Sedangkan untuk reklamasi yang telah berlangsung lama dan tanaman pokok sudah tumbuh besar maka penilaian berdasarkan datalaporan/dokumentasi yang ada di perusahaan. 3. Penilaian erosi dan sedimentasi dilakukan dengan melihat langsung kondisi lapangan, apakah terjadi erosi parit dan erosi alur atau tidak. C Areal Penanaman/Revegetasi 1. Satuan Unit Penilaian Satuan unit penilaian tanaman adalah luas areal reklamasi dan revegetasi. 2. Pengukuran Luas Tanaman Pengukuran luas tanaman dilakukan terhadap realisasi luas penanaman/ revegetasi yang dinyatakan dalam luas areal yang ditanam dalam satuan Ha dan dibandingkan terhadap rencana luas penanaman/revegetasi sesuai dengan rancangan reklamasi. Pengukuran luas tanaman dilakukan dengan cara memetakan areal penanaman menggunakan GPS, theodolit atau alat ukur lain. Hasil pengukuran luas tanaman dituangkan dalam peta dengan skala1:10.000, dan dihitung luasnya. Hasil perhitungan selanjutnya direkapitulasi. 3.Penilaian Tanaman Penilaian tanaman hasil revegetasi dilakukan melalui teknik sampling dengan metode Systematic Sampling with Random Start(atau metode lain disesuaikan dengan kondisi di lapangan), yaitu petak ukur pertama dibuat secara acak dan petak ukur selanjutnya dibuat secara sistematik. Intensitas Sampling (IS) 10% yaitu, dengan menempatkan petak ukur seluas 0,1 Ha, berbentuk persegi panjang (40m x 25m atau disesuaikan dengan kondisi lapangan) atau dalam bentuk lingkaran dengan jari-jari 17,8 meter. Jarak antara titik pusat petak ukur adalah 100 m arah Utara Selatan dan 100 m arah BaratTimur.