You are on page 1of 20

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN

RESIN UREA FORMALDEHID


RESIN EPOXY
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan



Oleh :

Andeska Neli Wijayanti 131411002
Imtihani Fauziah 131411011

1 A- D3 Teknik Kimia
Kelompok 3










PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
2
MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat
yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan
organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari
polimer adalah plastik dan DNA. Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam
bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai
berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil
memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai
vulkanisasi. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose)
berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan
nilon pada tahun 1930-an yang memulai ledakan dalam penelitian polimer yang masih
berlangsung sampai sekarang.
Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal).
Klasifikasi polimer ini dibedakan menjadi dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer
termoseting. Pada makalah ini, penulis akan membahas contoh dari polimer thermosetting
yaitu, resin urea formaldehid dan resin epoxy.


Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
3
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
Bagaimana tingkat bahaya bagi kehidupan manusia yang disebabkan oleh resin urea
formaldehid dan resin epoxy?
Apa kegunaan dari resin urea formaldehid dan resin epoxy ?

C. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai tingkat bahaya bagi kehidupan
manusia yang disebabkan oleh resin urea formaldehid dan resin epoxy
2. Menambah pengetahuan kegunaan resin urea formaldehid dan resin epoxy.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Polimer
Polimer merupakan zat yang mempunyai molekul besar terdiri dari banyak satuan
ulangan atau monomer. Polimer tidak memiliki rumus tertentu karena bahan ini terdiri dari
banyak rantai dengan panjang yang berbeda-beda. Reaksi kimia yang menggabungkan
molekul monomer membentuk polimer disebut polimerisasi. Polimer yang terdiri dari jenis
monomer dinamakan homopolimer, sedangkan yang dibentuk dari beberapa jenis
monomer disebut kopolimer.

4 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
4
Berdasarkan jenis ikatannya , polimer dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Homopolimer yaitu polimer yang terbentuk dari monomer monomer yang sejenis .
2. Kopolimer yaitu polimer yang terbentuk dari monomer monomer tak sejenis.
Berdasarkan mekanisme reaksinya , proses polimerisasi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Polimerisasi adisi , yang terjadi jika monomer monomer mengalami reaksi adisi
tanpa terbentuk zat lain. Jadi yang terbentuk hanya polimer yang merupakan
penggabungan monomer monomernya
2. Polimerisasi kondensasi , yaitu suatu reaksi dari dua buah molekul atau gugus fungsi
dari molekul ( biasanya senyawa organik ) yang membentuk molekul yang lebih
besar dan melepaskan molekul yang lebih kecil yaitu air.
Berdasarkan ketahanan panas (termal), polimer dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Polimer thermosetting yaitu polimer yang tidak lunak apabila dipanaskan, sehingga
sulit dibentuk ulang.
2. Polimer thermoplastic yaitu polimer yang lunak bila dipanaskan sehingga mudah
untuk dibentuk ulang
Polimerisasi dari monomer dapat terjadi dalam bentuk liquid dan uap. Monomer dan zat
aditif dicampur dalam suatu reaktor dan dipanaskan. Kemudian didinginkan sesuai dengan
keadaan. Reaksi utama dari polimerisasi adalah eksoterm. Pada keadaan yang sama polimer-
polimer dapat melarut dan monomer-monomer liquidnya yang menyebabkan viskositas
bertambah besar.
Reaksi Polimerisasi :
n A --> (A)n
Dari reaksi dapat dilihat bahwa sebanyak n monomer yang bereaksi membentuk senyawa A
dengan rantai polimer sebanyak n.

B. Klasifikasi polimer berdasarkan ketahanan terhadap panas (termal)
1. Polimer thermosetting

5 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
5
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap
panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan
mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang
dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk
polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis
plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan
struktur molekul linear atau bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.

Gbr.1 Bentuk struktur bercabang termoplastik.




Polimer termoplastik memiliki sifat sifat khusus sebagai berikut.

o Berat molekul kecil
o Tidak tahan terhadap panas.
o Jika dipanaskan akan melunak.
o Jika didinginkan akan mengeras.
o Mudah untuk diregangkan.
o Fleksibel.
o Titik leleh rendah.
o Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
o Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.

6 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
6
o Memiliki struktur molekul linear/bercabang.

2. Polimer thermoplastic
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap
panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat
disambung atau diperbaiki lagi.
Polimer termoseting memiliki ikatan ikatan silang yang mudah dibentuk pada
waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak
ikatan silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini
dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan
silang antar rantai polimer.

Gbr.2 Bentuk struktur ikatan silang

Sifat polimer termoseting sebagai berikut.
- Keras dan kaku (tidak fleksibel)
- Jika dipanaskan akan mengeras.
- Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
- Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
- Jika dipanaskan akan meleleh.
- Tahan terhadap asam basa.
- Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.

7 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
7

C. Resin urea formaldehid
1. Pengertian
Urea-formaldehid (dikenal juga sebagai urea-metanal) adalah suatu resin atau
plastik thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan
dalam suasana basa lembut seperti amoniak atau piridin. Resin ini memiliki sifat
tensile-strength dan hardness permukaan yang tinggi, dan absorpsi air yang rendah.
Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan
terhadap asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-
sifat tersebut, aplikasi resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri
urea-formaldehid berkembang pesat. Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi
kondensasi antara urea dengan formaldehid. Pada umumnya reaksi menggunakan
katalis hidroksida alkali dan kondisi reaksi dijaga tetap pada pH 8-9 agar tidak terjadi
reaksi Cannizaro, yaitu reaksi diproporsionasi formaldehid menjadi alkohol dan asam
karboksilat. Untuk menjaga agar pH tetap maka dilakukan penambahan ammonia
sebagai buffer ke dalam campuran.


2. Bahan Baku
2.1. Urea
Urea merupakan hablur/serbuk putih yang mengandung Nitrogen (46%),
digunakan sebagai pupuk dan mudah larut dalam air dan tidak mempunyai
residu garam sesudah dipakai untuk tanaman.
Penggunaannya sebagai pupuk, pemberi makanan daun, tambahan makanan
protein untuk hewan memamah biak untuk produksi melamin, pewaris

8 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
8
pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis, antidut untuk tekstil dan
perpindahan ion.
Sifat-sifat fisika urea :
1. Pada suhu kamar tidak berbau dan tidak berwarna.
2. Titik lebur 132,7
o
C
3. Berat jenis 1,335
4. Indeks bias 1,484
5. Energi pembentukan pada suhu 29
o
C adalah - 47,2 kal/jam.
6. Panas peleburan 60 kal/gram (endotermis)
7. Panas pelarutan dalam air 58 cal/gram.
Sifat sifat kimia urea :
1. Dengan HNO3 membentuk urea nitrat [CO(NH2)2 NH3].
2. Urea-amonia bereaksi dengan logam alkali membentuk garam
sebagai NH2CONH2.
3. Dalam bentuk larutan terhidrolisis dengan lambat membentuk
Amonium Karbamat pada suhu ruangan.
4. Pemanasan yang lama, larutan urea akan menghasilkan biuret.
2NH
2
CONH
2
NH2CONHCONH2 + NH2
2.2 Formaldehid (Metanol/Formalin)
Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna, sedangkan yang dibuat
formalin adalah larutan 36 40% formaldehid di dalam air. Di laboratorium
digunakan sebagai penghapus hama dan pengawat sedangkan dalam industri
untuk membuat harsa tiruan, cat celup dan untuk penyamakan kulit.
Sifat-sifat fisika formaldehid :
1. Pada kondisi ruangan, formalin murni berada pada fase gas.
2. Mudah terbakar, bau merangsang, dapat merusak lendir.
3. Dapat larut dalam air
4. Dapat membunuh kuman.

9 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
9
5. Titik beku : - 118
o
C
6. Titik didih : - 19,2
o
C
Sifat sifat kimia formaldehid :
1. Formaldehid dapat direduksi menjadi metanol dan dapat
dioksidasi menjadi asam format atau CO2 + N2O.
2. Dengan katalis asam, formaldehid dan alkohol glycol atau
polyhidroksi bereaksi menghasilkan formal methylen eter
(CH3CO12)2.
3. Reaksi dengan hidrokarbon aromatic menghasilkan chlorometil.
C
6
H
6
+ HCNO + HCl C
6
H
5
CH
2
Cl + H
2
O

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Urea-Formaldehid
3.1. Katalis
Katalis berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi, katalis yang biasa digunakan
NH4OH karena reaksi berlangsung pada kondisi basa.
3.2. Temperatur
Meningkatnya temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu
reaksi. Kenaikan temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang
terbentuk, tergantung pada jenis reaksi (eksoterm atau endoterm). Oleh
karena itu diperlukan optimasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain
itu pertambahan temperatur juga dapat menurunkan BM resin urea
formaldehid. Hal tersebut disebabkan adanya pembentukan pusat-pusat aktif
yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin.
3.3. Waktu Reaksi
Makin lama waktu reaksi maka jumlah produk yang dihasilkan akan berkadar
tinggi dan berat molekulnya pun tinggi karena jumlah produknya banyak.
3.4. Perbandingan Jumlah Mol Reaktan

10 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
10
Semakin besar jumlah perbandingan semakin besar juga kecepatan
pembentukan senyawa yang mempunyai ikatan silang.

4. Reaksi Urea dan Formaldehid
Reaksi antara urea dan formaldehid dengan katalis basa dapat menghasilkan
mono-metilol urea sebagai monomer reaktan reaksi pembentukan polimer urea-
formaldehid. Basa yang digunakan dapat berupa barium hidroksida ataupun kalium
hidroksida


Dimetilol urea juga dapat dibuat dengan cara yang sama tetapi menggunakan
dua buah molekul formaldehid. Baik mono-metilol urea maupun dimetilol urea larut
dalam air sehingga reaksi pembentukannya dilaksanakan dalam fasa pelarut air.
Tahap reaksi pembentukan mono-metilol urea dan dimetilol-urea biasa dikenal
dengan sebutan tahap pembuatan intermediate.
Kondensasi lanjut akan menghasilkan jembatan metilen antara dua molekul
urea. Jenis kondensasi ini dapat berlanjut terus menghasilkan rantai lurus.

Reaksi penggabungan dua buah mono-metilol urea menghasilkan suatu molekul
air. Apabila air tersebut dikeluarkan dari sistem reaksi, maka kesetimbangan reaksi
akan bergeser kearah pembentukan polimer.
Reaksi urea dan formaldehida pada pH di atas 7 adalah reaksi metiolasi, yaitu
reaksi adisi formaldehida pada gugus amino dan amido dari urea, menghasilkan

11 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
11
metilol urea. Turunan-turunan metilol merupakan monomer reaktan reaksi
polimerisasi kondensasi. Mula-mula polimer yang dihasilkan masih berupa polimer
rantai lurus dan larut dalam air.
Semakin lanjut reaksi berlangsung, reaksi polimerisasi membentuk polimer tiga
dimensi dan kelarutannya dalam air semakin berkurang. Pada proses curing, reaksi
kondensasi tetap berlangsung terus dan polimer membentuk rangkaian tiga dimensi
yang sangat kompleks sehingga terbentuk thermosetting resin.
Hasil dan laju reaksi, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : perbandingan
jumlah mol reaktan, katalis (pH sistem reaksi), temperatur, dan waktu reaksi. Kondisi
reaksi ini sangat menentukan jenis produk yang dihasilkan, sehingga pada kondisi
yang berbeda akan dihasilkan prouduk yang mempunyai sifat fisik, kimia dan
mekanik yang berbeda pula. Karena itu kondisi operasi ditentukan oleh produk akhir
yang dikehendaki.
Pada prinsipnya pembuatan produk-produk urea-formaldehid dapat
dilaksanakan dalam beberapa tahap berikut ini :
1. Tahap pembuatan intermediate, yaitu Merupakan suatu tahap untuk mendapatkan
resin yang masih berupa larutan dan larut dalam air atau pelarut lainnya .
2. Tahap persiapan (preparation sebelum proses curing). Pada tahap ini resin yang
merupakan produk dari tahap intermediate dicampurkan dengan bahan lain. .
Penambahan bahan akan menentukan produk akhir dari polimer
3. Tahap curing, yaitu proses terakhir yang dipengaruhi oleh katalis, panas dan tekanan
tinggi. Pada proses ini, resin diubah menjadi resin thermosetting

5. Pembuatan resin urea formaldehid skala laboratorium.

12 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
12
Gbr 5.1. Rangkaian alat

Pembuatan resin urea formaldehid skala laboratorium dapat dilakukan dengan
langkah kerja sebagai berikut:
1. Masukkan 500 ml formalin (37%-w/w ) ke dalam labu bundar berleher yang
dilengkapi kondensor, termometer, agitator, dan water bath (heater)
2. Tambahkan 2 gram Na2CO3H2O sebagai buffering agent
3. Tambahkan 206,5 ml NH4OH sebagai katalis
4. Tambahkan 3,8 mol Urea kemudian aduk secara teratur hingga tampak
homogen
5. Panaskan larutan secara perlahan sampai mendidih
6. Setelah mendidih, akan terjadi refluks
7. Setelah terjadi refluks, atur temperatur heater menjadi 65 oC
8. Panaskan selama 3 jam sejak terjadi refluks pertama
9. Setelah 3 jam, ambil larutan secukupnya kemudian dimasukkan ke dalam
wadah yang tahan panas misalnya cawan penguap
10. Masukkan larutan dalam cawan penguap ke dalam oven dengan temperatur
pemanasan sekitar 120 oC selama 24 jam hingga larutan mengeras
membentuk resin

D. Resin Epoxy
1. Pengertian

13 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
13
Epoxy adalah sebuah kopolimer yang terbentuk dari dua bahan kimia yang
berbeda yaitu "resin" atau "gabungan" dan "pengeras" atau "pengaktif". Resin ini terdiri
dari monomer atau polimer rantai pendek dengan kelompok epoksida di kedua ujung.
Resin epoxy yang paling umum diproduksi dari reaksi antara epiklorohidrin dan
bisphenol-A, meskipun yang terakhir dapat digantikan oleh bahan kimia yang sama.
Pengeras terdiri dari monomer poliamina, misalnya triethylenetetramine (TETA). Ketika
senyawa ini dicampur bersama, kelompok amina bereaksi dengan epoksida kelompok
untuk membentuk ikatan kovalen. Setiap kelompok NH dapat bereaksi dengan
kelompok epoksida dari molekul prepolimer yang berbeda, sehingga polimer yang
dihasilkan adalah sangat silang, dan dengan demikian kaku dan kuat. Proses polimerisasi
ini disebut "curing", dan dapat dikontrol melalui suhu, pilihan senyawa resin dan
hardener, dan rasio mengatakan senyawanya; proses dapat mengambil menit ke jam.
Resin epoksi adalah termasuk kelompok plastik thermosetting, yaitu tidak
meleleh lagi jika dipanaskan. Pengerasannya terjadi karena reaksi polimerisasi, bukan
pembekuan. Oleh karena itu epoksi resin tidak mudah di-recycle. Contoh yang mudah
didapat pasaran adalah "plastic-steel epoxy".
Sedangkan dari segi komersial, polimer atau resin epoksi termasuk polimer
nonvinil terpenting. Sebenarnya nilai komersilnya diperlihatkan oleh publikasi beberapa
buku yang mengetengahkan topiknya.


2. Sejarah
Pada tahun 1936 Dr P. Castan di Swiss dan Dr SO Greenlee di Amerika Serikat
mensintensis resin epoxy pertama berdasarkan sistem A-Ephichlorhydrin Bisphenol. Itu
adalah penemuan yang benar-benar revolusioner dan sejak saat itu resin epoxy menjadi
sangat popular dan kemajuannya terus ditingkatkan.
Setelah bekerja di marmer dan industri granit selama lebih dari 30 tahun, salah
satu mitra DRC's yakin bahwa resin epoxy di industri masih harus dilakukan

14 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
14
penyempurnaan,sehingga dilakukan terus penelitian dan didapatkan proses pembuatan
epoxy yang modern untuk pertama kalinya oleh petrokimia (Aerospace). Mereka adalah
yang pertama mengomersilkan dan menerapkannya dalam dunia industri di awal tahun
1950. Sejak saat itu, epoxy terus menyusup ke hampir setiap sektor industri.yang sampai
sekarang ini terus ada dan dikembangkan.
Epoxy atau polyepoxide adalah sebuah polimer epoxide thermosetting yang
bertambah bagus bila dicampur dengan sebuah agen katalis atau "pengeras".
Kebanyakan resin epoxy diproduksi dari reaksi antara epichlorohydrin dan bisphenol-A.
Percobaan komersial pertama untuk menyiapkan resin dari epichlorohydrin terjadi pada
1927 di Amerika Serikat.
Sintesis pertama dari resin epoxy yang berdasar dari bisphenol-A dikeluarkan oleh Dr.
Pierre Castan dari Swiss dan Dr. S.O. Greenlee di Amerika Serikat pada 1936. Kerja Dr.
Castan dilisensi oleh Ciba Ltd. dari Swiss dan Ciba kemudian menjadi produsen 3 besar
resin epoxy di dunia. Bisnis epoxy Ciba sangat berhasil dan kemudian dijual pada akhir
1990-an dan sekarang unit Advanced Materials Business dari Huntsman Corporation
dari Amerika Serikat.



3. Spesifikasi Resin Epoxy

3.1 Sifat Fisik
Sebagaimana jenis plastik lain, kebanyakan plastik adalah isolator listrik dan
konduktor panas yang buruk. Kecuali bila ditambahkan campuran lain, misalnya
serbuk logam / karbon, tetapi bias memindahkan listrik static dengan muatan kecil.
Sehingga secara umum sifat fisiknya adalah tidak dapat mengahantarkan listrik dan
panas. Dalam keadaaan cair, titik nyalanya 25C dalam cawan tertutup, dengan
warna yang beragam, densitas 1,6g/cm3.
3.2 Sifat Kimia

15 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
15
Sebagaimana umumnya plastik, secara kimia plastik termasuk inert, tetapi bias
larut dalam asam kuat atau alkali kuat. Dalam jangka lama, sinar ultraviolet
mempengaruhi struktur kimia plastik. Tidak larut dalam air dingin dan air panas,
uapnya dapat membentuk cairan yang mudah meledak sehingga konsentrat uap
harus dijaga pada kondisi dibawah batasnya.
3.3 Sifat mekanik
Dalam bentuk asli resin epoxy keras dan getas. Sifat mekanik sangat banyak
dimodifikasi sifatnya. Baik dari sisi kekuatan, kekenyalan, keuletan, sampai ke arah
sobekan. Intinya, sifat fisik dari plastic ini relative tergantung dari kebutuhan karena
sampai saat ini pun sifat-sifat plastik masih bayak dikembangkan, demikian juga
penggunaannya. Sehingga plastik-plastik teknologi mutakhir bisa mempunyai sifat yg
lebih unggul dari bahan lain.

4. Pembuatan
Resin epoxy dibuat dengan mengubah polieter cair ke padatan dapat dicairkan
melalui proses curing khusus. Dalam kebanyakan kasus, resin adalah hasil dari kimia
reaksi antara epiklorohidrin dan bisphenol-A. Epoxies terdiri dari dua komponen yang
saling bereaksi membentuk inert,. Bagian A terdiri dari suatu resin epoksi dan Bagian
B adalah agen epoxy curing, kadang-kadang disebut hardener.
Epoxy resin dimulai dengan reaksi dari dua senyawa, A bisphenol - Bis A - (atau
bisphenol F-Bis F-dan / atau ' Novolac 'dan epiklorohidrin. Bisphenol A adalah produk
kimia aseton yang menggabungkan satu unit dengan dua kelompok fenol. Fenol
adalah buatan manusia, meskipun juga ditemukan secara alami pada kotoran hewan
dan pengurai bahan organik. Ini pada awalnya dihasilkan dari tar batubara dan
dinamai asam karbol. Struktural mengandung cincin benzena dengan hidroksi
terpasang (cincin karbon dengan OH terlampir). Aseton adalah keton organik (. Yakni
berisi grup C = O karbonil yang melekat pada dua kelompok metil organik) terutama

16 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
16
digunakan sebagai perantara atau kimia atau bahan baku pelarut untuk produk
lainnya.

5. Bahan
5.1 Bisphenol A biasa d isingkat BPA, adalah senyawa organik dengan dua fenol
kelompok fungsional . Zat ini digunakan untuk membuat polikarbonat plastik dan
resin epoxy , bersama dengan aplikasi lain. Dikenal estrogenik sejak pertengahan
1930-an, dan dikenal beracun.

5.2 Epiklorohidrin adalah senyawa organoklorin dan epoksida . Zat ini adalah cairan
tak berwarna dengan warna putih, dan bau menyengat, larut dalam air, tetapi
larut dengan sebagian besar pelarut organik . Epiklorohidrin adalah senyawa
yang sangat reaktif dan digunakan dalam produksi gliserol , plastik, lem epoxy dan
resin dan elastomer . Dalam kontak dengan air, menghidrolisis epiklorohidrin
untuk 3-MCPD.


6. Keunggulan
Awet, bias dipergunakan dalam jangka panjang (bertahun - tahun). Tahan
terhadap minyak, asam, alkohol, cuaca panas maupun dingin.







17 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tingkat Bahaya bagi kehidupan manusia
1. Resin urea formaldehid
Efek kesehatan Urea-Formaldehid diberlakukan ketika tingkat tinggi tercapai..
Urea-formaldehida rilis emisi formaldehida ke udara. Hal ini memicu mata berair, iritasi
hidung, mengi dan batuk, kelelahan, ruam kulit, reaksi alergi yang parah, sensasi
terbakar di mata dan tenggorokan, mual, dan kesulitan bernapas di beberapa manusia
(biasanya 0,1 ppm). Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan dapat menyebabkan
kanker pada manusia dan hewan.
2. Resin Epoxy
2.1. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat
menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan.
2.2. Berbentuk Cairan, akan mengiritasi mata dan kulit.
2.3. Menghirup dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sakit kepala dan pusing.
2.4. Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker

B. Kegunaan
1. Resin urea Formaldehid
1.1. Penggunaan secara umum

18 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
18
Urea-formaldehida digunakan dalam berbagai macam proses manufaktur
karena sifat dan manfaatnya. Contohnya yaitu, laminasi dekoratif, tekstil, kertas,
cetakan pasir pengecoran, campuran kapas, rayon, corduroy, dll. Urea-
formaldehida juga digunakan untuk lem kayu. Urea formaldehida umumnya
digunakan saat memproduksi casing peralatan listrik (misalnya lampu meja).
Produk ini banyak dipilih sebagai resin perekat karena memiliki reaktivitas tinggi,
kinerja yang baik, dan harga murah.
1.2. Penggunaan dalam bidang pertanian
Urea formaldehida juga digunakan di bidang pertanian sebagai sumber
penglepasan terkendali pupuk nitrogen. Tingkat urea formaldehida terhadap
dekomposisi menjadi CO2 dan NH3 ditentukan oleh aksi mikroba yang
ditemukan secara alami di sebagian besar tanah. Suhu optimum untuk
aktivitas mikroba adalah sekitar 70-90 F (sekitar 20-30 C).
2. Resin epoxy
Epoxy dijual di toko-toko perangkat keras, biasanya sebagai paket yang
mengandung resin dan hardener yang terpisah, yang harus dicampur segera sebelum
digunakan. Epoxy juga dijual di toko-toko perahu sebagai resin perbaikan untuk aplikasi
laut. Epoxies biasanya tidak digunakan pada lapisan luar perahu karena akan memburuk
oleh paparan sinar UV. epoxy sering digunakan selama perbaikan perahu dan perakitan,
dan kemudian lebih-dilapisi dengan cat poliuretan konvensional atau dua bagian atau
laut-pernis yang memberikan perlindungan UV.
Ada dua bidang utama penggunaan laut. Karena sifat mekanik yang lebih baik
dibandingkan dengan resin poliester lebih umum, epoxy digunakan untuk pembuatan
komersial dari komponen dimana kekuatan tinggi / perbandingan berat diperlukan. Area
kedua adalah bahwa kekuatan mereka, sifat kesenjangan mengisi dan adhesi yang

19 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
19
sangat baik untuk banyak bahan termasuk kayu telah menciptakan booming di proyek
bangunan amatir, termasuk pesawat dan kapal.
Resin epoxy digunakan dalam pembuatan bilah rotor turbin angin. Resin ini
tertanam pada bahan inti, seperti kayu balsa atau foam, dan media penguat, seperti
kain, serat gelas atau serat karbon. Proses ini disebut VARTM, yakni Vacuum Assisted
Resin Transfer Moulding. Karena sifat yang sangat baik dan menyelesaikan baik, epoxy
adalah resin yang paling disukai untuk komposit.
Epoxy dicampur dengan pigmen, digunakan sebagai media lukisan, dengan
menuangkan lapisan di atas satu sama lain untuk membentuk suatu gambaran yang
lengkap.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Resin urea formaldehid dan resin epoksi merupakan jenis plastik thermosetting.
2. Resin urea formaldehid terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam
suasana basa lembut seperti amoniak atau piridin
3. Resin epoksi juga dapat terbuat dari bisphenol-A dan epikloridin melalui proses
polimerisasi.
4. Resin epoksi memiliki sifat fisik sebagai isolator, sifat kimia inert, dan sifat mekaniknya
yang keras (tergantung kebutuhan ).
5. Resin epoksi berguna pada industri yang memerlukan pelapisan dan perekatan seperti
industri penerbangan, dan industri kontruksi, namun memiliki bahaya yang dapat
merusak lingkungan dan makhluk hidup bila terbakar.

20 | M a k a l a h P e n g e t a h u a n B a h a n

Resin Urea Formaldehid dan Epoxy | Imtihani Fauziah, D3-Teknik Kimia
20
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih berhati-hati terhadap bahaya dari resin
urea formaldehid dan resin epoxya, karena dapat menggangu kesehatan manusia.

Daftar Pustaka
http://wikipedia/epoxi.org
http://wikipedia/melamine.org
http://scribd.com
http://chem-is-try.org
Surdia, tata dan shinroku saito.1985.Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : Pt pradnya
paramita
Begeman, sriati djaprie.1995.Teknologi Mekanik jilid1. Jakarta: Erlangga

You might also like