You are on page 1of 3

Hari untuk memperingati dimana Pancasila tetap sakti, tidak takluk oleh ideologi

komunis. Hari untuk memperingati saat enam jenderal dan satu perwira Angkatan Darat
gugur dalam peristiwa yang hingga kini menjadi sejarah kelam negeri ini, peristiwa
Gerakan 30 Septemer Partai !omunis "ndonesia atau G#30#S$P!".
Setelah %rde &aru tumang dan era re'ormasi ergulir, anyak orang ersuara tentang
peristiwa tahun ()*+. &anyak orang yang merasa tidak ersalah tapi disalahkan dalam
kasus itu lalu dipenjara ertahun#tahun tanpa pengadilan. %rang yang terliat dan dituduh
antek P!" seperti menanggung ,dosa turunan, apak, anak hingga cucu akan menerima
stigmatisasi seagai P!" juga sehingga ruang gerak sosial#ekonomi diatasi. Stigmatisasi
terseut secara massal menimpa etnis -ionghoa hanya karena mereka dianggap punya
a'iliasi dengan ../ yang pada waktu itu mendukung P!". Padahal anyak yang dituduh
terseut justru rakyat awam yang tak tahu apa#apa.
Dulu waktu re0im %rde &aru erkuasa, pelajaran sejarah selalu menunjukkan ahwa P!"
adalah pelaku utama satu#satunya peristiwa 30 Septemer ()*+. Pascare'ormasi, ada
yang menyuarakan P!" cuma kaming hitam dari intrik dan amisi segelintir orang untuk
meraih kekuasaan. Sampai sekarang, misteri seputar peristiwa yang menjadi titik alik
re1olusi di"ndonesia dan erujung 32 tahun re0im %rde &aru erkuasa, masih gelap.
3ntah kapan misteri itu akan terkuak.
Dari sekian anyak pelajaran sejarah tentang "ndonesia, mungkin peristiwa ()*+ yang
paling rumit. &isa jadi uku pelajaran sejarah yang sekarang diaca anak#anak SD, S4P
dan S4A tentang peristiwa itu sudah sangat ereda dengan pelajaran sejarah tentang
peristiwa itu yang dulu saya terima. &isa jadi, sudah sangat ereda. Dulu, dari S4P
hingga perguruan tinggi seluruh rakyat"ndonesia waji mengikuti Penataran P5 yang
merupakan indoktrinasi Pancasila yang selalu menekankan ahaya laten P!". -api kini
Penataran P5 tidak ada lagi ahkan pelajaran P4P dan mata kuliah Pancasila juga
dihapuskan.
Sejarah Gelap
Setelah %rde &aru tumang, deat tentang G#30#S$P!" seakan tidak pernah erhenti. "a
terus menjadi kontro1ersi. -etapi ada kecenderungan, mereka yang semula meyakini P!"
menjadi dalang Gerakan 30 Septemer ()*+ mulai mengendur atau sekurangnya mereka
seperti cukup erkata dalam diam. Sementara suara yang menolak atau tak percaya
keterliatan P!" makin nyaring. Ada pihak yang menghendaki penyeutan G-30-S/PKI
cukup dengan G#30#S saja tanpa singkatan P!", karena ada gugatan keraguan ahwa P!"
yang mendalangi gerakan terseut. "ni patut diperdeatkan.
6egara juga cenderung ersikap pasi' dan memiarkan keraguan ini terus menyeruak di
tengah masyarakat. !ini selama re'ormasi misalnya, setiap 30 Septemer tak ada lagi
kewajian mengiarkan endera setengah tiang tanda perkaungan nasional. Para guru di
sekolah juga tak lagi segairah dulu menjelaskan kejahatan dan keiadaan P!". 7aman
memang telah eruah, juga pandangan#pandangan masyarakatnya tentang hal#hal yang
dulu dianggap 8luar iasa,. P!" kini memang tak lagi dianggap seagai monster atau
hantu menakutkan.
Dulu, hal#hal yang erkenaan dengan komunis dierangus ahkan uku yang ditulis oleh
orang yang erhaluan ,kiri, juga dilarang eredar. &uku#uku sastra karya Pramudya
Ananta -oer dilarang hanya karena ia ekas pemimpin 9ekra, salah satu onderouw P!".
!ini, komunis seagai ideologi yang diicarakan iasa#iasa saja, ahkan uku#uku
tentang ideologi komunis eas eredar di masyarakat. -oh, dengan memaca uku#uku
!arl 4ar: atau ;riederich 3ngels misalnya, tak lantas memuat orang menjadi komunis.
Apa yang seenarnya terjadi 5+ tahun lalu, pada seuah peristiwa yang diseut Gerakan
30 Septemer atau G#30#S atau G#30#S$P!" oleh mereka yang yakin pelakunya Partai
!omunis"ndonesia < Peristiwa ini kadangkala juga diseut Gestapu =Gerakan Septemer
-iga Puluh> atau Gestok =Gerakan Satu %ktoer> karena secara kronologis peristiwa ini
memang terjadi pada ( %ktoer dini hari. Pertanyaan itu hampir tidak pernah
memperoleh jawaan yang lengkap. &ahkan Surat Perintah (( 4aret =Supersemar>
seagai agian dari rangkaian peristiwa yang terkait, juga masih diperdeatkan isi dan
entuknya, ahkan dokumen aslinya elum ditemukan hingga sekarang.
Hal ini menunjukkan ahwa sejarah angsa "ndonesia diwarnai aak#aak yang masih
kelau, ahkan gelap. &eragai uku yang diteritkan tidak cukup memerikan jawaan
atas pertanyaan terseut. &uku#uku yang muncul, ukan saja erisi in'ormasi yang
ereda, ahkan ertentangan. 4asyarakat disodori uku#uku yang dikritik memiliki
anyak kelemahan, menggunakan sumer#sumer yang tak teruji dan erau
kepentingan, serta hanya untuk mengecam dan melakukan pemelaan diri atas dosa di
masa lalu.
&uku#uku, perincangan, ahkan seminar ilmiah elum mampu menguak misteri
peristiwa yang ersimah darah yang dialami angsa ini. ?angan dikira ahwa koran G#
30#S adalah hanya para perwira yang kini diseut Pahlawan .e1olusi. -api e'ek dari
lanjutannya adalah ,pemersihan, secara sistematis dan massal dari orang#orang yang
diduga terliat G#30#S. Sumer#sumer dari luar negeri menyeutkan angka koran jiwa
mencapai (,) juta di seluruh"ndonesia di tamah jutaan orang yang terampas
kemerdekaan, hak politik, ekonomi sosial dan udayanya.
!eesaran ?iwa
!egelapan sejarah ini ternyata ukan saja dialami oleh mereka yang lahir setelah tahun
()*+, tetapi juga mereka yang sudah lahir eerapa tahun seelumnya. Dan sekarang,
guru#guru sekolah diiarkan memilih sumer sendiri untuk menjelaskan semua itu
kepada murid#muridnya. !ita tidak tahu apa yang ada di pikiran anak#anak kita tentang
peristiwa yang egitu esar dan mewarnai perjalanan angsa.
Dalam keadaan seperti ini, maka setiap orang isa menulis sejarah itu dalam memorinya
sendiri, dengan persepsi dan 1ersinya sendiri. Seagai angsa kita tidak memiliki sejarah
yang sama, karena anyak sekali peristiwa yang tidak kita pahami dan terima secara
ersama. "ni adalah titik rapuh yang serius agi angsa kita, karena keangsaan kita
seenarnya diangun dengan pengalaman sejarah yang sama dan hanya akan isa
dipertahankan dengan keersamaan dalam ,menulis, sejarah yang sama pula.
!eprihatinan dan kepedulian tentang masalah ini tampaknya juga elum mampu
menggerakkan kita untuk mengatasi masalah ini. 3lite#elite kita yang erada pada
pusaran sejarah peristiwa#peristiwa terseut masih egitu erat untuk icara jujur dan
meletakkan pelita untuk menerangi aak#aak sejarah itu. Pertimangan melindungi
diri terlihat egitu kuat daripada kepentingan angsa, dan memiarkan angsa ini tidak
pernah erdamai dengan masa lalunya.
Sementara uku#uku yang muncul dengan in'ormasi yang simpang siur dan ertarakan,
justru memuat masalah masa lalu itu terus hidup dan terus menghantui sampai sekarang.
Dan sejarah yang gelap tidak memerikan pelajaran apa#apa agi kita sekarang, kecuali
menjadi ean. !ita khawatir ahwa keadaan yang seperti ini akan semakin parah dan
kita seagai angsa kehilangan orientasi tentang jati diri, angsa tanpa sejarah.
Sejarah memang tidak sepenuhnya erupa kegemilangan yang dicatat dengan tinta emas.
Sejarah tidak selamanya erisi kejayaan yang diaadikan dalam prasasti atau monumen
peringatan. 4emang diperlukan keesaran jiwa untuk mencatat sejarah secara jujur dan
ojekti', juga kesediaan mencatat kepahitan dan sisi uruk kita seagai angsa, agar kita
dapat mengamil hikmah dari peristiwa masa lampau. Sejarah dapat dijadikan acuan
dalam memperaiki kondisi di masa depan.
Penguakan misteri G#30#S$P!" ukan untuk meneruskan dendam, tetapi justru agar kita
isa elajar dari masa silam. &elajar dari kesalahan masa silam juga isa meningkatkan
kualitas kita seagai angsa. Sejarah di mana pun memang sering melahirkan perdeatan
tiada henti. "a isa menjadi amat sujekti' tergantung dari mana melihatnya. !arena itu,
sering pula atas antara pahlawan dan pengkhianat hanya terpisah oleh atas yang amat
tipis, yakni pergantian re0im atau politik. -etapi apa pun alasannya, seuah angsa
mestinya mempunyai sejarah yang ditulis dengan jujur.
Dan sekarang ini angsa "ndonesia memerlukan keesaran jiwa untuk meluruskan sejarah
masa lalu yang masih gelap, termasuk peristiwa 5+ tahun lalu dan peristiwa#peristiwa
penting kemudian. Dalam konteks ini kita perlu mendorong Sekretariat 6egara,
!ementerian Pendidikan 6asional, ahli sejarah, akademisi di perguruan tinggi dan
lemaga penelitian untuk ersinergi menulis ulang agian#agian gelap sejarah kita
secara ojekti', jujur dan isa dipertanggungjawakan agar generasi mendatang tidak
larut dalam keraguan.@@@

You might also like