You are on page 1of 13

SOAL.

1. Buktikan Persamaan Poison Ratio berikut ini.



(



PENYELESAIAN.

1. Poisons rasio , berhubungan dengan modulus elastik K, modulus geser, kecepatan
gelombang P(

) dan kecepatan gelombang S (

).

A. Kecepatan gelombang primer (P) dan kecepatan gelombar sekunder (S)
Jika sebuah medium/benda padat berada dalam keadaaan setimbang
dipengaruhi gaya-gaya yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya maka
bentuk benda tersebut akan berubah (terdeformasi). Jika benda kembali ke bentuknya
semula bila gaya-gaya dihilangkan maka benda dikatakan elastik. Hubungan antara
gaya dan deformasinya dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep tegangan
(stress), regangan (strain), hukum Hooke dan konstanta elastiknya.

1. Tegangan ()
Tegangan (stress) didefenisikan sebagai gaya persatuan luas. Apabila gaya yang
bekerja tegak lurus terhadap permukaan, maka tegangan yang demikian dikatakan
tegangan normal (normal stress). Sedangkan gaya yang bekerja sejajar dengan
permukaan dikatakan sebagai tegangan geser (shearing stress). Gaya yang bekerja
dalam arah yang tidak sejajar dan tidak tegak lurus pada permukaan, tegangannya
dapat diuraikan ke dalam komponen normal dan komponen geser.


Gambar 2.10 Komponen Tegangan (W.M.Telford,1992)

Jika ditinjau sebuah elemen kecil volume di mana tegangannya berada pada dua
permukaan yang tegak lurus terhadap sumbu x, maka komponen-komponen
tegangannya ditunjukkan seperti pada gambar 2.10 Tegangan normal ditunjukkan
oleh xx, sedangkan tegangan geser ditunjukkan oleh yx dan zx. Jika benda
berada dalam kesetimbangan statis, gaya-gaya yang bekerja padanya harus
setimbang. Berarti ketiga tegangan yakni xx, yx dan zx bekerja pada bidang
OABC haruslah sama dan berlawanan dengan hubungan tegangan yang
ditunjukkan pada bidang DEFG.

2. Regangan ()
Regangan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu benda untuk
meregangkan benda tersebut. Perubahan fraksional suatu benda elastik baik
bentuk maupun dimensinya dinamakan dengan regangan. Analisis kuantitatif dua
dimensi regangan dapat diilustrasikan seperti pada gambar (2.11) Pada gambar
dibawah terlihat perubahan posisi koordinat PQRS menjadi P', Q, R, S. Pada
saat titik P berubah menjadi P akan mempunyai komponen u dan v, misalkan u =
u (x,y) danv = v (x,y), maka :

Gambar 2.11 Analisis Tekanan Dua Dimensi. (W.M Telford.1992)


Dalam bentuk tiga dimensi, komponen perpindahan titik P (x, y dan z) ditulis
dengan (u, v dan w), sehingga regangan normal tunjukkan oleh persamaan (1),
regangan geser persamaan (2), sedangkan komponen regangan pada benda yang
mengalami perpindahan secara rotasional ditunjukkan oleh persamaan (3).
Regangan normal :

(1)



Regangan geser :

(2)


sedangkan komponen regangan pada benda yang mengalami perpindahan secara rotasional
adalah:

) ;

=

) ;

=

) ; (3)

Perubahan dimensi yang disebabkan oleh strain normal akan mengakibatkan perubahan
volume. Perubahan volume per satuan volume disebut dilatasi (dilatation) dan diberi simbol
, dimisalkan = .





+

(4)
(W.M.Telford, 1992: 140-143)

3. Hukum Hooke
Pada tahun (1635-1703) Robert Hooke menunjukkan eksperimen bahwa pertambahan
panjang benda sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada benda. Perbandingan
dinyatakan dalam persamaan:
(5)
Disini F menyatakan gaya (berat benda) yang menarik benda, L adalah perubahan panjang,
dan k adalah konstansta pembanding. Ternyata persamaan (5) berlaku untuk hampir semua
materi padat dari besi sampai tulang, tetapi hanya sampai pada batas tertentu. Karena jika
gaya terlalu besar, benda merenggang sangat besar dan akhirnya patah. (Giancoli, 2001: 299).

Dalam hal ini, Hooke merumuskan hubungan antara tegangan dan regangan. Hooke
mengemukakan bahwa jika tegangan bekerja pada sebuah benda dan menimbulkan regangan
cukup kecil, maka terdapat hubungan secara linier antara tegangan dan regangan. Tanpa
memperhitungkan komponen arah atas kedua variabel tersebut, pada medium yang bersifat
homogen isotropik. Dalam seismologi, medium elastik yang bersifat homogen isotropik
didefinisikan sebagai sifat medium di mana tidak terdapat variasi densitas di dalam medium
sehingga gelombang menjalar dengan kecepatan yang sama dalam medium. Hooke
mendefinisikan:

i = x, y, z




j = x, y, z, i
dan disebut konstanta Lame, dengan menyatakan hambatan regangan geser. Pada
harga tegangan tetap () regangan akan menjadi besar bila modulus gesernya kecil, begitu
juga sebaliknya.
4. Konstanta Elastik
Konstanta elastik adalah tinjauan hubungan antara tegangan-regangan dan perubahan bentuk
benda yang ditimbulkannya. Untuk medium yang homogen isotropik konstanta elastik
meliputi
a. Modulus Young (E)
Modulus Young didefinisikan sebagai besarnya regangan yang ditunjukkan oleh
perubahan panjang suatu benda. Semua komponen regangan yang tidak searah sumbu
panjang adalah nol. Hal ini disebabkan tegangan hanya terjadi pada arah sumbu panjang
tersebut, pada arah yang lain tegangannya nol.

(8)
b. Modulus Bulk (K)
Jika benda mengalami gaya internal dari semua sisi, maka volume bendanya akan
berkurang. Tekanan yang dikenakan pada suatu benda didefinisikan sebagai gaya per luas
yang ekivalen dengan tegangan (tekanan hidrostatik). Untuk keadaan ini, perubahan
volume (v) sebanding dengan volume awal(v0). Jadi modulus Bulk adalah hubungan
antara tegangan (tekanan hidrostatik) Ph= F/A dan regangan volume

, maka
persamaan matematis modulus Bulk:

(9)
Tanda minus menunjukkan bahwa volume berkurang terhadap penambahan tekanan.

c. Modulus Rigiditas ()
Tekanan terhadap suatu benda dapat menimbulkan regangan berupa pergeseran pada
salah satu permukaan bidangnya. Tekanan yang bekerja pada benda ini disebut tekanan
geser dan regangannya disebut regangan geser. Perubahan bentuk akibat pergeseran ini
tidak disertai perubahan volumenya. Hubungan antara tegangan dan regangan yang
menimbulkan pergeseran sederhana ini disebut modulus Rigiditas. Perumusan
matematisnya sebagai berikut:



d. Rasio Poisson ()
Rasio Poisson atau poissons ratio adalah ukuran besarnya regangan pada suatu benda
berupa kontraksi dalam arah transversal dan peregangan dalam arah longitudinal akibat
terkena tekanan. Apabila diterapkan pada silinder, di mana arah transversalnya
dinyatakan dengan diameter silinder (D) dan arah longitudinal dengan panjang silinder
(Y), maka rasio Poisson adalah:




=


(11)
Hubungan antara konstanta elastik pada medium homogen isotropik saling terkait
membentuk perumusan sebagai berikut, yaitu

E =
()
( )
(12)

K =
()

(13)

( )
(14)

5. Kecepatan gelombang primer (P)
Penentuan kecepatan gelombang primer, diawali dengan tinjauan terhadap sebuah benda
(medium) homogen berbentuk kubus yang dikenakan oleh sebuah gaya tertentu. Tekanan
yang mengenai benda tersebut jika ditinjau pada salah satu permukaa, maka akan
mempunyai komponen-komponen sebagai berikut:

(15)

Karena tekanan ini berlawanan dengan yang bertindak di bagian belakang, maka tekanan
bersih yang bekerja pada elemen volum kubus adalah

(16)

Tekanan ini bekerja pada permukaan yang luasnya (dy,dz) dan mempengaruhi volume
(dx,dy,dz), dengan itu didapatkan gaya bersih per satuan volume dalam arah sumbu x,
y, dan z bernilai :

(17)

Untuk ke-empat permukaan yang lain, persamaanya dapat diperoleh dengan cara yang
sama, sehingga gaya total persatuan volume dalam sumbu x adalah:


(18)

Komponen-Komponen tekanan di atas disebut gaya tiap unit volume benda pada bidang
x yang berarah pada sumbu x, y, z. Untuk permukaan bidang lainnya, hubungan
variabel gaya tiap satuan volumenya analog dengan bidang x. Total gaya pada sumbu x
yang terjadi pada benda kubus adalah:

*

+ (19)

Dengan satuan volume kubus Sedangkan menurut hukum II Newton, gaya
adalah perkalian antara massa dan percepatannya, F = m.a, bila dikaitkan dengan
densitas benda q=

maka:
F = ma = ()

(20)

Dengan menggunakan definisi gaya tersebut, maka persamaan (18) menjadi;


()

= *

+
(

) = *

+ (21)

Di mana q adalah kerapatan eleman kubus. Hubungan ini disebut persamaan gerak yang
searah sumbu x. Pada persamaan gerak untuk sumbu y dan z, dapat diperoleh dengan
cara yang sama yaitu hanya dengan menggantikan tegangan normal

dengan

atau



Pada persamaan (21) dapat diperoleh penyelesaiannya dengan mensubtitusikan
persamaan (16) dan (17) berupa definisi dari hukum Hooke



(

) = *

+ (22)
(

) =
(

+
(

(23)

(

)
()

)
()

) ,(
()

)
(

}
(

)
()

(
(

)
Dengan menggunakan tetapan regangan geser dan regangan normal berupa

maka dapat diperole penyelesaian persamaan (24) sebagai berikut.




Persamaan diatas dapat disederhanakan dengan menggunakan tetapan laplacian

maka diperoleh persamaan 25:




Dengan ;


Sehingga persamaan gerak untuk media elastik dan homogen isotropis didapatkan
persamaan (26), (27), (28) sabagai berikut

Gelombang yang merambat pada suatu media ke segala arah, secara tiga dimensi arah
perambatan gelombang dinyatakan dengan sumbu x, y, z, untuk menentukan persamaan
gelombang ini masing-masing dideferensiasikan terhadap x, y dan z. maka diperoleh
persamaan (29) sebagai berikut.



Dengan menjumlahkan ketiganya, maka akan diperoleh persamaan (30) berikut,

Dengan

dan persamaan laplacian:


maka hasil penjumlahan di atas dapat disederhanakan sebagai berikut

Dari persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang longitudinal atau
dikenal dengan kecepatan gelombang primer yaitu

Keterangan
Vp = kecepatan perambatan gelombang Primer (m/s)
= konstanta Lame (m/s)
= rigiditas medium (N/m2 )
= massa jenis medium (kg/m3)
= perubahan volume atau dilatasi

6. Kecepatan Gelombang Sekunder (S)

Kecepatan gelombang sekunder didapat dengan menurunkan terlebih dahulu
persamaan (26) diturunkan terhadap z maka didapat persamaan (31).


dan persamaan (27) diturunkan terhadap y maka didapatkan persamaan (32)

Dengan mengurangkan hasil turunan persamaan (31) dengan turunan persamaan (32)
maka akan diperoleh persamaan berikut


Dengan mensubtitusikan

dengan tetapan rotasi berupa =

) maka akan diperoleh persamaan (33) dan (34) berikut.



Persamaan (33) menyatakan persamaan gelombang transversal. Dari persamaan
gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang transversal atau dikenal dengan
kecepatan gelombang sekunder yaitu

Vs = kecepatan perambatan gelombang sekunder (m/s)
= rigiditas medium (N/

)
= massa jenis medium (kg/

)

(W.M.Telford, 1992: 143-145)

Berdasarkan hubungan poisson ratio dengan modulus elastik dan modulus geser.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

2 6
2 3

K
K
(35)
Kecepatan gelombang P (V
p
) dan S(V
s
) dapat ditulis sebagai fungsi dari dua sifat
modulus diatas:

3
4
2
K V
p

2
s
V , dimana adalah densitas
Dengan menuliskan kembali sifat modulus dari fungsi V
p
dan

V
s


2 2
3
4
s p
V V K (36)
2
s
V (37)
Dengan mensubstitusikan persamaan (36) dan persamaan (37) kedalam persamaan
(35)

(

) (

)
(

) (

.......................terbukti

Jadi persamaan
(

terbukti...

You might also like