You are on page 1of 8

A.

Konsep Dasar Kerjasama Sekolah dan Masyarakat


Jika dilihat dari sisi maknanya, hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian
yang sangat luas sehingga masing masing ahli memilki persepsi yang berbeda beda, hal ini
tentu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda beda, seperti diungkapkan bahwa
hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi
dengan publik secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama
(international public relation association).
Secara lebih umum dikatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai
suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang
kebutuhan dan praktek pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah (Soetopo dan
Soemanto; 1992: 236).
Memaknai pengertian komunikasi, secara spesifik dikemukakan oleh Emerson Reck
(1993: 25) bahwa:
Public relation is the continued process of keying policies, service and action to the best
interest of those individual and group whose confidence and goodwill and individual or
institution covest, and secondly, it is the interpretation of these policies, services and action
toassure complete understanding and appreciation.
Public relation dimaknai sebagai sebuah proses penetapan kebijakan, pelayanan serta
tindakan tindakan nyata berupa kegiatan yang melibatkan orang banyak agar orang orang
yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang
menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Hal serupa dikemukakan oleh Rex Harlow (1999: 17) bahwa: Public relation merupakan
suatu fungsi dari manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama
antara organisasi dengan publiknya terutama menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam melibatkan persoalan permasalahan,
membantu manajemen menanggapi opini public, mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan mempergunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat
dan etis sebagai sarana utama.
Pengertian diatas jauh lebih bersifat umum dan sedikitnya mengalami kesulitan bagi
pembaca pemula karena demikian banyak elemen yang terlibat di dalam pengukuran efektifitas
suatu komunikasi. namun ada hal yang menarik bahwa komunikasi hendaknya dilakukan melalui
pengkajian penelitian dan pengembangan hal ini perlu disadari terutama oleh manajemen sekolah
bahwa penelitian dan pengembangan adalah sesuatu yang mutlak dilaksanakan oleh lembaga
sebab atas dasar inilah maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan mendesak yang dirasakan oleh
masyarakat dan perlu sgera ditanggapi.
Hal senada dikemukakan pula oleh leslie dalam (The School And Community Relations;
1984:14) bahwa:
School public relations is a process of comunication between the school and community for
purpose of increasing citizen understanding of educational needs and practices and encouraging
antelligent citizen interest and cooperation in the work of improving the school.
Pengertian diatas hampir memiliki kesamaan dengan apa yang diungkapkan oleh
Mamusung (1988: 6) bahwa sekolah sebagai lembaga sosial yang diselengarakan dan dimiliki
oleh masyarakat seharusnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan sekolah memiliki
kewajiban secara legal dan formal untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang
tujuan-tujuan, program-progam, kebutuhan serta keadaannya, dan sebaliknya sekolah harus
mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakatnya.
Memaknai pendapat pendapat diatas. Penulis memiliki persepsi yang berbeda dan hal
ini belum diungkapkan oleh penulis-penulis sebelumya, yakni saluran komunikasi dengan
lembaga sebab hal ini sekaligus berhubungan dengan tujuan, peran dan fungsi antara keduanya.
Secara umum hubungan sekolah dan masyarakat memiliki tujuan yang hendak dicapai
yakni berupa peningkatan mutu pendidikan, sehingga pada gilirannya, masyarakat akan
merasakan dampak langsung dari kemajuan tersebut. adapun tujuan yang lebih kongkrit
hubungan sekolah dan masyarakat antara lain:
1. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik
2. Berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sekaligus menjadi
desakan yang dirasakan saat ini.
3. Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih maju dan
lebih membumi agar dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Untuk membantu pemahaman tentang makna dari hubungan sekolah dan masyarakat,
maka Oteng Sutisna (Administrasi dan Supervisi Pendidikan) mengungkapkan bahwa hubungan
sekolah dan masyarakat memilki tujuan dalam:
1) Mengembangkan pemahaman tentang maksud dan saran-saran dari sekolah
2) Menilai program sekolah dengan kata-kata kebutuhan terpenuhi
3) Mempersatukan orang tua, murid serta guru-guru dalam memenuhi kebutuhan
perkembangan peserta didik
4) Mengembangkan kesadaran akan pentingnya pendidikan sekolah dalam era
pembangunan
5) Membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah
6) Memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah
7) Mengerahkan bantuan dan dukungan bagi pemeliharaan dan peningkatan program
sekolah.
Adapun peran serta fungsi sekolah dalam mengembangkan hubungannya dengan
masyarakat antara lain bertujuan dalam merumuskan saluran saluran komunikasi yang dapat
dipergunakan bak oleh sekolah maupun oleh masyarakat yang notabene selama ini diabaikan dan
bahkan dalam pengamatan penulis hal inilah yang menyebabkan komunikasi sekolah dan
masyarakat selama ini kurang harmonis.
Disadari atau tidak, sekolah sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang sosial dan hal
ini harus mampu berperan sebagai agent of change, selecting agency, class leveling agency,
assimilating agency, dan agent of preservation. Sebagai agent of change tentu lembaga
pendidikan hendaknya lebih mengedepankan peran dan fungsinya sebagai pembaharu bagi
masyarakat peserta didik dan masyarakat umum terutama dalam menggali potensi yang
mengarah pada paradigma dan perubahan berpikir dan berperilaku yang sesuai dengan standar
norma yang berlaku, sehingga jika masyarakat peserta didik melakukan pelanggaran atas hal
tersebut, maka ada dua pertanyaan yang dikemukakan apakah lembaga tidak berhasil dalam
mendidik peserta didik ataukah peserta didik itu sendiri yang memang susah untuk dibentuk
sebagai manusia berakal yang berakhlakul karimah.
Sedangkan sebagai selecting agency lembaga hendaknya mau dan mampu memilih
potensi masyarakat yang beragam, tentu hal ini membutuhkan keterampilan keterampilan
khusus, terutama dari pengelola pendidikan sehingga pada gilirannya potensi masyarakat dalam
hal ini peserta didik mampung berkembang secara optimal
Adapun peran dan fungsi lembaga pendidikan sebagai class levelling agency hendaknya
lembaga pendidikan mampu menjadi perantara sebagai peningkat taraf sosial bagi masyarakat
peserta didik itu sendiri, sehingga kecenderungan peserta didik untuk berperilaku yang
menyimpang terhadap peran dan fungsi lembaga sebagai assimilating agency dapat terhindarkan
sedini mungkin.
Jika prinsi prinsip diatas dapat dilaksanakan, maka pada gilirannya tuntutan lembaga
pendidikan sebagai agent of preservation akan terlaksana dengan baik dan jika hal ini terjadi,
maka pemeliharaan serta penerusan sifat sifat budaya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
luhur akan terpelihara dan dapat diteruskan.


B. Implementasi di Lapangan
Kenyataan dilapangan membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat
mengalami kendala yang cukup berarti diantaranya:
1. Tujuan komunikasi yang kurang jelas
2. Saluran komunikasi yang transparan dan professional
3. Keterampilan komunikasi yang kurang mendukung
4. Tindak lanjut yang kurang mendukung dan pengawasan kurang terstruktur dan
berkesinambungan.
Hendaknya pembahasan mengenai hubungan sekolah dan masyarakat hendaknya sudah
mulai dirumuskan pada beberapa persoalan pokok, yakni apa dampak yang akan dirasakan, siapa
yang merasakan langsung atas dampak tersebut serta bagaimana membedakan masyarakat
peserta didik dengan masyarakt umum. Namun dari sekian banyak pertanyaan yang muncul
maka ada salah satu pertanyaan yang muncul maka ada salah satu pertanyaan yang hendaknya
dirumuskan secara lebih pasti yakni bagaimana dampak hubungan tersebut berpengaruh terhadap
perkembangan peserta didik dan kemajuan kelembagaan.
Tujuan komunikasi atau dalam hal ini hubungan sekolah dan masyarakat yang dilakukan
oleh lembaga selama ini masih bersifat one way traffic communication sehingga muncul kesan
bahwa lembaga hanya mengharapkan dukungan masyarakat hanya untuk mempertahankan
eksistensi kelembagaan semata, bahkan kesan lain yang muncul kepermukaan bahwa lembaga
hanya ingin mendapatkan keuntungan semata sementara kebutuhan masyarakat terhadap
lembaga kurang diperhatikan.
Berikutnya saluran komunikasi yang dilakukan oleh lembaga dapat dilakukan melalui
beberapa saluran, diantarany:
1) Transparansi laporan keuangan sekolah terhadap orang tua murid
2) Bulletin sekolah
3) Surat kabar
4) Pameran sekolah
5) Open house
6) Kunjungan ke sekolah
7) Kunjungan ke rumah siswa
8) Penjelasan oleh stf sekolah
9) Gambaran keadaan sekolah melalui siswa
10) Melalui radio dan televise
11) Laporan tahunan, dan lain-lain.
Sampai saat ini, semestinya kita sebagai pengelola kelembagaan mempertanyakan saluran
komunikasi tersebut diantaranya saluran manakah selama ini telah kita pergunakan serta
bagaimana tingkat keefektifan saluran saluran yang dipergunakan dan selanjutnya bagaimana
pengelola mampu memperbaiki komunikasi tersebut sehingga akan berdampak terhadap
perbaikan lembaga secara berkelanjutan.
Namun ada hal lain yang dituntut dari lembaga yakni keterampilan keterampilan
komunikasi, sudah semestinya lembaga mempergunakan sistem komunikasi dua arah (two way
traffic communication), artinya kebermaknaan suatu komunikasi mampu diarahkan pada
perbaikan system pendidikan secara menyeluruh dan hal ini merupakan tugas bersama antar
pengelola lembaga dan masyarakat sehingga pada gilirannya ketika komunikasi tersebut tidak
sampai baik kepada lembaga ataupun masyarakat maka tidak akan mengalami kesulitan dalam
menterjemahkannya kedalam system operasional yang disepakati oleh keduanya (lembaga dan
masyarakat).
Hal lain yang selama ini terlupakan yakni pengwasan berkelanjutan, survei selama ini
membuktikan bahwa kelemahan yang terjadi pada kelembagaan kita adalah pengewasan mutu
yang berkelanjutan, sebagai salah satu contoh komite sekolah berperan dalam memberikan
control terhadap mutu kelembagaan yang datang dari masyarakat namun kenyataannya sampai
sejauh mana komite tersebut berperan dalam peningkatan mutu kelembagaan.
Pada beberapa Negara maju seperti Australia dikenla dengan School Council yang
selanjutnya di Indonesia disebut dengan komite sekolah. Djaman (2001) menyebutkan bahwa
komite sekolah akan terdiri dari kepala sekolah, refresentatif staf sekolah, orang tua murid,
anggota masyarakat dan refresentatif dari departemen pendidikan setempat.
Komite sekolah bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan strategic dan tahunan
sekolah, perumusan kebijakan sekolah, pemenuhan kebutuhan sekolah, anggaran sekolah, ikut
memantau kegiatan keseharian sekolah, menilai keberhasilan pelaksanaan program program
sekolah yang dilaksanakan sekolah serta ikut memisahkan laporan tahunan sekolah.
C. Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat
Secara sederhana Hubungan atau communication dapat diartikan sebagai process by
wich a person transmits a massage to another (proses penyampaian berita dari seorang kepada
orang lain). Kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat disini mengandung beberapa
pelibatan secara langsung yaitu:
Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan sesuatu kepada orang lain (juga sebagai sumber
berita)
1) Apa yang disampaikan (isi/informasi)
2) Alat, medis yang digunakan (dapat berupa kata-kata bunyi, laporan dan lain sebagainya)
3) Tujuan penyampaian, (dapat perintah, pemberitahuan)
4) Orang yang menerima informasi (komunikasi/communicate)
5) Response/jawaban yang diberikan oleh sipenerima.
Dibagian sebelumnya telah sedikit disinggung mengenai bentuk kerjasama lembaga
pendidikan dengan masyarakat. Berbagai bentuk humas dalam lingkup lembaga pendidikan
dapat dikelompokkan lagi menjadi bentuk langsung dan tidak langsung. Bentuk langsung anatara
lain pertemuan formal (rapat) antara guru, pertemuan dengan orangtua/wali murid, pertemuan
sekolah dengan masyarakat atau instansi terkait lainnya.
Bentuk tidak langsung misalnya melalui media cetak (majalah dinding, majalah
pendidikan, pamflet), media elektronik (iklan pada televisi dan radio), dan media pameran
sekolah. Beberapa bentuk kerjasama hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
sebagaimana telah disebutkan di atas adalah majalah dinding dan media pendidikan. Dalam
membuat media publisitas tersebut, ada beberapa asas publisitas yang seharusnya diperhatikan,
yaitu:
1. Materi obyektif dan resmi
2. Penyelenggara mading terorganisir
3. Mendorong partisipasi warga sekolah
4. Mempertahanka kontinyuitas
5. Memperhatikan respons/tanggapan.

KESIMPULAN
Sekolah sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang sosial dan hal ini harus mampu
berperan sebagai agent of change, selecting agency, class leveling agency, assimilating agency,
dan agent of preservation. Sebagai agent of change tentu lembaga pendidikan hendaknya lebih
mengedepankan peran dan fungsinya sebagai pembaharu bagi masyarakat peserta didik dan
masyarakat umum terutama dalam menggali potensi yang mengarah pada paradigma dan
perubahan berpikir dan berperilaku yang sesuai dengan standar norma yang berlaku, sehingga
jika masyarakat peserta didik melakukan pelanggaran atas hal tersebut, maka ada dua pertanyaan
yang dikemukakan apakah lembaga tidak berhasil dalam mendidik peserta didik ataukah peserta
didik itu sendiri yang memang susah untuk dibentuk sebagai manusia berakal yang berakhlakul
karimah.
Sedangkan sebagai selecting agency lembaga hendaknya mau dan mampu memilih
potensi masyarakat yang beragam, tentu hal ini membutuhkan keterampilan keterampilan
khusus, terutama dari pengelola pendidikan sehingga pada gilirannya potensi masyarakat dalam
hal ini peserta didik mampung berkembang secara optimal
Adapun peran dan fungsi lembaga pendidikan sebagai class levelling agency hendaknya
lembaga pendidikan mampu menjadi perantara sebagai peningkat taraf sosial bagi masyarakat
peserta didik itu sendiri, sehingga kecenderungan peserta didik untuk berperilaku yang
menyimpang.

You might also like