You are on page 1of 5

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air

Iwan Handoyo Putro


1)
, Handy Wicaksono
2)
, Abdinata Payung Allo
3)
1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya

Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236
E-mail : iwanhp@petra.ac.id
1)
, handy@petra.ac.id
2)
, m23403060@john.petra.ac.id
3)


Abstrak

Telah disusun Man Machine Interface berbasis Web untuk kebutuhan akses plan dari remote area. Plan yang dikendalikan
adalah miniatur pintu air Jagir dan dikontrol oleh PLC Omron C200HG yang diprogram menggunakan ladder diagram
menggunakan software SYSMAC-CPT. Aplikasi lain yang digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0, PHP, dan MySQL.
Komunikasi antara PLC dengan PC menggunakan kabel serial RS-232.

Hasil pengujian memperlihatkan fitur-fitur SCADA pada web dapat bekerja dengan baik. Hasil pengujian menunjukkan
sistem membutuhkan waktu rata-rata 2.1 detik untuk merespon perintah membuka ataupun menutup pintu air dan rata-rata
1.5 detik untuk merespon perintah menghentikan proses menutup/membuka pintu.

Kata Kunci :Human Machine Interface, SCADA, pengendalian melalui web
1. Pendahuluan
Penerapan teknologi pada bidang industri berkembang
sangat pesat. Industri yang sebelumnya masih
menggunakan cara-cara yang bersifat mekanis mulai
beralih ke teknologi otomasi, salah satunya dengan
menerapkan teknologi SCADA.

SCADA merupakan suatu sistem yang digunakan untuk
pengendalian perangkat dari jarak jauh [1]. Dalam
penerapannya, SCADA meliputi monitoring, controlling,
dan data acquisition. Dengan perkembangan teknologi
otomasi yang semakin pesat, berbagai ide dan teknik baru
bermunculan untuk mempermudah dalam menjalankan
sistem SCADA, salah satunya pengendalian melalui web
[2]. Dengan menggunakan web, maka proses controlling
dan monitoring dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja melalui jaringan internet.
2. Model, Analisa, Desain dan Implementasi
Paper ini membahas pembuatan program SCADA berbasis
Web Internet untuk PLC Omron C200HG untuk
mengendalikan plan melalui LAN. Plan yang digunakan
adalah miniatur pintu air Jagir Wonokromo, Surabaya.

Latar belakang pembuatan sistem ini adalah masih
banyaknya proses pengendalian pintu air secara mekanis
sehingga membutuhkan petugas yang terus-menerus
memantau ketinggian air di lokasi pintu air. Dengan
adanya sistem pengendalian jarak jauh diharapkan sistem
dapat dioperasikan dengan lebih terintegrasi dari satu
lokasi ruang kontrol yang selanjutnya juga dapat
memudahkan fungsi koordinasi untuk proses buka dan
tutup antar pintu air.

Pada paper ini pembahasan difokuskan pada penyusunan
sistem web SCADA sedangkan ladder diagram untuk PLC
dan pembuatan miniatur pintu air tidak akan dibahas secara
detil.

Blok diagram dari sistem secara keseluruhan dapat dilihat
pada Gambar 1.


Gambar 1. Diagram blok sistem

Plan yang digunakan merupakan miniatur pintu air Jagir
Wonokromo Surabaya. Secara umum, plan menggunakan
motor stepper untuk membuka dan menutup pintu air dan
dilengkapi beberapa sensor berupa sensor ketinggian air
dan sensor ketinggian pintu.




Sensor ketinggian air digunakan untuk mengatur buka-
tutup pintu secara otomatis. Jika ketinggian air melebihi
batas maksimum kondisi normal, maka pintu akan terbuka,
dan jika ketinggian air turun melewati batas minimum,
maka pintu akan menutup. Plan yang dipakai diperlihatkan
pada Gambar 2.



Gambar 2. Plan miniatur pintu air Jagir Wonokromo

Pada kondisi normal, elevasi muka air harus dijaga antara
3,00 m (min.) sampai 3,30 m (max.). Sedangkan pada
kondisi banjir atau terjadi genangan di daerah hulu, maka
elevasi muka air dijaga pada ketinggian 2,80 m (min.)
sampai 3,10 m (max.). Adapun ketentuan pembukaan pintu
pengendali banjir diatur sebagai berikut :

Pintu pengendali banjir no.1 (P1) terletak di sisi kiri,
diikuti dengan pintu no.2 (P2) di bagian tengah dan
pintu no.3 (P3) di sisi kanan.
Pintu pengendali banjir yang dibuka dahulu yaitu P2,
diikuti oleh P1 dan P3
Setiap tahap P2 membuka setinggi 0,8 cm sedangkan
P1 dan P3 setinggi 0,4 cm
Pada tahap pertama P2 akan membuka 2 kali kemudian
dilanjutkan oleh P1 dan P3 yang membuka 4 kali,
setelah P1 dan P3 membuka 4 kali selanjutnya kembali
membuka P2 dan seterusnya. Untuk tahap berikutnya
P2 hanya akan membuka sekali kemudian P1 dan P3
hanya membuka 2 kali.
Tinggi bukaan pintu P2 harus tinggi bukaan pintu P1
dan P3
Tinggi bukaan pintu P1 dan P3 harus sama

Pada prosedur penutupan pintu, dilakukan dengan tahapan
yang berkebalikan dari proses membuka pintu air. Sebagai
informasi tambahan, pada saat debit air cukup besar,
sampah dibuang dengan membuka pintu pengendali banjir.
Sedangkan saat debit air kecil, sampah yang ada di hulu
dibersihkan melalui pintu pelimpah.

2.1. Ladder diagram
Ladder diagram atau diagram tangga biasa digunakan di
dalam pemrograman PLC sebagai penggambaran program
dalam bentuk diagram yang terdiri dari garis vertikal dan
horizontal dan masing-masing mewakili bus bar dan
branching lines (baris instruksi).

Pada pengaturan buka dan tutup pintu air digunakan fungsi
compare-CMP(20). Pada fungsi tersebut, nilai ketinggian
air sebagai hasil pendeteksian sensor dibandingkan dengan
nilai set point yang telah ditetapkan. Apabila nilai
ketinggian air tersebut lebih besar atau sama nilainya
dengan set point yang telah ditetapkan sebagai batas atas
maka motor akan membuka pintu. Sebaliknya, jika nilai
tinngi air yang dideteksi oleh sensor lebih kecil atau sama
dengan set point batas bawah, maka motor akan bergerak
untuk menutup pintu.

Adapun proses pengendalian membuka dan menutup pintu
secara manual diatur melalui input IR 21400 IR 21900.
Secara detil, input IR 21800 dialokasikan untuk membuka
sedangkan IR 21900 digunakan untuk menutup masing-
masing pintu 1 dan pintu 3. Sedangkan, pintu 2
menggunakan input IR 21400 dan IR 21600 untuk
membuka pintu serta IR 21500 dan IR 21700 untuk
menutup pintu.

Sebagai deteksi posisi pintu untuk menghitung tiap-tiap
kali masing-masing pintu membuka atau menutup
digunakan counter dengan tipe reversible counter-
CNTR(12). Counter ini dapat melakukan penghitungan
naik dan turun sehingga dapat mengetahui sudah berapa
kali pintu membuka atau menutup.

Penetapan giliran buka maupun tutup pintu dilakukan
dengan menggunakan fungsi compare-CMP(20).
Ketentuannya yang digunakan telah dipaparkan pada
bagian 2 yaitu untuk membuka pintu air maka Pintu 2
membuka 2 kali kemudian diikuti terbukanya Pintu 1 dan 3
sebanyak 4 kali.

2.2. Perancangan web SCADA
Dua hal utama dalam penyusunan web SCADA pada paper
ini adalah komunikasi PLC dengan PC dan pembuatan
sistem web SCADA itu sendiri.

Untuk kebutuhan yang pertama digunakan aplikasi
Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai perangkat lunak
penyusun aplikasi pengendalian dan komunikasi dengan
PLC. Sedangkan pada kebutuhan web digunakan PHP
untuk membuat tampilan dalam bentuk web serta MySQL
untuk menampung data dalam basis data yang selanjutnya
akan diproses sebagai tabel dan grafik untuk memudahkan
operator pintu air dalam pengambilan keputusan. Blok


diagram perangkat sistem secara lengkap diperlihatkan
pada Gambar 2 sedangkan diagram alir komunikasi antara
PC dan PLC diperlihatkan pada Gambar 3.


Gambar 2. Blok diagram perangkat lunak sistem

Y
T
START
Buka koneksi ke
PLC dan ke
database
Read PLC
Apakah sensor pada
plant berubah?
Data tinggi air
dan tinggi
bukaan pintu
Tulis data ke
dalam database
Ambil data dari
database
Kontrol auto atau
manual pada web
berubah?
Write PLC (buka
pintu secara auto
atau secara
manual pada plant)
END
Y
T

Gambar 3. Blok diagram perangkat sistem

Sistem yang dibangun ini mempunyai 2 level akses
pengguna yaitu administrator dan operator. Operator
memiliki hak untuk melakukan proses monitoring serta
melihat rekam data ketinggian air, sedangkan administrator
memiliki kemampuan sama dengan operator ditambah hak
untuk melakukan pengendalian plan. Struktur menu untuk
administrator dan operator diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur menu web SCADA pengendali pintu air
3. Hasil
Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat ke-
berhasilan sistem yang telah dibuat. Pengujian yang
dilakukan adalah mengukur respon plan terhadap input
dari web.
2 hal utama yang hendak diketahui dari pengujian ini
adalah :
Keberhasilan Pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan untuk mengetahui
apakah plan dapat dikendalikan dari web dengan baik.
Respon web terhadap kondisi plan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sistem web SCADA mampu menampilkan posisi
ketinggian air dengan baik. Selanjutnya, pada bagian
ini, juga akan diuji kemampuan web dalam
menampilkan rekam ketinggian data air dalam bentuk
grafik dan tabel yang dapat digunakan sebagai bahan
studi untuk memahami pola perilaku ketinggian air.


3.1. Pengujian Pengendalian Plan dari Web

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah tombol-
tombol pada halaman controlling dapat mengendalikan
plan dengan baik sesuai dengan keinginan pengguna.
Gambar 5 memperlihatkan tampilan halaman controlling.


Gambar 5. Tampilan Halaman controlling

Pada Gambar 5 terlihat tombol-tombol yang digunakan
untuk mengendalikan plan, untuk proses buka-tutup pintu
pada plan. Pada percobaan yang dilakukan, menunjukkan
bahwa ketika tombol pada web ditekan, motor pada plan
akan membuka atau menutup pintu sesuai input yang
diberikan.





3.2. Pengujian Respon Web terhadap Kondisi Plan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah animasi
buka-tutup pintu pada antar muka web sudah sesuai dengan
kondisi buka-tutup pintu yang sebenarnya terjadi pada
plan. Lebih lanjut pengujian ini dilakukan untuk
memverifikasi apakah data-data posisi ketinggian air yang
dibaca oleh sensor pada plan dapat ditampilkan di web
dalam bentuk data tabel dan dalam bentuk grafik dengan
tepat. Gambar 6 memperlihatkan tampilan animasi
pembukaan pintu.


Gambar 6. Tampilan animasi buka pintu

Pengujian berikutnya adalah menampilkan data-data posisi
ketinggian air dalam bentuk data tabel dan dalam bentuk
grafik dan tabel. Gambar 7 memperlihatkan tampilan untuk
mencari dan menampilkan data ketinggian air sesuai
dengan kurun waktu yang diinginkan.


Gambar 7. Mencari data ketinggian air berdasar waktu
pencatatan

Operator maupun Administrator dapat mencari data yang
diinginkan dengan memasukkan parameter tanggal, bulan
dan tahun serta rentang waktu saat ketinggian air tersebut
dicatat.

Adapun tampilan rekam data ketinggian air dalam bentuk
grafik ditunjukkan pada Gambar 8.


Gambar 7. Tampilan data nilai ketinggian air dalam bentuk grafik

Pada halaman ini data yang ditampilkan oleh grafik adalah
sepuluh data terakhir pada database. Jika operator ingin
melihat grafik data pada waktu tertentu dapat dilakukan
dengan memilih menu history grafik, kemudian mengisi
tanggal dan waktu yang diinginkan. Data monitoring
ketinggian air ini akan diperbaharui setiap 5 detik.

3.2. Pengujian Respon Plan terhadap Input dari Web

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat
respon plan terhadap input dari web. Pengujian yang
dilakukan dengan memasukkan serangkaian input untuk
mengendalikan plan dari lokasi yang berbeda dengan
lokasi plan berada. Plan miniatur pintu air berada di
Gedung I UK Petra dan terhubung ke sebuah PC dengan IP
192.168.129.103 sedangkan input diberikan dari lokasi
Gedung T melalui web interface pada komputer dengan
alamat 10.20.30.128.

Pengendalian yang dilakukan meliputi proses buka, tutup
dan menghentikan pergerakan pintu air. Respon plan akan
dihitung secara manual menggunakan stopwatch dihitung
pada saat tombol kendali ditekan sampai dengan plan
memberikan respon. Dalam hal ini, tingkat kepadatan
trafik jaringan yang tentu saja dapat mempengaruhi
kecepatan penyampaian data tidak diperhitungkan. Hasil
pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan waktu yang
dibutuhkan dari mulai input diberikan sampai dengan plan
merespon masukan tersebut diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu yang dibutuhkan mulai input diberikan sampai
plan memberikan respon

Waktu (detik)
Percobaan
Start Stop
1 2,3 1,5


2 2,2 1,6
3 2,2 1,7
4 2,1 1,5
5 2,1 1,5
6 2,1 1,5
7 2,2 1,5
8 2,2 1,6
9 2,2 1,7
10 2,1 1,6
Rata-rata 2,1 1,5

Dari pengujian ini dapat dilihat saat plan dikendalikan dari
lokasi yang berbeda, dibutuhkan waktu rata-rata 2,1 detik
sebelum plan mulai memberikan respon untuk membuka
pintu air. Sedangkan untuk menghentikan proses buka atau
tutup pintu air, dibutuhkan waktu rata-rata 1.5 detik
sebelum plan melakukannya.
4. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Fitur-fitur pada web dapat berjalan dengan baik,
yang meliputi fitur untuk melakukan pengendalian
buka-tutup pintu pada plan, fitur untuk
menampilkan animasi buka-tutup pintu pada web
dan fitur untuk menampilkan data nilai ketinggian
air secara real time pada tabel dan grafik.
2. Waktu yang dibutuhkan sebelum plan mem-
berikan respon untuk buka/tutup pintu dan
menghentikan pintu saat diakses dari lokasi yang
berbeda masing-masing adalah 2,1 dan 1,5 detik.


Daftar Pustaka
[1] SCADA, http://en.wikipedia.org/wiki/SCADA, diakses
2 Juli 2010
[2] How to put SCADA on the Internet, Wallace, D.,
http://www.controleng.com/index.php?id=2735&tx
_ttnews[tt_news]=3170&cHash=270907, diakses
pada 2 Juli 2010

Iwan Handoyo Putro menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Gadjah Mada pada tahun 2002 dan bekerja
sebagai dosen di Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen
Petra mulai tahun 2003. Pada tahun 2004 mendapatkan beasiswa
AusAID untuk studi lanjut program Master di Monash University
Australia pada bidang Digital Communications. Bidang
peminatan yang digeluti adalah pemrograman web dan mobile
device.

Handy Wicaksono bergabung sebagai dosen Teknik Elektro,
Universitas Kristen setelah menyelesaikan studi S1 di ITS pada
tahun 2004. Pada tahun 2009 menyelesaikan studi Master di ITS
dengan peminatan pada bidang Otomasi dan Robotika. Selain
mengajar, aktif sebagai instruktur pelatihan PLC dan SCADA
serta telah menerbitkan sebuah buku tentang pemrograman PLC.

You might also like