You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat ukur adalah suatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau
harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi (William D.C, 1993). Pengukuran merupakan hal yang penting dalam
dunia ilmu pengetahuan. Pengukuran-pengukuran tersebut antara lain :
pengukuran tinggi dari satu titik ke titik lain, pengukuran waktu dari satu kejadian
ke kejadian yang lainnya, pengukuran temperatur/suhu suatu daerah, pengukuran
kecepatan dari suatu benda dan lain sebagainya.
Pengukuran semua besaran sebenarnya statif terhadap suatu standar atau
satuan tertentu, dan satuan ini dipastikan disamping nilai numeriknya. Satuan
internasional yang pertama adalah meter, dinyatakan sebagai standar panjang oleh
French Academy of Sciences, pada tahuan 1970-an. Meter standar awalnya
ditentukan sebesar satu persepuluh juta dari jarak antara garis equador bumi
dengan salah satu kutub, dibuatlah sebuah penggaris platinum untuk
mempersantesikan panjang ini. Tahun 1889, meter didefinisikan sebagai jarak
antara dua tanda yang dibuat jelas pada sebuah penggaris campuran platinum
iridium. Tahun 1960, meter didefinisikan sebagai 1.650.763,73 panjang
gelombang cahaya jingga yang dipancarkan oleh gas krypton 86. Tahun 1983
meter kembali didefinisikan ulang dalam hubungannya dengan kecepatan cahaya.
Difinisi yang baru adalah: Meter merupakan panjang jalur yang dilalui oleh
cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu 1/299.792.456 sekon (s)
selama bertahun-tahun, sekon didefinisikan sebagai 1/86.400 dari rata-rata hari
matahari sebagai satuan standar waktu. Standar sekon didefinisikan sebagai waktu
yang diperlukan untuk 9.192.631.770 periode radiasi ini. Adapun standar massa
adalah kilogram (Kg), yaitu sebuah platinum-iridium khusus, yang disimpan di
internasional bureau of luieghts and measures didekat kota Paris yang massanya
didefinisikan tepat 1 kg. (Glancolli, 2001:10-12)
Konferensi umum mengenai berta dan ukuran ke 14 (1971) menetapkan 7
besaran sebagai dasar bagi system satuan internasional, dari bahasa francis: le
sisteme internasional de unites. Pada satuan SI ini standar panjang adalah meter,
standar waktu adalah sekon, dan standar massa adalah Kg, system ini disebut
system MKS. Adapun system metric lainnya adalah system CGS, dimana centi
meter, gram dan sekon adalah satuan standar untuk panjang massa dan waktu.
Brits enjenering system memakai standar foot untuk panjang, pourd untuk gaya
dan sekon untuk waktu. (Halliday, 1998:5-6)
Saat melakukan pengukuran, kita tidak lepas dari kesalahan.Kesalahan ada 2
macam, yaitu; kesalahan sistematik dan kesalahan acak.Adapun kesalah
sistematik diantarannya kesalahan kaliberasi, kesalahan titik nol, kesalahan alat
lainnya, gesekan, kesalahan paralaks, dan keadaan saat kerja. Kesalahan-
kesalahan itu akan menyebabkan penyeimbangan hasil pengukuran. Namun pada
prinsipnya kesalahan tersebut dapat dikoresi atau diperhitungkan.
Selain kesalahan, ada ketidakpastian pengukuran terulang. Sedangkan
kesalahan acak ditimbulkan oleh kondisi lingkungan yang tidak menentu, yang
mengganggu kerja alat ukur, misalnya gerak brown , fluktuasi, tegangan listrik,
derau (noise) elektronik yang bersifat acak dan sukar dikendalikan. (Istiyono,
2005:11-13)
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran
mereka.Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch
sampai ke mikroskop electron dan pemercepat partikel.Instrumen digunakan luas
dalam pengembangan alat ukur modern. (Anonim, 2010)
Pada pengukuran besaran panjang, terdapat beberapa alat ukur mulai dari
yang tingkat ketelitian kurang sampai yang memiliki ketelitian tinggi. Skala
terkecil mistar yaitu 1 mm, disusul jangka sorong 0,1 mm dan mikrometer sekrup
0,01 mm.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara penggunaan dan membaca alat-alat ukur, jangka sorong,
dan mikrometer sekrup.
2. Membaca dan menuliskan skala dengan benar dan hasil pengukuran atau
perhitungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter.Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian
bergerak.Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah
0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.


Gambar 2.1Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm
(Sumber :Istiyono, 2005:11-13)

Kegunaan jangka sorong adalah
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.
3. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Terdapat dua skala pada jangka sorong, yaitu:
1. Skala Utama (SU) merupakan angka pada rahang tetap yang ditunjuk oleh
angka nol rahang geser. Dari gambar diatas nampak bahwa skala utama SU =
1,7 cm atau 17 mm.
2. Skala Nonius (SN) merupakan angka pada rahang geser yang membentuk
garis lurus dengan skala pada rahang tetap dikalikan dengan ketelitian alat.
Untuk jangka sorong virtual ini sebesar 0,1 mm, sehingga SN = 8 x 0,1 mm =
0,8 mm.
3. Hasil Pengukuran (HP) = Skala Utama (SU) + Skala Nonius (SN). HP = (17
+ 0,8) mm = 17,8 mm.


Gambar 2.2 Pembacaan ukuran yang benar
(Sumber : Istiyono, 2005:11-13)

Ketidakpastian Jangka Sorong (x) adalah 0,005 cm atau 0,05 mm. Pada
saat pengukuran diameter benda skala utama pada 5,4 cm lebih, dan skala nonius
garis berimpit membentuk garis lurus pada 25, maka skala nonius (25 x 0,005) cm
= 0,125 cm sehingga xo dilaporkan :
xo = 5,4 cm + 0,125 cm
xo = 5,525 cm
Karena x jangka sorong 0,005 cm maka pelaporan hasil pengukuran adalah
x = ( xo x)
x = (5,525 0,005) cm



2.2 Micrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian
terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm. Skala terkecil (skala nonius) pada
mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat
pada rahang tetap. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda
bundar dan plat yang sangat tipis.


Gambar 2.3 Micrometer sekrup
(Sumber :Glancolli, 2001:10-12)
Pada mikrometer sekrup ada dua yaitu:
1. Skala Utama (SU), yaitu skala pada pada pegangan yang diam (tidak
berputar) ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
Pada gambar terbaca besar Skala Utama , SU = 10,0 mm.

Gambar 2.4 Penunjukkan skala utama
(Sumber : Glancolli, 2001:10-12)

2. Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus
dengan garis mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm. Dari gambar
terbaca SN = (40 x 0,01)mm = 0,4 mm.

Gambar 2.5 Penunjukkan skala nonius
(Sumber :Glancolli, 2001:10-12)

Hasil Pengukuran (HP) adalah penjumlahan Skala Utama dan Skala Nonius. HP =
SU + SN = (10,0 + 0,4)mm = 10,4 mm.
Ketidakpastian mikrometer sekrup (x) adalah 0,0005 cm atau 0,005 mm.
Pada saat pengukuran diameter benda skala utama pada 5,4 mm lebih, dan skala
nonius garis mendatar pada selubung luar pada garis ke 47. Maka skala nonius (47
x 0,005) mm = 0,235 mm sehingga xo dilaporkan :
xo = 5,4 mm + 0,235 mm
xo = 5,635 mm
Karena x micrometer sekrup 0,005 mm maka pelaporan hasil
pengukuran adalah :
x = ( xo x)
x = (5,635 0,005) mm

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 April 2014 pukul
08.00 11.00 WITA bertempat di Laboratorium program studi Teknik Mesin
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter dalam, diameter luar
dankedalaman benda.
2. Mikrometer Sekrup berfungsi untuk mengukur panjang benda.
3. Gelas Kaca berfungsi sebagai bahan yang diuji.
4. Buku berfungsi sebagai bahan yang diuji.
5. Uang logam berfungsi sebagai bahan yang diuji.
3.3 Prosedur Percobaan
1. Pengukuran Dengan Jangka Sorong
a. Ukurlah diameter bagian luar gelas, diameter bagian dalam gelas,
kedalaman air dalam gelas, masing-masing sebanyak 5 kali dan catat
hasil pengukurannya dalam tabel dengan menggunakan jangka sorong.
b. Dari tabel di atas hitung rata-rata diameter ketiga objek yang diukur.
c. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata, kemudian
tuliskan hasilnya dalam tabel.
d. Tuliskan hasil pengukuran (Hasil pengukuran = rata-rata
ketidakpastian).
2. Pengukuran Dengan Micrometer Sekrup
a. Ukurlah ketebalan dinding gelas minuman, ketebalan buku dan tebal
uang logam masing-masing sebanyak 5 kali dan catat hasil
pengukurannya dalam tabel.
b. Dari tabel di atas hitung rata-rata dari ketebalan gelas, uang logam dan
ketebalan buku.
c. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata dan catat pada
tabel.
d. Tuliskan hasil pengukuran (Hasil pengukuran = rata-rata
ketidakpastian).




























BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.Percobaan Mengukur Diameter luar, Diameter Dalam, dan
Kedalaman Gelas dengan Jangka Sorong.
NO Diameter Dalam Diameter Luar Kedalaman Gelas
1 36,30 41,00 111,75
2 36,00 41,50 107,12
3 36,10 41,35 106,35
4 36,30 41,50 106,10
5 36,00 41,40 107,75
6 36,20 41,70 105,90

Tabel 2.Percobaan Mengukur Ketebalan Gelas ukur, ketebalan uang logam
dan ketebalan buku dengan Micrometer Sekrup.
NO Ketebalan Gelas Ketebalan Balok
Ketebalan Uang
Logam
1 0,50 10,65 1,73
2 0,89 10,82 1,74
3 0,18 10,84 1,73
4 0,17 10,86 1,73
5 0,16 10,24 1,74
6 0,16 10,35 1,79








4.2 Tabel Hasil Perhitungan
Tabel 3. Hasil perhitungan diameter dalam (Jangka Sorong)
No Dd (d
d
-

) (d
d
-

)
2

1 36,30 0.15 15.625 10
-3

2 36,00 - 0.15 30.625 10
-3

3 36,10 - 0.05 5.625 10
-3

4 36,30 0.15 105.625 10
-3

5 36,00 - 0.15 390.625 10
-3

6 36,20 - 0.05 330.625 10
-3


Tabel 4. Hasil perhitungan diameter luar (Jangka Sorong)
No Dl (d
l
-

) (d
l
-

)
2

1 41,40 -0.075 5.625 10
-3

2 41,50 -0.025 6.25 10
-3

3 41,35 -0.125 15.625 10
-3

4 41,50 0.025 6.25 10
-3

5 41,40 0.075 5.625 10
-3

6 41,70 0.225 65.025 10
-3


Tabel 5. Hasil perhitungan kedalaman Gelas (Jangka Sorong)
No H (h -

) (h -

)
2

1 111,75 4.255 18105.025 10
3

2 107,12 -0.375 140.625 10
-3

3 106,35 -1.145 1311.025 10
-3

4 106,10 -1.395 1946.025 10
-3

5 107,75 0.255 65.025 10
-3

6 105,90 -1.595 2544.025 10
-3





Tabel 6. Hasil perhitungan Ketebalan Gelas (Mikrometer Sekrup)
No

) (

)
2

1 0,51 0.157 24.649 10
-3

2 0,89 0.547 299.209 10
-3

3 0,18 -0.163 26.569 10
-3

4 0,17 -0.173 29.925 10
-3

5 0,16 -0.183 33.489 10
-3

6 0,16 -0.183 33.489 10
-3


Tabel 7. Hasil perhitungan ketebalan uang logam (Mikrometer Sekrup)
No

) (

)
2

1 1.73 -0.013 1.69 10
-4

2 1.74 -0.003 9 10
-4

3 1.73 -0.013 1.69 10
-4

4 1.73 -0.013 1.69 10
-4

5 1.74 -0.003 9 10
-4

6 1.79 0.047 22.09 10
-4


Tabel 8.Hasil perhitungan ketebalan balok (Mikrometer Sekrup)
No

) (

)
2

1 10.65 0.023 5.29 10
-4

2 10.82 0.193 372.49 10
-4

3 10.84 0.213 453.69 10
-4

4 10.86 0.233 542.89 10
-4

5 10.24 -0.387 149.769 10
-4

6 10.35 -0.277 767.29 10
-4






4.3 Pembahasan
Didalam percobaan kali ini memberikan suatu pembahasan yaitu alat ukur
didalam percobaan tersebut memiliki fungsi yang berbeda tergantung dari
kebutuhannya masing-masing.sehingga untuk menggunakannya kita harus
mengetahui fungsi dan nilai ketelitiannya agar mempermudah kita dalam
pengukuran.
Kali ini alat-alat yang digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter
luar, dan kedalaman gelas adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Sedangkan bahan- bahan yang diukur berupa gelas ukur, uang logam, dan balok.
Untuk mengukur ketebalan gelas ukur, uang logam, dan balok karena dimensinya
kecil maka alat yang digunakan adalah mikrometer sekrup, sedangkan untuk
mengukur diameter dalam, diameter luar, dan kadalaman gelas adalah dengan
jangka sorong karena dimensinya besar.
Pada pengamatan yang dilakukan pada gelas menggunakanjangka sorong
yaitu diameter dalamnya adalah 36.30 mm, 36.00 mm, 36.10 mm, 36.30 mm,
36.00 mm, 36.20 mm,diameter luarnya adalah41.00 mm, 41.50 mm, 41.35 mm,
41.50 mm, 41.40 mm, 41.70 mm, dan kedalaman gelasnya adalah 111.75 mm,
107.12 mm, 106.35 mm, 106.10 mm, 107.75 mm, 105.90 mm.
Sedangkan untuk pengukuran menggunakan mikrometer sekrup kita peroleh
ketebalan gelas yaitu 0.50 mm, 0.89 mm, 0.18 mm 0.17 mm, 0.16 mm, 0.16
mm,ketebalan balok yaitu 10.65 mm, 10.82 mm, 10.84 mm, 10.86 mm, 10.24
mm, 10.35 mm,dan untuk ketebalan uang logam adalah 1.73 mm, 1.74 mm, 1.73
mm, 1.73 mm, 1.74 mm dan 1.79 mm.
Dari hasil perhitungan pada pengukuran menggunakan jangka sorong, hasil
nilai rata-rata diameter dalamnya adalah36.15 mm, dan nilai keseksamaannya
adalah99.99834855 %, sedangkan deviasi rata ratanya adalah 0.0597 mm. Pada
diameter luarhasil nilai rata-rata diameter luarnya adalah41.475 mm, dan nilai
keseksamaannya adalah 99.99848101 %, sedangkan deviasi rataratanya
adalah0.063 mm. Dan pada kedalaman gelas hasil nilai rataratanya adalah
107.495 mm, dan nilai keseksamaanya adalah99.99255779 %, sedangkan deviasi
rata ratanya adalah 0.8 mm.
Dari hasil perhitungan pada pengukuran menggunakan mikrometer sekrup,
hasil nilai rata rataketebalan gelas adalah 0.343 mm, dan nilai kesekamaannya
adalah 99.65014577 %, sedangkan deviasi rata ratanya adalah 0.12 mm. Pada
pengukuranketebalan balok hasil nilai rata ratanya adalah 10,627mm, dan nilai
keseksamaannya adalah99.98964901 %, sedangkan deviasi rata ratanya
adalah0.11 mm. Dan pada uang logamhasil nilai rata ratanya adalah 1.743mm,
dan nilai keseksamaanya 99.99454963 %, sedangkan deviasi rata ratanya
adalah0.0095 mm.
Nilai keseksamaan dari masing masing benda dapat kita peroleh yaitu
untuk nilai keseksamaan diameter dalam gelas adalah99.99834855 %,
keseksamaan diameter luar gelas adalah99.99848101 %, dan keseksamaan
kedalaman gelas adalah99.99834855 %. Untuk nilai keseksamaan ketebalan gelas
adalah99.65014577 %, keseksamaan ketebalan balok adalah 99.98964901 %, dan
ketebalan uang logam adalah99.99454963 %.
Sehingga dari hasil data nilai keseksamaan diatas dapat disimpulkan bahwa
keseksamaan tersebut berkisar antara99.65014577 % 99.98964901 % yang
hampir mendekati 100 %, yang berarti percobaan ini dapat dikatakan berhasil.















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan angka 0 pada skala nonius terhadap skala
utama dan skala nonius yang keberapa yang tepat berimpit atau segaris
dengan skala utama.
2. Hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer dapat ditentukan
dengan cara membaca penunjukan bagian ujung skala putar terhadap skala
utama dan garis horizontal (yang membagi 2 skala utama ) terhadap sumbu
putar

5.2 Saran
Diharapkan kepada semua asisten praktikum untuk menjadwalkan
konsultasi masing-masing kelompok sehingga asisten tidak merasa kualahan
untuk memeriksa materi yang dikonsultasikan dan pada tes diakhir praktikum
alangkah baiknya jika soal yang di berikan kepada kami itu memiliki bobot dan
tingkat kesulitan yang sama, dengan mengesampingkan emosional pribadi
masing-masing individu. Dan sebaiknya jadwal konsul bisa ditentukan
waktunya,supaya konsultasi lebih efektif. Dalam asistensi hendaknya diadakan
standarisasi format penulisan laporan yang benar.





DAFTAR PUSTAKA
William, D.C. 1993. Fisika Dasar I. Bandung: ITB
Glancolli. 2001. Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
http://wizardh6lic.blogspot.com/2010/04/pengukuran-fisika.html
Kamis, 7 oktober 2010.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Jangkasorongdigital.jpg&fileti
estamp=20090421090358&
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Messschieber.jpg
http://adiwarsito.files.wordpress.com
Sabtu, 8 Maret 2014.



















Lampiran
Jangka sorong
1. Nilai rata rata diameter dalam :
36,3 mm + 36 mm + 36,1 mm + 36,3 mm + 36 mm + 36,20 mm
= 216,9 mm : 6
= 36,15 mm
- Deviasi (d
d
-

)Diameter Dalam Gelas:


1 Deviasi = 36.40 - 36.15 = 0.15 mm
2 Deviasi = 36.00 - 36.15 = - 0.15 mm
3 Deviasi = 36.10 - 36.15 = - 0.05 mm
4 Deviasi = 36.30 - 36.15 = 0.15 mm
5 Deviasi = 36.00 - 36.15 = - 0.15 mm
6 Deviasi = 35.20 - 36.15 = 0,05 mm
- Kuadrat Deviasi (d
d
-

)
2

1 (0.15)
2
= 0,0225 mm
2 (- 0.15)
2
=0.0225 mm
3 (- 0.05)
2
= 0.0025 mm
4 (0.15)
2
= 0.0225 mm
5 (-0.15)
2
= 0.0225 mm
6 (0.05)
2
= 0.0025 mm
1. Deviasi standar rata rata diameter dalam:
d
d

()

()

()

()

()

()

( )

=
= 0,0031667 mm
2. Nilai Sebenarnya Diameter Dalam Gelas:
d
d
=

d
d

= 36,15 0,0031667 mm
- Keseksamaan
100 % -

= 100 % -


= 100 % - 0.0000876 %
= 99.999912 %

2. Nilai rata rata diameter luar:
41,40 mm + 41,50 mm + 41,35 mm + 41,50 mm + 41,40 mm + 41,70 mm
= 248,85 mm : 6
= 41,475 mm
- Deviasi (d
l
-

)Diameter Luar Gelas:


1 Deviasi = 41.40 - 41,475= - 0.075 mm
2 Deviasi = 41.50 - 41,475 = - 0.025 mm
3 Deviasi = 41.35 - 41,475 = - 0.125 mm
4 Deviasi = 41.50 - 41,475 = 0.025 mm
5 Deviasi = 41.40 - 41,475 = - 0.075 mm
6 Deviasi = 41.70 - 41,475 = - 0. 225 mm
- Kuadrat Deviasi (d
l
-

)
2

1 (- 0.075)
2
= 5.625 10
-3
mm
2 (-0.025)
2
= 6.25 10
-3
mm
3 (-0.125)
2
= 15.625 10
-3
mm
4 (0.025)
2
= 6.25 10
-3
mm
5 (- 0.075)
2
=5.625 10
-3
mm
6 (- 0.255)
2
= 65.025 10
-3
mm
3. Deviasi standar rata rata diameter luar :

()

()

()

()

()

()

( )

= = 0,063 mm
4. Nilai Sebenarnya Diameter Luar Gelas:
D
l
=

d
l

= 41,475 0,063 mm
- Keseksamaan
100 % -

= 100 % -


= 100 % - 0.001518987342 %
= 99.99848101 %


3. Rata rata kedalaman air:
111,75 mm + 107,12 mm + 106,35 mm + 106,10 mm + 107,75 mm +
105,90 mm
= 644,97 mm : 6
=107,495 mm
- Deviasi (h -

)Kedalaman Air:
1 Deviasi = 111.75 - 107,495 = 4.255 mm
2 Deviasi = 106.12 - 107,495 = - 0.375 mm
3 Deviasi = 106.35 - 107,495 = - 1.145 mm
4 Deviasi = 106.10 - 107,495 =- 1,395 mm
5 Deviasi = 107.75 - 107,495 =0.255 mm
6 Deviasi = 105.90 - 107,495 = - 1.595 mm
- Kuadrat Deviasi (h -

)
2

1 (4,255)
2
= 18105.025 10
-3
mm
2 (-0.375)
2
= 140.625 10
-3
mm
3 (- 1.145)
2
= 1311.025 10
-3
mm
4 (- 1.395)
2
= 1946.025 10
-3
mm
5 (0.255)
2
= 65.025 10
-3
mm
6 (-1.595)
2
= 2544.025 10
-3
mm
5. Deviasi standar rata rata kedalaman air
h =
()

()

()

()

()

()

( )

=
= 0,8 mm
6. Nilai Sebenarnya Kedalaman Air:
h =

h
= 107,495 0,8 mm
- Keseksamaan
100 % -

= 100 % -

= 100 % - 0.007442206614 %
= 99.99255779 %


Mikrometer sekrup
4. Rata rata ketebalan gelas :
0,50 mm + 0,89 mm + 0,18 mm + 0,17 mm + 0,16 mm + 0,16 mm
= 2,06mm : 6
= 0,343 mm
- Deviasi (

)
1 Deviasi = 0.500.343 = 0.157 mm
2 Deviasi = 0.82 - 0.343 = 0.547 mm
3 Deviasi = 0.18 - 0.343 = - 0.163 mm
4 Deviasi = 0.17 - 0.343 = - 0.173 mm
5 Deviasi = 0.18 - 0.343 = - 0.183 mm
6 Deviasi = 0.18 - 0.343 = - 0.183 mm
- Kuadrat Deviasi (

)
2

1 (0.157)
2
= 24.649 10
-3
mm
2 (0.547)
2
= 299.20910
-3
mm
3 (- 0.163)
2
= 26.569 10
-3
mm
4 (- 0.173)
2
= 29.925 10
-3
mm
5 (- 0.183)
2
= 33.489 10
-3
mm
6 (- 0.183)
2
= 33.489 10
-3
mm
7. Deviasi standar rata rata ketebalan gelas :


()

()

()

()

()

()

( )

=


= 0,12 mm
8. Nilai Sebenarnya Ketebalan Gelas:


= 0,343 0,12 mm
- Keseksamaan
100 % -

= 100 % -


= 100 % - 0.349854227 %
= 99.65014577 %

5. Rata rata ketebalan kertas :
10,65 mm + 10,82 mm + 10,84 mm + 10,86 mm + 10,24 mm + 10,35 mm
= 63,76 mm : 6
= 10,627 mm
- Deviasi (

)
1 Deviasi = 10.65 - 10,627 = 0.023 mm
2 Deviasi = 10.82 - 10,627 =0.193 mm
3 Deviasi = 10.84 - 10,627 =0.213 mm
4 Deviasi = 10.86 - 10,627 =0.233 mm
5 Deviasi = 10.24 - 10,627 =- 0.387 mm
6 Deviasi = 10.35 - 10,627 = -0.277 mm
- Kuadrat Deviasi (

)
2

1 (0.023)
2
= 5.29 10
-4
mm
2 (0.193)
2
= 372.49 10
-4
mm
3 (0.213)
2
= 453.69 10
-4
mm
4 (0.233)
2
= 542.89 10
-4
mm
5 (- 0.387)
2
= 149.769 10
-4
mm
6 (- 0.277)
2
= 767.29 10
-4
mm
9. Deviasi standar rata rata ketebalan kertas :

=
()

()

()

()

()

()

( )


= 0,11 mm
10. Nilai Sebenarnya Ketebalan Kertas:


10,627 0,11 mm
- Keseksamaan
100 % -

= 100 % -


= 100 % - 0.010350992 %
= 99.98964901 %


6. Rata rata ketebalan uang logam :
1,73 mm + 1,74 mm + 1,73 mm + 1,73 mm + 1,74 mm +1,79 mm
= 10,46 mm : 6
= 1,743 mm
- Deviasi (

)
1 Deviasi = 1.73 - 1,743 = -0.013 mm
2 Deviasi = 1.74 - 1,743 = -0.003 mm
3 Deviasi = 1.73 - 1,743 = -0.013 mm
4 Deviasi = 1.73 - 1,743 = -0.013 mm
5 Deviasi = 1.74 - 1,743 = -0.003 mm
6 Deviasi = 1.79 - 1,743 = 0.047 mm
- Kuadrat Deviasi (

)
2

1 (- 0.013)
2
= 1.69 10
-4
mm
2 (- 0.003)
2
= 9 10
-6
mm
3 (-0.013)
2
= 1.69 10
-4
mm
4 (-0.013)
2
= 1.69 10
-4
mm
5 (- 0.003)
2
= 9 10
-6
mm
6 (0.047)
2
= 22.09 10
-4
mm
11. Deviasi standar rata rata ketebalan uang logam :


()

()

()

()

()

()

( )


= 0,0095 mm
12. Nilai Sebenarnya Ketebalan Uang Logam:


= 1,743 0,0095 mm
- Keseksamaan
100 % -

= 100 % -

= 100 % - 0.00545037292 %
= 99.99454963 %



FOTO SAAT PRAKTIKUM











Pengukuran diameter dalam gelas menggunakan alat ukur jangka sorong











Pengukuran ketebalan gelas menggunakan alat ukur micrometer sekrup

You might also like