You are on page 1of 14

SISTEM PERKANDANGAN FEEDLOT

(Makalah Teknologi Feedlot)





Oleh:

Aji Windiyartono 1114141002
Atikah Zahra Sri Ramadhani 1114141011
Dwi Haryanto 1114141025



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014





KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Teknologi Feedlot ini.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran. Demi perbaikan
dan kesempurnaan laporan ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami pada khusunya dan pembaca pada umumnya.


Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................. 2
II. PEMBAHASAN .................................................................. 3
III. KESIMPULAN .................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA













I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu usaha di bidang peternakan yang memiliki potensi untuk
dikembangkan adalah penggemukan sapi. Sapi potong dapat menjadi pangsa
pasar yang besar mengingat kebutuhan manusia dari hari ke hari tentunya
akan meningkat, belum lagi ditambah dengan faktor budaya atau adat istiadat
yang menjadikan komoditas tersebut selalu dicari. Peternakan sapi potong
diharapkan dapat mendongkrak pemenuhan kebutuhan protein hewani.

Feedlot atau penggemukan yang biasa disebut dengan Fattening adalah usaha
pemeliharaan ternak dengan cara pemberian pakan kepada ternak dalam
jumlah yang mencukupi kebutuhan selama periode tertentu untuk
mempercepat dan meningkatkan produksi daging.

Dalam menjalankan usaha feedlot terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah perkandangan. Perkandangan yang baik
akan memberikan kenyaman pada ternak dan pemeliharanya, disamping itu
juga dapat meningkatkan efesiensi pemeliharaan. Kandang merupakan tempat
berlindung dari berbagai gangguan, misalnya terik matahari, hujan, binatang
dan lain-lain. Selain itu bagi ternak yang dipelihara dalam kandang seharian,
kandang merupakan tempat tinggal, tempat berproduksi dan bereproduksi.

Kontruksi kandang yang belum sesuai dengan persyaratan teknis dapat
mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga k
erja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang yang
tidak leluasa, tidak nyaman dan tidak sehat akan menghambat produktivitas
ternak.

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui sistem perkandangan yang baik pada peternakan sapi
potong.




























II. PEMBAHASAN


Kandang bagi sapi potong merupakan sarana yang diperlukan, meski tanpa
kandang ternak sapi pun dapat hidup tanpa kesulitan. Kandang tidak
hanya berfungsi sebagai tempat berteduh dan beristirahat bagi sapi, tapi juga
berfungsi untuk :1). Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang
ekstrim (panas, hujandan angin), 2). Mencegah dan melindungi ternak dari
penyakit, 3). Menjaga keamanan ternak dari pencurian 4). Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum,
pengelolaaan kotoran/limbah dan perkawinan, 5). Meningkatkan efisiensi
penggunaan tenaga kerja (Murtidjo,1990).

a. Persyaratan Kandang

Menurut Soeprapto (2006), untuk memenuhi standar kegunaan, kandang
harus dibuat dengan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut :

1. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, tahan lama dan tidak mudah rusak
2. Apabila hendak membuat kandang koloni, luas kandang harus sesuai
dengan jumlah sapi sehingga sapi bias bergerak leluasa
3. Biaya pembuatan tidak terlalu mahal
4. Konstruksi lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-100,sehingga
tidak ada air yang menggenang. Selain itu, bahan lantai kandang dibuat dari
bahan yang tidak menyebabkan becek
5. Harus dibuat system sirkulasi udara yang memungkinkan lancarnya
keluar masuk udara
6. Sinar matahari sebaiknya bisa masuk secara keseluruhan tanpa dihambat
oleh keberadaan pohon atau dinding kandang
7. Angin yang bertiup sebaiknya tidak menerpa ternak secara langsung
8. Atap kandang dibuat dari bahan yang murah, awet, ringan serta mampu
memberikan kehangatan

Persyaratan kandang menurut Syafrial (2007):
1. Letak kandang terpisah dari rumah dengan jarak minimal 10 meter.
2. Kandang harus berada di lokasi yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya,
untuk menghindari genangan air pada saat musim penghujan.
3. Lokasi kandang dekat dengan sumber air.
4. Ventilasi kandang cukup baik sehingga ternak bias mendapat cahaya sinar
matahari pagi.
5. Memberi kenyamanan bagi ternak dan peternak serta memenuhi
persyaratan kesehatan ternak.
6. Sistem drainase harus baik dan dilengkapi tempat makan dan minum sapi
serta bak desinfektan.
7. Di belakang kandang dibuatkan lobang untuk menampung kotoran ternak.

b. Konstruksi Kandang

Konstruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat
sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta
doronganyang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi
udara yang baik sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan
kotoran beserta saluran drainasenya. Kandang dan perlengkapan ditata
dengan baik sehingga dapatmemberikan kenyamanan pada ternak serta
memudahkan peternak bekerja untuk memberi pakan, minum, membuang
kotoran dan menangani kesehatan ternak. Konstruksi kandang dirancang
sesuai dengan agroklimat wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan status
fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model kandang sapi potong yang baik
adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca dingin, sedangkan
untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang lebih tinggi
dan lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang disesuaikan dengan status
fisiologis dan pola pemeliharaan ternak seperti kandang pembibitan,
penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui dan kandang
pejantan (Muzani, 2010).

Menurut Rianto dan Purbowati (2009), konstruksi kandang diupayakan cukup
kokoh meskipun dengan bahan bangunan sederhana. Agar ternak yang tinggal
di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus diciptakan
sesuai dengan kondisi alam sekitarnya. Adapun komponen-komponen yang
harus ada dalam suatu kandang adalah :

1. Atap Kandang
Atap dapat terbuat dari ijuk, genteng, rumbia dan lain-lain. Untuk atap
yang berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu lebihmiring berkisar
30% sehingga air hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan atap
seng dan asbes kemiringan minimal 15% untuk dapatmenjamin air hujan
dapat mengalir dengan baik. Untuk daerah kering beriklim kering
sebaiknya ketingggian atap minimal3,5 meter untuk menjamin sirkulasi
udara didalam kandang.Berdasarkan bentuk atap kandang, terdapat
beberapa model atap kandang yaitu :
a. Atap monitor
b. Atap semi monitor
c. Shade
d. Gable
Model atap monitor dan semi monitor lebih cocok untuk daerah dataran
rendah, sedangkan model shade dan gable cocok untuk dataran tinggi yang
relatif dingin.

2. Tiang dan Dinding Kandang
Tiang dari kayu atau bambu. Dinding terbuat dari tembok, kayu, bambu
atau bahan bangunan lainnya. Dinding dari papan atau anyaman bambu,
setinggi 1,5 meter. Dalam pembuatan kandang yang perlu diperhatikan
adalah ventilasi yangmenjamin terjadinya pertukaran udara secara teratur,
tetapi sekaligus dapatmelindungi ternak dari terpaan angin kecang dan
suhu dingin. Untuk dataranrendah yang suhu udaranya panas sebaiknya
dinding kandang lebih terbuka,sedangkan untuk dataran tinggi yang suhu
udaranya panas sebaiknya tertutup.

3. Alas Kandang
Lantai kandang harus kuat dan tidak licin, sebaiknya terbuat dari coran
semen untuk menjamin kebersihan kandang dan memudahkan untuk
didesinfeksi, posisi lantai kandang harus lebih tinggi dari pada tanah
sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Harus kuat,
tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan
mampu menopang beban yang ada diatasnya. Tingkat kemiringan lantai
kandang sangat penting untuk menjaga drainase kandang. Tingkat
kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 2-5, artinya perbedaan tinggi
antara lantai depan dengan lantai belakang pada setiap panjang lantai 1
meter tidak boleh lebih dari 5 cm. Untuk lantai dari tanah yang dipadatkan,
beri alas jerami kering atau daunan kering lainnya. Kegunaan alas ini agar
sapi tidak kotor, untuk menyerap urine dan feces sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk.
4. Peralatan Kandang
Usaha penggemukan sapi potong harus memiliki peralatan sesuai dengan
kapasitas/jumlah sapi yang dipelihara, mudah digunakan, mudah
dibersihkan dan tidak mudah berkarat. Alat dan mesin yang perlu
disediakan (sesuai kebutuhan) diantaranya, sebagai berikut :
Tempat pakan dan tempat minum biasa terbuat dari semen, seng anti
karat atau papan tebal
Kereta pembawa rumput ke kandang
Timbangan pakan sapi
Alat timbang untuk sapi (statis/mobil)
Mesin giling untuk butiran (apabila membuat pakan konsentrat
sendiri)
Chopper (pemotong rumput)
Tempat bongkar/muat ternak yang memadai
Mixer
Peralatan lain seperti sapu, cangkul dan sekop untuk membersihkan
kandang.

5. Ukuran Kandang
o Untuk seekor ternak sapi diperlukan kandang dengan ukuran 2x1,25
meter.
o Jumlah ruangan kandang dapat diperbanyak dan diperluas sesuai
dengan jumlah ternak yang dipelihara.
o Dinding kandang dibuat setinggi bahu (kaki depan) dari lantai
kandang, kecuali sisi depan dibuat lebih rendah agar memudahkan
dalam pemberian pakan/air minum.
o Lantai kandang pada bagian depan setinggi 30 cm dan bagian
belakang 20 cm, sehingga sedikit miring agar urine dan feces mudan
dibersihkan.
o Tinggi atap kandang bagian depan 4 meter dan bagian belakang 3
meter.
o Tempat pakan berukuran 60cm x 80cm x 40 cm, sedangkan tempat
minum berukuran 60 cm x 40cm x 40cm tiap ekor ternak.

c. Tipe Kandang

Menurut Soeprapto (2006), ada dua tipe kandang yang biasa dibuat untuk
memelihara sapi, yakni kandang individual dan kandang koloni.

1. Kandang tunggal
Kandang tunggal adalah kandang yang hanya terdiri dari satu ruangan atau
bangunan dan hanya digunakan untuk memelihara satu ekor ternak saja.
Kondisi kandang ini terbuka di semua sisi. Kandang individual
diperuntukkan bagi satu ekor sapi, ukurannya disesuaikan dengan ukuran
tubuh sapi secara umum, biasanya berukuran 2,5 x 1 meter. Apabila sapi
yang dipelihara banyak, kandang tunggal dibangun berderet-deret
membentuk suatu kumpulan. Satu kumpulan kandang untuk usaha
penggemukan komersial biasanya terdiri dari 24 kandang tunggal. Kalau
kumpulan kandang tunggal itu ada 4 kelompok maka disebut satu unit.
Dengan demikian, satu unit kandang penggemukan terdiri dari 4 x 24 = 96
kandang tunggal.

Kandang tunggal dibuat dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan sapi
agar lebih cepat. Hal itu karena di kandang ini sapi dibatasi ruang
geraknya. Dikandang ini sapi tidak mudah stres karena frekuensi kontak
dengan sapi lain sangat terbatas. Dalam distribusi pakan, sapi-sapi juga
tidak bersaing satu sama lain sehingga tidak terjadi perebutan pakan.
Namun biaya pembuatan kandang tunggal relatif lebih mahal
dibandingkan dengan kandang koloni.


2. Kandang koloni
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan
atau ruangan, tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah
banyak. Kandang koloni digunakan untuk memelihara beberapa ekor sapi
sekaligus. Pakan dan minum diberikan secara kolektif. Akibatnya,
kemungkinan ternak mengalami stress lebih tinggi karena frekuensi kontak
badan secara langsung lebih tinggi. Keuntungannya, biaya pembuatan
kandang koloni lebih rendah dibandingkan dengan kandang tunggal.

Kebutuhan luas kandang per ekor sapi agar bias bergerak leluasa minimum
4 m2. Artinya, jika sapi yang digemukkan berjumlah 20 ekor, luas
kandang efektif minimum 80 m2.

Biasanya kandang koloni digunakan sebagai tempat penampungan
sementara. Misalnya untuk menampung bakalan sapi yang baru datang
untuk disalurkan ke kandang penggemukan atau menampung sapi yang
sudah digemukkan dan akan dikirim sebagai temak potong ke RPH (rumah
potong hewan), pasar hewan, atau konsumen yang membutuhkan.

Tipe kandang lainnya menurut Murtdjo (1990) yaitu:
1. Kandang Induk
Kandang untuk pemeliharaan induk mulai dari induk sapi bunting
(mulai bunting 7 bulan) sampai anak yang
dilahirkan lepas sapih (umur 4 bulan sampaidengan 7 bulan).

2. Kandang Sapih
Tempat pemeliharaan anak sapi (pedet) lepas sapih (umur 4 bulan
sampaidengan 7 bulan) sampai umur 18 bulan. Biasanya menggunakan
kandangkelompok. Kapasitas kandang untuk pembesaran per ekor sebesar
2,5 3 m.Kandang pemeliharaan bertujuan untuk menghindari persaingan
dengan sapimuda/dewasa. Ternak yang dipelihara dalam satu kandang
harus mempunyaikondisi badan yang sama atau hampir sama, untuk
menghindari persaingansesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari
kandang pembesaran dilakukan pemisahan antara jantan dan betina
di kandang individu atau kandang kelompok agar anak tidak dapat
menyusu pada induknya.

3. Kandang Pejantan
Kandang khusus untuk pemeliharaan sapi pemacek. Kontruksi kandang
pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta
memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas kandang
pejantan adalah 270 cm X 220 cm.

4. Kandang Karantina
Kandang karantina digunakan untuk mengisolasi ternak dari ternak
yanglain dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu
penyakit.Kandang karangtina letaknya terpisah dari kandang yang lain.

5. Kandang Jepit
Adalah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan,
pengendalian penyakit dan lain sebagainya. Kontruksi kandang jepit harus
kuat untuk menahan gerakan sapi dan ukuran kandang jepit yaitu panjang
110 cm,lebar 70 cm dan tinggi 110 cm.






























III. KESIMPULAN

Kandang merupakan tempat berlindung dari berbagai gangguan, misalnya terik
matahari, hujan, binatang dan lain-lain. Selain itu bagi ternak yang dipelihara
dalam kandang seharian, kandang merupakan tempat tinggal, tempat berproduksi
dan bereproduksi.

Perkandangan yang baik akan memberikan kenyaman baik pada ternak, maupun
pemelihara dan dapat meningkatkan efesiensi pemeliharaan serta tidak
menimbulkan polusi. Kandang yang baik harus memperhatikan beberapa aspek
dalam pembuatannya yaitu persyaratan kandang, konstruksi kandang, bahan yang
digunakan, ukuran kandang, serta tipe kandang sesuai tujuan pemeleiharaan.

You might also like