Anggota Kelompok : Hafizh Satria Ramadhan (125724245) Irwan Fachri Muannas (125724212) Rizky Agung Pratama (125724241) Mohamad Ari Permadi (125724037) Rendri Setiyamukti (125724242) Ludy Adrian Ferdinal (125724251) Bayu Prasetyo (125724211) Alief Alfiansyah (125724010)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2012/2013 KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas matakuliah Kimia Bahan. Tugas matakuliah kimia bahan tersebut membahas tentang limbah partikel yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pada sebuah konstruksi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, serta izin Tuhan Yang Maha Esa sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Bahan-bahan alternatif yang dapat digunakan pada sebuah konstruksi yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari dalam kelompok maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Dan sebagai akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah ikut membantu kelancaran proses pengerjaan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang, amin.
Surabaya, 8 April 2013
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Dalam pembangunan pasti ada yang namanya ilmu dalam pembangunan tanpa adanya ilmu kita tidak dapat menyelesaikannya, dalam ilmu kita dapat mengetahui apa saja yang diperlukan dalam suatu bangunan, dalam pembangunan pasti ada yang melakukannya yaitu pelaksana,pengawas,kontraktor dan di balik semua itu. Dalam pembangunan bukan hanya itu saja tapi ada bahan-bahan dan alat yang di perluakan dalam peralatan ada banyak antara lain skroop, cangkul,dan alat pengaman lainya yang berguna bagi kita kalau ada kecelakaan yang tidak di inginkan. Dan bahan yang di perlukan antara lain semen, pasir, krikil, air dll. dalam bahan bangunan tidak selamanya ada, maka dari itu kita harus menemukan bahan-bahan inofasi dalam megurangi pemanfaatan bahan bangunan yang tidak dapat di daur ulang atau belum tentu bahan tersebut selamanya ada dan bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dari makalah ini kita akan membahas tentang PARTICEL WASTE ( limbah yang dapat di pergunakan kembali )dalam bahan bangunan, dalam WASTE banyak selakali bahan yang masih dapat di pergunakan kembali salah satunya di pergunakan dalam campuran BETON. Dan semua limbah ini pasti berguna bagi bangunan dalm jangka waktu yang lama tetapi belum dapat di pastikan kekuatanya setara dengan bahan yang sudah ada sebelumnya. MAKSUD DAN TUJUAN Ditujukan sebagai penambah bahan konstruksi. Mengurangi limbah yang semakin lama semakin banyak. Meminimalisir behan baku yang sudah ada. Bangunan yang ramah lingkungan. Dan memiliki kualitas yang sepadan dengan bahan sebelumnya.
METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini penulis mengumpulkan referensi dari berbagai sumber, yaitu berasal dari jurnal internasional yang penulis unduh dari situs internet. Dari berbagai sumber tersebut penulis merangkum isi pembahasannya dan menyusunnya menjadi satu pembahasan dengan tema limbah partikel.
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN Particle waste / limbah partikel merupakan partikel-partikel sisa yang tidak terpakai namun masih bisa dimanfaatkan kembali menjadi inovasi baru yang lebih berguna, dalam hal ini limbah partikel dimanfaatkan menjadi bahan-bahan dasar konstruksi berupa beton dan juga barang lai berupa papan partikel .
2.1 PEMANFAATAN KANTONG PLASTIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN BETON Kantong plastik merupakan alat pembungkus yang multifungsi dan sudah menjamur di masyarakat. Kantong plastik ini biasanya digunakan sebagai kemasan berbagai jenis barang- barang kebutuhan. Selain mudah dalam pemakaiannya harganya pun cukuph yang terjangkau, hal inilah yang menyebabkan kantong plastik ini banyak digunakan masyarakat. Namun ternyata sampah hasil pembuangan kantong plastik ini sering menyebabkan kotornya lingkungan sekitar bahkan jika jumlahnya sangat banyak sampah plastik yang berupa kantong plastic ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang amat parah. Sebagai contoh akibat dari perusakan lingkungan ini adalah tercemarnya air sungai akibat sampah plastik serta tercemarnya tanah dan hilangnya kesuburan tanah akibat menumpknya sampah plastick Perlu kita ketahui bahwa sampah atau limbah plastic ini sangat sulit diuraikan baik dalam tanah maupun dalam air. Menurut penelitian menyebutkan bahwa sampah plastik ini membutuhkan waktu hingga 1000 tahun untuk terurai seluruhnya, hal ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup manusia mengingat banyaknya sampah-sampah plastic yang menumpuk di TPA (pembuangan akhir sampah). Untuk itulah maka perlu inovasi baru untuk memanfaatkan kembali (recycle) limbah plastic tersebut, salah satu cara terbaru pemanfaatan limbah plastic ini adalah dengan memanfaatkan limbah plastic sebagai campuran pembuatan beton. Dalam hal ini kantong plastik difungsikan sebagai bahan tambahan campuran beton, dari pencampuran potongan-potongan kantong plastic ini maka akan mengurangi penggunaan bahan-bahan lainnya walaupun hanya beberapa persen. PEMBUATAN BETON DENGAN CAMPURAN LIMBAH KANTONG PLASTIK Material yang digunakan dalam pembuatan beton ini sama saja seperti campuran beton pada umumnya hanya saja ditambahkan potongan-potongan kantong plastik. Komposisinya yaitu semen Portland, agregat halus berupa pasir sungai alami, agregat kasar berupa pecahan batu granit, air serta potongan-potongan kantong plastik. Dari hasil uji kekuatan tekan menunjukan terjadi penurunan kekuatan darI setiap penambahan potongan-potongan kantong plastik, namun penurunan kekuatannya tidak signifikan dan masih bisa diterima. Hasil pengujian kekuatan tarik/regangan menunjukkan bahwa penembahan potongan- potongan kantong plastic hingga 0,8% dapat menanmbah kekuatan tarik beton. Namun setelah intensitasnya dinaikkan 1% kekuatannya semakin berkurang sedikit demi sedikit. KESIMPULAN HASIL PENELITIAN Kekuatan beton terpengaruh dari hasil penambahan potongan plastik. Kekuatannya semakin menurun hingga penambahan potongan plastic sebanyak 1%. Secara keseluruhan kekuatan beton (tekan) berkurang 20% dari beton normal. Kekuatan regangan beton bertambah dengan penambahan potongan plastic hingga sebesar 0,8%. Namun jika jumlahnya ditingkatkan kekuatan regangannya menjadi berkurang. Penggunaan plastic dalam batas tertentu dapat meningkatkan kekuatan regangannya. Dari pembahasan di atas dapat diidentifikasikan bahwa penggunaan plastic dapat meningkatkan fungsi betonyait sebagai metode pembuangan limbah kantong plastic.
2.2 PEMANFAATAN LIMBAH PADAT (SAMPAH KACA DAN PARTIKEL KARET) SEBAGAI AGREGAT PADA BETON Kaca pasca-konsumen merupakan komponen utama sampah. Di sisi lain, lebih dari 100 juta ton pembakaran abu batubara yang dihasilkan di AS per tahun, dimana 60 juta ton adalah fly ash. Untuk menangani masalah ini, baru dua bahan yang dikembangkan dan memiliki potensi, yaitu : "glascrete" dan "ashcrete." Yang hampir seluruhnya terbuat dari bahan daur ulang: limbah serbuk kaca berwarna sebagai agregat, dan fly ash diaktifkan sebagai pengikat semen. Kombinasi limbah kaca dengan semen portland atau dengan fly ash aktif menawarkan teknologi ekonomis untuk pemanfaatan-nilai tinggi dari limbah industri. Pembuangan limbah ban adalah masalah lingkungan yang serius di AS. Dua bahan inovatif yang dikembangkan untuk pemanfaatan partikel karet dalam beton, yaitu: modifikasi beton karet (RMC) dan beton karet sulfur (SRC). Pada RMC, hilangnya kekuatan beton diminimalkan, dan ketangguhan beton ditingkatkan dengan perlakuan permukaan partikel karet menggunakan agen kopling. Dalam SRC, partikel limbah karet dicampur dalam beton sulfur, dan vulkanisasi parsial. Proses antara karet dan belerang panas meningkatkan kekuatan SRC. Konversi dari tiga jenis limbah padat (misalnya, limbah kaca, fly ash, dan partikel karet) menjadi bahan konstruksi akan dibahas dalam makalah ini. Tapi, fokus kami akan dilakukan pada pemanfaatan limbah kaca dan partikel karet sebagai agregat dalam beton. Kaca pasca- konsumen merupakan komponen utama sampah. Metode pengumpulan untuk produk kaca sangat terbatas, oleh karena itu, hanya sebagian kecil dari limbah padat dapat didaur ulang langsung di industri konstruksi. Jumlah ini tidak termasuk limbah kaca yang dikumpulkan oleh industri dan perusahaan komersial. Sekitar 27% dari fly ash yang dihasilkan didaur ulang kembali. Dua bahan baru, yang disebut "glascrete" dan "ashcrete" dikembangkan untuk memecahkan masalah. Glascrete memiliki penampilan menarik karena kacanya halus dan berwarna-warni, yang membuatnya cocok untuk berbagai arsitektur dan aplikasi dekoratif. Ashcrete memiliki kekuatan tinggi dan kekuatan awal yang sangat tinggi, yang membuatnya unik untuk aplikasi dalam industri beton pracetak. Yang paling penting adalah glasphalt,fiberglass, filler, dan drainase. Ada beberapa keuntungan untuk menggunakan campuran agregat kaca berwarna dalam beton, terutama untuk beberapa aplikasi arsitektur. Namun, menjadi bahan reaktif, ketika agregat kaca ditambahkan ke dalam semen portland pada beton, bahan-bahan tersebur dapat menyebabkan masalah daya tahan jangka panjang, yang disebut reaksi alkali silika (ASR). Kadang-kadang tekanan yang dihasilkan karena ASR gel cukup untuk mendorong pengembangan dan penyebaran patah tulangan pada beton. Karena itu, solusi yang kita butuhkan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan memanfaatkan agregat kaca pada beton. Limbah ban adalah penyebab masalah lingkungan lain yang utama bagi banyak daerah metropolitan di AS. Keuntungan dari modifikasi beton karet (RMC) dapat diringkas sebagai berikut: (1) ketangguhan dan daktilitas RMC adalah biasanya lebih tinggi dari beton biasa, yang membuatnya cocok untuk banyak aplikasi, (2) Kepadatan RMC lebih rendah dari densitas beton biasa; dan (3) Bandingkan dengan metode daur ulang lainnya, seperti menggunakan ban bekas sebagai bahan bakar pabrik semen, RMC membuat penggunaan dari fitur penyerapan energi partikel karet tinggi. Kelemahan RMC adalah sebagai berikut : (1) kekuatan RMC biasanya lebih rendah dari kekuatan beton biasa, dan (2) Daya tahan RMC tidak dipahami dengan baik. KESIMPULAN Demi tujuan untuk kembali memanfaatkan limbah padat, campuran limbah kaca, flyash dan partikel karet dari limbah ban, studi eksperimental ekstensif dilakukan untuk mengembangkan empat jenis beton baru, glascrete, ashcrete, beto karet, dan beton karet belerang. Hasil percobaan menunjukkan bahwamasing-masing beton memiliki beberapa sifat unik, dengan potensi untuk dimanfaatkan dalamberbagai aplikasi. 2.3 PENGARUH LIMBAH SERBUK KACA PADA KEHALUSAN MORTAR SEMEN Saat ini hal yang sangat penting dalam memecahkan masalah lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri dan limbah-limbah lainnya dengan memasukkan bahan-bahan tersebut dalam pembuatan beton. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan beton adalah limbah kaca. Pemanfaatan limbah kaca dalam produksi beton tidak hanya memberikan manfaat yang signifikan terhadap lingkungan tetapi juga meningkatkan kinerja beton bila digunakan pada jumlah yang optimal. Limbah kaca dapat digunakan dalam bentuk aditif dengan ditumbuk halus untuk mengganti bagian dari semen atau agregat dalam beton. Either way,penggunaannya dalam beton secara substansial akan mengurangi emisi karbon dioksida yang dihasilkan selama proses produksi dengan Semen Portland biasa. Studi ini melihat kelayakan limbah kaca inklusi sebagai pengganti parsial semen dalam sistem pembuatan semen. Sifat beton menggabungkan limbah kaca sebagai substitusi parsial Semen Portland dalam jumlah dari 5%, 20%, dan 30% untuk dilakukan penelitian. Material limbah kaca yang digunakan hanya dari kaca pada ukuran 300 m. Hasil yang diperoleh menunjukkan dengan jelas bahwa serbuk kaca meningkatkan sifat kuat tekan beton. Tingkat penggantian bahan untuk pembuatan beton ditambah ukuran dan distribusi partikel kaca tampaknya menjadi kunci penting dalam meningkatkan aktivitas pozzolanik. Menurut temuan yang dipublikasikan oleh University of Dunee (2005), 1,85 juta ton kaca, berasal dari Limbah Kaca (WG) yang dikumpulkan dan di daur ulang kembali. Limbah kaca tidak bio-degradable, oleh karena itu pertimbangan rasional untuk pemanfaatan alternatif menentukan pengalihan limbah kaca jauh dari tempat pembuangan sampah. Saat ini, penggunaan limbah kaca di industri konstruksi dalam bentuk fiberglass, abrasive, atau sebagai filler (pengisi) bernilai sangat rendah, namun aplikasi ini terus-menerus direvisi dalam upaya untuk mencapai solusi yang paling berkelanjutan. Penggunaan kembali limbah kaca pada beton baru- baru ini menarik perhatian tidak hanya sebagai agregat sekunder, tetapi juga sebagai pengganti Semen Portland pada beton. Karena pada penelitian yang dilakukan oleh Perkins,GD (2008) menyatakan bahwa serbuk kaca kaya akan silica. B. RINCIAN EKSPERIMENTAL 2.1 Bahan yang digunakan a. Semen Portland b. Pozzolanik serbuk kaca c. Agregat Alam 2.2 Campuran proporsi Satu campuran kontrol dan lima campuran eksperimental dengan menggabungkan serbuk kaca hancur, untuk meningkatkan efek serbuk kaca pada sifat-sifat mortar. Perbandingan untuk pengikat: agregat halus: rasio berat air adalah 1: 3: 0,5 untuk semua adukan campuran semen. Campuran kontrol berisi campuran rasio bahan yang sama, dengan tidak ada penggantian bahan. Dalam campuran mortar (pasta) lainnya, serbuk kaca masing-masing diberikan 5%, 20%, 30%, untuk pengganti semen, sedangkan dengan agregat halus dan rasio air-semen tetap konstan. 2.3 Metode pengujian yang digunakan a. Kuat tekan Sebuah mesin uji kompresi standar digunakan untuk menentukan kuat tekan dari spesimen konstan, tingkat perpindahan dari 50mm/menit sesuai dengan BS EN 12390-3:2000. Rata-rata kuat tekan pengujian kubus dicatat untuk setiap pengujian. b. Penyerapan air Pada usia 60 hari uji penyerapan air harus dilakukan untuk menilai penyerapan air spesimen. Untuk memastikan kelancaran selama tes, maka empat sisi spesimen dari masing-masing campuran harus dilapisi dengan karet silikon dan ditempatkan dalam oven selama 48 jam pada suhu 110 C. Spesimen yang kering kemudian ditimbang di udara, setelah itu direndam di dalam air selama satu jam. Selanjutnya benda diangkat dari air dan ditimbang untuk mengukur berat air yang diserap. C. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Kekuatan tekan Hasil kuat tekan menunjukkan bahwa dengan penggabungan dengan jumlah serbuk kaca yang lebih besar, kuat tekan cenderung menurun. Reaksi pozzolan membantu untuk meningkatkan kuat tekan pada umur 28 hari. Penting untuk dicatat bahwa kuat tekan bawah (pozzolanik) campuran PC dapat dikaitkan dengan ukuran partikel kasar dari serbuk kaca yang digunakan. Reaktivitas pozzolanik dari partikel ini jelas telah berkurang , oleh karena itu manfaat yang terkait dalam hal kuat tekan meningkat dan meningkatkan kinerja daya tahan. Untuk menilai potensi pozzolanik dari serbuk kaca yang digunakan, rasio kuat tekan antara sampel yang mengandung serbuk kaca dan campuran kontrol dengan semen (CEM II 42,5 N) dibandingkan, untuk memastikan aktifitas pozzolaniknya. Indeks aktivitas pada 28 hari harus lebih besar dari atau sama dengan 75% untuk memastikan kegiatan penambahan pozzolanik. Campuran dengan 5% pengganti melebihi aktivitas pozzolanik campuran kontrol pada 28 hari dan mencapai indeks aktivitas kekuatan 114%, sedangkan campuran dengan 20% pengganti mencapai 72% dari kegiatan pozzolanik. b. Uji daya serap air Penyerapan air beton merupakan faktor penting dalam mengklasifikasikan daya tahannya. Umumnya beton dengan penyerapan air rendah akan memberikan perlindungan yang lebih baik untuk penguatan di dalamnya. Dapat diasumsikan bahwa kehadiran partikel kaca dalam beton dapat mengurangi permeabilitas campuran beton. Namun nilai yang diperoleh dari studi ini menunjukkan penyerapan air yang sama untuk 100% mortar PC dan mengandung penggantian kaca 5%, sedangkan campuran dengan isi serbuk kaca yang tinggi jelas lebih menyerap air. Seperti dijelaskan sebelumnya, hasil ukuran partikel yang ditunjukkan memberikan penjelasan penting tentang pengaruh ukuran partikel dalam penelitian ini. Kinerja tampaknya tergantung pada bentuk dan kehalusan serbuk limbah kaca yang digunakan. Partikel-partikel kaca jelas kasar daripada beton karena kegiatan pozzolanik berkurang ke tingkat yang lebih rendah daripada yang akan diharapkan. D. KESIMPULAN Pada serbuk kaca yang digunakan sebagai pengganti semen parsial adalah dengan ukuran partikel <300 m. Jumlah limbah kaca yang dimasukkan sangat mempengaruhi sifat adukan semen. Hal ini terbukti dari hasil bahwa serbuk kaca dapat meningkatkan sifat dari produk beton. Tingkat kehalusan partikel yang digunakan juga telah terbukti memiliki pengaruh yang sangat penting. Peningatan jumlah kaca dalam mortar menyebabkan penurunan kuat tekan, tetapi penurunan menjadi kurang berpengaruh pada waktu yang berkepanjangan. Ukuran partikel limbah kaca yang digunakan adalah kunci utama pada faktor yang mempengaruhi perkembangan kekuatan. Campuran yang mengandung 5% serbuk kaca sebagai pengganti semen memiliki konsistensi yang baik dibandingkan dengan campuran kontrol. Jadi disamping mengurangi masalah terhadap lingkungan, penggunaan limbah kaca juga mempunyai keuntungan untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan alami seperti batu gamping.
2.4 PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK EUCALYPTUS SEBAGAI BAHAN PARTICLE BOARD Pemanfaatan limbah minyak pohon Eucalyptus untuk bahan pembuatan article board diharapkan dapat mengurangi harga dari bahan bangunan ini. Dalam penelitian ini limbah minyak yang digunakan berasal dari caang dan ranting eucalyptus. Cabang dan ranting eucalyptus ini diperoleh dari PMKP jatimunggul, Indramayu. Komposisi campuran yang digunakan antara partikel : semen adalah 1:3 , 1:4 dan 1:5. Tambahan bahan sebagai accelerator adalah CaCl2, MgCl2, Al2(SO4). Dalam proses pembuatan material particle board dipress dengan kekuatan 20 kg/cm2, 25 kg/cm2, 40 kg/cm2, dan 50 kg/cm2. Dengan durasi pengepressan selama 24 jam. Ukuran particle board yang dicetak ini adalah (40x40) cm2 dan tebalnya 13 mm. masing2 dilakukan 3 kali pengujian yang meliputi pengujian kepadatan (density), kadar air (water content), penyerapan (water absorpstion), kekuatan lentur ( flexural strength), pembengkakan ketebalan (thickness swelling), kekuatan adhesi (strong adhesion) dan kua cabut paku (the nails pull out strength). Hasil dari pengujiain dibandingkan dengan SNI 03-6861.1-2002 bagian bangunan spesifikasi material A (non bahan metatik) da ISO 8335-1987 standar semen-ikatan partikel. Limbah eucalyptus hancur yang dihasilkan dari 4,8 mm ukuran maksimum. Sifat-sifat fissik eucalyptus adalah sebagai berikut : spesifik gravitasi 0,21 ; penyerapan air 9,97% ; kadar air 1,70% Hasil penelitian dan kesimpulan Limbah minyak eucalyptus potensial berdasarkan data dari KPH perhutani indramayu cukup banyak dan tersebar di berbagai lokasi di Indonesia. Material dalam bentuk cabang dan ranting cukup mudah diperoleh, pengumpulan, pembersihan, dan transportasinya juga mudah. Dari hasil tes panas hdrasi menunjukkan bahwa meskipun jumlah semen ditingkatkan kekomposisi fiber 1 : 5 eucalyptus tidak dapat meningkatkan indeks penghambatan. Indeks hambat yang terbaik untuk komposisi semen-serat eucalyptus dengan menggunakan katalis CaCl2, sedangkan Al2(SO4)3 hasil tidak optimal untuk komposisi semen-serat eucalyptus. Berdasarkan densitas, uji ini telah memenuhi SNI 03-6861.1-2002 kecuali sampel dengan bahan tekan pada 25 kg/cm2 dan 50 kg/cm2. Nilai kadar air yang memenuhi 12% maksimum persyaratan diperoleh dengan beban press pada kekuatan 50 kg/cm2. Dari hasil tes penyerapan air menunjukkan serapan berkisar antara (22,0-22,7)% dan nilai terendah diperoleh dari beban tekan sebesar 50 kg/cm2. Nilai kekuatan lentur sudah memenuhi SNI 03-6861.1-2002 tetapi modulus elastisnya tidak memenuhi. Nilai pembengkakan ketebalan dari seluruh spesimen berkisar (0,13-0,43)% dan telah memenuhi syarat sebagai nilai maksimum untuk paticle board eucalyptus ini untuk mendapatkan atau memenuhi persyaratan kekuatan adhesi bahan. Dan dari hasil uji kekuatan cabut paku diperoleh dengan rentang (45,00-60,33)kg, dan telah memenuhi SNI. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa semua spesimen dari pembuatan papan partikel eucalyptus ini menggunakan campuran serat eucalyptus : semen sebanyak 1:4 dan dengan bahan tambahan sebanyak 2% CaCl2 selain itu juga akan menghasilkan karakteristik terbaik bila dikombinasikan terbaik bila dikombinasikan dengan bahan press sebesar 50 kg/cm2.
2.5 LIMBAH PLASTIK ELEKTRONIK (E-WASTE) Ewaste terdiri dari benda-benda elektronik yang telah rusak dan tidak terpakai lagi antara lain Tv,Radio,Lemari es,dll. Semua bahan dari Ewaste digunakan untuk mengurangi penggunaan agregat kasar maupun agregat halu dengan presentase antara 0% sampai 30% dengan kreteria kuat beton M20. E plastik limbah merupakan salah satu aliran limbah tercepat di dunia. Di negara maju, sebelumnya, itu sekitar 1% dari total timbulan sampah dan Saat itu tumbuh 2% pada tahun 2010. Di negara berkembang, itu berkisar 0,01% sampai 1% dari total kota timbulan sampah. Terinstal di India untuk tahun 2005 telah diperkirakan menjadi 146.180,00 ton. Hal ini diperkirakan akan melebihi 8, 00.000 ton pada 2012. Di India, ewaste sebagian besar dihasilkan di kota-kota besar seperti Delhi, Mumbai dan Bangalore. Enam puluh kota di India menghasilkan lebih dari 60% dari total e limbah yang dihasilkan di India. Sepuluh negara menghasilkan 70% dari total ewaste dihasilkan di India. Maharashtra menempati urutan pertama diikuti oleh Tamil Nadu, Andhra. Tujuan utama tugas ini adalah untuk mengurangi sebagai untuk mengakumulasi pengunaan dan pembuang peralatan elektronik,listrik dan limbah mentransfer ke sosial pada bahan baku industri menguntungkan untuk penggunaan bahan sederhana, biaya rendah dan teknologi ramah lingkungan. Dalm bahn limbah elektronoik tidak hanya plastik tetapi Besi dan Baja adalah bahan yang paling umum ditemukan pada peralatan listrik dan elektronik dan jumlah hampir setengah dari berat total WEEE. Plastik merupakan komponen terbesar kedua berat mewakili hampir 21% dari WEEE. Kesimpulan : Penelitian ini bertujuan untuk menemukan cara yang efektif untuk menggunakan kembali partikel limbah plastik keras seperti beton agregat. Analisis karakteristik kekuatan beton yang mengandung plastik daur ulang limbah dan terbang abu memberikan hasil sebagai berikut. 1.Diidentifikasi bahwa ewaste dapat dibuang dengan menggunakan mereka sebagai bahan konstruksi. 2.Since ewaste yang tidak cocok untuk menggantikan agregat halus digunakan untuk mengganti agregat kasar. 3. Kuat tekan dan membagi kekuatan tarik beton yang mengandung e agregat plastik ditahan lebih atau kurang dibandingkan dengan specimes beton terkontrol. Namun kekuatan terasa menurun bila isi plastik e adalah lebih dari 20%. 4. Penambahan fly ash dalam campuran cukup meningkatkan indeks kekuatan kontrol campuran serta e buang beton. Perkembangan kekuatan beton fly ash e plastik berbasis di hari-hari awal ditemukan sedikit tetapi 28 hari tekan dan membagi kekuatan tarik telah terbukti hasil dibandingkan dengan dikontrol beton hingga 25% e pengganti plastik. 5.Has telah menyimpulkan 20% dari Ewaste agregat dapat dimasukkan sebagai agregat kasar penggantian beton tanpa efek merugikan jangka panjang dan dengan kekuatan diterima sifat pembangunan.
2.6 SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH PLASTIK JENIS HDPE (High Density Polyetylene) DAN RANTING/CABANG KARET. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, dipihak lain limbah plastik merupakan bahan yang tidak dapat terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga penumpukkannya di alam dikuatirkan akan menimbulkan masalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran partikel limbah plastik jenis HDPE dan ranting/cabang karet terhadap beberapa sifat fisik dan mekanik papan partikel. Adapun sifat fisik yang diuji adalah kadar air, kerapatan, pengembangan tebal, dan penyerapan air. Sedangkan sifat mekanik yang diuji adalah keteguhan patah Modulus of Rufture (MoR) dan keteguhan lengkung Modulus of Elasfisity (MoE). Bahan baku yang digunakan adalah limbah plastik jenis HDPE dan ranting/cabang karet dengan menggunakan perekat urea formaldehida. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 x 4, yang mana setiap perlakuan dibuat sebanyak 5 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu variasi komposisi partikel limbah plastik jenis HDPE dan ranting/cabang karet memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, penyerapan air, kerapatan dan pengembangan tebal. Sementara untuk keteguhan lengkung dan keteguhan patah tidak memberikan pengaruh yang nyata. Kata kunci : sifat fisik dan mekanik, papan partikel, limbah plastik HDPE, cabang/ ranting karet. I. BAHAN DAN METODA Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Limbah plastik jenis HDPE (High density Polyethylene),ranting/cabang tanaman Karet dan perekat Urea Formaldehida. Partikel plastik dan partikel cabanglranting karet serta perekat dicampur hingga homogen sesuai dengan variasi perlakuan yang telah ditentukan.Bahan yang mudah tercampur homogen dicetak ukuran 25 x 25 x1cm, kemudian dilakukan tekanan dingin selama 5 menit kemudian tekanan panas dengan suhu 110 o selama 15 menit selanjutnya papan partikel dikondisikan selama 1 minggu pada suhu ruangan untuk menyesuaikan dengan lingkungan. Papan partikel yang telah mengalami pengkondisian selama 1 minggu, dibuat contoh uji sesuai dengan parameter yang akan diuji. Contoh uji kerapatan, kadar air, pengembangan tebal dan penyerapan air dengan ukuran 5 x 5 x 1 cm Contoh uji keteguhan lentur (MoE) dan keteguhan patah (MoR) dengan ukuran 10 x 20 x 1 cm. Analisis Data Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu : A (Komposisi 0% limbah plastik + 100% ranting/cabang karet) B (Komposisi 5% limbah plastik + 95%ranting/cabang karet) C (Komposisi 10%limbah palstik + 90% ranting/cabang karet) D (Komposisi 15% limbah plastik + 85%ranting/cabang karet) Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali, untuk papan partikel. Perlakuan penambahan komposisi partikel plastik pada papan partikel akan meningkatkan kualitas sifat fisik papan partikel, terutama sifat kadar air, kerapatan, pengembangan tebal dan penyerapan air karena keunggulan sifat partikel limbah plastik yang tidak menyerap air. Sifat mekanik papan partikel semakin menurun seiring dengan meningkatnya campuran komposisi partikel plastik di dalam papan partikel tersebut yang disebabkan kondisi partikel limbah plastik yang kekuatannya tidak maksimal merupakan limbah (bahan sisa). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan apabila ingin meningkatan stabilitas dimensi papan pariikel hendaknya menggunakan campuran partikel limbah plastik terutama untuk perlakuan 15% partikel plastik yang memiliki nilai optimum stabilitas dimensi.
2.7 SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS Kaca yang di gunakan dalam proyek ini berasal dari postconsumer , wadah kaca, kendaraan hidup dan kaca arsitektur dan di sediakan oleh virador richardsons Ltd . dan di berikan sebagai dua produk yang berbeda bubuk kaca kaca olahan
setiap bahan telah di analisis untuk menentukan komposisi kimia dan ukuran partikel kaca di proses didirikan oleh analisis saringan dan perbandingan yang dibuat dan pasir sebagai campuranya sebagian berkomentar saangat terbatas pekerjaan yang telah di lakukan untuk menggunakan kaca tanah sebagai semen penganti dalam beton dan masih sedikit di bidang mengatikan 100% dari komponen agregat halus dari beton dengan kaca tau kedua pengantinya II.PERCOBAAN Komposisi kimia dan kadar oksidasi dari kedua bahan di tentukan berbagai campuran beton dalah di produksi kaca mengandung hancur proses atau kaca bubuk keduanya campuran di lakukan untuk menetapkan efek dari bahan kaca di dalam campuran selama waktu itu dengan cepat menjadi jelas bahwa kaca hancur di proses memiliki efek yang merugikan di tandai pada kekuatan dari beton segar bila di gunakan untuk mengantikan 100% dari benda agregat Selanjutnya untuk membangun design campuran yang menghasilkan dan di terima kekuatan campuran tambahan yang diproduksi dengan menggunakan berbagai jumlah dari bahan penganti dan perbandingan yang di buat dengan campuran seperti biasa PC:pasir alam : batu kapur agregat dan di gunakan percobaan kubus 50mm dan suhu 20 C kuat tekan di tentukan untuk menyembuhkan priode 7,14,28,90 hari
III.Result dan Diskusi Kca proses dan kaca bubuk menunjukan bahwa kedua bahan yang agak berbeda meskipun berasal dari sumber yang sama ini adalah sangat jelas berkaitan dengan kandungan silika terlarut dari 2 bahan , tetapi dibedakan dalam ukuran partikel pada analisis itu didirikan pada kaca hancur tersedia terkandung kontaminan dalam bentuk : jejak polimer PVB dan kaca ELV jejak akrelik dari kaca arsitektur
ada sejumlah kecil organik dalam kaca hancur tetapi diangap sebagai residu kertas dari tabell pada botol kaca isi kapur bebas hancur kaca serbuk kaca adalah 1,22% dan 0,26% masing masing pada mengabungkan kaca hancur dalam campuran beton sebagai penganti dari pasir alam , kekuatanya menjadi terganggu secara signifikan bila dibanding denga campuran control Meskipus fluiditas berkurang dari beton segar yang kekuatanya di perpanjang bila dibandingkan dengan kontrol karena kurangnya penyerapan partikel pengembangan beton !00% kaca hancur . sebagai komponen agregat halus dari campuran baik di banding dengan kontrol pada usia yang sama kontrol 28 hari 49,1 N/mm2 28 hari 49,5 N/mm2 IV.KESIMPULAN Kesimpulan yang di tarik dari penelitian program sampai saat ini meliputi kaca hancur merupakan bahan yang cocok umtuk digunakan sebagai 100% penganti agregat halus kaca bubuk menunjukan sifat pazzolanic tergantung kehalusan bubuk mengandung kaca beton sebagai agregat halus dapat mencapai kekuatan sebanding dengan pasir alam kelenturan dari beton segar
2.8 PEMANFAATAN LIMBAH GRANIT DAN GERGAJIAN BUBUK MARMER SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BATA
Tujuan utama dari sistem pengelolaan sampah adalah untuk memaksimalkan ekonomi manfaat dan pada saat yang sama melindungi lingkungan. Granit dan marmer proses industri menghasilkan sejumlah besar limbah terutama dalam bentuk bubuk selama menggergaji dan polishing proses, yang mencemari dan merusak lingkungan. Oleh karena itu, karya ini bertujuan untuk mengkarakterisasi dan mengevaluasi kemungkinan menggunakan granit dan marmer limbah menggergaji, dihasilkan oleh industri proses dari Salem District, Tamilnadu negara, India, sebagai alternatif bahan baku dalam produksi batu bata. Sampel bahan tanah liat dan batu bata industri dipecat dikumpulkan dari Kabupaten terdekat yaitu Namakkal, India. Karakterisasi mereka dilakukan keluar dengan penentuan komposisi kimia, mineralogi dan petrologi analisis, ukuran partikel, plastisitas, FTIR, dan pengukuran Mssbauer. Kedua, tes teknologi yang dilakukan pada limbah dimasukkan spesimen bata dalam rangka untuk mengevaluasi kesesuaian penambahan limbah dalam produksi batu bata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa granit dan marmer limbah dapat ditambah hingga 50 berat. % Menjadi bahan baku tanah liat dalam produksi batu bata. FTIR Analisis FTIR : Penelitian ini bertujuan untuk menilai asli suhu pembakaran, menembak suasana, jenis tanah liat, mineral kehadiran dan mekanisme pewarnaan bata industri dikumpulkan dari Namakkal District. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk memonitor setiap perubahan struktural terjadi dengan granit pencampuran dan limbah marmer menjadi bahan baku tanah liat yang disinter pada temperatur yang berbeda. Sangat menarik untuk dicatat bahwa Spektra FTIR granit dan marmer limbah bata campuran diperoleh pada 500, 600, 700, 800 dan 900 C hampir sama dengan spektrum FTIR diperoleh untuk bahan tanah liat Namakkal pada suhu yang sama. Meskipun, alasan untuk sebuah band yang tajam pada 580 cm-1 pada 500 C pada limbah bata campuran adalah karena adanya jumlah yang lebih tinggi dari oksida besi dalam limbah , ditemukan bahwa dengan pencampuran granit dan marmer limbah menjadi bahan baku tanah liat, ada perubahan struktural utama yang diamati pada suhu tinggi (500-900 C). Pengukuran Mssbauer Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengkonfirmasi hasil yang diperoleh melalui teknik spektroskopi FTIR. Prosedur pembuatan bahan berbasis tanah liat dapat dinilai oleh 57Fe Mssbauer teknik spektroskopi. Penelitian didasarkan pada kenyataan bahwa besi mineral lempung bantalan serta mineral ikutannya termasuk oksida besi mengalami karakteristik kimia dan perubahan fisik selama pembakaran. Perubahan ini tergantung pada suhu pembakaran dan suasana Kiln. Properti teknologi : Kualitas batu bata dapat diperiksa dengan mengukur kekuatan tekan dan lentur. Gambar 8 dan 9 menunjukkan hasil nilai kuat tekan dan lentur diperoleh dari tes. Kuat tekan ditentukan dengan membagi beban maksimum dengan daerah beban yang diterapkan dari sampel bata. Kekuatan lentur ditentukan oleh uji bending tiga titik kecepatan lintas kepala konstan 0.5mm/min. Dari hasil, kita harus melihat bahwa granit dan marmer limbah penambahan cenderung meningkatkan kekuatan tekan dan lentur bata dirumuskan dengan naiknya suhu sintering. Hal ini juga mengamati bahwa rata-rata nilai kuat tekan dan lentur diperoleh pada 20 wt. % Lebih tinggi daripada berat lainnya. %. KESIMPULAN Hal ini dinilai bahwa batu bata industri Namakkal ditembakkan sekitar 800 C selama manufaktur di bawah oksidasi kondisi atmosfer. Red jenis tanah liat dari mana batu bata ini telah dibuat dalam industri. Penelitian sifat fisik, catatan bahwa penambahan granit dan campuran limbah marmer menanamkan kekuatan fisik untuk batu bata ketika mereka kilned pada suhu yang lebih tinggi. Lebih khusus, bulk density, kuat tekan, kuat lentur ditemukan meningkat karena penambahan campuran di atas. Hal ini karena fakta bahwa penambahan bahan mineral terutama kuarsa dan feldspar dengan tanah liat, bertindak sebagai fluks ketika mereka kilned pada suhu yang lebih tinggi yang dibuktikan dengan uji fisik batu bata. Dari hasil tes teknologi, disarankan agar limbah granit dan marmer dapat dimasukkan hingga 50 wt. % Menjadi bahan tanah liat untuk produksi batu bata. Penggabungan limbah granit dan marmer memiliki efek yang dapat diabaikan pada sifat mekanik selama seluruh proses, mengantisipasi tidak ada modifikasi mahal di lini produksi industri. Kemungkinan untuk menggunakan granit dan marmer limbah sebagai bahan baku alternatif dalam produksi produk berbasis tanah liat juga akan mendorong relief pada kekhawatiran pembuangan limbah.
BAB III PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas dapat kami simpulkan bahwa particle waste / limbah partikel adalah partikel-partikel benda yang tidak terpakai namun masih bisa dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna dalam hal ini adalah sebagai bahan konstruksi. Dalam pembahasan diatas dijelaskan berbagai macam sumber limbah partikel yang bisa kita manfaatkan menjadi alternatif bahan konstruksi, bahan-bahan itu antara lain adalah limbah plastik, e-plastik, kaca, karet dll. Berkat dari usaha penelitian bertahun-tahun partikel-partikel tersebut kini bisa dimanfaatkan sebagai bahan-bahan konstruksi antara lain adalah sebagai bahan campuran beton , pengganti agregat pada beton, bahan campuran papan partikel dll. selain dapat memperkecil biaya produksi hasil dari inovasi ini juga dapat menyelamatkan lingkungan manusia itu sendiri, dalam hal ini limbah-limbah partikel yang menumpuk dapat dimanfaatkan dan tidak mencemari lingkungan sekitar sehingga menimbulkan lingkungan yang sehat.