You are on page 1of 28

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN

KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI


DI SDN 04 SINGKAWANG BARAT
TAHUN 2013
DISUSUN OLEH:
LUH AYU K
NIM. 20106120588
BAB I
A. PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut pada anak
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan
oleh karena kerusakan yang terjadi terlalu dini
dapat merubah tatanan pertumbuhan gigi yang
selanjutnya. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Gigi, masalah
utama yang dihadapi oleh anak usia sekolah dasar
yaitu banyaknya anak-anak sekolah dasar yang
menderita penyakit karies gigi (Eriska Rianti,
2005).
Sesuai dengan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI
tahun 2012, prevalensi penyakit gigi dan mulut di
Indonesia mencapai 90,05%.
Secara umum penyakit gigi yang dikeluhkan
masyarakat adalah karies gigi. Hasil studi SKRT
menyatakan 52,3% penduduk usia 10 tahun ke atas
mengalami karies gigi yang belum ditangani.
prevalensi karies umur 10 tahun ke atas adalah
71,2%, dengan catatan bahwa prevalensi karies
lebih tinggi pada umur lebih tinggi , pada pendidikan
lebih rendah, serta pada status ekonomi lebih
rendah(pontianak post, 2008).

Berdasarkan observasi sementara, penulis
melakukan studi pendahuluan terhadap 18 orang
anak berusia 10-12 tahun( kelas 5) di SDN 04
Singkawang barat dengan menggunakan metode
pengisian kuisioner. Dari hasil tersebut terdapat 15
orang anak menderita karies gigi dimana 8 orang
anak suka mengkonsumsi permen, 4 orang anak
suka mengkonsumsi es krim, 2 orang anak suka
mengkonsumsi coklat, dan 1 orang anak suka
mengkonsumsi roti tetapi 3 anak lainnya tidak
menderita karies gigi.

B. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan
kebiasaan konsumsi makanan kariogenik
dengan kejadian karies gigi pada anak usia 10-
12 tahun di SDN 04 Singkawang barat
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kebiasaan makan
makanan kariogenik yang terjadi pada anak usia
10-12 tahun di SDN 04 Singkawang barat
terhadap kejadian karies gigi tahun 2013.
b. Untuk mengetahui terjadinya karies gigi pada
anak usia 10-12 tahun di SDN 04 Singkawang
barat tahun 2013.

BAB II
A. Pengertian Karies Gigi
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi
yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang (universitas Kristen
Petra, 2008).

B. Etiologi
1. Faktor Presipitasi
a. Host (gigi dan saliva)
b. Substrat atau diet
c. Mikroorganisme
d. Waktu
2. Faktor Predisposisi
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Kebiasaan makan
d. Tingkat sosial ekonomi

C. klasifikasi
Menurut G.V Black:
1. Klasifikasi 1
2. Klasifikasi ii
3. Klasifikasi iii
4. Klasifikasi iv
5. Klasifikasi v
6. Klasifikasi vi
Menurut widya (2008):
1. Karies insipiens
2. Karies superfisialis
3. Karies media
4. Karies profunda

D. Manifestasi Klinis
Menurut Kliegman dan Arvin (2005) tanda dan gejala
karies gigi antara lain adalah:
1. Terdapat lesi.
2. Bintik hitam pada tahap karies awal.
3. Kerusakan leher gigi ( pada karies botol susu).
4. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil.
5. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala.
6. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan
kemasukan makanan terutama pada waktu malam.
7. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul
nanah.

E. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
2. Pemeliharaan Gigi
3. Pemberian Flour
4. Pencegahan tersier
F. Komplikasi
Menurut Ginting (2004)
1. Timbulnya peradangan dan nanah pada gusi.
2. Abses pada jaringan gusi dan otot.
3. Peradangan pada tulang rahang bahkan kematian pada
tulang rahang.
4. Sellulitis: Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan
pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa
menyebar lebih jauh melalui rahang menyebabkan
terjadinya sellulitis.
5. Pembengkakan dan peradangan di kerongkongan
sehingga menyebabkan kesulitan menelan dan tidak
bisa membuka mulut.
6. Ginjal
7. Hipertensi
8. Radang otak

G. Pengobatan




1. Penambalan
2. Pengobatan saluran akar dan pencabutan gigi
H. Konsep kebiasaan konsumsi makanan
kariogenik
Makanan yang lengket serta melekat pada
permukaan gigi dan terselip dantara celah-celah
gigi merupakan makanan yang paling menggangu
kesehatan gigi. Termasuk dalam golongan
makanan kariogenik yaitu makanan yang dapat
memicu timbulnya kerusakan gigi adalah makanan
yang kaya akan gula (B Houwink, 2004).


Kariogenitas suatu makanan tergantung dari:
1. Bentuk fisik
2. Jenis
3. Frekuensi konsumsi


KERANGKA TEORI
BAB III
VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas : kebiasaan konsumsi
makanan kariogenik
2. Variabel terikat : kejadian karies gigi
HIPOTESIS
Ha: terdapat hubungan antara kebiasaan
konsumsi makanan kariogenik dengan
kejadian karies gigi pada anak usia 10-12
tahun si SDN 04 Singkawang Barat
BAB IV
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain penelitian yang
digunakan berupa Observasional Analitik dengan
pendekatan Cross Sectional yaitu peneliti melakukan
pengamatan langsung kepada responden dengan
melakukan penyebaran kuisioner untuk dianalisis.

SUBJEK PENELITIAN
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
anak usia 10-12 tahun (kelas 5) di SDN 04
Singkawang Barat sejumlah 46 orang (Sumber:
SDN 04 Singkawang Barat).
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 10-
12 tahun (kelas 5) di SDN 04 Singkawang Barat
yang berjumlah 46 siswa.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau
total sampling

INSTRUMEN PENELITIAN
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua kuisioner
yang berbeda yaitu kebiasaan konsumsi makanan
kariogenik dan karies gigi. Kuisioner kebiasaan konsumsi
makanan kariogenik menggunakan pertanyaan dalam
bentuk skala likert yang berisi 4 kelompok pertanyaan,
yaitu:
SL : Selalu : nilai 4
SR : Sering : nilai 3
KD : Kadang-Kadang : nilai 2
TP : Tidak Pernah : nilai 1
Standar objektif untuk kebiasaan konsumsi makanan
kariogenik
Nilai tinggi : 71-100
Nilai sedang : 41-70
Nilai rendah : 40

Sedangkan kuisioner karies gigi menggunakan
pertanyaan Guttmann dengan cara yang berisi 2
kelompok pertanyaan, yaitu:
Ya : nilai 1
Tidak: nilai 0
Standar objektif untuk karies gigi
Bila jawaban ya nilai 1
Bila jawaban tidak nilai 0
Seluruh item dikalikan skor tertinggi (10 x 1 = 10)
diklasifikasi menurut arikunto (2000)

ANALISA DATA
1. Analisa Univariat menggunakan
rumus:
P =f/n x 100 %


2. Analisa Bivariat menggunakan
rumus chi-square:


Keterangan:
P : Jumlah persentase yang
dicari
F : Frekuensi jawaban yang
benar
N : Jumlah pertanyaan

Keterangan:
X
2
= Chi kuadrat
Fo = Frekuensi yang
di observasi
Fh = Frekuensi yang
diharapkan

TERIMA KASIH

You might also like