You are on page 1of 11

Kenapa disebut Cloud Computing?

Pertanyaan pada judul tulisan ini mungkin pertanyaan yang sangat mendasar namun banyak
terlintas dipikiran mereka yang baru mulai mengenal cloud computing . Setelah mengetahui
definisi dan penjelasan teknis mengenai apa dan bagaimana Cloud Computing, rasanya perlu juga
dibahas mengenai filosofi latar belakang digunakannya terminologi Cloud Computing. Apakah
karena ada kaitannya dengan awan yang dilangit? atau mungkin itu adalah komputasi yang
dioperasikan dari negeri di awan?
Jika tidak ada kaitannya dengan awan, lalu kenapa namanya Cloud Computing? kenapa bukan
Sky Computing, atau Ocean Computing atau Forest Computing dan banyak lagi pilihan
lainnya yang mungkin saja dijadikan sebagai istilah yang digunakan untuk konsep yang ada pada
Cloud Computing.
Bagi praktisi IT yang sering bersinggungan dengan simbol-simbol yang digunakan dalam topologi
internet, maka mereka pasti tahu simbol bergambar awan dalam topologi networking/internet,
yaitu simbol untuk mewakili suatu jaringan yang kompleks seperti topologi switching dan routing
maupun mewakili internet. Contohnya seperti gambar di bawah

Gambar diatas menunujukan bahwa semua data, software, serta infrastruktur yang mereka buat
di simpan di dalam sebuah awan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas. setidaknya ada
gambaran untuk dapat dipahami mengapa konsep yang ini dinamakan Cloud Computing, yaitu
pemanfaatan teknologi yang diakses oleh penggunanya melalui media internet, atau dengan kata
lain, pengguna yang ingin menggunakan layanan cloud computing harus terhubung dengan
internet untuk bisa menggunakan layanan tersebut. Sedangkan internet disimbolisasi dengan
menggunakan gambar awan dalam topologinya. Itulah latar belakang digunakannya terminologi
Cloud Computing .
Internet sendiri adalah sesuatu yang kompleks sehingga disimbolisasi dengan gambar awan,
dengan anggapan bahwa di dalam awan itu adalah jaringan switching dan routing yang saling
menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lainnya sehingga masing-masing saling terhubung
dan membentuk jaringan yang luas yang disebut internet. Untuk jaringan sederhana mungkin bisa
digambarkan objek2nya, misalnya beberapa switch, router, dns server, web server, mail server,
dll, tapi kalau sudah terlalu kompleks dan skalanya luas maka tidak bisa digambarkan secara
detail sehingga cukup di wakili dengan simbol awan. Itulah kenapa disebut Cloud Computing.
http://www.purwadhikapress.com/why-is-it-called-cloud-computing.html



Sejarah Cloud Computing atau Komputasi Awan

Sejarah cloud computing dimulai pada tahun1960-an, John McCarth seorang pakar
komputer dari MIT meramalkan bahwa suatu hari nanti komputerisasi akan menjadi
infrastruktur publik layaknya seperti berlangganan listrik atau telepon. Kemudian pada akhir
tahun 1990-an, lahir konsep ASP (Application Service Provider) yang ditandai munculnya
perusahaan pengolah data center. Selanjutnya pada tahun1995, Larry Ellison, pendiri Oracle,
melahirkan wacana Network Computing pasca penetrasi Microsoft Windows 95 yang
merajai pasar software dunia pada saat itu. Ide itu menyebutkan bahwa PC tidak perlu
dibenamkan software yang membuat berat kinerja dan cukup diganti sebuah terminal utama
berupa server. Pada awal tahun 2000-an, Marc Beniof, eks Vice President Oracle melansir
aplikasi CRM berbentuk software as a service bernama Salesforce.com sebagai penanda
lahirnya cloud computing. Tahun 2005, situs online shopping Amazon.com meluncurkan
Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), diikuti Google dengan Google App Engine, dan IBM
yang melansir Blue Cloud Initiative.

Pengertian Cloud Computing atau Komputasi Awan

Cloud computing atau komputasi awan merupakan definisi untuk teknologi komputasi
grid (grid computing) yang digunakan pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an. Jargon
cloud computing atau komputasi awan mulai muncul pada akhir tahun 2007, digunakan untuk
memindahkan layanan yang digunakan sehari-hari ke Internet, bukan disimpan di komputer
lokal lagi. Pada saat itu, layanan lain termasuk pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi
telah dipindahkan ke dalam komputasi awan. Google menyediakan pengolah kata,
spreadsheet dan aplikasi presentasi di lingkungan komputasi awan dan terintegrasi dengan
Gmail dan Google Calendar, menyediakan lingkungan kantor di web (atau di awan).
Microsoft dan perusahaan lain juga bereksperimen dengan mengalihkan program-program ke
awan untuk membuatnya lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh pengguna komputer
dan Internet. Perangkat lunak sebagai layanan (istilah Microsoft untuk cloud computing atau
komputasi awan) adalah barang yang sangat baru bagi kebanyakan orang di Microsoft.
Cloud computing atau komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer
dan pengembangan berbasis Internet. Suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait
teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan sehingga pengguna dapat mengaksesnya
lewat Internet tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki
kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Suatu konsep umum yang
mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema
umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi
pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring
yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan
di server.


Latar Belakang Munculnya Komputasi Awan atau Cloud Computing
Untuk pengguna individual, tentu cukup menyimpan data-datanya di sebuah laptop atau
personal computer. Namun bagaimana dengan sebuah perusahaan atau instansi pemerintah
yang memiliki ribuan data penting dan membutuhkan media simpan yang lebih besar dan
lebih aman, cloud computing atau komputasi awan adalah jawabannya. Teknologi ini
dianggap dapat menekan ongkos investasi server raksasa, lebih efektif, transparan, dan efisien
dari jumlah sumber daya manusia. Berbondong-bondong perusahaan-perusahaan IT dunia
membangun infrastruktur untuk menuju era penyimpanan data yang mutakhir ini. Tidak
heran bila kemudian perusahaan besar seperti Microsoft, Apple, Google, dan IBM
mengembangkan teknologi ini dengan serius selama satu dekade terakhir.
Teknologi komputasi dan teknik pemrograman baru atau teknik pengembangan berubah
dengan cepat, tujuan dalam komputasi awan nampaknya akan membuat teknologi menjadi
sangat mudah dimata user dan menjadikannya sesederhana mungkin. Pengembangan berbasis
internet sangat pesat saat ini dengan boomingnya blogging dan microblogging serta layanan
jejaring sosial yang bertujuan untuk menemukan cara baru membantu individu dan bisnis
untuk dapat berkomunikasi satu sama lain di arena cloud computing atau komputasi awan.
Perkembangan Cloud Computing atau Komputasi Awan
Cloud computing saat ini sangat populer, selain dari pemain besar software seperti
Microsoft dan Google, perusahaan lain bermunculan hanya untuk menyediakan layanan
berbasis awan sebagai pengganti atau penyempurnaan aplikasi pada PC hari ini. Beberapa
dari perusahaan tersebut adalah Zoho.com, sebuah office suite online, Evernote.com,
merupakan sebuah situs yang ditujukan untuk catatan online , dan RememberTheMilk.com,
manajemen tugas online. Email yang tersedia dalam bentuk web mail merupakan contoh
yang sangat kecil dari teknologi cloud computing. Dengan menggunakan layanan email
seperti Gmail dan Yahoo Mail, orang tidak perlu lagi menggunakan Outlook atau aplikasi
desktop lainnya untuk email mereka. Membaca email dengan browser memungkinkan
dilakukan di mana saja sepanjang ada koneksi internet.
Microsoft sebagai perusahaan software terbesar saat ini, melansir Microsoft Office 365
dan Windows Azzure sebagai sistem operasi (OS) berbasis komputasi awan yang
digadang-gadang akan menggantikan OS Windows yang ada saat ini. Sementara itu Apple
melansir Mobile Me untuk pengguna Mac yang disinkronisasikan dengan teknologi Cloud
Computing. Sedangkan Google yang sejak 10 tahun silam mengincar pengembangan
teknologi ini mulai mengerahkan para penggunanya dalam penerapan sederhana cloud
computing melalui layanan Google Docs dimana kita dapat memanfaatkan layanan secara
online tanpa harus install program. IBM juga telah meluncurkan produk pertamanya di
teknologi ini sejak tiga tahun silam yang bernama LotusLive. Tidak ketinggalan Hitachi
Data System (HDS) sebagai perusahaan data penyimpanan ketiga terbesar di dunia dari
Jepang menggarap Leapdrive.com sebagai salah satu layanan cloud computing berupa
ruang penyimpanan yang diminati publik saat ini.



Kesimpulan
Cloud computing sebenarnya merupakan sistem komputasi kolaboratif yang berbasis
internet. Melalui sistem ini, para pengguna komputer dapat berbagi semua sumber dayanya.
Mulai dari software, hardware, termasuk pusat data (server). Sehingga nantinya diharapkan
para pengguna komputer tidak lagi perlu memiliki item-item tersebut yang selama ini
menguras banyak investasi. Sederhananya, para pengguna komputer dapat menggunakan
source tanpa perlu membeli, memiliki, atau menginstall program di dalam komputer yang
membuat berkurangnya memori penyimpanan dalam komputer serta mempengaruhi kinerja
komputer. Namun cukup dengan menyewa sumber daya (lunak atau peranti keras) dari server
inti yang dipilih sesuai dengan kebutuhan (pay per use).



Sumber :
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_11783/title_definisi-komputasi-awan-cloud-
computing/
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan
http://teknik-informatika.com/apa-itu-cloud-computing-komputasi-awan/
















Cloud computing, teknologi komputer ini berbasis internet atau yang disebut dengan istilah
cloud (awan). Mengapa disebut awan? karena dalam pengertian di dunia teknologi jaringan
internet disimbolkan dengan awan. Namun tidak semua layanan yang di internet
dikategorikan sebagai cloud computing. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

Definisi Cloud Computing
Komputasi awan atau Cloud computing ialah gabungan pemanfaatan teknologi
komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Ungkapan cloud
computing berasal dari simbol awan yang biasanya digunakan oleh diagram alir dan diagram
untuk melambangkan internet. Prinsip di balik awan adalah bahwa setiap komputer yang
terhubung ke internet tersambung ke suatu sumber daya komputasi yang sama, aplikasi, dan
file. Pengguna dapat menyimpan dan mengakses file pribadi ataupun bermain game dan juga
penggunaan aplikasi produktivitas di server yang jauh secara fisik membawa sekitar media
penyimpanan seperti DVD atau thumb drive.
Pengguna komputer yang menggunakan email berbasis web seperti Gmail, Hotmail, Yahoo,
email Perusahaan yang dimiliki, atau bahkan sebuah program klien e-mail seperti Outlook,
Evolution, Mozilla Thunderbird atau Entourage adalah memanfaatkan server email awan.
Oleh karena itu, aplikasi desktop yang terhubung ke awan email akan dianggap juga aplikasi
awan. Cloud computing memanfaatkan jaringan sebagai sarana untuk menghubungkan
perangkat pengguna akhir (end point) untuk sumber daya yang terpusat di pusat data.
Sehingga pusat data dapat diakses melalui internet atau jaringan perusahaan, atau keduanya.
Misalkan apabila sebuah perusahaan membutuhkan system email yang terintegrasi dengan
domain perusahaan, fasilitas kalender dan perangkat printer misalnya yang ada di perusahaan,
tidak perlu harus menyediakan prasarana email seperti server, aplikasi email server dan ruang
server/data centernya melainkan tinggal menghubungi penyedia layanan seperti Microsoft,
Google atau penyedia jasa lainnya












Karakteristik Cloud Computing
Untuk memastikan layanan ini, terdapat beberapa karakteristik yang terpenting dari Cloud
computing yang ideal adalah sebagai berikut ini.
1. On-Demand Self-Services
Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna
melalui mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan
penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan
aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan
layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2. Broad Network Access
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat
apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di
atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan
tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain.
3. Resource Pooling
Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber
daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai
pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem
dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity
Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai
kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat
menambah useruntuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai
berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringan cloud
computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka
kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5. Measured Service
Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan
digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan cloud computing dibayar
sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.


Tiga Golongan Layanan Cloud Computing
Terdapat 3 jenis layanan dari Cloud Computing, yang digolongkan sebagai berikut:
1. Software as a Service (SaaS),
2. kemudian Platform as a Service (PaaS)
3. dan terakhir Infrastructure as a Service (IaaS)


Software as a Service (SaaS)
Sebagai konsumen individual, kita sebagai pengguna sebenarnya sudah akrab dengan
layanancloud computing melalui Yahoo Mail, Hotmail, Gmail, Google Search, Bing, atau
MSN Messenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google Application ataupun
Microsoft Office Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen berbasis
internet. Di dunia bisnis, mungkin yang familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM
yang merupakan layanan aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware
dan software CRM di server sendiri. Cukup berlangganan SalesForce.com maupun Microsoft
CRM, pengguna bisa menggunakan aplikasi CRM kapan dan dari mana saja melalui interne,
dan tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi. Sipengguna juga akan selalu
mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita benar-benar hanya tinggal
menggunakan aplikasi tersebut. Pembayaran biasanya dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah
pemakai aplikasi tersebut. Dengan kata lain, pay as you go, pay per use, per seat.
Nah, semua layanan ini, dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung
dipakai oleh seorang pengguna, termasuk ke dalam kategori Software as a Services (SaaS).
Secara sederhana, kita langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yang ditawarkan.
Beberapa contoh aplikasi dalam katagori SaaS diantaranya adalah:
Microsoft Itune: merupakan aplikasi cloud sederhana untuk PC management yang
berguna selain update software/services, kemampuan update security juga
memberikan kepada penggunanya untuk men-tune performance dari windows 7 yang
digunakan.
McAfee Security Scan Plus: aplikasi cloud untuk men-scaning virus di komputer
pengguna.
Microsoft Office 365: aplikasi online untuk MS Office.
Platform as a Service (PaaS)
Apabila aplikasi yang ditawarkan di Software as a Service (SaaS) tidak dapat
memenuhj kebutuhan (sering terjadi, suatu aplikasi software yang sifatnya package tidak
dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis kita). Pada solusi permasalahan ini, kita dapat
menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a Service (PaaS). Pada PaaS, kita
membuat sendiri aplikasi software yang kita inginkan, termasuk skemadatabase yang
diperlukan. Skema itu kemudian kita pasang (deploy) di server-server milik penyedia jasa
PaaS. Penyedia jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai dari mengatur
server-server mereka secara virtualisasi sehingga sudah menjadi cluster sampai menyediakan
sistem operasi di atasnya. Alhasil, kita sebagai pengguna hanya perlu memasang aplikasi
yang kita buat di atasnya.
Jika kita adalah perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain.
Alih-alih memasang software di server konsumen, kita bisa memasang software tersebut di
server milik penyedia layanan PaaS, lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk langganan.
Dengan kata lain, kita membuat sebuah SaaS. Singkatnya, dengan PaaS, pengguna
membangun aplikasinya sendiri di atas layanan PaaS tersebut. Adapun contoh vendor
penyedia layanan Paas adalah Microsoft Azure dan Amazon Web Services.
Infrastructure as a Service (IaaS)
Ada kasus ketika konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengan
keinginan kita. Kita berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasi server yang
unik dan tidak dapat dipenuhi oleh penyedia PaaS. Untuk keperluan seperti ini, kita dapat
menggunakan layanancloud computing tipe Infrastructure as a Service (IaaS).
Pada IaaS, penyedia layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti
prosesor, memori, dan storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedia layanan tidak
memasang sistem operasi maupun aplikasi di atasnya. Pemilihan OS, aplikasi, maupun
konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali kita.
Jadi, layanan IaaS dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on-
premise kedata center milik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokal rata-rata
menyediakan layanan model IaaS ini, dalam bentuk Virtual Private Server seperti Windows
Server Hyper-V, VM Ware Virtualization dan lain-lain.
Identifikasi SaaS, PaaS dan IaaS
Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab
yang dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar 4,
di situ dijelaskan stack (jenjang) teknologi komputasi dari Networking naik hingga ke
Application. Di situ juga dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor
layanan cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai
memegang kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.


Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedia
layanancloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang disediakan. Pada
PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime.
Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab membuat aplikasi dan juga
skema database-nya. Pada IaaS, penyedia layanan Cloud bertanggung jawab untuk
Networking hingga Virtualization. Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk
Operating System ke atas.
Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-
premise (bukancloud), alias semua ada di data center pengguna. Di sini pengguna
bertanggung jawab untuk seluruhstack, dari Networking hingga Application.

Cloud Computing Dan Permasalahannya
Cloud Computing memiliki sisi minus, dan kebanyakan dialami pengguna individu
rumah. Jika internet macet, ataupun penyedia jasa kelebihan beban, maka komputer juga akan
ikut macet dalam artian komputer terjebak dalam aplikasi yang sedang ngadat, sehingga
komputer sulit bahkan tidak dapat beroperasi sampai masalah tersebut diatas teratasi. Bagi
pengguna besar seperti perusahaan, yang kebanyakan karena alasan keamanan, memiliki
akses ke lebih dari satu penyedia jasa internet.

Sumber:

Ilmukomputer.com
Wikipedia.org
Rackspace.com
Computerworld.com
Microsoft.co
ICT Clinic
http://jefry-e-w-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-38305-
Information%20technology-'Internet%20Cloud'.html















Salah satu trend yang akan booming pada tahun 2013 adalah komputasi awan. Setidaknya itulah yang
diramalkan oleh Gartner, sebuah lembaga riset terkenal. Komputasi awan atau biasa disebut dengan Cloud
Computing dalam bahasa Inggris merupakan kombinasi antara teknologi komputer dan teknologi Internet. Untuk
Anda ketahui, awan adalah istilah metafora yang diberikan pada Internet.

Mengapa Internet disebut sebagai awan? Penamaan ini didasarkan pada sifat awan yang menyembunyikan
segala sesuatu dibaliknya. Demikian juga Internet, karena dibalik tampilannya yang sederhana, Internet juga
menyembunyikan atau mengandung jutaan informasi didalamnya. Penjelasannya sebenarnya sangat rumit,
tetapi Cloud Computing dapat dijelaskan suatu sistem raksasa dimana sistem tersebut merupakan sistem
penyimpanan permanen terhadap seluruh informasi digital di dunia, dimana para penggunanya di seluruh dunia
tidak mengetahui siapa pengendali informasi, apa saja informasi yang terkandung dalam awan, dan juga tidak
dapat mengatur infrastruktur teknologi yang menjadi pilarnya.

Seluruh computer tablet, akan bersifat non permanen atau sementara. Ini berarti, awan telah bermetamorfosis
sebagai drive abadi bagi setiap pengguna komputer.
Dengan adanya Cloud Computing, maka pengguna komputer di seluruh dunia lambat laun akan sangat
tergantung kepada awan atau Internet. Internet akan menyediakan seluruh kebutuhan terhadap pengguna
komputer di seluruh dunia, seperti data, aplikasi bisnis, aplikasi social media, dan lain sebagainya. Contoh
sederhana yang dapat saya berikan adalah fenomena Google Apps. Google Apps adalah sebuah penyedia
aplikasi yang hanya bisa diakses dengan browser yang terintegrasi dengan software yang dikembangkan Google
dan server Google. Cloud Computing akan merevolusi segala hal mengenai aktifitas komputasi di dunia.

Baru-baru ini terdapat pengembangan menarik dari Cloud Computing yang biasa disebut sebagai iCloud. iCloud
sendiri merupakan awan yang dibuat oleh Apple. iCloud merupakan media Apple untuk menyimpan segala
macam informasi digital di dunia. Pengguna Apple akan dapat mengakses seluruh informasi yang tersimpan di
akunnya (akun iCloud). Yang perlu Anda lakukan adalah membuat akun di iCloud, dan simpanlah seluruh data-
data digital Anda kedalamnya. Seluruh data digital apapun dapat disimpan ke dalam akun iCloud, tidak
terkecuali, foto, dokumen, dan juga aplikasi atau software.

Setelah semuanya dilakukan, maka Anda bisa ucapkan selamat tinggal pada seluruh drive pribadi Anda selama
ini, seperti harddisk,flashdisk, dan lain sebagainya. iCloud memberikan banyak kemudahan untuk pengguna
Apple. Jika sebelumnya pengguna Apple perlu untuk memindahkan foto, dokumen di ponsel mereka secara
manual dari satu device ke device lain (misal dari iPhone ke IPad, atau dr iPhone ke PC), maka dengan adanya
iCloud, setiap data yang diambil atau tersimpan dalam perangkat Apple, akan tersimpan secara otomatis ke
dalam akun iCloud.

Tidak hanya iClod dari Apple, beberapa produsen software dan gadget lain juga tidak mau kalah. Sebut saja
Samsung. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan ini telah mengenalkan Samsung Electronics SW
Consolidation Plan, yang biasa disebut orang sebagai S Cloud. Secara general, S Cloud sangat mirip dengan
iCloud, yaitu dapat menampung segala jenis data digital yang dimiliki oleh para penggunanya. Tetapi berbeda
dengan iCloud, Samsung tidak menggunakan OS ciptaan sendiri, melainkan menggunakan OS buatan Microsoft.
Terlepas dari itu semua, cloud computing telah menjadi fenomena di tahun 2012 dan akan semakin booming di
tahun 2013 dan tahun-tahun sesudahnya, karena Cloud Computing telah merevolusi kebiasaan pengguna
komputer dalam menyimpan data-data digitalnya.

http://www.kompinia.com/cloud-computing-revolusi-besar-dalam-penyimpanan-data/

You might also like