You are on page 1of 20

Gambar pengamatan

Bahan-bahan penentuan karbohidrat sampel + larutan luft schoorl



Penamasan selama 10 menit pendinginan penambahan larutan KI

Penambahan H
2
so
4
penambahan indikator kanji setelah di titrasi



LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
SATUAN PROSES II
ISOLASI MINYAK ATSIRI








DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
KELAS 4 KA
AYU KHOIRIYAH ( 061230400290 )
EKA ANDRIAN SAPUTRA ( 061230400294 )
ICHA SRI WAHYUNI ( 061230400298 )
MELDA DWITASARI ( 061230400301 )
RAHMAT AKBAR MUZATA ( 061230400304 )
TRI RAHMA AGUSTIANI ( 061230400308 )
Dosen Pengasuh : Meiliati, S.T.,M.T.

TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK
2014
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT DENGAN METODE LUFT SCHOORL

1. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar karbohidrat dalam suatu bahan pangan
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar karbohidrat dalam bahan

2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
Neraca analitik
Buret
Corong
Labu takar 100 ml
Labu takar 500 ml
Labu takar 50 ml
Kaca arloji
spatula
Pipet tetes
Kertas pH
Batu didih
Hot plate
Erlenmeyer
Gelas kimia
Gelas ukur
Bahan yang diggunakan :
Larutan luff schoorl
Larutan KI 20%
Asam Sulfat 25%
Na thiosulfat 0,1N
Indikator amilum 1%
Larutan HCl 3%
Natrium hidroksida 30%
Indikator fenolftalein (PP)
3. Dasar Teori
Karbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan
sebagai senyawa-senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksi keton.
Ditinjau dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa
penting karena merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan paling tersebar luas.
Bahan pangan yang dihasilkan di dunia sebagian besar terdiri dari bahan pangan yang
akan karbohidrat.
Metode luff schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan luff schoorl
oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis
karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksi Cu
2+
menjadi Cu
1+
. Reaksi
yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :

R C + 2 Cu
2+
+ 4 OH
-
R C + Cu
2
O + 2H
2
O
H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu
2+
+ 4 I
-
Cu
2
I
2
+ I
2

I
2
+ 2NaS
2
O
3
2 NaI + Na
2
S
4
O
6

Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar
sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukroda harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada
hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula inver.
C
12
H
22
O
11
+ H
2
O 2 C
6
H
12
O
6

Sukrosa gula reduksi
Karbohidrat yang terdapat pada makanan menurut ukuran molekul dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa lagi
dihidrolisa atau tidak dapat diuraikan lagi. Monosakarida larut di dalam air dan
rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga gula. Penamaan kimianya selalu
berakhiran -osa. Dalam Ilmu Gizi hanya ada tiga jenis monosakarida yang penting
yaitu, glukosa, fruktosa dan galaktosa.

Glukosa
Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak
dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum,
sukrosa, maltosa dan laktosa.
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan
berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada
keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada
penderita Diabetes Mellitus.
Fruktosa
Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang
paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari
gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam, galaktosa yang ada di dalam
tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.
2. Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa
Adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga lebih sering disebut
gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut juga gula invert. Mempunyai 2
(dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa.
Sumber: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), jam, jelly.
Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih
mudah dicema dan rasanya lebih enak dan nikmat. Dengan Jodium amilum akan
berubah menjadi warna biru.
Peranan perbandingan amilosa dan amilo pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi
kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.
Pulut sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras (nasi) dapat dibagi menjadi 4 golongan:
-amilosa tinggi 25-33%
-amilosa menengah 20-25%
-amilosa rendah 09-20%
-amilosa sangat rendah <>

Loktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul
glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Sumber : hanya terdapat pada susu sehingga disebut juga gula susu.
-susu sapi 4-5%
-asi 4-7%
Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa intolerance) disebabkan
kekurangan enzim laktase sehingga kemampuan untuk mencema laktosa
berkurang. Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak dan orang dewasa, baik
untuk sementara maupun secara menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah
diare, gembung, flatus dan kejang perut. Defisiensi laktase pada bayi dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena bayi sering diare. Terapi diit dengan
pemberian formula rendah laktosa seperti LLM, Almiron, Isomil, Prosobee dan
Nutramigen, dan AI 110 bebas Laktosa. Formula rendah laktosa tidak boleh
diberikan terlalu lama (maksimum tiga bulan), karena laktosa diperlukan untuk
pertumbu ban sel-sel otak.

3. Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari
60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang ada hubungannya yaitu
amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk
dunia, terutama di negara sedang berkembang oleh karena di konsumsi sebagai
bahan makanan pokok. Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan
sumber amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di
konsumsi. Jagung, beras dan gandum kandungan amilurnnya lebih dari 70%,
sedangkan pada kacang-kacangan sekitar 40%.
Amilum tidak larut di dalam air dingin, tetapi larut di dalam air panas
membentuk cairan yang sangat pekat seperti pasta; peristiwa ini disebut
gelatinisasi.
Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih
sederhana, lebih mudah larut di dalam air, denganjodium akan berubah menjadi
wama merah.
Glikogen
Glikogen merupakan pati hewani, terbentuk dari ikatan 1000 molekul,
larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila bereaksi dengan
iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen terdapat pada otot hewan,
manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor
mortis) dan kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Sumber banyak terdapat pada kecambah, serealia, susu, syrup jagung (26%).
Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah
selulosa, karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena
tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa
berfungsi sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume dari faeses,
sehingga akan memperlancar defekasi.
Dahulu serat digunakan sebagai indeks dalam menilai kualitas makanan,
makin tinggi kandungan serat dalam makanan maka nilai gizi makanan tersebut
dipandang semakin buruk. Akan tetapi pada dasawarsa terakhir ini, para ahli
sepakat bahwa serat merupakan komponen penyusun diet manusia yang sangat
penting. Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya konstipasi (susah buang
air besar).




TABEL 1 Derajat kemanisan
Sebagai standart sukrosa 100
Fruktosa 173
Sukrosa 100
Glokosa 74
Galaktosa 32
Maltosa 32
Laktosa 16

TABEL 2 Bahan makanan sumber karbohidrat
Bahan makanan KHgr/100 bahan
Beras 76-80
Singkong 35
Gaplek 81
Ubi rambat 28
Jagung 64-74
Kentang 19
Gandum(terigu 77
Sagu 85
Tabel 3 sumber karbohidrat yang berasal dari hewani dan nabati
Bahan pangan KH terutama dalam bentuk Persen energi berasal
dari KH
HEWANI
IKAN - Dapat diabaikan
KERANG-KERANGAN
TIRAM Glikogen 20-25
KEPITING
UDANG Glikogen 2-4
DAGING - Dapat diabaikan
HATI(BERBAGAI
HEWAN)
Glikogen 10
SAPI Laktosa 30-50
ASI Laktosa 50
NABATI
BIJI-BIJIAN Pati 65-90
KENTANG Pati 80
BUAH-BUAHAN Fluktosa,glukosa,sukrosa 80-95
SAYUR-SAYURAN Sukrosa,Amilum 60-90
JAMUR Amilum 40-50

Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl
ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut :
R-CHO + 2 Cu
2+
R-COOH + Cu
2
O
2 Cu
2+
+ 4 I
-
Cu
2
I
2
+ I
2

2 S
2
O
3
2-
+ I
2
S
4
O
6
2-
+ 2 I
-

Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu
2
O. Kelebihan
CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I
2
. I
2
yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan
dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I
2
)
bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H
2
SO
4
) dalam larutannya
yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat
oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I
2
yang setara jumlahnya dengan dengan
banyaknya oksidator (Winarno 2007). I
2
bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan
standar Na
2
S
2
O
3
sehinga I
2
akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka
penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan
penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan
bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.



Peran biologis Karbohidrat
1. Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara
langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga
fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua
organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof
untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat
digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.menurut rozison
(2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung
oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.
2. Peran sebagai bahan bakar dan nutrisi
Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.
Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh
tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut
pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil
lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori.
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan
karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 7080%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini
misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi
jalar), dan gula.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam
bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%98%. Serat menurunkan daya cerna
karbohidrat menjadi 85%.
]
Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa
yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses.
Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan
lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga
selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan
yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam
basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan
pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
3. Peran sebagai cadangan energi
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati
merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang
utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian
glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun
demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu
lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau
dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
4. Peran sebagai materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya,
selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat,
tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.
[10]
Kayu terutama terbuat dari selulosa dan
polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir
seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka
luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain
sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.
]

Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida
dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan
berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan
sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat
dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas
karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan
misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan
lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein
umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat
golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.











4. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Larutan Luff Schoorl
1. Melarutkan 14,38 gram Na
2
CO
3
anhidrat dalam 30 ml

air suling , sambil
mengaduk tambahan 5 gram asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan
5 ml air suling.
2. Menambahkan 2,5 gram CuSO
4
.5H
2
O yang telah dilarutkan dengan 10 ml air
suling , lalu memindahkan larutan ke dalam labu

takar.
3. Melakukan pengocokan dan dibiarkan beberapa saat ( 1 hari 1 minggu )
b. Penentuan Kadar Gula Dengan Metode Luff Schoorl
1. Menimbang 5 gram sampel tepung kedalam erlenmeyer 250ml
2. Menambahkan 200 ml larutan HCl 3% dididihkan selama 1 jam dengan
pendingin tegak
3. Mendinginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan
sedikit larutan CH
3
COOH

3% suasana larutan sedikit asam
4. Memindahkan larutan secara kuantitatif dengan mengambil 10 ml dan
mengencerkannya ke dalam labu takar 100ml
5. Memipet 10 ml fitrat kedalam erlenmeyer 250 ml , lalu menambahkan 25 ml
larutan luff schoorl dan 15 ml air suling , lalu dilakukan pemanasan dengan
menggunakan hot plate selama 10 menit. Lalu mendinginkan campuran tadi
dengan menambahkan es batu
6. Setelah dingin menambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 15 ml
H
2
SO
4
25 %
7. Melakukan titrasi dengan Na tiosulfat sebagai titrannya, lalu melakukan
penambahan 5-6 tetes indikator kanji kemudian lakukan tritasi lagi sampai
dihasilkan warnanya menjadi putih
8. Membuat suatu percobaan dengan menggunakan 25 ml air (blanko) untuk
percobaan




Data pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Blanko Sampel
Melarutkan dalam 200ml HCl
3% lalu dididihkan



Penetralan dengan NaOH 3%
lalu diencerkan


10 ml filtrat + 25 ml larutan
luff schoorl + 15 ml air suling

Pemenasan larutan dan
pendidihan selama 10 menit


Penambahan 15 ml KI 20%
dan 25 ml H
2
SO
4
25%
Blanko sebanyak 25 ml
aquadest ketika dilarutkan
berwarna bening dan PH
asam

Larutan bening dengan pH
mendekati netral (7)


Membentuk larutan
berwarna biru bening


Larutan tetap berwarna
biru bening


Larutan berubah warna
menjadi kuning kecoklatan
dan menghasilkan setelah
ditambahkan H
2
SO
4

5 gram tepung beras
dilarutkan membentuk
warna putih keruh dan
pHnya asam

Larutan keruh dengan pH
mendekati netral (7)


Membentuk larutan
berwarna biru bening


Larutan berubah menjadi
kehijauan


Larutan berubah warna
menjadi kuning agak
orange keclokatan dan
menghasilkan gelembung
setelah di tambahkan
H
2
SO
4








Data pengamatan titrasi
Sampel Titran Na
2
S
2
O
3
(ml) Perubahan warna
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 1 Tahap 2
5 gram tepung beras 26,2 5,9 Orange keclokatan
menjadi kuning
Kuning gelap
menjadi putih susu
25 ml aquadest ( blanko ) 45 6,6 Kuning keclokatan
menjadi kuning
Kuning gelap
menjadi putih susu

Perhitungan
a. Membuat larutan
HCl 3% 500 ml



NaOH 30% 500 ml



Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O 250 ml




CH
3
COOH 3% 500 ml




H
2
SO
4
25% 500 ml



b. Menghitung kadar karbohidrat
Jumlah titrasi blanko dengan Na
2
S
2
O
3
= 51,6 ml
Jumlah titrasi sampel dengan Na
2
S
2
O
3
= 31,1 ml -
Selisih titrasi = 15,5 ml
Selisih titrasi ( selisih jumlah dengan jumlah gula reduksi yang terbentuk )
Menghitung mg gula dari tabel sesuai molaritas larutan Na
2
S
2
O
3
:
( )



Sehingga dari tabel dapat ditentukan bahwa pada selisih 19,5 ml Na
2
S
2
O
3
terdapat mg
gula sebesar 2,9 mg














Analisa Percobaan
Luff schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan
kadar karbohidrat secara kimiawi. Sample yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah
cracker beras yang banyak beredar dipasaran. Praktikum kali ini dilakukan untuk menetapkan
kadar glukosa pada berbagai jenis cairan yang mengandung gula dengan menggunakan
metode luff schoorl. Jenis cairan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan susu.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat dibagi dalam tiga golongan,
yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan polisakarida.
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, hanya terdiri atas beberapa atom karbon
saja, tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis. Monosakarida yang paling sederhana ialah
gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai
molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu
macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa
lain disebut heteropolisakarida. Polisakarida umumnya berupa senyawa berwarna putih, tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Contoh polisakarida
yang penting amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa.
Dalam praktikum ini, analisis karbohidrat dilakukan dalam 2 cara yaitu secara kualitatif
dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sampel susu
mengandung karbohidrat atau tidak dengan menggunakan pereaksi yaitu Reagen Luff
Schoorl. Penentuan kadar karbohidrat secara kuantitatif dilakukan melalui metode Luff-
Schoorl dengan prinsip dasarnya adalah hidrolisis karbohidrat dalam sampel susu menjadi
monosakarida yang dapat mereduksi Cu menjadi Cu
Dalam pengujian karbohidrat dengan metode luff schrool ini pH larutan harus
diperhatikan dengan baik, karena pH yang terlalu rendah (terlalu asam) akan menyebabkan
hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi reaksi oksidasi ion iodide
menjadi I
2
. Sedangkan apabila pH terlalu tinggi (terlalu basa), maka hasil titrasi akan menjadi
lebih rendah daripada sebenarnya, karena pada pH tinggi akan terjadi resiko kesalahan, yaitu
terjadinya reaksi I
2
yang terbentuk dengan air (hidrolisis).
Setelah sampel dimasukan dalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan larutan
luff schoorl sebanyak 25 mL, dan 15 mL aquadest. Kemudian panaskan dengan pendingin
tegak . Larutan luff schoorl akan bereaksi dengan sampel yang mengandung gula pereduksi.
Campuran tersebut ditambahkan batu didih untuk mencegah terjadinya letupan
(bumping). Proses pemanasan, diusahakan larutan mendidih dalam waktu 3 menit dan
biarkan mendidih selama 10 menit, hal ini dimaksudkan agar proses reduksi berjalan
sempurna, dan Cu dapat tereduksi dalam waktu kurang lebih 10 menit. Agar tidak terjadi
pengendapan seluruh Cu
3+
yang tereduksi menjadi Cu
+
sehingga tidak ada kelebihan
Cu
2+
yang dititrasi maka larutan harus mendidih atau diusahakan mendidih dalam waktu 3
menit.
Campuran tersebut kemudian didinginkan dalam bak yang berisi es. Agar pendinginan
berlangsung cepat, maka pendinginan dengan es perlu dilakukan. Setelah campuran dingin
kemudian ditambahkan KI 20% sebanyak 15 mL dan H
2
SO
4
25 ml perlahan-lahan.
Penambahan larutan-larutan ini akan menimbulkan reaksi antara kuprioksida menjadi
CuSO
4
dengan H
2
SO
4
, dan CuSO
4
tersebut bereaksi dengan KI.
Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi coklat.
Larutan tersebut kemudian dititrasi cepat dengan menggunakan larutan Natrium thio sulfat
(Na
2
S
2
O
3
) 0,095 N. titrasi cepat dilakukan untuk menghindari penguapan KI. Indikator yang
dipergunakan adalah amilum. Penambahan indicator amilum dilakukan setelah campuran
mendekati titik akhir, hal ini dilakukan karena apabila dilakukan pada awal titrasi maka
amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan warna titik akhir menjadi tidak terlihat
tajam. Maka berdasarkan praktikum dan perhitungan, kadar karbohidrat dalam sampel tepung
terigu adalah 0,0116%
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Dari berbagai perlakuan terhadap sampel (larutan susu) yang kami analisa dalam uji analisa
kuantitaif Luff Schoorl, didapat data yang sesuai dengan teori. Hal ini menandakan proses
analisa yang kelompok kami lakukan tidak menyimpang atau bertentangan dengan teori.
2. Pada saat pemanasan, digunakan batu didih untuk menjaga tekanan didalam Erlenmeyer.
3. Digunakan indikator pati agar warna larutan tidak terlalu pekat.
4. Penentuan kadar karbohidrat dengan metode luff schrool dilakukan dengan menghidrolisis
sample menjadi monosakarida yang dapat mereduksi oksida pada luff yaitu Cu
2+
menjadi
Cu
+
.
5. Kandungan glukosa pada 5 gr sampel tepung terigu sebanyak 0,0116%.


Daftar Pustaka
http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/analisa-karbohidrat-glukosa-metode-luff.html
http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html
- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-
metode-luff.html#sthash.79WZuVCx.dpuf

You might also like