Professional Documents
Culture Documents
NaOH 30% 500 ml
Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O 250 ml
CH
3
COOH 3% 500 ml
H
2
SO
4
25% 500 ml
b. Menghitung kadar karbohidrat
Jumlah titrasi blanko dengan Na
2
S
2
O
3
= 51,6 ml
Jumlah titrasi sampel dengan Na
2
S
2
O
3
= 31,1 ml -
Selisih titrasi = 15,5 ml
Selisih titrasi ( selisih jumlah dengan jumlah gula reduksi yang terbentuk )
Menghitung mg gula dari tabel sesuai molaritas larutan Na
2
S
2
O
3
:
( )
Sehingga dari tabel dapat ditentukan bahwa pada selisih 19,5 ml Na
2
S
2
O
3
terdapat mg
gula sebesar 2,9 mg
Analisa Percobaan
Luff schrool merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan
kadar karbohidrat secara kimiawi. Sample yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah
cracker beras yang banyak beredar dipasaran. Praktikum kali ini dilakukan untuk menetapkan
kadar glukosa pada berbagai jenis cairan yang mengandung gula dengan menggunakan
metode luff schoorl. Jenis cairan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan susu.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat dibagi dalam tiga golongan,
yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan polisakarida.
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, hanya terdiri atas beberapa atom karbon
saja, tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis. Monosakarida yang paling sederhana ialah
gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai
molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu
macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa
lain disebut heteropolisakarida. Polisakarida umumnya berupa senyawa berwarna putih, tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Contoh polisakarida
yang penting amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa.
Dalam praktikum ini, analisis karbohidrat dilakukan dalam 2 cara yaitu secara kualitatif
dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sampel susu
mengandung karbohidrat atau tidak dengan menggunakan pereaksi yaitu Reagen Luff
Schoorl. Penentuan kadar karbohidrat secara kuantitatif dilakukan melalui metode Luff-
Schoorl dengan prinsip dasarnya adalah hidrolisis karbohidrat dalam sampel susu menjadi
monosakarida yang dapat mereduksi Cu menjadi Cu
Dalam pengujian karbohidrat dengan metode luff schrool ini pH larutan harus
diperhatikan dengan baik, karena pH yang terlalu rendah (terlalu asam) akan menyebabkan
hasil titrasi menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi reaksi oksidasi ion iodide
menjadi I
2
. Sedangkan apabila pH terlalu tinggi (terlalu basa), maka hasil titrasi akan menjadi
lebih rendah daripada sebenarnya, karena pada pH tinggi akan terjadi resiko kesalahan, yaitu
terjadinya reaksi I
2
yang terbentuk dengan air (hidrolisis).
Setelah sampel dimasukan dalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan larutan
luff schoorl sebanyak 25 mL, dan 15 mL aquadest. Kemudian panaskan dengan pendingin
tegak . Larutan luff schoorl akan bereaksi dengan sampel yang mengandung gula pereduksi.
Campuran tersebut ditambahkan batu didih untuk mencegah terjadinya letupan
(bumping). Proses pemanasan, diusahakan larutan mendidih dalam waktu 3 menit dan
biarkan mendidih selama 10 menit, hal ini dimaksudkan agar proses reduksi berjalan
sempurna, dan Cu dapat tereduksi dalam waktu kurang lebih 10 menit. Agar tidak terjadi
pengendapan seluruh Cu
3+
yang tereduksi menjadi Cu
+
sehingga tidak ada kelebihan
Cu
2+
yang dititrasi maka larutan harus mendidih atau diusahakan mendidih dalam waktu 3
menit.
Campuran tersebut kemudian didinginkan dalam bak yang berisi es. Agar pendinginan
berlangsung cepat, maka pendinginan dengan es perlu dilakukan. Setelah campuran dingin
kemudian ditambahkan KI 20% sebanyak 15 mL dan H
2
SO
4
25 ml perlahan-lahan.
Penambahan larutan-larutan ini akan menimbulkan reaksi antara kuprioksida menjadi
CuSO
4
dengan H
2
SO
4
, dan CuSO
4
tersebut bereaksi dengan KI.
Reaksi tersebut ditandai dengan timbulnya buih dan warna larutan menjadi coklat.
Larutan tersebut kemudian dititrasi cepat dengan menggunakan larutan Natrium thio sulfat
(Na
2
S
2
O
3
) 0,095 N. titrasi cepat dilakukan untuk menghindari penguapan KI. Indikator yang
dipergunakan adalah amilum. Penambahan indicator amilum dilakukan setelah campuran
mendekati titik akhir, hal ini dilakukan karena apabila dilakukan pada awal titrasi maka
amilum dapat membungkus iod dan mengakibatkan warna titik akhir menjadi tidak terlihat
tajam. Maka berdasarkan praktikum dan perhitungan, kadar karbohidrat dalam sampel tepung
terigu adalah 0,0116%
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Dari berbagai perlakuan terhadap sampel (larutan susu) yang kami analisa dalam uji analisa
kuantitaif Luff Schoorl, didapat data yang sesuai dengan teori. Hal ini menandakan proses
analisa yang kelompok kami lakukan tidak menyimpang atau bertentangan dengan teori.
2. Pada saat pemanasan, digunakan batu didih untuk menjaga tekanan didalam Erlenmeyer.
3. Digunakan indikator pati agar warna larutan tidak terlalu pekat.
4. Penentuan kadar karbohidrat dengan metode luff schrool dilakukan dengan menghidrolisis
sample menjadi monosakarida yang dapat mereduksi oksida pada luff yaitu Cu
2+
menjadi
Cu
+
.
5. Kandungan glukosa pada 5 gr sampel tepung terigu sebanyak 0,0116%.
Daftar Pustaka
http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/analisa-karbohidrat-glukosa-metode-luff.html
http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html
- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-
metode-luff.html#sthash.79WZuVCx.dpuf