You are on page 1of 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-4

Pengukuran Daya Satu Fasa (E5)


Latifatul Hidayah, Eli Zahirotin
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: latifatul.hidayah12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan percobaan dengan judul
pengukuran daya satu fasa. Percobaan ini bertujuan
untuk mempelajari cara cara mengukur daya listrik satu
phasa, yaitu dengan cara tiga amperemeter, dan dengan
cara tiga voltmeter. Peralatan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu, vari AC, amperemeter 3 buah,
voltmeter 3 buah, resistor, induktor, dan beberapa kabel
buaya. Pengukuran dengan metode 3 amperemeter,
caranya, ditetapkan dahulu nilai dari R dan Z (R+L)
sehingga dapat diketahui nilai arus pada percabangan A1,
A2, A3. Kemudian diulangi untuk sumber tegangan yang
berbeda. Di sini digunakan sumber tegangan 5, 10, 15, 20,
25, 30 Volt. Untuk metode 3 voltmeter, langkahnya sama,
nantinya diukur V1, V2, dan V3.
Dari data hasil
perhitungan, didapatkan daya dengan metode 3
amperemeter untuk tegangan 5V, 10V, 15V, 20V, 25V, 30V
berturut turut yaitu, 0.01W, 0.05W, 0.085W, 0.15W,
0.23W, 0.37W. Dan hasil untuk metode 3 voltmeter
berturut turut adalah 0.16W, 0.64W, 2.12W, 2.94W,
5.28W, dan 6.84W.
Kata Kunciamperemeter, daya, satu fasa, voltmeter.

I. PENDAHULUAN

aya adalah energi yang dikeluarkan untuk


melalukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik,
daya merupakan jumlah energi yang digunakan
untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya
dinyatakan dalam satuan watt atau Horsepower (HP).
Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP
setara 746 Watt. Sedangkan watt merupakan unit daya
listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya
yang dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere dan
tegangan 1 Volt [1]
Arus merupakan perubahan muatan tiap satuan
waktu. Dalam arus listrik terdapat dua macam arus
listrik, hal ini terjadi ketika waktu yang digunakan
berubah sehingga arus listrik berubah terhadap waktu
yang disebut arus AC. Sedang jika arus tidak berubah
terhadap waktu atau konstan disebut arus DC. Secara
matematis arus dituliskan sebagai berikut.
....................................................(1.1)

muatan Q bergerak melintas beda potensial sebesar V


adalah QV.
=

.................................................(1.1)

Muatan mengalir perdetik, Q/t merupakan arus listrik.


Dengan demikian didapat:
P= I.V ..............................................(1.2)
Daya listrik ada beberapa macam, yaitu daya aktif,
daya reaktif, dan daya nyata. Daya aktif adalah daya
yang terpakai untuk melakuakn energi sebenarnya.
Satuan daya aktif adalah watt. Misalnya energi panas,
cahaya, vulkanik, dan lain lain. Secara matematis,
dapat dirumuskan:
P= V.I.Cos...........................................(1.3)
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen, dan
dikonversikan dalam bentuk kerja. Daya yang
selanjutnya yaitu daya reaktif. Daya reaktif merupakan
daya yang diperlukan untuk pemmbentukan medan
magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan
terbentuk fluks medan magnet yaitu:
Q= V.I.Sin ..............................................(1.4)
Q= 3VL.IL.Sin .........................................(1.5)
Daya yang selanjutnya yaitu daya nyata. Daya nyata
merupakan daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
tegangan Rms dan arus Rma dalam suatu jaringan. Atau
daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri
daya aktif dengan daya reaktif.
Daya satu fasa dapat diukur dengan menggunakan
cara tiga alat pengukur volt atau tiga alat pegukur
ampere. Ketika V dan I diketahui dan terdapat pada
fasa yang berbeda pula, maka daya dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut.
P = V I Cos ..........................................(1.4)

Sedangkan yang dimaksud tegangan adalah suatu


energi untuk menggerakkan elektron dalam suatu
konduktor. Jika dicontohkan seperti pada baterai. Dan
tegangan dituliskan secara matematis sebagai berikut.
.....................................................(1.2)
Dengan V adalah tegangan, I adalah arus dan R adalah
hambatan.
Untuk mencari daya yang diubah oleh peralatan
listrik mengingatkan bahwa energi yang diubah bila

Gambar 1.1 metode tiga Voltmeter


Gambar di bawah ini memperlihatkan vektor dari cara
tiga alat pengukur volt atau tiga alat pengukur ampere.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4


masing satu kali. Setelah didapatkan data, maka daya
dihitung dengan menggunakan persamaan (1.8). Untuk
pengukuran dengan metode tiga amperemeter,
langkahnya yaitu, alat disusun seperti gambar dibawah
ini:

V1
o

V3
V2=IR

Gambar 1.2 Metode tiga Voltmeter


Bila dalam metode tiga alat pengukur volt, masing
masing alat pengukur volt menunjukkan V1, V2, dan V3
maka:
V32= V12+V22+2V1V2cos......................(1.6)
W= V1I cos = V1(V2/R) cos ............(1.7)
=(1/2R)( V32-V12-V22)........................(1.8)

Gambar 2. Rangkaian Alat metode tiga amperemeter

Untuk langkah langkahnya, antara metode tiga


amperemeter dengan metode tiga voltmeter hampir
sama. Setelah peralatan dirangkai, maka harga R dan Z
(R+L) ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian, nilai dari
A1, A2, A3 dicatat pada setiap perubahan tegangan
sumber. Tegangan sumber yang digunakan variasinya
sama yaitu, 5V, 10V, 15V, 20V, 25V, dan 30V. Setelah
didapatkan data, maka daya dihitung dengan
menggunakan persamaan (1.11).

Berikut adalah metode tiga ampere:

Gambar 1.3 metode tiga ammeter


Berikut adalah gambaran vektor metode tiga ampere:
V1
Dalam menggunakan cara tiga alat pengukur amper
maka bila masing masing alat pengukur amper
menunjukkan
I1, I2, I3 maka:
O
V3

I32= I12+I22+2I1I2 cos .....................(1.9)


W= VI1 cos = I2RI1 cos ...........(1.10)
=R/2 (I32-I22-I12).........................(1.11)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan daya satu fasa telah selesai dilakukan.
Percobaan ini dilakukan dengan metode tiga voltmeter,
dan metode tiga amperemeter. Percobaan dengan tiga
voltmeter menggunakan prinsip mengukur tegangan
pada tiap tiap titik sehingga didapatkan nilai dari V1,
V2, V3 dengan V1adalah tegangan sumber. Data
datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data metode tiga voltmeter

Gambar 1.4 Metode tiga Amper

II.METODE
Langkah awal dalam penelitian ini menyiapkan alatalat yang diperlukan seperti vari AC, amperemeter 3
buah, voltmeter 3 buah, resistor 330, induktor 330mH,
dan kabel buaya. Kemudian rangkaian disusun seperti
gambar dibawah ini:
Setelah didapatkan data, perhitungan dilakukan dengan
menggunakan persamaan (1.8) dan hasilnya adalah
sebagai berikut:

Gambar 1 Rangkaian Alat metode tiga voltmeter

Setelah dirangkai, untuk metode tiga voltmeter, harga


R dan Z (R+L) dicatat. Kemudian, nilai dari pembacaan
amperemeter V1, V2, V3 dicatat. Tegangan divariasi
mulai dari 5V, 10V, 15V, 20V, 25V, dan 30V. Kemudian
diulangi untuk setiap variasi yang berbeda masing

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4


Tabel 3.2 Hasil perhitungan metode tiga voltmeter

V
(V)
5.15
10.6
15.0
4
20.6
25
30

L
R1
33
0
33
0
33
0
33
0
33
0
33
0

(mH
)
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
3

Xl

P
(W)

103.
62
103.
62
103.
62
103.
62
103.
62
103.
62

10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0

144.00
38
144.00
38
144.00
38
144.00
38
144.00
38
144.00
38

0.01
0
0.05
0
0.08
5
0.15
4
0.23
3
0.37
7

Kemudian dilakukan percobaan dengan metode tiga


amperemeter. Prinsip dari metode ini yaitu, mengukur
arus pada tiap tiap titik sehingga didapatkan nilai
dari I1, I2, I3 dengan V adalah tegangan sumber. Data
datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data metode tiga amperemeter

Setelah didapatkan data, perhitungan dilakukan dengan


menggunakan persamaan (1.11) dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil perhitungan metode tiga amperemeter

V
(V)
5.13
10.2
3
15.1
3
20.1
3
25.1
1
30.1
6

R1
33
0
33
0
33
0
33
0
33
0
33
0

L
(m
H)
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
3
0.3
3

Xl

P
(W)

103.
62
103.
62
103.
62
103.
62
103.
62
103.
62

10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0

144.0
04
144.0
04
144.0
04
144.0
04
144.0
04
144.0
04

0.05
0
0.19
5
0.64
7
0.89
7
1.60
9
2.08
5

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan,


didapatkan data seperti pada tabel 3.1 dan tabel 3.3.
Percobaan pengukuran daya satu fasa ini dilakukan

untuk menentukan daya dengan menggunakan tiga


ampermeter dan tiga voltmeter. Dari data yang di dapat
di atas dapat diketahui bahwa arus yang dihasilkan
ketika mengguankan tiga ampermeter, nilai A1
merupakan hasil penjumlahan dari A2 dan A3.
Sedangkan ketika sumber tegangan semakin tinggi arus
yang dihasilkan pun semakin tinggi. Sehingga dapat
diketahui pula bahwa hubungan antara arus dengan
sumber tegangan adalah sebanding.
Untuk pengukuran dengan menggunakan tiga
voltmeter didapatkan bahwa V1 merupakan hasil
penjumlahan dari V2 dan V3. Sedangkan ketika sumber
tegangan semakin tinggi maka nilai dari V1, V2, dan
V3 juga semakin tinggi selain itu nilai V1 yang
merupakan penjumlahan dari V2 dan V3 sama dengan
nilai sumber tegangan yang di tentukan. Sehingga V
bernilai sama, baik antara sumber tegangan dengan V1
nya. Sedangkan untuk mengukur nilai daya dari hasil
yang telah didapatkan, maka dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan. Dan didapatkan seperti pada
tabel perhitungan 1 dan 2 di atas.
Dari tabel
perhitungan metode tiga ampermeter tersebut dapat
diketahui bahwa semakin tingggi nilai sumber
tegangan, nilai arus yang dihasilkan semakin besar
sehingga daya yang dihasikan pun semakin besar.
Begitu juga untuk metode pengukuran daya dengan tiga
voltmeter ketika sumber tegangan besar, V2 dan V3
yang didapatkan ketika dijumlahkan adalah sama
dengan sumber tegangan, sehingga nilainya semakin
besar. Dan nilai daya yang dihasilkan pun juga semakin
besar. Dalam percobaan didapatkan nilai V1 yang
hampir sama dengan nilai sumber tegangan. Hal ini
terjadi karena voltmeter yang digunakan tidak dalm
keadaan stabil.
Selain itu jika dari hasil keduanya dibandingkan
maka, akan didapatkan hasil pengukuran daya dengan
ampermeter berbeda dengan pengukuran daya melalui
voltmeter, hal ini dikarenakan pada saat percobaan
ampermeter yang digunakan, dilakukan secara satusatu. Sedangkan untuk mengukur tegangannya sendiri
dilakukan dalam satu waktu.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa, Dari data hasil perhitungan,
didapatkan daya dengan metode 3 amperemeter untuk
tegangan 5V, 10V, 15V, 20V, 25V, 30V berturut turut
yaitu, 0.01W, 0.05W, 0.085W, 0.15W, 0.23W, 0.37W.
Dan hasil untuk metode 3 voltmeter berturut turut
adalah 0.16W, 0.64W, 2.12W, 2.94W, 5.28W, dan
6.84W.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Eli Zahirotin yang telah membimbing
dalam percobaan Pebgukuran Daya Satu Fasa. Tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4


lupa terimakasih kepada teman-teman satu team atas
kerja samanya dalam melakukan praktikum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sears, F W. Mark W Zemansky. 1982. Fisika untuk
Universitas 1 .Binacipta: Bandung
[2] Alonso, Marcelo. Edward J F.1994. Dasar-dasar
Fisika Universitas. Erlangga: Jakarta
[3] C.K.
Alexander
and
M.N.O
sadiku.2007.fundamentals of electric circuit.Mc
Graw Hill.Singapore
[4] Sapiie,Soedjana.1982.pengukuran dan alat-alat
ukur listrik.P.T. Pradya Paramita .jakarta
[1]

You might also like