PENDAHULUAN KULIAH FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN I Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penatalaksanaan (terapi) penyakit dan materi konseling untuk pasien pada berbagai serta pemantauan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi Sifat: Wajib SKS: 2 (1) 2 SKS kuliah & 1 SKS tutorial Cakupan: 1. Sistem Kardiovaskular 2. Sistem Urologi 3. Sistem Respirasi 4. Sistem optalmologi & THT FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN I 1. Hiperlipidemia 2. Hipertensi 3. Shock 4. Stroke 5. Gagal jantung 6. Penyakit jantung iskemik (Infark miokard & angina) SISTEM KARDIOVASKULAR 1. BPH &Inkontinensia urin 2. Disfungsi erektil SISTEM UROLOGI SISTEM OPTALMOLOGI & THT 1. Glaucoma (optalmologi) 2. Otitis media (THT) 1. Rhinitis alergi & batuk 2. Asma akut 3. Asma kronis 4. PPOK (Penyakit Pernafasan Obstruktif Kronis) SISTEM RESPIRASI Mampu menguasai penatalaksanaan (terapi) penyakit dan materi konseling untuk pasien pada berbagai penyakit sistem kardiovaskular, urologi, dan respiratori serta pemantauan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi memastikan pasien mendapatkan terapi obat yang rasional: Tepat obat Tepat pasien Tepat indikasi Tepat dosis Monitoring ESO TUJUAN PERKULIAHAN Tugas mandiri diberikan dengan berbagai metode tergantung pada pengampu materi TUGAS MANDIRI Perkuliahan bersifat student active learning Perkuliahan lebih bersifat diskusi dua arah dan dosen memberikan kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat yang ilmiah Ujian sumatif dilaksanakan 2 kali di pertengahan dan akhir semester, selain itu akan dilaksanakan ujian formatif berupa kuis atau tes lain PROSES PERKULIAHAN 20% Tugas mandiri 10% Partisipasi & keaktifan 35% UTS 35% UAS SISTEM PENILAIAN KULIAH (2 SKS) Mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok yang masing-masing didampingi oleh 1 asisten Dosen pembimbing tutorial mendampingi asisten dari dua kelompok Mahasiswa akan diberi kasus sesuai dengan materi kuliah sebelumnya Tiap anggota kelompok wajib aktif dalam diskusi kasus Mahasiswa mengemukakan pendapatnya dengan sopan dan penuh kesungguhan sesuai dengan pengetahuannya yang didukung oleh sumber yang ilmiah
PROSES TUTORIAL ADA INDIKASI-TIDAK ADA TERAPI TIDAK ADA INDIKASI-ADA TERAPI PEMILIHAN OBAT TIDAK SESUAI REGIMEN PEMBERIAN TIDAK SESUAI UNDER DOSE OVER DOSE INTERAKSI ESO DRP 30% Partisipasi, kemampuan komunikasi & keaktifan 35% UTS OSCE 35% UAS OSCE SISTEM PENILAIAN TUTORIAL (1 SKS) Berpakaian sopan dan mengenakan sepatu Tidak diperbolehkan mengenakan celana jeans/denim Maksimum ketidak hadiran untuk kuliah dan tutorial jika diakumulasi adalah 3kali pertemuan. Apabila mahasiswa tidak hadir lebih dari 3 kali perkuliahan dan tutorial maka mahasiswa dianggap mengundurkan diri dari keikutsertaannya dalam mata kuliah farmakoterapi dan wajib mengulang mata kuliah yang sama. Maksimum keterlambatan dalam kuliah dan responsi adalah 15 menit, lebih dari waktu tersebut maka mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan dan tutorial dan dianggap tidak hadir. Apabila mahasiswa tidak hadir, diwajibkan memberikan pernyataan izin tertulis. Mahasiswa wajib mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan yang akan diuji dengan tanya jawab yang harus dijawab oleh mahasiswa di setiap perkuliahan. Mahasiswa wajib membawa buku atau laptop atau sumber referensi lain yang diperlukan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pada waktu tutorial mahasiswa wajib membawa buku atau laptop atau sumber referensi lain ke dalam kelas. PERATURAN PERKULIAHAN & TUTORIAL Wells, B., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Dipiro, C.V., 2009. Pharmacotherapy Handbook. 7 th Ed. Mc Graw Hill Companies. Inc. New York Schwinghammer, T.L. & Koehler, J.M. 2009. Pharmacotherapy Casebook: A Patient-Focused Approach. 7 th Ed. Mc Graw Hill Companies. Inc. New York Fletcher, A.J., Edwards, L.D., Fox, A.W., Stonier, P. 2002. Principles and Practice of Pharmaceutical Medicine. John Wiley & Sons, Ltd. UK
REFERENSI HIPERLIPIDEMIA Efta Triastuti, M.Farm.Klin., Apt. Progran Studi Farmasi Fakultas Kedokteran-Universitas Brawijaya 2012
DEFINISI
Dislipidemia pe kadar kolesterol total, LDL atau TG, dan pe HDL atau kombinasi dari abnormalitas Hiperlipidemia primer monogenik (disebabkan oleh efek genetik tunggal) & poligenik (disebabkan oleh efek genetik & faktor lain)
Hiperlipidemia sekunder Disebabkan oleh penyakit lain (diabetes, bulimia, gagal ginjal kronis hiperTG; hipotiroid, sindroma nefrotik, obstruksi sal empedu, anorexia hiperkolesterolemia) DEFINISI OPERASIONAL Total kolesterol = LDL + HDL + TG Bila TG > 400 mg/dL rumus menjadi tidak akurat shg LDL harus diukur scr langsung KOLESTEROL Terdapat di darah dalam bentuk kompleks dengan protein (lipoprotein) Kolesterol Menjaga integritas dinding sel Biosintesis asam empedu Biosntesis hormon steroid Tidak larut air LIPID LIPOPROTEIN STRUKTUR LIPOPROTEIN: kompleks agregasi lipid & protein Ukuran, tipe apolipoprotein & BJ bervariasi KARAKTERISTIK LIPOPROTEIN LIPOPROTEIN DENSITY (g/dL) DIAMETER (nm) LIPID (%) TG CHOL PL Kilomikron 0,95 75-1200 80-95 2-7 3-9 VLDL 0,95-1,006 30-80 55-80 5-15 10-20 IDL 1,006-1,019 25-35 20-50 20-40 15-25 LDL 1,019-1,063 18-25 40-50 40-50 20-25 HDL 1,063-1,210 5-12 15-25 15-25 20-30 KETERANGAN: PL: Phospholipid Chol: Cholesterol TG: Trigliserida VLDL: Very Low Density Lipoproteins IDL: Intermediate Density Lipoproteins LDL: Low Density Lipoproteins HDL: High Density Lipoproteins FUNGSI LIPOPROTEIN Kilomikron LDL VLDL HDL IDL mentransport TG dari lumen usus ke plasma melalui sistem limfe transport utama kolesterol membawa kolesterol & TG hasil sintesis endogen mediasi transport balik kolesterol dari jaringan perifer ke hepar APOLIPOPROTEIN Protein di permukaan lipoprotein Pembentukan & sekresi lipoprotein (apolipoprotein B-48 & B-100) Struktur utama komponen lipoprotein Ligand (apolipoprotein B-100 & E) berikatan dengan reseptor di permukaan sel (reseptor LDL) Co-faktor (apolipoprotein C-II) aktivasi enzim LPL (untuk dlm pembentukan TG dari VLDL & kilomikron) Struktur protein utama di permukaan HDL (Apolipoprotein A-I ) mengikat ATP untuk transportasi kolesterol dari jaringan ekstra-hepatik menjadi HDL PERANAN LIPOPROTEIN DI VASKULAR LIPOPROTEIN KADAR NORMAL FINE KADAR ABNORMAL WARNING ATHEROSCLEROSIS RISK CARDIOVASCULAR DISEASE RISK PATOFISIOLOGI PENYAKIT KARDIOVASKULAR FAKTOR ATHEROGENIK: LDL kolesterol riwayat keluarga dengan CHD merokok hipertensi HDL < 35 mhg/dL hiperhomosisteinemia (16M) kadar lipoprotein a > 30 mg/dL DM adanya penyakit cerebrovaskular dan penyakit vaskular perifer obesitas Radikal bebas
disfungsi endotel inflamasi endotel pembentukan sel busa (foam cells) yang mengandung inti lipid TAHAP INISIASI ATHEROSCLEROSIS (AKTIVASI) endotel berubah bentuk akibat migrasi monosit dan limfosit yg mengerumuni sel busa proliferasi sel busa TAHAP LESI AWAL (MIGRASI & PROLIFERASI) TAHAP PEMBENTUKAN PLAK YANG RENTAN pembentukan plak yang terdiri atas inti lemak ditempeli oleh monosit, limfosit, growth factor, dan fibroblast plak yg terbentuk sangat mudah rusak dan lepas TAHAP LESI BERAT lokasi tempat lepasnya plak memicu berkumpulnya trombus, platelet, & fibrin (semakin menutup vaskuler) lesi semakin berat memicu pembuntuan vaskuler yg lebih berat Penyakit kardiovaskular TARGET KADAR PARAMETER LIPID Parameter lipid Kadar normal Kolesterol total < 200 mg/dL HDL 40 60 mg/dL LDL < 100 mg/dL TG < 150 mg/dL SEKUALE DISLIPIDEMIA TG sedang (200-500 mg/dL) kadar HDL tidak rendah Bukan faktor resiko CHD yang independen Namun hiperTG adalah faktor resiko independen untuk stroke iskemik TG sangat tinggi (>1000 mg/dL) Faktor resiko terjadinya pankreatitis shg hrs diterapi Kadar HDL rendah faktor resiko independen untuk CHD KLASIFIKASI HIPERLIPOPROTEINEMIA GANGGUAN TIPE PE LIPOPROTE IN LIPID UTAMA YG ME MEKANISME RESIKO PENYAKIT Hiperkolesterol emia familial atau poligenik IIa LDL Chol Defisiensi aktivitas reseptor LDL, abnormalitas Apo B100, diet tinggi lemak, kelebihan kalori, kurang aktivitas CHD, Stroke Hiperlipidemia kombinasi familial IIb LDL & VLDL Chol & TG Pe produksi VLDL, pe konversi VLDL menjadi LDL CHD, Stroke Dislipoproteine mia familial III IDL & - VLDL Chol & TG Pe klirens plasma VLDL & kilomikron remnant akibat abnormalitas Apo E CHD, Stroke Hipertrigliserid emia familial IV VLDL TG Overproduksi VLDL, pe aktivitas lipoprotein lipase Pankreatitis, CHD jika HDL rendah TARGET LDL Faktor resiko yang menyertai Target LDL minimal yang harus dicapai Dewasa normal <190 mg/dL Tidak ada CHD dan 2 faktor resiko CHD yang lain atau kurang <160 mg/dL Tanpa CHD dan ada 2 faktor resiko CHD atau lebih <130 mg/dL Dengan CHD <100 mg/dL Faktor resiko lain: laki-laki riwayat keluarga dengan CHD merokok hipertensi HDL < 35 mhg/dL hiperhomosisteinemia (16M) menstimulasi pembentukan aterosklerosis melalui stimulasi proliferasi dinding sel arteri kadar lipoprotein a > 30 mg/dL DM adanya penyakit cerebrovaskular dan penyakit vaskular perifer obesitas FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KADAR LIPID TG & kolesterol Alkohol Obat Tiazid BB Kortikosteroid antiretroviural TERAPI NONFARMAKOLOGI Peningkatan aktivitas fisik Penurunan BB Pengaturan diet Lemak total 25-35% dari total kalori Lemak jenuh < 7% Polyunsaturated 10% Monounsaturated 10% Karbohidrat 50-60% Protein 15% dari total kalori Lolesterol < 200 mg/hari Serat 20-3-g/hari LEMAK BAIK & BURUK?? TERAPI FARMAKOLOGI 1. STATIN Simvastatin, lovastatin, pravastatin, atorvastatin 1 st line treatment untuk hiperkolesterolemia Inhibitor kompetitif dari enzim HMG coA reduktase (enzim dalam biosintesis kolesterol) me sintesis kolesterol hepatik Macam STATIN Pe aktivitas reseptor LDL & perubahan komposisi lipoprotein Me LDL dalam sirkulasi Me kolesterol (hiperkolesterolemia familial atau poligenik/multifaktorial) tipe IIA, dapat dikombinasi dengan pe TG (kecuali fibrat) Atorvastatin efek paling poten dalam golongan statin, dapat me TG Sebaiknya tidak dikombinasi dengan golongan fibrat (untuk menurunkan TG) dapat me toksisitas statin (rhabdomyolisis) STATIN ES: 1% myositis ditandai dengan nyeri & lemah otot, pe serum kreatin kinase, rhabdomyolisis, serta ekskresi myoglobin dalam urin dan kerusakan ginjal STATIN Metabolisme statin melalui sitokrom P450 3A4 obat yang menginhibisi sitokrom P450 3A4, ex: itraconazole, siklosporin, eritromisin pe kadar statin dlm plasma shg me resiko toksisitas statin obat yang menginduksi sitokrom P450 3A4 (ex: barbiturat) mempercepat metabolisme statin & me kadar statin dlm plasma CLINICAL TRIAL UNTUK STATIN Penelitian WOSCOPS Tx rutin pravastatin (40mg/hr) selama 4,9 tahun me insiden infark miokard & mortalitas akibat kejadian cardiovaskular sebesar 31% Penelitian AFCAPS/TexCAPS Tx rutin lovastatin (20-40mg/hr) selama 5,2 tahun dpt me insiden infark miokard & kematian akibat kejadian cardiovaskular sebesar 37% REGIMEN TERAPI STATIN aturan pakai sekali sehari Secara umum statin diberikan malam hari menjelang tidur krn sintesis kolesterol hepatik paling tinggi pd malam hari Dapat diberikan sebelum atau sesudah makan Dosis disesuaikan dengan respon individu Kecuali atorvastatin & pravastatin PERHATIAN Kontra indikasi untuk pasien: dg penyakit hepar aktif & serum aminotransferase tinggi yang menetap Monitoring ketat untuk pasien: alkoholism & dg riwayat penyakit hepar Pasien dg gangguan fungsi ginjal (CCl<60mL/mnt) inisiasi dg dosis rendah & monitoring efek scr individual 2. RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU kolestiramin, kolestipol, kolesevelam 2 nd line treatment untuk hiperkolesterolemia untuk pasien yg intoleran thd gol statin atau diketahui potensial mengalami toksisitas statin tidak diabsorbsi dari saluran cerna RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU Me reabsorbsi asam empedu konsentrasi asam empedu yang kembali pada hepar me shg stimulasi 7--hidroksilase (enzim yang mengubah kolesterol menjadi asam empedu) Efektif dlm me LDL shg baik untuk hiperkoleserolemia tipe IIa Dapat me plasma VLDL tdk direkomendasikan untuk hiperlipidemia tipe IIb (Pe LDL, TG dan VLDL) RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU ES mengganggu absorbsi lemak & vitamin larut lemak (A,D,E,K), rasa tidak nyaman di perut, diare, hipoprotrombinemia, batu empedu (jarang) terutama pada kondisi obesitas Interaksi obat mengganggu absorbsi obat lain & vitamin larut lemak (A,D,E,K) jika diberikan bersamaan obat lain diberikan 1 jam sebelum atau 4-6 jam setelah golongan resin REGIMEN TERAPI RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU Dapat diberikan 1-6 kali per hari (umumnya dua kali) Dapat diberikan pada pasien dengan gangguan ginjal dan hepar karena tidak diabsorbsi Diberikan secara oral bersamaan dg makanan (waktu makan) PERHATIAN Kombinasi dengan antikoagulan Monitoring protrombin time (waktu koagulasi darah) Paling baik efeknya jika diminum pada saat makan Dapat me VLDL sebaiknya dikombinasi dengan obat hiperlipidemia yang lain yg dpt me VLDL (ex: niasin) Pemberian obat lain (kecuali niasin) 1 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat golongan ini 3. ASAM NIKOTINAT (NIASIN) Efek benefit pada kadar lipoprotein plasma, harga terjangkau, dapat ditolerir dg baik Mekanisme kerja: me pembentukan & sekresi VLDL oleh hepar, menginhibisi mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak Me VLDL shg LDL (krn VLDL merupakan bahan LDL) Me HDL (mekanisme tdk diketahui) Dapat diberikan sebagai kombinasi obat gol statin dan resin penukar asam empedu pada kondisi LDL yg sgt ASAM NIKOTINAT (NIASIN) Efektif dalam mengatasi hipertrigliseridemia tipe IV dan tipe IIb (jika dikombinasi dg statin) KI: px dg gangguan hepar, tukak peptik (maag), DM, dan gout. ASAM NIKOTINAT ES pada dosis tinggi dpt menyebabkan gangguan sal cerna dan hepar, me toleransi glukosa, hiperglikemia, dan hiperuricemia ES cutaneus flush dpt diatasi dg memulai pemberian pada dosis rendah (2 x 250 mg/hari) dapat di hingga maksimal 3 g/hari; minum setelah makan saat lambung penuh; didahului dg minum aspirin; minum sediaan lepas lambat REGIMEN TERAPI ASAM NIKOTINAT Diberikan scr oral sebaiknya malam hari menjelang tidur setelah makan snack rendah lemak Bahaya nekrosis hepar jika pasien yang biasa mendapatkan sediaan lepas lambat diubah menjadi sediaan lepas segera REGIMEN TERAPI ASAM NIKOTINAT Pemberian asam nikotinat bersama dengan alkohol atau air panas meningkatkan resiko ESO berupa pruritis (flushing) Untuk me resiko pruritis inisiasi dg dosis rendah, dosis ditingkatkan scr bertahap jika kadar target lipid blm tercapai, hindari pemberian pd saat perut kosong, dahului minum aspirin 325 mg atau ibuprofen 200 mg 30 menit sebelum niasin Banyak suplemen makanan mengandung niasin NAMUN tidak diperbolehkan mengganti Tx dislipidemia menggunakan suplemen makanan tersebut 4. FIBRAT Macam: gemfibrozil, fenofibrat, clofibrat Me aktivitas LPL (lipoprotein lipase) yaitu enzim yg bertanggung jwb pada proses katabolisme VLDL serta me transkripsi Apo CIII yang berfungsi untuk menginhibisi LPL shg dpt meVLDL Induksi sintesis Apo A1 (apoprotein utama HDL) dan me HDL baru dalam sirkulasi Umumnya digunakan untuk hiperlipoproteinemia tipe III (disbetalipoproteinemia) dan tipe IV (hipertrigliseridemia) FIBRAT Efektif juga untuk hipertrigliseridemia sekunder akibat DM tipe II Obat pilihan untuk hipertrigliseridemia terutama dengan kadar HDL rendah & cenderung mengubah partikel LDL menjadi partikel yang lebih besar dan tidak bersifat aterogenik ES: gangguan sal cerna, myositis, gangguan erektil (terutama oleh clofibrat), resiko batu empedu FIBRAT Clofibrat hanya digunakan sebagai 2 nd line treatment jika obat lain dalam golongan ini tidak sesuai atau tidak dapat ditolerir krn berdasarkan penelitian dapat menyebabkan peningkatan tingkat mortalitas Potensiasi efek antikoagulan kumarin (ex: warfarin) dosis antikoagulan harus diturunkan jika diberikan bersamaan & monitor kadar protrombin plasma hingga kadar obat stabil. REGIMEN TERAPI FIBRAT Diberikan scr oral dg aturan pakai sekali sehari Sebaiknya diberikan bersama dg makanan untuk mengoptimalkan bioavailabilitasnya Inisiasi dg dosis rendah dan disesuaikan dg respon individu KI: px dg gangguan hepar, sirosis primer, fungsi liver abnormal scr menetap, gangguan ginjal berat, penyakit saluran empedu, adanya riwayat hipersensitivitas thd fibrat PERHATIAN Kombinasi dengan golongan HMG-coA Reductase me resiko rhabdomyolisis & myopathy Absorbsi sangat baik saat diminum pada saat makan Hindari penggunaan pada Px dengan gangguan ginjal & hepar 5. PROBUKOL Me LDL 15-30% Efek negatif: me kadar HDL juga shg tidak lagi digunakan sebagai terapi pada kondisi hiperlipoproteinemia RINGKASAN TERAPI HIPERLIPOPROTEINEMIA Obat P resik o CHD Efek thd lipoprotein Tipe hiperlipoprot einemia untuk pemberian tunggal Tipe hiperlipoproteinemia untuk pemberian kombinasi ES utama STATIN Iya LDL IIa IIb dengan niasin Myositis, gangguan hepar, rabdomyolisis RESIN PENUKAR ASAM EMPEDU Iya LDL IIa IIa berat dengan statin atau niasin Gangguan cerna, asidosis hiperkloremia ASAM NIKOTINAT Iya LDL, VLDL, HDL IIa, IIb, IV IIb dan IV berat dengan fibrat Cutaneus flush, gangguan sal cerna, gangguan hepar, hiperglikemia, hiperuricemia FIBRAT Iya IDL, VLDL, HDL III, IV IIb dan IV berat dengan niasin Myositis, gangguan sal cerna, batu empedu, gangguan erektil DURASI & INTENSITAS TERAPI DISLIPIDEMIA Px dislipidemia tanpa disertai faktor resiko penyakit kardiovaskular sedapat mungkin menggunakan terapi nonfarmakologi Target terapi farmakologi dislipidemia menurunkan insiden morbiditas & mortalitas terkait dengan penyakit kardiovaskular, dengan atau tanpa gejala Intensitas terapi farmakologi tergantung status resiko pasien (semakin intensif jika resiko semakin besar) PENTING! Terapi farmakologi bukanlah pengganti untuk terapi non farmakologi melainkan sebagai terapi tambahan! MAN JADDA WA JADA TUGAS INDIVIDU Cari masing-masing 1 resep (tidak boleh sama) di apotek yang berisi obat yang dapat menurunkan lipid lalu difotokopi, kemudian: 1. Bahas kesesuaian resep tersebut dengan teori. 2. Mintakan pernyataan bahwa anda meminjam resep dengan SOPAN dari petugas apotek dengan disertai tanda tangan yang bersangkutan.