You are on page 1of 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akal dan wahyu adalah suatu yang sangat urgen untuk manusia,
dialah yang memberikan perbedaan manusia untuk mencapai derajat
ketaqwaan kepada sang kholiq, akal pun harus dibina dengan ilmu-ilmu
sehingga mnghasilkan budi pekrti yang sangat mulia yang menjadi dasar
sumber kehidupan dan juga tujuan dari baginda rasulullah SAW.
Semua aliran juga berpegang kepada wahyu , dalam hal ini yang
terdapat pada aliran tersebut adalah hanya perbedaan dalam intrpretasi.
Mengenai teks ayat-ayat Al-Quran dan hadits, perbedaan dalam
interpretasi inilah, sebenarnya yang menimbulkan aliran-aliran yang
berlainan itu tentang akal dan wahyu. Hal ini tak ubahnya sebagai hal yang
terdapat dalam bidang hukum Islam atau fiqih.
Profesor Harun Nasution, sosok pemikir yang dikenal luas, di
dalam maupun luar negeri itu. Dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatra
Utara, 23 September 1919, sejak kecil Harun dikenal gemar mendalami
ilmu. Otaknya tergolong encer. Sementara semangatnya mencari ilmu
menjadi spirit utama hidupnya. Bahkan di usianya yang setengah abad, ia
belum punya rumah justru karena kecintaannya mendalami ilmu di negeri
orang. Besar di Pematangsiantar, guru besar filsafat Islam ini adalah putra
keempat Abdul Jabbar Ahmad, ulama, pedagang, hakim sekaligus
penghulu di kota itu. Ibunya adalah seorang keturunan ulama Mandailing,
Tapanuli Selatan, menguasai bahasa Arab karena pernah bermukim di
Makkah.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian akal dan wahyu?
2. Bagimana fungsi dan kedudukan akal dan wahyu?
3. Bagaimanakah akal dan wahyu dalam pemikiran Islam?
2

4. Bagaimanakah fungsi akal dan wahyu kaitanya dengan tugas
manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi?

C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk menjelaskan bahwa akal dan
wahyu dalam kehidupan islam sangat penting akal dan wahyu yang
digunakan maqasid as-syariah atau maslahah yang menekankan
terjaminnya kebutuhan hidup manusia, dua di antaranya adalah
mewujudkan terjaganya al-aql (intellect), dan keyakinan (ad-din) (Fahim
Khan, 1992: 73-74). Dalam hal ini wahyu merupakan sumber
pengetahuan yang didasarkan kepada keimanan kepada Allah SWT.





3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akal Dan Wahyu
Akal adalah lawan dari jahl (kebodohan atau kejahilan). Keduanya
berlawanan dalam segala tahapnya : ontologis, epistemologis, dan
aksiologisnya. Meski kejahilan mempunyaisemacam eksistensi subyektif dan
refleksif, tapi ia tidak memberi efek-efek obyektif dan aktual. Seperti halnya
eksistensi warna dalam cahaya. Pada hakikatnya, warna tidak memiliki
eksistensi obyektif di alam cahaya
Secara istilah, akal digunakan untuk menunjukkan salah satu definisi
berikut ini:
1. Kemampuan untuk mengetahui sesuatu.
2. Kemampuan memilah-milah antara kebaikan dan keburukan yang
niscaya juga dapat digunakan untuk mengetahui hal-ihwal yang
mengakibatkannya dan sarana-sarana yang dapat mencegah terjadinya
masing-masing dari keduanya.
3. Kemampuan dan keadaan (halah) dalam jiwa manusia yang mengajak
kepada kebaikan dan keuntungan dan menjauhi kejelekan dan kerugian.
4. Kemampuan yang bisa mengatur perkara-perkara kehidupan manusia.
Jika ia sejalan dengan hukum dan dipergunakan untuk hal-hal yang
dianggap baik oleh syariat, maka itu adalah akal budi. Namun, manakala
ia menjadi sesuatu yangmbalelo dan menentang syariat, maka ia
disebut nakra` atau syaithanah.
5. Akal juga dapat dipakai untuk menyebut tingkat kesiapan dan
potensialitas jiwa dalam menerima konsep-konsep universal. An-nafs an-
nathiqah (jiwa rasional yang dipergunakan untuk menalar) yang
membedakan manusia dari binatang lainnya.
6. Dalam bahasa filsafat, akal merujuk kepada substansi azali yang tidak
bersentuhan dengan alam material, baik secara esensial (dzaty) maupun
aktual (fily)
4

Menurut bahasa (lughah), kata wahyu berasal dari bahasa Arab al-wahy
yang memiliki beberapa arti, di antaranya; suara, tulisan isyarat, bisikan,
paham dan juga api. Ttp ada juga yang mengartikan bisikan yang tersembunyi
dan cepat. Dengan demikian, pengertian wahyu secara etimologis adalah
penyampaian sabda tuhan kepada manusia piihan-nya tanpa diketahui orang
lain , agar diteruskan kepada umat manusia untuk dijadikan sebagai pegangan
hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Pemberitahuan Allah swt kepada hambanya yang terpilih mengenai segala
sesuatu yang ia kehendaki untuk dikemukakannya, baik berupa petunjuk atau
ilmu, namun penyampaiannya secara rahasia dan tersembunyi serta tidak
terjadi pada manusia biasa. Sedang wahyu Allah kepada para nabi-Nya secara
syari definisikan sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada seorang nabi.
Definisi ini menggunakan pengertian maful, yaitu almuha (yang
diwahyukan). Ustad Muhammad Abduh mendefinisikan wahyu di dalam
Risalatut Tauhid adalah pengetahuan yang didapati oleh seseorang dari dalam
dirinya dengan disertai keyakinan bahawa pengetahuan itu datang dari Allah,
melalui perantara ataupun tidak. Yang pertama melalui suara yang menjelma
dalam telinganya atau tanpa suara sama sekali. Beza antara wahyu dengan
ilham adalah bahawa ilham itu intuisi yang diyakini jiwa sehingga terdorong
untuk mengikuti apa yang diminta, tanpa mengetahui dari mana datangnya.
Hal seperti itu serupa dengan perasaan lapar, haus, sedih, dan senang.
Definisi di atas adalah definisi wahyu dengan pengertian masdar.
Bahagian awal definisi ini mengesankan adanya kemiripan antara wahyu
dengan suara hati atau kasyaf, tetapi pembezaannya dengan ilham di akhir
definisi meniadakan hal ini. Sebagaimana pengakuan al-Quran bahwa wahyu
merupakan sebuah hakikat dan kebenaran dan dalam beberapa ayat al-Quran
hal tersebut dinisbahkan kepada Nabi saw. Akan tetapi, al-Quran, dalam
menjelaskan esensi wahyu, hanya sekedar mengisyaratkan saja dan tidak
memaparkan sedetail mungkin. Al-Quran menyatakan: Dan sesungguhnya
al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa
turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar
5

kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.
(Qs. asy-Syuaraa ayat 192-194).

B. Akal dan wahyu dalam Islam
1. Akal
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 75
4pONE;C4- p
W-ONLg`uNC 7 ;~4
4p~E -C@O _u4g)`
4pONEOEC =U *.-
O +O4^O@OO47 }g`
gu4 4` +OU4N -4
]OU;4C ^_)
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu,
padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
merobahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka
mengetahui.
QS.Al-Haj ayat 46
U W-+OOOEC O)
^O- 4pO74- +O
_OU~ 4pOUu4C .Ogj
u p-O-47 4pONEOEC
Ogj W OgE+) OEu>
NO=- }4
OEu> COU^-
/-- O) jOO-
^jg

6

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada.
1

Akal terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Akal praktis (amilah), yaitu akal yang melihat hal-hal segala
sesuatunya melalui panca indra.
2. Akal teoretis (alimah), yaitu akal yang menangkap sesuatu yang
bersifat imateril seperti Tuhan, malaikat, jin.
Fungsi dari akal yang paling besar yaitu ntuk mengetahui hakikat dari
kebenaran. Kebenaran sendiri tidak akan dapat tercapai jika hanya
menggunakan akal tapi juga harus berpegang teguh pada ajaran yang telah
diturunkan oleh Allah swt.
2

Kata akal berasal dari bahasa Arab al-aql, al-aql adalah berasal dari
kata aqola yaqilu aqlan yang maknanya adalah fahima wa
tadabbaro yang artinya paham (tahu, mengerti) dan memikirkan
(menimbang). Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk
memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan,
atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan.
3

Akal sangat penting karena akal menurut pendapat Muhammad Abduh
adalah suatu daya yang hanya dimiliki manusia yang memperbedakan
manusia dari mahluk lain. Akal adalah tonggak kehidupan manusia yang
mendasar terhadap kelanjutan wujudnya, peningkatan daya akal
merupakan salah satu dasar dan sumber kehidupan. Akal adalah jalan
untuk memperoleh iman sejati, iman tidaklah sempurna kalau tidak
didasarkan akal iman harus berdasar pada keyakinan, bukan pada pendapat
dan akalah yang menjadi sumber keyakinan pada tuhan.

1
Ibid
2
Ibid hal 89
3
Ahmad Tafsir, 2000 : 89
7

Ajaran Agama Islam memberikan kedudukan yang mulia terhadap
akal, Allah menjadikan akal sebagai tempat bergantungnya hukum
sehingga yang tidak berakal tidak dibebani hukum. Islam menjadikan akal
sebagai salah satu dari lima perkara yang harus dilindungi yaitu: agama,
akal, harta, jiwa dan kehormatan. Allah mengharamkan khamr untuk
menjaga akal. Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 90:
Og^4C 4g~-.-
W-EON44`-47 E^^) NO;C^-
+OO^1E^-4 C=^-4
N^e-4 /;_jO ;}g)`
E4N ^}C^OO=-
+O+lg[4-;_ 7+UE
4pO)U^> ^_

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya [meminum] khamar,
berjudi, [berkorban untuk] berhala, mengundi nasib dengan panah [1],
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
4


2. Wahyu
Wahyu berasal dari kata Arab al-wahy yang memiliki beberapa arti
seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama bagi sesuatu yang
dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabi-Nya.
Wahyu adalah sesuatu yang dimanifestasikan, diungkapkan. Ia adalah
pencerahan, sebuah bukti atas realitas dan penegasan atas kebenaran.
Setiap gagasan yang di dalamnya ditemukan kebenaran ilahi adalah
wahyu, karena ia memperkaya pengetahuan sebagai petunjuk bagi
manusia.
5


4
Alquran Kharim
5
Rozak, Abdul, Dkk, 2003 : 24
8

Allah sendiri telah memberikan gambaran yang jelas mengenai wahyu
ialah seperti yang digambarkan dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 16
yaitu:
Og;_4C gO) +.- ^;4`
E74l->- +O4^4O;jO
+lc UOO-
_N_@OuCNC4 =}g)`
geEUe- )
jOO4- gOg^^O))
)_Cg;_4C4 _O)
O4O 14-OG` ^g

Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula)
Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya
yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke
jalan yang lurus
Pengertian wahyu adalah kitab Al Quran yang di dalamnya
merupakan kumpulan-kumpulan dari wahyu yang membenarkan wahyu-
wahyu sebelumnya (taurat, injil, zabur) dan diturunkan oleh Allah hanya
kepada Nabi Muhammad SAW selama hampir 23 tahun Berikut adalah
pengertian wahyu :
6

1. Wahyu dikatakan wahaitu ilaihi atau auhaitu bila kita berbicara
kepada seseorang agar tidak diketahui orang lain.
2. Wahyu adalah isyarat yang cepat. Itu terjadi melalui pembicaraan
berupa rumus dan lambang dan terkadang melalui suara semata
dan terkadang pula melalui isyarat dengan anggota badan.


6
Rozak, Abdul, Dkk, 2003 : 24

9

3. Al-wahyu adalah kata masdar/infinitif dan materi kata itu
menunjukkan dua dasar yaitu tersembunyi dan cepat. Oleh sebab
itu maka dikatakan bahwa wahyu adalah pemberitahuan secara
tersembunyi dan cepat yang khusus diberikan kepada orang yang
diberitahu tanpa diketahui orang lain. Inilah pengertian masdarnya.
Tetapi kadang-kadang juga bahwa yang dimaksudkan adalah al-
muha yaitu pengertian isim maful yang diwahyukan.
4. Pengertian wahyu dalam arti bahasa meliputi Ilham sebagai bawaan
dasar manusia seperti wahyu terhadap ibu Nabi Musa Dan kami
ilhamkan kepada ibu Musa Susuilah dia ... Ilham berupa naluri
pada binatang seperti wahyu kepada lebah Dan Tuhanmu telah
mewahyukan kepada lebah


Buatlah sarang di bukit-bukit di pohon-pohon kayu dan di
rumah-rumah yang didirikan manusia. {An-Nahl 68}.
Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode seperti isyarat Zakaria yang
diceritakan Al Quran Maka keluarlah dia dari mihrab lalu memberi
isyarat kepada mereka Hendaknya kamu bertasbih di waktu pagi dan
petang. {Maryam 11}.
7


C. Akal Dan Wahyu Dalam Pandangan Kristen
Ilmu pengetahuan adalah suatu studi yang berusaha untuk mengamati,
menemukan, dan memahami sifat dan prinsip-prinsip yang mengatur alam
semesta kita, dunia kita, dan diri kita sendiri. Hasil yang diperoleh
daripadanya adalah suatu pengetahuan sistematis berdasarkan kategorisasi
tertentu yang bertujuan untuk meramalkan dan menyesuaikan keadaan
sesuai dengan hukum alam yang ditemukan tersebut.
8


7
Nasution, Harun. 1986. Akal Dan Wahyu Dalam Islam. Jakarta: UI Press hal 89
8
https://www.facebook.com/permalink.php?id=199424060142620&story_fbid=446032675481756
10

Ilmu pengetahuan telah membentuk kehidupan kita secara dramatis.
Melalui ilmu pengetahuan kita sekarang memiliki pengetahuan medis yang
hebat. Kita dapat melakukan perjalanan dengan pesawat jet, mobil, dan kereta
api jarak jauh. Kita bisa memanfaatkan sungai, memprediksi badai, dan
menggunakan kekuatan atom. Dengan telepon kita dapat berbicara dengan
hampir siapa pun di dunia. Kita bisa melihat apapun di planet ini melalui
televisi, bahkan bisa melihat permukaan bulan dan Mars. Bagaikan membuka
sebuah pintu air raksasa, apa yang mengalir melaluinya adalah suatu teknologi
mumpuni yang membantu, meningkatkan, relaksasi, hiburan, keamanan,
menjawab pertanyaan dan harapan. Kita tidak lagi harus mengolah tanah
dengan susah payah, tidak perlu berdoa untuk hujan supaya mengairi tanah,
tidak perlu mengikuti siklus alam, dan tidak perlu memikirkan tidak ada suatu
penyakitpun yang dapat diobati. Ilmu pengetahuan bagi banyak orang telah
menjadi dewa baru.
Sejenak waktu sebelum ilmu pengetahuan mencari penjelasan untuk hal-
hal yang tidak diketahui, manusia berpegang pada agama. Sejarah mencatat
serangkaian cerita, tulisan, dan pengaruh agama pada kehidupan masyarakat.
Kuil-kuil / biara-biara yang didedikasikan untuk berbagai dewa tersebar di
seluruh dunia. Meskipun sains tidak menggantikan peran agama secara
keseluruhan, ia memberikan suatu argumen intelektual yang membenarkan
penolakan atas kedaulatan Tuhan, sebagaimana halnya pada teori Evolusi.
Tuhan / dewa hadir pada suatu masyarakat ketika masyarakat tersebut
mencapai limitasinya akan masa depan dan peristiwa-peristiwa alam. Dalam
semua tradisi keagamaan, doa merupakan pengharapan atas kebutuhan
masyarakat agar Tuhan atau dewa-dewa dapt membantu. Akan tetapi, saat ini
kita dapat memiliki (sistem) irigasi untuk menggantikan (peran) hujan, obat-
obatan untuk menyembuhkan beragam penyakit, senjata untuk melindungi,
dan televisi yang mempengaruhi pikiran dan hati kita, kebutuhan pada hal-hal
Teistik telah digantikan pada kebutuhan memperoleh uang untuk mendapatkan
manfaat dari teknologi: kenyamanan, rekreasi, dan keamanan. Dunia -dengan
11

demikian- telah mendapati suatu jenis agama baru: ilmu pengetahuan, dimana
para ilmuwan tampil sebagai imamnya dan rakyat umum sebagai jemaatnya.
Untuk orang Kristen, ilmu pengetahuan hanyalah serangkaian langkah
untuk mengkategorikan, menemukan, dan memanfaatkan pengetahuan atas
alam oleh Yang Maha Kuasa, Sang Pencipta, Sang Mahatahu. Sains bukanlah
jawaban akhir atas segala sesuatu, tetapi hanya salah satu cara bagi manusia
untuk memuliakan Tuhan. Hal ini karena Tuhan adalah pencipta semua yang
ada. Dia menyembunyikan banyak pengetahuan dari kemuliaan-Nya yang
tidak terbatas di alam di mana kita berada. Kekuatan atom, momentum, energi,
massa, waktu, dll adalah ciptaan Allah dan, oleh karena itu, ada di bawah
kekuasaan-Nya. Semakin dalam seorang Kristiani mempelajari hal-hal ini,
semakin dalam dia memuja Tuhan. Ilmu pengetahuan tunduk kepada-Nya,
bukan sebaliknya. Ilmu pengetahuan bukan pengganti Tuhan. Setiap orang
Kristen selayaknya meyakini ini.
Ketika kosmologi lain menyatakan bahwa agama berada pada dunia yang
terlepas dari kehidupan sehari-hari, atau bahwa bumi sebagai bagian dari
pertarungan antara dewa-dewa, penyataan alkitabiah cukup konsisten dengan
sains. Ini tidaklah berarti bahwa Alkitab mendapatkan pembenaran oleh sains,
melainkan sains yang mendapat pembenaran dalam Alkitab. Pertimbangkan
hal berikut: (catatan: semua kutipan dari Alkitab-NIV)
1. Bumi berbentuk bulat - Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang
penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti
kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! (Yesaya 40:22)
2. Bumi tidak bergantung pada apapun - Allah membentangkan utara di atas
kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.(Ayub 26:7)
3. Bintang-bintang tak terhitung banyaknya - Lalu TUHAN membawa
Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-
bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kej. 15:5)
12

4. Keberadaan lembah dan laut -Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas
dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan nafas dari
hidung-Nya.(2 Sam 22:16)
5. Keberadaan mata air dan air terjun - Pada waktu umur Nuh enam ratus
tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada
hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan
terbukalah tingkap-tingkap di langit. ( Kej 7:11)
6. Keberadaan samudera raya serta isinya - Untuk pemimpin biduan.
Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa
mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi
langit dinyanyikan. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan
bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau
mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya? Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu;
segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: burung-burung di
udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. (Maz 8:
1,2,4,5,7,9)
7. Siklus hidrologi - Ia membungkus air di dalam awan-Nya, namun awan itu
tidak robek.(Ayub 26:8); Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan
kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke
atas banyak manusia.(Ayub 36:27-28) Angin bertiup ke selatan, lalu
berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin
itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi
penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. (Peng
1:6-7)
8. Konsep entropi - Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah
buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan
semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau
akan mengubah mereka, dan mereka berubah;(Maz 102:25-26)
9. Dasar dari kesehatan, kebersihan dan penyakit (Imamat pasal 12-14)

13

D. Akal dan Wahyu Dalam Pandangan Yahudi
Umat yahudi terdiri dari beberapa kelompok etnik yang disatukan oleh
satu "platform budaya" yang membuat mereka merasa berbeda dengan umat
manusia lainnya. Mereka mendapatkan indoktrinasi sejak kecil dari orang tua
dan generasi sebelumnya bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan dan umat
manusia lainnya tercipta untuk menjadi pelayan mereka. Dengan demikian
mereka bebas memperalat, melecehkan, dan jika perlu membunuh umat
manusia lain tanpa merada berdosa ataupun bersalah.
Struktur sosial mereka berdasar pada kepatuhan total pada pemimpin-
pemimpin agama, yang mendiktekan mereka pandangan tribalisme kuno saat
umat-umat manusia lain pun memiliki pandangan yang sama dengan mereka.
Kekuasaan para pemimpin agama itu begitu kuat sehingga bahkan para raja
dan pemimpin politik pun merasa takut dengan mereka.
Sementara pandangan tribalisme kuno itu menjaga identitas mereka, tanpa
terhindarkan tumbuh kharakter-kharakter antagonis yang menimbulkan konflik
dengan umat-umat manusia lainnya. Ini menjelaskan mengapa di masa lalu
terjadi penindasan-penindasan dan pengekangan-pengekangan yang dilakukan
umat-umat lain kepada umat yahudi.
Keahlian para pemimpin umat yahudi adalah menyembunyikan teknik-
teknik menguasai "kuda troya", yang terdokumentasikan dalam satu "kitab"
rahasia yang disebut "Protocols of the Learned Elders of Zion". Teknik-teknik
tersebut memungkinkan umat yahudi menguasai umat-umat manusia lainnya
dan menjadi parasit atas mereka tanpa terlihat.
Dalam hubungan simbiolis, dua pihak yang menjalin hubungan
mendapatkan keuntungan masing-masing. Sedangkan dalam hubungan
parasitisme satu pihak mengeruk keuntungan dari kerugian yang ditanggung
pihak lain. Akibatnya dalam jangka panjang, pihak lain harus hidup menderita
bahkan mati, sementara pihak yang satunya hidup makmur.
Untuk menghindarkan perlawanan pihak yang dihisap, sebagaimana
sistem kekebalan tubuh yang dimiliki semua mahluk hidup, parasit
memproduksi racun yang mampu menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
14

Dengan cara yang sama umat manusia (non yahudi) kini teracuni oleh berbagai
"alat intelektual" dan konsep-konsep.
"Alat-alat intelektual" itu di antaranya adalah penolakan terhadap Tuhan,
penolakan terhadap tanggungjawab pribadi, penghancuran nilai-nilai sosial
dengan faham-faham seperti atheisme, humanisme, sosialisme, komunisme,
zionisme, feminisme, kemaksiatan, penghancuran nilai-nilai kekeluargaan dan
kebangsaan.
Selain itu juga digunaan berbagai alat pengalih perhatian, seperti
permainan digital, yang membuat manusia mengalihkan perhatian dari ilmu
pengetahuan kepada permainan yang tidak saja menghancurkan masa depan
anak-anak muda, juga merusak akhlak dan moral manusia. Orang-orang
dewasa terpaku pada acara-acara televisi, permainan-permainan dan hiburan
dan mengabaikan keluarga dan lingkungan sosialnya.
Tujuan dari para pemuka yahudi adalah menguasai penuh seluruh umat
manusia dan kemudian menyingkirkan sebagian besar dari umat manusia
dengan hanya menyisakan sebagian kecil budak-budak intelektual yang bekerja
melayani kepentingan mereka.
Untuk meraih ambisinya itu, mereka tidak saja menggunakan platform
budaya untuk mencuci otak, melainkan juga menebarkan racun pada makanan,
obat-obatan, vaksin, aborsi (KB), peperangan-perangan dan pemerintahan
korup. Dalam tahap terakhir, kemungkinan budak intelektual yang tersisa itu
juga bakal dibuang ke laut atau mesin pembakaran saat robot-robot dan drone
yang disebut "synthetic artificial intelligence" sudah bisa menggantikan
mereka.



15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Akal merupakan hidayah Allah yang diberikan kepada menusia berfungsi
sebagai alat untuk mencari kebenaran, akal mampu merumuskan yang
bersifat kognitif dan manajerial.
2. Wahyu merupakan firman Allah yang berfungsi sebagai pedoman hidup
manusia. Wahyu baik yang langsung (al-Quran) maupun tidak langsung
(al-Sunnah) sebagi sumber ajaran Islam
3. Akal dan wahyu dilihat secara fungsional bukan struktural, akal berfungsi
untuk memahami wahyu, dan wahyu berfungsi untuk meluruskan kerja
akal.
4. Dalam ajaran Islam, akal mempunyai kedudukan tinggi dan banyak
dipakai, bukan hanya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan saja, tetapi juga dalam perkembangan ajaran-ajaran
keagamaan Islam itu sendiri.
5. Kedudukan wahyu terhadap akal manusia adalah seperti cahaya terhadap
indera penglihatan manusia

B. Saran
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia.
Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman
terhadap dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam baik secara islam
maupun secara umum. .






16

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. 1992. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Nasution, Harun. 1986. Akal Dan Wahyu Dalam Islam. Jakarta: UI Press

Absori, Sudarno Shobron, Yadi Purwanto dkk. 2009. Studi Islam 3. Surakarta:
LPID UMS
Asyarie, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Quran.
Yogyakarta: Lembaga studi Filsafat Islam.
17

KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Akal dan Wahyu tepat
pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Juni 2014


Penyusun



i
18

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFATR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ...................................................................................
.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akal Dan Wahyu ................................................................. 2
B. Fungsi Dan Kedudukan Akal Dan Wahyu ............................................ 6
C. Akal DanWahyu Dalam Pemikiran Islam ............................................. 7

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Kritik dan Saran .................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iii










ii
19

You might also like