You are on page 1of 19

TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.

01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 1 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
PETUNJUK PEMILIHAN TEKNIS METODE EOR


1. TUJUAN

Memilih metode EOR secara teknis yang dapat digunakan untuk menaikkan tingkat pengurasan
reservoir. Pilihan didasarkan kepada karakteristik minyak, batuan reservoir dan air formasi.


2. METODE DAN PERSYARATAN
2.1. METODE
Pemilihan metode EOR dilakukan dengan "table look up", sehingga cepat dapat diperoleh
metode-metode EOR (dapat lebih dari satu metode) yang cocok dengan kondisi yang diberikan.

2.2. PERSYARATAN
Metode ini baik digunakan pada reservoir yang mempunyai distribusi karakteristik batuan
(misalnya porositas, permeabilitas) yang relatif seragam. Jadi, pada umumnya reservoir yang
mempunyai sifat berikut ini:
- banyak rekahan (fractures)
- jumlah patahan kedap aliran yang banyak
- sifat-sifat yang tidak berkesinambungan secara lateral (diskontinuitas)
- tudung gas
bukanlan calon yang baik untuk EOR.


3. LANGKAH KERJA
1. Siapkan data :
a. Karakteristik minyak dan kemampuan alir
- Gravity minyak,
o
API
- Viskositas minyak (pada kondisi reservoir) (), cp
- Transmisibilitas (kh/,) mD-ft/cp
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 2 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
- Komposisi fluida reservoir
- Kedalaman (D), ft
- Tebal (net pay) (h), ft
- Temperatur (T),
o
F
- Saturasi minyak (S
o
), fraksi
- Tekanan reservoir (P), psia
- Jenis batuan
b. Karakteristik air formasi
- kegaraman (TDS), ppm

2. Gunakan Tabel 2 untuk memilih metode EOR yang cocok berdasarkan data yang telah disiapkan.
Hasil pilihan dapat lebih dari satu jenis EOR.



















TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 3 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu


4. DAFTAR PUSTAKA

1. National Petroleum Council, Enhanced Oil Recovery, 1984.
2. Taber, J. J., Martin, F. D. dan Seright, R. S. : EOR Screening Criteria Revisited - Part 2 :
Application and Impact of Oil Prices, SPERE (August 1997), p. 199-205.
3. Siregar, S. :Diktat Kuliah Pengenalan Enhanced Oil Recovery (EOR), Jurusan Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung, 1995.






















TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 4 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu



5. DAFTAR SIMBOL

D = kedalaman reservoir, ft
h = tebal lapisan, ft
k = permeabilitas, mD
P = tekanan, psi
S
o
= saturasi minyak, fraksi
T = temperatur, F
TDS = kegaraman (total dissolved solid), ppm

Yunani :
= porositas, fraksi
= viskositas minyak, cp















TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 5 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu




6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG

Tabel l dibuat berdasarkan hasil pengkajian kurang lebih 2,500 reservoir yang sedang dan yang
akan mengalami EOR. Cadangan minyak di tempat dari seluruh reservoir tersebut diperkirakan
325 milyar barrel.

Kriteria pemilihan metode EOR yang memadai untuk suatu reservoir minyak didasarkan pada
"Implemented Technology Case", yaitu teknologi yang sedang diterapkan pada saat ini atau
paling tidak telah terbukti dapat dilaksanakan pada uji coba di lapangan minyak. Teknologi ini
meliputi metode termal, injeksi kimia dan pendesakan tercampur.

Apabila Tabel l ini digunakan, kemungkinan akan diperoleh bermacam-macam metode EOR
yang dapat diterapkan kepada satu reservoir minyak. Untuk mendapatkan jawaban proses mana
yang paling memadai (yang memberikan perolehan maksimum secara ekonomis), tentu saja
harus dilakukan kajian lanjut berupa: kajian laboratorium, kajian menggunakan model matematik
(Simulator) dan uji coba lapangan (Pilot testing).

Faktor atau parameter yang paling berpengaruh didalam pemilihan metode EOR dapat dibagi
dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Karakteristik minyak : Gravity, Viskositas dan Transmisibilitas.
2. Karakteristik reservoir : Kedalaman, Tebal Lapisan, Temperatur, Porositas, Permeabilitas,
Tekanan Reservoir, Saturasi Minyak dan Jenis Batuan.
3. Karakteristik air formasi : Kegaraman atau kadar padatan terlarut.

Penggunaan Tabel 1 akan memberikan pilihan yang baik apabila digunakan pada reservoir yang
memiliki distribusi karakteristik batuan yang seragam. Untuk reservoir yang mempunyai banyak
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 6 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
rekahan, banyak patahan, bersifat tidak menerus secara lateral, atau mempunyai tudung gas,
haruslah dikaji secara tersendiri pengaruh sifat-sifat tersebut di atas terhadap proses EOR itu
sendiri. Kajian tersebut dapat berupa pengamatan laboratorium atau menggunakan model
matematik (simulator).

6.2. INJEKSI NITROGEN DAN FLUE GAS

Deskripsi
Nitrogen dan flue gas adalah metode perolehan minyak yang menggunakan kedua gas non-
hidrokarbon yang tidak mahal tersebut untuk memindahkan minyak ke dalam sistem yang
tercampur (miscible) maupun tidak tercampur (immiscible), tergantung pada tekanan dan
komposisi minyak. Karena harganya yang murah, volume yang besar dari gas-gas tersebut dapat
diinjeksikan. Nitrogen dan flue gas juga dipertimbangkan untuk digunakan sebagai gas-gas
penghalau (chase gases) dalam injeksi hidrokarbon-tercampur dan CO
2
.

Mekanisme
Injeksi nitrogen dan flue gas memperoleh minyak dengan :
a) menguapkan komponen yang lebih ringan dari minyak mentah dan menciptakan suatu
pencampuran bila tekanan cukup tinggi.
b) menyediakan suatu mekanisme daya dorong gas dimana bagian yang signifikan dari volume
reservoir terisi oleh gas-gas yang berbiaya rendah.
c) mempercepat pengurasan karena gravitasi (gravity drainage) pada dipping reservoir
(tercampur atau tidak tercampur).

Batasan
Kondisi pencampuran yang terbentuk hanya dapat dicapai dengan minyak ringan dan pada
tekanan yang sangat tinggi; oleh sebab itu, diperlukan reservoir yang dalam. Diinginkan
reservoir yang kemiringannya tidak terlalu curam untuk memungkinkan stabilisasi gravitasi dari
pemindahan tersebut, dengan rasio mobilitas yang kurang ideal. Untuk peningkatan gravity
drainage tercampur atau tidak tercampur, suatu dipping reservoir (reservoir miring) sangat
penting untuk kesuksesan proyek.
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 7 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu

Permasalahan
Viscous fingering menyebabkan efisiensi penyapuan vertikal dan horizontal sangat kecil. Gas-
gas non-hidrokarbon harus dipisahkan dari gas-gas terproduksi yang komersial. Injeksi flue gas
menyebabkan masalah korosi di masa lalu. Saat ini, nitrogen telah diinjeksikan dalam proyek-
proyek besar yang sukses, yang dulunya menggunakan flue gas.
6.3. INJEKSI HIDROKARBON-TERCAMPUR

Deskripsi
Injeksi hidrokarbon-tercampur terdiri dari penginjeksian hidrokarbon ringan ke dalam reservoir
untuk membentuk suatu daerah pencampuran. Ada tiga metode berbeda yang telah digunakan.
Yang pertama, metode kontak tercampur menggunakan sekitar 5% PV slug dari liquified
petroleum gas (LPG), seperti propan, dilanjutkan dengan gas alam atau gas dan air. Metode
kedua disebut daya dorong kondensat gas (enriched/condensing gasdrive), terdiri dari
penginjeksian 10 20% PV slug dari gas alam yang diperkaya dengan etana sampai heksana (C
2

sampai C
6
), dilanjutkan dengan lean gas (kering, sebagian besar metana) dan, ada kemungkinan,
air. Komponen-komponen yang telah diperkaya ditransfer dari gas ke minyak. Metode ketiga
dan yang paling umum disebut daya dorong gas bertekanan tinggi (vaporizing gasdrive), terdiri
dari penginjeksian lean gas pada tekanan tinggi untuk menguapkan komponen C
2
sampai C
6
dari
minyak mentah yang dipindahkan. Kombinasi dari mekanisme kondensasi/penguapan ini juga
terjadi pada banyak kondisi reservoir meskipun kita biasanya berpikir bahwa satu proses lebih
dominan.

Mekanisme
Injeksi hidrokarbon-tercampur memperoleh minyak dengan :
a) membentuk pencampuran (pada daya dorong gas kondensasi dan penguapan).
b) meningkatkan volume minyak (swelling).
c) menurunkan viskositas minyak.
d) pemindahan gas tak tercampur, terutama meningkatkan gravity drainage dengan kondisi
reservoir yang tepat.

TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 8 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
Batasan
Kedalaman minimum ditetapkan oleh tekanan yang diperlukan untuk menjaga pencampuran
yang terbentuk. Tekanan yang diperlukan berkisar dari sekitar 1,200 psi untuk proses LPG,
sampai 4,000 - 5,000 psi untuk daya dorong gas bertekanan tinggi, tergantung pada minyak-nya.
Formasi dengan kemiringan yang tidak terlalu curam sangat diinginkan untuk memungkinkan
beberapa stabilisasi gravitasi dari pemindahan, yang biasanya memiliki rasio mobilitas kurang
ideal.
Permasalahan
Viscous fingering menyebabkan efisiensi penyapuan vertikal dan horisontal sangat kecil.
Dibutuhkan hidrokarbon yang cukup berharga dalam jumlah besar. Larutan dapat terjebak dan
tidak terambil pada metode LPG.


6.4. INJEKSI CO
2


Deskripsi
Injeksi CO
2
dilakukan dengan menginjeksikan CO
2
dalam jumlah besar (30% atau lebih dari PV
hidrokarbon) ke dalam reservoir. Walaupun CO
2
bukan kontak tercampur yang pertama dengan
minyak mentah, CO
2
mengekstrak komponen ringan sampai menengah dari minyak, dan jika
tekanan cukup tinggi, membentuk pencampuran untuk memindahkan minyak mentah dari
reservoir (MMP). Pemindahan tak tercampur kurang efektif, tetapi dapat memperoleh minyak
lebih banyak daripada injeksi air. Pada kedalaman <1,800 ft, semua reservoir tidak memenuhi
kriteria pemilihan teknis baik untuk metode injeksi tercampur maupun tak tercampur dengan
CO
2
superkritik.

Mekanisme
CO
2
memperoleh minyak dengan :
a) Mengembangkan (swelling) minyak mentah (CO
2
sangat mudah terlarut dalam minyak
bergravitasi tinggi).
b) menurunkan viskositas minyak (jauh lebih efektif dibanding N
2
atau CH
4
).
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 9 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
c) menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan fasa CO
2
/minyak pada daerah hampir-
tercampur.
d) membentuk pencampuran bila tekanan cukup tinggi.

Batasan
Diperlukan sumber CO
2
yang baik.

Permasalahan
Korosi dapat menyebabkan masalah, terutama bila terjadi breakthrough awal CO
2
pada sumur
produksi.

Catatan : Seluruh reservoir minyak dengan gravity lebih besar dari 22
o
API dapat memenuhi
kualifikasi untuk pemindahan tak tercampur pada tekanan kurang dari MMP. Pada umumnya,
perolehan minyak yang berkurang akan menjadi proporsional dengan perbedaan antara MMP
dan tekanan injeksi yang dicapai. (Keputusan kriteria ini telah dipilih untuk menyediakan batas
aman dari tepat 500 ft di atas kedalaman rekahan reservoir yang tipikal untuk tekanan
pencampuran yang dibutuhkan (MMP), dan sekitar 300 psia di atas tekanan kritik CO
2
untuk
injeksi tak tercampur pada kedalaman yang dangkal. Temperatur reservoir diikutsertakan dan
diasumsikan dari kedalaman).


6.5. INJEKSI MICELLAR/POLYMER, ASP DAN ALKALI

Deskripsi
Injeksi micellar/polymer klasik terdiri dari penginjeksian suatu slug yang mengandung air,
surfaktan, polymer, elektrolit (garam), kadang suatu kosolven (alkohol), dan kemungkinan suatu
hidrokarbon (minyak). Ukuran slug biasanya 5 15% PV untuk sistem surfaktan konsentrasi
tinggi dan 15 - 50% PV untuk konsentrasi rendah. Slug surfaktan diikuti oleh air yang sudah
dicampur dengan polymer. Konsentrasi polymer biasanya berkisar dari 500 sampai 2,000 mg/L,
dan volume dari larutan polymer yang diinjeksikan bisa mencapai 50% PV atau lebih.

TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 10 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
Injeksi ASP mirip dengan injeksi polymer, kecuali sebagian besar surfaktan digantikan dengan
alkali berbiaya rendah sehingga ukuran slug menjadi lebih besar dengan biaya keseluruhan lebih
rendah dan polymer biasanya tergabung dalam slug yang lebih besar dan cair. Untuk injeksi
alkali, sebagian besar air yang diinjeksikan telah ditreat dengan suatu alkali agent dengan
konsentrasi rendah dan surfaktan terbentuk di tempat dengan adanya interaksi dengan minyak
dan batuan. Pada masa ini (Mei 1997) tidak ada kegiatan injeksi alkali yang aktif.

Mekanisme
Seluruh metode injeksi surfaktan dan alkali memperoleh minyak dengan :
a) menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan air.
b) kelarutan minyak pada beberapa sistem micellar.
c) emulsifikasi minyak dan air, terutama pada metode alkaline.
d) perubahan kebasahan (pada metode alkaline).
e) peningkatan mobilitas.

Batasan
Diinginkan suatu daerah penyapuan yang lebih dari 50% pada injeksi air. Lebih disukai formasi
yang relatif homogen. Anhidrit, gipsum atau lempung dalam jumlah besar tidak diinginkan.
Sistem yang tersedia menyediakan kelakuan yang optimum dari kondisi yang terbatas. Dengan
surfaktan komersial yang tersedia, klorida air formasi adalah < 20,000 ppm dan ion divalen (Ca
++

dan Mg
++
) < 500 ppm.

Permasalahan
Sistem yang rumit dan mahal. Kemungkinan terjadi pemisahan kromatografik bahan-bahan
kimia dalam reservoir. Penyerapan surfaktan yang tinggi. Interaksi antara surfaktan dan polymer.
Degradasi bahan-bahan kimia pada temperatur yang tinggi.


6.6. INJEKSI POLYMER

Deskripsi
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 11 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
Tujuan dari injeksi polymer adalah untuk menyediakan efisiensi penyapuan pemindahan dan
volumetrik yang lebih baik selama injeksi air. Pada injeksi polymer, polymer tertentu dengan
berat molekul yang tinggi (umumnya polyacrylamide atau xanthan) dilarutkan dalam air yang
diinjeksikan untuk menurunkan mobilitas air. Digunakan konsentrasi polymer dari 250 sampai
2,000 mg/L; perlakuan ukuran yang layak membutuhkan 25 sampai 60% PV reservoir.

Mekanisme
Polymer memperbaiki perolehan dengan :
a) meningkatkan viskositas air.
b) menurunkan mobilitas air.
c) kontak dengan volume yang lebih besar di reservoir.
Batasan/Permasalahan
Lihat Tabel 2.


6.7. PEMBAKARAN DI TEMPAT (IN-SITU COMBUSTION)

Deskripsi
Pembakaran di tempat atau injeksi api (fireflooding) melibatkan pembakaran dalam reservoir dan
penginjeksian udara untuk memungkinkan terbakarnya sebagian minyak mentah. Teknik yang
paling umum adalah pembakaran di depan (forward combustion) dimana reservoir dibakar
pada sumur injeksi dan udara diinjeksikan untuk meneruskan pembakaran ke arah depan sumur.
Salah satu variasi teknik ini adalah kombinasi dari forward combustion dan injeksi air
(COFCAW). Teknik kedua adalah pembakaran terbalik (reverse combustion) dimana api
dinyalakan di sumur yang pada akhirnya akan menjadi sumur produksi, dan udara yang
diinjeksikan diubah arahnya ke sumur yang berdekatan; bagaimanapun, tidak ada daerah
percobaan yang telah menyelesaikan reverse combustion ini.

Mekanisme
Pembakaran di tempat memperoleh minyak mentah dengan :
a) aplikasi panas yang ditransfer menurun secara konduksi dan konveksi sehingga menurunkan
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 12 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
viskositas minyak,
b) hasil dari destilasi uap dan pemecahan thermal yang dibawa ke depan untuk bercampur dan
meningkatkan minyak mentah,
c) membakar coke yang dihasilkan dari minyak berat,
d) tekanan disuplai ke reservoir dengan injeksi udara.

Batasan
Jika coke yang cukup tidak terendapkan dari minyak untuk dibakar, proses pembakaran tidak
akan bertahan; hal ini mencegah aplikasi untuk minyak parafinik bergravitasi tinggi. Jika coke
yang terendapkan terlalu banyak, peningkatan laju dari zona pembakaran akan menjadi lambat
dan jumlah udara yang diperlukan untuk mempertahankan pembakaran akan menjadi besar.
Saturasi dan porositas minyak harus tinggi untuk meminimalkan kehilangan panas ke batuan.
Proses yang terjadi cenderung menyapu bagian atas dari reservoir sehingga efisiensi penyapuan
untuk formasi yang tebal sangat kecil.

Permasalahan
Rasio mobilitas yang berlawanan. Breakthrough awal dari front pembakaran (dan campuran gas
yang mengandung O
2
). Proses rumit yang memerlukan investasi besar dan sulit untuk dikontrol.
Flue gas yang terproduksi dapat menimbulkan masalah lingkungan. Masalah operasional, seperti
korosi berat yang terjadi karena air panas dengan pH rendah, emulsi minyak/air yang serius,
produksi pasir yang meningkat, endapan karbon atau lilin, dan kegagalan pipa pada sumur
produksi sebagai akibat dari temperatur yang sangat tinggi.


6.8. INJEKSI UAP

Deskripsi
Proses daya dorong uap atau injeksi uap melibatkan injeksi kontinu sekitar 80% kualitas uap
untuk memindahkan minyak mentah menuju sumur produksi. Praktek yang biasa adalah untuk
mendahulukan dan mengiringi daya dorong uap tersebut dengan stimulasi uap siklik dari sumur
produksi (disebut huff n puff).
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 13 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu


Mekanisme
Uap memperoleh minyak mentah dengan :
a) memanaskan minyak mentah dan mengurangi viskositasnya,
b) menyediakan tekanan untuk mendorong minyak ke sumur produksi,
c) destilasi uap, terutama pada minyak mentah yang ringan.

Batasan
Saturasi minyak harus cukup tinggi dan tebal zone minyak harus lebih dari 20 ft untuk
meminimasi kehilangan panas ke formasi yang berdekatan. Minyak mentah yang lebih ringan
dan kurang kental dapat diinjeksi dengan uap, tapi biasanya tidak bila reservoir bereaksi pada
injeksi air yang umum. Injeksi uap terutama dapat diaplikasikan pada minyak kental dalam
batuan pasir yang luas dan memiliki permeabilitas tinggi atau pasir yang tidak terkonsolidasi.
Karena terjadi kehilangan panas yang berlebihan di lubang sumur, reservoir yang diinjeksi uap
harus sedangkal mungkin dan tekanan untuk laju injeksi secukupnya dapat dipertahankan.
Injeksi uap pada umumnya tidak dilakukan pada reservoir karbonat. Karena sekitar 1/3 minyak
tambahan yang diperoleh dikonsumsi untuk membentuk uap yang diperlukan, maka harga per
barrel minyak tambahan ini sangat tinggi. Diinginkan suatu harga persentase yang rendah dari
lempung yang sensitif terhadap air untuk proses injeksi yang baik.


6.9. INJEKSI MIKROBA

Deskripsi
Injeksi mikroba ke reservoir diharapakan dapat memproduksi asam dan surfaktan dari hasil
fermentasi bakteri tersebut. Mikroba yang akan diinjeksikan ke reservoir telah diseleksi dan diuji
laboratorium untuk memberikan hasil yang baik.

Mekanisme
Mikroba yang diinjeksikan diharapkan :
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 14 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
a) Memproduksi asam ; asam ini diharapkan dapat melarutkan matriks batuan sehingga dapat
menaikkan porositas dan permeabilitas batuan.
b) Memproduksi gas ; produksi gas yang diharapkan adalah CO
2
dari hasil fermentasi dan
pengaruhnya dapat terjadi pada reservoir dengan skala yang luas.
c) Memproduksi pelarut; produksi pelarut (ethanol, butanol, acetone, dan isopropanol) oleh
mikroba bermanfaat selama proses MEOR (Microbial Enhanced Oil Recovery) sebab
senyawa tersebut bercampur (miscible) dengan minyak menurunkan viskositasnya dan
memperbaiki mobilitas.
d) Memproduksi surfaktan.
e) Penyumbatan selektif (selective plugging) ; penelitian laboratorium pada sistem reservoir
batuan pasir memperlihatkan bahwa microbial selective plugging secara teknis layak dan
dapat membelokkan aliran dari permeabilitas yang tinggi ke rendah. Selective plugging juga
dapat digunakan untuk memperbaiki waterflooding dengan membelokkan aliran dari
permeabilitas yang tinggi ke daerah yang memiliki permeabilitas rendah.
f) Memproduksi polimer ; polimer digunakan untuk mengurangi mobilitas fasa air dan dapat
mengontrol dengan cara menaikkan viskositas fasa air.

Batasan
Ada beberapa batasan dimana metode MEOR (Microbial Enhanced Oil Recovery) tidak efektif,
bahkan pada keadaan yang paling baik. Terdapat juga beberapa kemungkinan kegagalan pada
setiap penerapan enhanced oil recovery. Frekuensi keberhasilan mungkin lebih sedikit daripada
prosedur industri yang rutin karena teknik EOR yang digunakan pada sumur-sumur yang
berbeda hampir selalu dijalankan pada keadaaan yang berbeda pula. Beberapa masalah yang
mungkin terjadi adalah seperti di bawah ini :
a) Penyumbatan formasi.
b) Kondisi geologi yang tidak tepat umumnya (banyak patahan).
c) Sifat minyak mentah yang tidak tepat.
d) Kontaminasi mikroorganisme lain yan merugikan.
e) Tidak cukup nutrisi.
f) Kegagalan sistem biologi.

TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 15 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu

6.10. CONTOH SOAL
1. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak = 18
o
API
Viskositas minyak = 15,000 cp
kh/ = 200 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman = 800 ft
Tebal lapisan = 200 ft
Temperatur = 110
o
F
Saturasi minyak = 45 % PV
Permeabilitas = 2,500 mD
Tekanan Reservoir = 1,000 psi
Jenis batuan = batu pasir
Karakteristik air formasi
Kegaraman = 70,000 ppm

Ciri yang menonjol dari reservoir ini adalah relatif dangkal, minyak berat dan kental. Dari
Tabel 2 terlihat bahwa metode yang paling sesuai adalah Metode Termal - Injeksi Uap.

2. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak = 22
o
API
Viskositas minyak = 2,500 cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman = 2,950 ft
Tebal lapisan = 100 ft
Temperatur = 160
o
F
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 16 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
Porositas = 0.20
Permeabilitas = 100 mD
Tekanan Reservoir = 1,800 psi
S
o
= 61 % PV
Jenis batuan = batu pasir
Karakteristik air formasi
Kegaraman = 110,000 ppm

Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Metode Termal Pembakaran di tempat (In Situ Combustion).






3. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak = 24
o
API
Viskositas minyak = 10 cp
kh/ = 300 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman = 2,500 ft
Tebal lapisan = 50 ft
Temperatur = 150
o
F
Permeabilitas = 60 mD
Tekanan Reservoir = 2,000 psi
S
o
= 37 % PV
Jenis batuan = batu pasir
Karakteristik air formasi
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 17 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
Kegaraman = 75,000 ppm

Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Metode Injeksi Surfactant - Alkali.

4. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak = 22
o
API
Viskositas minyak = 5 cp
kh/ = 450 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman = 2,100 ft
Tebal lapisan = 75 ft
Temperatur = 135
o
F
Permeabilitas = 30 mD
Tekanan Reservoir = 1,950 psi
S
o
= 52 % PV
Jenis batuan = karbonat
Karakteristik air formasi
Kegaraman = 65,000 ppm

Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Injeksi Polimer dan Surfactant - Alkali.

5. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak = 35
o
API
Viskositas minyak = 2 cp
kh/ = 2,000 mD-ft/cp
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 18 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu
Karakteristik reservoir
Kedalaman = 6,000 ft
Tebal lapisan = 100 ft
Temperatur = 210
o
F
Porositas = 0.15
Permeabilitas = 40 mD
Tekanan Reservoir = 2,600 psi
S
o
= 21 % PV
Jenis batuan = karbonat
Karakteristik air formasi
Kegaraman = 110,000 ppm

Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Metode Pendesakan Dapat Campur Injeksi CO
2
.




7. TABEL YANG DIGUNAKAN

TABEL 1
KARAKTERISTIK INJEKSI CO
2


Oil Gravity,
o
API Kedalaman harus lebih
besar dari (ft)
Untuk Injeksi CO
2
-
Tercampur
>40 2,500
32 s/d 39.9 2,800
28 s/d 31.9 3,300
22 s/d 27.9 4,000
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.01

JUDUL : METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR

Halaman : 19 / 19
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003



Manajemen Produksi Hulu

<22
Injeksi tercampur gagal,
dianjurkan Injeksi tak
tercampur
Untuk Injeksi CO
2
-tak
tercampur (perolehan
minyak lebih kecil)
13 s/d 21.9 1,800

<13
Seluruh reservoir gagal pada
kedalaman berapa pun

You might also like