You are on page 1of 29

MENGURUS SURAT IZIN USAHA

Adapun perizinan usaha yang harus dimiliki oleh calon wirausaha itu banyak macamnya dan
bergantung pada jenis usaha yang akan dijalankannya. Seperti kita ketahui bahwa untuk
usaha industri pada prinsipnya diperlukan izin-izin usaha, antara lain sebagai berikut.

a. Izin prinsip
Izin Prinsip (IP) adalah suatu persetujuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
(Pemda) setempat untuk mendirikan perusahaan industri.
b. Izin Pengguna Tanah
Izin Penggunaan Tanah (IPT) ini dikeluarkan oleh Kantor Agraria Pemda setempat
setelah izin pembebasan tanah itu berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB).
c. Izin Mendirikan Bangunan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dikeluarkan oleh Pemda melalui Dinas
Pengawassam Pembangunan Kota (DPPK). Adapun persyaratan untuk mengurus
IMB ialah bangunan yang akan didirikan harus sesuai dengan gambar yang telah
disahkan oleh Kepala Dinas, pelakssamaaz pembangunannya tidak boleh
mengganggu tempat masyarakat di sekitarnya, dan sebagainva
d. Izin Gangguan / Izin Usaha Perdagangan
Izin Gangguan dikeluarkan oleh Bagian Undang-undang Gangguan Pemda setempat.
Sebelum mengajukan permohonan izin gangguan, calon wirausaha yang akan
mendirikan perusahaan, wajib memiliki izin RT, RW, clan kelurahan setempat serta
mendapat persetujuan tidak keberatan dari tetangga terdekat.

Adapun persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh calon wirausaha jika akan mendirikan
perusahaan yaitu:
1) tempat usaha dan pekarangan harus selalu bersih;
2) diesel atau mesin-mesin tidak bising, pondasi bangunan harus kuat menahan
getaran;
3) menyediakan sarana pengamanan, seperti alat pemadaman kebakaran, obat-
obatan;
4) buka usaha hanya pada j am tertentu dan tidak mengganggu masyarakat di
sekitarnya;
5) memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

a. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
1) Ketentuan-ketentuan pokok SITU
Untuk kelancaran usaha, setiap pengusaha parlu mengurus Surat Izin Tempat Usaha. Surat
Izin Tempat Usaha dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat 11, sepanjang ketentuan-
ketentuan undang-Undang Gangguan. (HO) mewajibkannya. Adapun prosedur pengurusan
Surat Izin Tempat Usaha, di antaranya:

Terlebih dahulu meminta izin para tetangga di sekitarnya: kiri-kanan clan depan-
belakang;
Jika sudah memperoleh izin dari para tetangga serta sudah diketahui oleh RT dan
RW, selanjutnya diteruskan ke kelurahan dan kecamatan untuk memperkuat izin
tempat usaha;
Permohonan surat izin dari para tetangga yang sudah diketahui oleh lurch clan
camat, akhirnya diurus ke kotamadya/kabupaten untuk memperoleh Surat Izin
Tempat Usaha SITU yang setup tahun sekali harus dilakukan regristrasi (daftar
ulang);
Membayar biaya izin dan leges, berdasarkan PERDA Nomor 17/PD/1976, Nomor
35/PD/1977 dan Nomor 09 tahun 1986.

2) Syarat-syarat yang tertuang dalam SITU
Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha/pemilik/pengurus yang bersangkutan, wajib
menaati syarat-syarat sebagai berikut.
a) Keamanan
Ketentuan umum untuk keamanan tempat usaha antara lain:
(1) dalam perusahaan harus disediakan alat pemadaman kebakaran;
(2) perusahaan yang kegiatannya menyediakan bahan-bahan yang mudah terbakar,
harus menyimpan barang-barang tersebut dengan aman;
(3) bangunan perusahaan harus terdiri atas bahan-bahan yang tidak mudah terbakar;,
(4) harus mengikuti dan menaati Undang-undang Keselamatan kerja.

b) Kesehatan
Ketentuan umum untuk kesehatan tempat usaha antara lain:
(1) harus memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan;
(2) harus menyediakan tempat kotoran/sampah yang tertutup;
(3) harus mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup;
(4) harus menyediakan alat-alat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

c) Ketertiban
Ketentuan umum untuk ketertiban tempat usaha antara lain:
(1) harus menjaga ketertiban;
(2) kegiatan perusahaan hanya dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah
daerah;
(3) melebihi ketentuan jam kerja, dapat dilakukan dengan izin khusus;
(4) dilarang menyimpan barang-barang di pinggir jalan umum;
(5) penggunaan bangunan usaha harus sesuai dengan peraturan pemerintah daerah
tempat perusahaan berdomisili.

d) Syarat-syarat lain
Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi yaitu:
(1) harus mengutamakan menerimatenaga kerja dari penduduk di sekitarnya yang
mempanyai KTP;
(2) harus menjaga keindahan lingkungan dan mengadakan penghijauan.

Seperti kita ketahui bahwa perusahaan yang melanggar syarat-syarat di atas, berakibat
SITU -nya akan dicabut dan dikenakan tindakan ditutupnya perusahaan. SITU pada
umumnya diberikan dalam jangka waktu 3 tahun terhitung mulai tanggal permohonan, dan
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum jangka waktu tersebut berakhir harus mengajukan
perpanjangan.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Untuk kelancaran usaha setiap pengusaha perlu mengurus Surat lzin TempatUsaha (SITU).
Surat izin ini dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II, sepanjang ketentuan Undang-
Undang Gangguan 4 mewajibkannya. SITU berfungsi sama dengan 110. Cara mengurus
kedua izin itu sama. Yang membedakan keduanya adalah mass berlakunya surat izin
tersebut. S1TU berlaku selama 3 (tiga) tahun. Biaya pengurusan Surat lzin Tempat Usaha
ditetapkan oleh peraturan daerah setempat.

Dalam menjalankan perusahaan, wirausaha yang telah memiliki SITU wajib menaati
syaratsyarat mendasar sebagai berikut.
a. Keamanan
1) Di lingkungan perusahaan harus tersedia alat pemadam kebakaran.
2) Bahan-bahan yang mudah terbakar harus disimpan dengan aman.
3) Bangunan perusahaan harus terdiri atas bahan-bahan yang tidak mudah terbakar.
4) harus mengikuti dan menaati Undang-undang Keselamatan negara

b. Kesehatan
1) Perusahaan harus memelihara dan menjaga kebersihan dan kesehatan.
2) Perusahaan harus menyediakan tempat sampah yang tertutup.
3) Perusahaan harus mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup.
4) Perusahaan harus menyediakan alat-alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K).

c. Ketertiban
1) Perusahaan harus menjaga ketertiban.
2) Kegiatan perusahaan hanya dapatdilakukan berdasarkan peraturan pemerintah
daerah. Kegiatan yang melebihi ketentuan jam kerja dapat dilakukan dengan izin
khusus.
3) Dilarang menyimpan barang-barang di pinggir jalan umum.
4) Penggunaan bangunan usaha harus sesuai dengan peraturan pemerintah daerah
tempat perusahaan tersebut berada.

d. Syarat-syarat lain
1) Perusahaan wajib mengutamakan tenaga kerja dari penduduk sekitar yang
mempunyai KTP.
2) Perusahaan harus menjaga keindahan lingkungan dan mengadakan penghuauan.
Perusahaan yang melanggar syarat-syarat dasar tersebut akan dicabut SITU-nya
dan dikenai sanksi berupa penutupan perusahaan.

SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

1) Ketentuan umum SIUP

SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang perdagangan danjasa. SIUP
diberikan kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang perdagangan
dan jasa. SIUP diberikan kepada para pengusaha, baik perorangan, Firma, CV, PT,
Koperasi, maupun BUMN.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. SIUP
perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor
Perdagangan Daerah Tingkat II atas nama menteri, sedangkan SIUP perusahaan besar
diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan
Daerah Tingkat I atas nama menteri.
SIUP perusahaan kecil clan menengah masa berlakunya tidak terbatas atau selama
perusahaan yang dimilikinya masih menjalankan kegiatan usaha. SIUP bagi perusahaan
besar, mempunyai masa berlaku 5 tahun, berdasarkan tempat kedudukan perusahaan, dan
berlaku untuk melakukan kegiatan perdagangan dalam negeri di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Perusahaan Permohonan Izin.
Perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan dapat dibedakan menjadi:
1) perusahaan kecil, yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih
(netto) di bawah Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah);
2) perusahaan menengah, yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan
bersih (netto) Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) sampai
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
3) perusahaan besar, yaitu perusahaan yang mempunyai modal dan kekayaan bersih
(netto) di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). .

2) Kewajiban pemilik SIUP

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa kewajiban yang dibebankan kepada pemilik SIUP di
antaranya sebagai berikut.
a) Pemilik SIUP wajib melaporkan kepada:
(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan atau Kepala Kantor Departemen
Perdagangan yang menerbitkan SIUP, apabila perusahaan tidak melakukan lagi
kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dengan pengembalian
SIUP.
(2) Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan setempat, mengenai:
(a) pembukaan cabang/perwakilan perusahaan;
(b) penghentian kegiatan atau penutupan cabang/perwakilan perusahaan.

b) Perusahaan wajib memberikan data informasi mengenai kegiatan usahanya apabila
diperlukan oleh menteri atau pejabat berwenang.

c) Perusahaan wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku:
1. warna putih untuk perusahaan kecil
2. warna biru untuk perusahaan menengah
3. warna kuning untuk perusahaan besar

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

setiap perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang perdagangan wajib memperoleh
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). SIUP tersebut tidak berlaku untuk perusahaan
sebagai berikut.

a. Cabang/perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha
perdagangannya menggunakan SIUP Perusahaan Pusat.
b. Perusahaan kecil perorangan yang tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan
yang clikelola sendiri oleh pemiliknya atau dengan mempekerjakan keluarga/kerabat
terdekat.
c. Pedagang keliling, pedagang asongan, dan pedagang kaki lima.

Bagaimanacara memperoleh SIUP? Surat Izin Usaha Perdagangan dapatdiperoleh dengan
mengajukan permohonan dan mengisi formulir surat izin. Permohonan ditujukan pada
pemerintah daerah melalui kantor perdagangan setempat dengan dilengkapi syarat-syarat
yang diperlukan.
Surat Izin Usaha Perdagangan dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan dan Koperasi
Kantor Wilayah Perdagangan Daerah. Izin ini perlu diperbarui setiap 5 tahun. Dokumen
SIUP dilengkapi dengan 5K menteri tentang pemberian SIUP, dan surat keterangan
identitas pemilik SIUP.
SIUP dibedakan menjadi SIUP Kecil, Menengah, dan Besar. Penggolongan ini akan
memengaruhi besarnya nilai retribusi perusahaan kepada pemerintah. Berikut contoh salah
satu aturan pemerintah daerah tentang retribusi SIUP.


a. Syarat pengurusan SIUP
1) Mengisi formulir izin usaha perdagangan.
2) Melampirkan fotokopi KTP penanggungjawab Oika penanggungjawabnya wanita,
pemohon perlu melampirkan fotokopi kartu keluarga).
3) Melampirkan surat keterangan domisili, Surat Izin Tempat Usaha (SITU), dan Surat
Izin Gangguan (HO).
4) Melampirkan fotokopi NPWP.
5) Mencantumkan nomor telepon dan stempel perusahaan.
6) Melampirkan izin teknis dari instansi terkait Oika diperlukan).
7) Perusahaan berbadan hukum (PT, koperasi) perlu melampirkan fotokopiakta
pendirian perusahaan dan pengesahan dari Departemen Kehakiman/Pengadilan
Negeri.
8) Pasfoto pemohon ukuran 5 x 4 cm sebanyak dua lembar.
9) 5alinan bukti pembayaran uang jaminan dan biaya administrasi.
10) Neraca awal-akhir perusahaan.
11) SK WNI/ganti nama bagi WNI keturunan asing.
12) Usaha yang berkaitan dengan produksi barang perlu melampirkan Surat Pernyataan
Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
13) fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Semua berkas disertai dengan dokumen asli untuk penelitian autentisitas fotokopi dokumen
yang dilampirkan.

b. Manfaat SlUP
SIUP bermanfaat untuk:
1) Melakukan promosi sehingga memudahkan pemasaran produk.
2) Memperoleh kepastian usaha sehingga memudahkan perluasan usaha dengan
adanya penanaman modal dari pihak lain.
3) Membuat manajemen perusahaan lebih sehat.
4) Mendapatkan pembinaan dan dukungan pemerintah mengenai permodalan dengan
kredit prioritas, pameran produk, serta manajemen-usaha.
5) Memberikan kemudahan dalam kemitraan, kerja sama usaha, merger, akuisisi, serta
penyertaan modal.
6) Terlindungi dari praktik usaha yang tidak jujur.
7) Memudahkan pemerintah untuk memantau perkembangan dunia usaha secara
menyeluruh.
8) Memudahkan penerapan kebjakan oleh pemerintah.


c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Setiap wajib pajak harus mendaftarkan dirinya pada Kantor Pelayanan Pajak setempat dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap, wajib pajak yang tidak
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP, akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan dalam pasal 39 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983, yaitu:
"Barangsiapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau meyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan/atau denda setinggi-
tingginya sebesar empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak
dibayar."
Pada umumnya, yang diwajibkan untuk mendaftarkan dan mendapatkan NPWP adalah
setiap wajib pajak yang meliputi:
1) Setiap, badan yang menjadi subjek Pajak Penghasilan yaitu PT, CV, Firma,
BUMN/BUMD, Persekutuan, Perseroan/Perkumpulan Kongsi, Koperasi,
Yayasan/Lembaga, dan Bentuk Usaha Tetap.
2) Setiap wajib pajak orang pribadi/perorangan Pajak Penghasilan yang mempunyai
penghasilan netto di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang mulai berlaku
sejak tahun 2000 besarnya adalah:
(a) Rp2.880.000,00/tahun untuk diri wajib pajak;
(b) Rpl.440.000,00/tahun untuk wajib pajak yang kawin (istri);
(c) Rpl.440.000,00/tahununtuksetiaporangkeluargasedarandansemendadalamga
rislurus dan anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, maksimal 3
orang.
3) Setiap wajib pajak harus mengisi Surat Pemberitahuan, menandatangani, dan
menyampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak (Kantor Pelayanan Pajak/KPP) dalam
wilayah wajib pajak bertempat tinggal atau. berkedudukan. Pada umumnya, setiap
orang yang mempunyai NPWP wajib mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT). Apabila SPT tidak disampaikan tidak sesuai dengan batas
waktu sebagaimana yang ditentukan tersebut, dikenakan sanksi administrasi
sebesar Rp. 10. 000,00 (sepuluh ribu rupiah). Pengisian SPT harus dilakukan secara
benar, jelas, lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan dan harus disampaikan
kepada Kantor Pelayanan Pajak tepat pada waktunya.
4) Setiap wajib pajak harus mengambil sendiri SPT yang telah disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak, mengisi, menghitung, dan memperhitungkan sendiri pajak
yang terutang dalam satu masa pajak dan menyampaikan SPT yang telah diisi dan
ditandatangani tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak/Kantor Pelayanan Pajak
setempat dalam batas waktu yang telah ditentukan




Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
5ebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya. Ada tiga
golongan yang hares memiliki NPWP, yaitu pribadi, badan hukum, dan bendaharawan.
Nomor Pokok Wajib Pajak pribadi dibagi menjadi dua kelompok yaitu nonusahawan dan
usahawan.
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008, berikut ini pihak
yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.
a. Orang yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas wajib
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama 1 (satu) bulan
setelah usaha mulai dijalankan.
b. Badan usaha wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama
1 (satu) bulan setelah usaha mulai dijalankan.
c. Orang yang tidak menjalankan usaha, apabila jumlah penghasilannya sampai
dengan suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP), wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling
lama pada akhir bulan berikutnya.

a. Cara mendaftarkan diri
1) Wajib Pajak yang akan mendaftarkan diri datang langsung ke Kantor Pajak tempat
domisili atau lokasi usaha clan wajib mengisi formulir Pendaftaran Wajib Pajak.
2) Pengisian dan penandatanganan formulir dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri
atau oleh orang lain yang diberi kuasa khusus. Formulir dan lampiran yang
diperlukan diserahkan kepada petugas dan akan segera diproses. Seharusnya
NPWP langsung jadi dalam tempo satu jam apabila tidak ada masalah dalam proses
registrasi ini.
3) Penyampaian formulir pendaftaran Wajib Pajak yang telah diisi dan ditandatangani,
dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa penuh.

b. Lampiran yang diperlukan pada Formulir Pendaftaran

1) Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:
a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk /Kartu Keluarga bagi penduduk Indonesia; atau
b) paspor ditambah Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang
sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak orang asing.

2) Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:
a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Kartu Keluarga bagi penduduk Indonesia, atau
paspor ditambah Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang
sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak orang asing;
b) Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang
berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.

3) Untuk Wajib Pajak Badan:
a) fotokopi Akta Pendirian clan Perubahan terakhir atau Surat keterangan penunjukan
dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap;
b) fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Kartu Keluarga bagi penduduk Indonesia, atau
paspor ditambah Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang
sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak orangasing, dari salah
seorang pengurus aktif;
a) Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang 5ekurang-
kurangnya lurah atau kepala desa;
c) Surat persetujuan penanaman modal asing dari Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) untuk Wajib Pajak PMA;
d) fotokopi Akta Pendirian.

4) Untuk Bendaharawan sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong:
a) fotokopi Surat penunjukan sebagai bendaharawan;
b) fotokopi Kartu Tanda Penduduk bendaharawan.

5) Untuk Joint Operation sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong:
a) fotokopi Perjanjian Kerja sama sebagai Joint Operation;
b) fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota Joint Operation;
c) fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor
ditambah Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang
sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak orang asing,
dari salah seorang pengurus Joint Operation.


NRP (Nomor Register Perusahaan)

Nomor Register Perusahaan disebut juga Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1. Tanda Daftar Perusahaan wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh
umum.
2. Nomor Tanda Daftar Perusahaan wajib dicantumkan pada pagan nama
perusahaan clan dokumendokumen yang dipergunakan dalam kegiatan
usaha.
3. Apabila Tanda Daftar Perusahaan hilang atau rusak, wajib mengajukan
permintaan tertulis kepada kantor pendaftaran perusahaan untuk
memperoleh penggantinya dalam waktu tiga bulan setelah kehilangan atau
kerusakan.
4. Setiap perubahan atas hal-hal yang didaftarkan wajib dilaporkan kepada
kantor pendaftaran perusahaan dengan menyebutkan alasan-alasannya,
dalam waktu tiga bulan setelah terjadinya perubahan.
5. Daftar Perusahaan hapus apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan menghentikan segala kegiatan usahanya;
b. Perusahaan berhenti pada waktu akta pendiriannya kadaluwarsa;
c. Perusahaan dihentikan segala kegiatan usahanya berdasarkan
suatu putusan Pengadilan Negeri yang telah memperoleh kekuatan
hukum yang tetap.
6. Tanda Daftar Perusahaan berlaku untuk jangka waktu lima tahun sejak
diterbitkan dan wajib diperbarui selambat-lambatnya (tiga bulan sebelum
masa berlakunya berakhir.

Ketentuan pidana
1. Barangsiapa yang menurut undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar
Perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi
kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya tiga bulan
atau pidana denda setinggi-tingginya Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Tindak pidana tersebut merupakan kejahatan (Pasal 32).
2. Barangsiapa melakukan atau menyuruh melakukan pendaftaran secara keliru
atau tidak lengkap dalam Daftar Perusahaan diancam dengan pidana
kurungan selama-lamanya tiga bulan atau pidana denda setinggi-tingginya
Rpl.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). Tindak pidana tersebut
merupakan pelanggaran (Pasal 33).
3. Barangsiapa tidak memenuhi kewajibannya menurut undang-undang ini atau
peraturanperaturan pelaksanaannya untuk menghadap atau menolak untuk
menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan dan atau keterangan
lain untuk keperluan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan diancam dengan
pidana kurungan selama-lamanya dua bulan atau pidana denda setinggi-
tingginya Rpl.000.000,00 (satu juta rupiah). Tindak pidana merupakan
pelanggaran (Pasal 34).

Wajib Daftar dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Pengaturan atas kewajiban untuk melakukan pendaftaran perusahaan diatur dalam UU No.
3 Tahun 1982 tentang Daftar Perusahaan. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi
yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut dan atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya. Daftar Perusahaan disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari Kantor Pendaftaran Perusahaan,

Daftar Perusahaan bertujuan mencatat keterangan yang dibuat5ecara benar tentang 5uatu
perusahaan sehingga menjadi sumber informasi resmi untuk semua pihak yang
berkepentingan dalam rangka menjamin kepastian berusaha.
Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah perusahaan yang
berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang wajib didaftar termasuk
kantor cabang, kantor pembantu, anak perusahaan, Berta agen dan perwakilan dari
perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Perusahaan yang dimaksud dalam Pasal 7 UU No. 3 tahun 1982 berbentuk:
a. badan hukum, termasuk koperasi;
b. persekutuan;
c. perorangan;
d. perusahaan lain diluar yang tersebut pada huruf a, b, dan c.

Setiap perusahaan yang telah memperoleh SIUP melaksanakan Wajib Daftar Perusahaan
paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah mendapat SIUP atau paling lambat
30 hari setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman.
Pendaftaran dapat dilakukan oleh pemilik atau pengurus atau penanggungjawab atau kuasa
perusahaan. Prosedurnya sebagai berikut.
a. Untuk memperoleh Tanda Daftar Perusahaan (TDP) pemohon mengajukan
permohonan secara tertulis kepada bupati.
b. Mengisi formulir Pendaftaran Perusahaan (FPP) yang disediakan Kantor Pendaftaran
Perusahaan (NPP) di kantor Pemerintah Daerah Tingkat II.
c. Melengkapi seluruh persyaratan dengan melampirkan salinan (fotokopi) 5urat-5u rat
yang diperlukan.
d. Membayar biaya administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menunggu hasil survei oleh petugas WDP.
f. Apabila sudah diperoleh kebenaran berkas tersebut, KPP akan mengeluarkan TDP.

Permohonan TDP dilengkapi dengan syarat-syarat berikut.

a. Untuk Perorangan:
1) fotokopi Surat Izin Gangguan bagi perusahaan yang berpotensi mengganggu
lingkungan;
2) fotokopi surat izin dari dinas/instansi terkait;
3) fotokopi TKP pemilik/penanggung jawab;
4) fotokopi NPWP atau Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah;

b. Untuk Perseroan Komanditer (CV):
1) fotokopi Izin Gangguan bagi perusahaan yangaktivitas usahanya dapat mengganggu
lingkungan
2) fotokopi Akta Pendirian Perusahaan;
3) fotokopi Surat izin dari dina5/in5tan5i terkait;
4) fotokopi NPWP atau Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah;
5) fotokopi KTP Direktur dan Perseroan Komanditer;
6) neraca awal/akhir perusahaan.

c. Untuk Koperasi:
1) fotokopi Akta Pendirian Badan Hukum/Koperasi;
2) fotokopi Surat Izin Gangguan (bagi koperasi yang berpotensi menimbulkan
gangguan);
3) fotokopi Surat izin dari dinas/instansi terkait;
4) fotokopi KTP ketua/sekretaris/bendahara;
5) fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah;
6) neraca awal/akhir perusahaan.

d. Untuk Perseroan Terbatas (PT)/Perusahaan Asing:
1) fotokopi Surat Izin Gangguan bagi perusahaan yang mengandung gangguan;
2) fotokopi/asli Akta Pendirian Perusahaan;
3) fotokopi/asli Surat Pengesahan Akta dari Departemen hehakiman;
4) fotokopi surat keterangan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dari
notaris;
5) fotokopi surat izin dari dinas/intansi terkait;
6) fotokopi NPWP atau horror Pokok Wajib Retribusi Daerah;
7) fotokopi KTP seluruh direksi dan komisaris;
8) neraca awal/akhir perusahaan.

Tanda daftar perusahaan berlaku selama lima tahun. Apabila perusahaan masih diharapkan
melangsungkan kegiatannya, selambat-lambatnya tiga bulan sebelum habis mass berlaku
TDP, pengusaha harus segera mengajukan perpanjangan. Permohonan pembaruan TDP
diajukan kepada KFP Tingkat II setempat (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan)
dengan melampirkan TDP asli yang hampir habis mass berlakunya. Selanjutnya membayar
biaya administrasi TDP pembaharuan kepada bank yang ditunjuk.
Apabila TDP hilang atau rusak, selambat-lambatnya 90 hari dari kehilangan harus melapor
kepada KPPTingkat II dengan disertai surat laporan kehilangan dari kepolisian. Selanjutnya
KDPP akan mengeluarkan TDP pengganti.

Izin Usaha Industri melalui Tahap Persetujuan-Prinsip dapat diperoleh dengan memenuhi
persyaratan berikut.
1) Mengisi formulir model SP-I dan SP-II
2) Melampirkan fotokopi NPWP.
3) fotokopi Akta Pendirian Perusahaan yangtelah disahkan oleh Departemen Kehakiman
dan HAM.
4) fotokopi IMB.
5) Mengisi formulir model PM-II (Informasi Pembangunan Proyek)
6) Izin Perluasan, Perubahan, dan Pergantian Tanda Daftar Industri serta Izin Usaha Industri
yang hilang atau rusak.

Pejabat yang mengeluarkan Izin Usaha Industri sebagai berikut.

a. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi berwenang mengeluarkan Izin
Usaha Industri sebagai berikut.
1) Usaha industri dengan nilai investasi di atas Rp1.000.000.000,00 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Izin Usaha Industri (IUI) dengan nilai investasi di atas Rp1.000.000.000,00.
3) Izin perluasan, perubahan, clan penggantian Izin Usaha Industri yang hilang atau
rusak.

b. Ketua Badan Penanaman Modal dan Pemberdayaan Kekayaan Usaha Daerah bagi
industri yang berstatus PMA/PMDN.

c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/kabupaten berwenang mengeluarkan Izin
Usaha Industri sebagai berikut.
1) Usaha industri dengan investasi Rp200.000-000,00 s.d. Rp1.000.000.000,00.
2) Tanda Daftar Industri (TDI) dengan investasi Rp5.000.000,00 s.d. Rp
200.000.000,00.
3) Izin Usaha Industri (IUI) dengan investasi Rp200.000.000,00 s.d. Rp
1.000.000.000,00.

7. Izin Departemen/Teknis

Izin departemen dikeluarkan oleh tiap-tiap departemen yang membawahi bidang usaha yang
ddalankan. Misalnya, usaha pengolahan hasil pertanian wajib daftar ke Departemen
Pertanian, usaha pariwisata ke Departemen Pariwisata, clan Izin Departemen Kesehatan
clan POM untuk produk makanan, minuman, clan obat-obatan yang berkaitan dengan
kesehatan.

Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap, perhatikan beberapa contoh izin berikut.

a. Usaha berkaitan dengan obat-obatan hewan harus memiliki surat izin dari Asosiasi
Obat Hewan Indonesia (AOHI).
b. Jasa kontraktor harus memiliki Surat Usaha Jasa Konstruksi (SUJK).
c. Jasa warung telekomunikasi (wartel) harus memiliki surat izin dari Kantor Telkom.
d. Biro teknik listrik harus memiliki surat izin dari Asosiasi hontraktor Listrik Indonesia
(AKLI) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
e. Jasa pengiriman barang titipan harus memiliki Surat Izin Usaha Pengiriman Jasa
Penitipan dari Dinas Perhubungan.
f. Usaha berkaitan dengan obat farmasi harus mendapat izin dari Dinas Kesehatan
Provinsi. Jika tidak ada, usaha tersebut paling tidak mendapat izin dari Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten.
g. Usaha berkaitan dengan alat laborat/kedokteran harus mendapat izin Dinas
Kesehatan Provinsi. Jika surat tersebut tidak ada, paling tidak izin dari Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten.
h. Salon/rias pengantin harus mendapat izin dari Dinas Pariwisata.
i. Rumah makan harus mendapat izin dari Dinas Pariwisata

8. Izin Memasang Papan Nama / Reklame

Reklame adalah bends, alat, perbuatan, atau media untuk tujuan komersial. Penggunaan
reklame dimaksudkan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memuji suatu barang,
jasa, atau orang. Untuk menarik perhatian umum, reklame dipasang di tempat yang mudah
dilihat, dibaca, atau didengar oleh umum.

Beragam reklame mudah dUumpai di masyarakat. Reklame tersebut dapat dikelompokkan
menurut jenisnya sebagai berikut.

a. Reklame billboard/baliho/megatron/neon box/shop sign.
b. Reklame train: spanduk, umbul-umbul, banner. C. Reklame sebaran.
d. Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan bermotor.

e. Reklame udara.
f. Reklame suara.
Reklame film/slide.

Reklame peragaan

Namun secara garis besar, reklame dibedakan menjadi dua.

Papan reklame tetap, yaitu jenis reklame yang dipasang di tempat kedudukan usaha/badan
usaha


yang bersangkutan. Misalnya, papan nama toko/perusahaan/badan usaha yang
bersangkutan.

a. Papan reklame tidak tetap, yaitu papan reklame yang dipasang tidak pads tempat
kedudukan usaha/ badan usaha yang bersangkutan.
Anda tidak boleh memasang reklame sembarangan. Terdapat izin pemasangan papan
nama atau reklame yang harus diperoleh dari pemerintah daerah setempat. Biasanya izin
diperoleh dari Dinas Perizinan. 5etelah mendapat izin tadi, Anda harus membayar pajak
reklame. Akan tetapi, beberapa reklame berikut tidak dikenai pajak.
a. Reklame nonkomersial yang dipasang oleh partai politik, organisasi kemasyarakatan,
media massa, pemerintah, perwakilan diplomatik, dan konsulat.
b. Reklame tempat ibadah dan panti asuhan.

c. Reklame seluas 0,25 M2 atau kurang pads ketinggian 0 sampai dengan 15 meter.

d. Reklame yang dibagikan gratis dan berguna bagi penerimanya.


e. NRB (nomor Rekening Bank)


Persyaratan untuk mendapatkan nomor rekening bank adalah sebagai berikut:
1) fotokopi KTP/SIM;
2) mengisi formulir kartu contoh tanda tangan.
Nomor rekening bank untuk perusahaan minimal dua orang, yaitu:
1) bendahara;
2) manajer.
Adapun nomor rekening bank untuk perorangan hanya yang bersangkutan saja.

f AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Analisis mengenai dampak lingkungan adalah keseluruhan proses yang meliputi
penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan bagi berbagai usaha atau kegiatan
terpadu/multisektor. Dengan perkataan lain, AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak
penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
dalam satu kesatuan hamparan ekosistem clan melibatkan kewenangan lebih dari satu
instansi yang bertanggung jawab.
Terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan
sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan dalam AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan). Dampak penting menurut penjelasan Pasal 16 ditentukan antara lain
oleh:
1) jumlah manusia yang akan terkena dampak;
2) lugs wilayah persebaran dampak;
3) lamanya dampak berlangsung;
4) intensitas dampak;
5) banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak;
6) sifat kumulatif dampak tersebut;
7) terbalik (reversible) atau tidak terbalik (irreversible).
Adapun yang mendasari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, di antaranya:
1) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati clan
Ekosistemnya;
3) Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
4) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air;
5) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
6) Keputusan Presiders RI No. 23 Tahun 1990 tentang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan;
7) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93, No. B.
2347/MENLH/12/ 93, tentang Konsep Kriteria Kegiatan Wajib AMDAL.
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Nomor: KEP. 11/MENLH 3/94, Tanggal 19 Maret 1994 bahwa bidang
usaha yang harus memperhatikan AMDAL, di antaranya:
1) Bidang Pertambangan dan Energi;
2) Bidang Kesehatan;
3) Bidang Pekerjaan Umum;
4) Bidang Pertanian;
5) Bidang Parpostel;
6) Bidang Transmigrasi dan Pemukiman;
7) Bidang Perindustrian;
8) Bidang Perhubungan;
9) Bidang Perdagangan;
10) Bidang Pertahanan dan Keamanan;
11) Bidang Pengembangan Tenaga Nuklir;
12) Bidang Kehutanan;
13) Bidang Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun;
14). Bidang Kegiatan Terpadu/Multisektor.
Analisis Dampak Lingkungan

Pada dasarnya setiap perusahaan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup perlu dianalisis sejak awal perencanaan. Menurut PP No.27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan hidup
(AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besardan penting suatu usaha dan atau kegiatan
yang direncanakan pads lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Dampak besar dan penting
berupa perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu
usaha dan atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan bagian
kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan atau kegiatan.
Nriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha terhadap lingkungan hidup antara
lain:

a. jumlah manusia yang akan terkena dampak;

b. lugs wilayah persebaran dampak;

c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

d. banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak;

e. sifat kumulatif dampak; serta

f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting ditetapkan oleh kepala instansi
yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan. Pada dasarnya dokumen studi kelayakan
lingkungan (AMDAL) terdiri atas:
a. Kerangka Acuan (KA),

b. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL),

c. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan

d. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Sertifikasisi Halal

Pengusaha yang bergelut di industri makanan dan minuman sangat berkepentingan dengan
sertifikasi halal bagi produk yang dihasilkan. Pasalnya sertifikat tersebut dapat
menghilangkan rasa was-was konsumen perihal kehalalan produk yang akan dibeli.
Di Indonesia, sertifikat halal dikeluarkan oleh LPPOM-MUI (Lembaga Pengkajian Pangan
Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia). Adapun kriteria kehalalan sebuah
produk dilihat dari beberapa
Si5i.
a. Produk tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi serta tidak
menggunakan alkohol sebagai bahan yang sengaja ditambahkan.
b. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara
syariat Islam.

c. Semua bentuk minuman yang tidak beralkohol.

d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan, dan
tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya. Tempat
tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat
Islam.

Cara pengajuan sertifikat halal cukup gampangasal pengusaha mengetahui informasinya.
Pertama-tama pengusaha diharuskan mengisi formulir yang telah disediakan LPPOM-MUI.
Formulir yang telah diisi dilampiri dengan: 0

a. spesifikasi dan sertifikat halal bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, Berta
bagan alir proses;

b. sertifikat halal atau Surat keterangan halal dari MUI Daerah (produk lokal) atau sertifikat
halal dari lembaga Islam yang telah diakui oleh MUI (produk impor) untuk bahan yang
berasal dari hewan dan turunannya;

C. sistem jaminan halal yang diuraikan dalam panduan halal beserta pr05edur baku
pelaksanaannya.

SelanjutnVa, LPPOM-MUI akan memeriksa semua dokumen yang dilampirkan. Jika tidak
lengkap, seluruh berkas pengajuan akan dikembalikan agar dilengkapi oleh produsen.

Femerik5aan audit ke lokasi produsen akan dilakukan oleh LPPOM-MUI segera setelah
Surat pengajuan sertifikasi halal beserta lampiran-lampirannya dianggap 5udah memenuhi
syarat. setelah hasil pemerik5aan (audit) dievaluasi dan memenuhi syarat halal, 5elanjutnya
sertifikasi halal diproses. sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI setelah status kehalalan
produk itu ditetapkan oleh Nomi5i fatwa MUI. Jika ada perubahan dalam penggunaan bahan
baku, bahan penolong, atau bahan tambahan dalam proses produksinya, produsen wajib
segera melapor ke LPPOM-MUI.

sertifikat ini hanya berlaku 5elama dua tahun. 5edangkan sertifikasi daging impor dilakukan
setiap kali proses pengapalan. Biasanya dua bulan sebelum berakhirnya masa berlaku
sertifikat. LPPOM-MUI akan mengirimkan Surat pemberitahuan kepada produsen. 5atu
bulan sebelum berakhir masa berlaku tersebut, produsen harus mendaftar kembali untuk
mendapatkan sertifikat tahun berikutnya.

Berikut pihak yang dapat dihubungi untuk mengurus sertifikasi halal MUI.
Kontak LPPOM MUI Pusat
Masjid 15tiqlal, hamar No. 25
A Taman WJaya Kusuma Jakarta 10710 Telepon: (021) 3507486, (021) 3450928; fax: (021)
3507486
e-mail:halalmui@indo.net.id



Laboratorium Kimia Terpadu IPB
A Lodaya II No. 3
Bogor 16151

Telepon: (0251) 358748
Fax: (0251) 358747

3. Mempersiapkan dokumen-dokumen perusahaan untuk mengurus surat izin

Dokumen-dokemun yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan SIUP, tergantung pada jenis
perusahaannya.
a. Perusahaan yang berbentuk perorangan

Untuk perusahaan perseorangan, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam.
pengurusan SIUP antara lain:
1) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari pemilik;
2) Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II, sepanjang
ketentuanketentuan Undang-undang Gangguan (HO) mewajibkan;
3) Pas foto sebanyak 2 buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung jawab/pemilik.
b. Perusahaan yang berbentuk firma (Fa)

Untuk perusahaan yang berbentuk firma, dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan
dalam pengurusan SIUP antara. lain:
1) Salinan Akta Pendirian yang dibuat notaris;
2) Salinan surat tentang pendaftaran Akta Pendirian pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
setempat;
3) Salinan Berita Negara tentang pendirian Firma;
4) Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II;
5) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari penanggung jawab/pemilik;
6) Salinan surat keputusan ganti nama dari pertanggung jawab/pemilik perusahaan, yang
dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman/Kepala Daerah Tingkat II (apabila ada penggantian
nama);
7) Pas foto sebanyak 2 buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung jawab/pemilik.
c. Perusahaan yang berbentuk CV
Untuk perusahaan yang berbentuk CV, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam
pengurusan SIUP antara lain:
1) Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris;
2) Salinan surat tentang pendaftaran Akta Pendirian pada Kepaniteraan. Pengadilan Negeri
setempat;
3) Salinan Berita Negara tentang pendirian CV yang bersangkutan;
4) Salinan surat keterangan. SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II.
d Perusahaan yang berbentuk PT
Untuk perusahaan yang berbentuk PT, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam
pengurusan SIUP, antara lain:
1) Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris;
2) Salinan Pengesahan Anggaran. Dasar dari Departemen Kehakiman;
3) Salinan pendaftaran Akta Pendiran pada Kepaniteraan Pengadilan setempat;
4) Salinan Berita Negara tentang pendirian Perseroan Terbatas;
5) Salinan risalah Rapat Umum Pemegang Sahara tentang Pengangkatan Direksi dan.
Dewan Komisaris;
6) Salinan SITU dari Pemerintah Daerah;
7) Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari penanggung jawab;
8) Salinan surat keputusan ganti nama dari penanggungjawab perusahaan, yang
dikeluarkaa0i'& Menteri Kehakiman/Kepala Daerah Tingkat II (apabila ada pengganti nama);
9) Pas foto sebanyak 2 buah ukuran 3 cm x 4 cm dari penanggung j awab;
10) Salinan Surat Keputusan Direksi dan persetujuan Dewan Komisaris mengenai pendirian
Cabang/ Perwakilan dan Nomor Surat Izin Usaha Perdagangan dari perusahaan setempat.
e. Perusahaan yang berbentuk koperasi
Untuk perusahaan yang berbentuk koperasi, dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan
dalam pengurusan SIUP tergantung pada lugs wilayah operasionalnya.
1) Koperasi yang kegiatannya lebih dari satu Provinsi/Daerah Tk. I



a) Salinan surat pendirian Koperasi dari Direktorat Jenderal. Koperasi;
b) Salinan surat keterangan dari Direktorat Jenderal Koperasi tentang:
Nama dan Jabatan Pengurus

Nama Manajer

Nomor Badan Hukum

Jenis Kegiatan clan Domisili


2) Koperasi yang kegiatannya di dalam daerah Provinsi/Daerah Tk. I yang mencakup
beberapa


Kabupaten/Daerah Tingkat II

a) Salinan surat pendirian Koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi;
b) Salinan surat keterangan dari kantor Koperasi tentang:
Nama dan Jabatan Pengurus
Nama Manajer
Nomor Badan Hukum
Jenis Kegiatan clan Domisili
Koperasi yang kegiatannya di dalam daerah Kabupaten/Daerah Tingkat II
a) Salinan surat pendirian Koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi;
b) Salinan surat keterangan dari kantor Koperasi tentang:
Nama dan Jabatan Pengurus
Nama Manajer
Nomor Badan Hukum
Jenis Kegiatan dan Domisili
f. Perusahaan yang berbentuk perusahaan perseroan (PERSEROI
Untuk perusahaan yang berbentuk PERSERO, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan
dalam pengurusan SIUP antara lain:
1) Salinan peraturan Pemerintah tentang penyertaan modal;
2) Salinan surat keputusan Menteri Keuangan tentang pengangkatan Direksi;
3) Salinan Akta Notaris tentang pendirian Perusahaan Perseroan.

You might also like