You are on page 1of 3

Agenda Besar Menanti Depkominfo - Senin, 14 Maret 2005 Page 1 of 3

Teknologi Informasi
Rubrik Search :
Senin, 14 Maret 2005
Politik & Hukum
Berita Utama
Olahraga
Metropolitan Agenda Besar Menanti Depkominfo
Naper
Nusantara PENANTIAN panjang agar infrastruktur telekomunikasi dan urusan yang
Bisnis & Investasi berkaitan dengan teknologi informasi dapat dikelola di bawah satu atap berakhir
International sudah. Melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005, terhitung sejak 31
Finansial Januari 2005 Ditjen Pos dan Telekomunikasi telah digabungkan ke dalam
Opini
Departemen Komunikasi dan Informatika atau Depkominfo.
Geliat NAD &
SUMUT
Humaniora Peraturan presiden (perpres) tersebut dilengkapi pula Perpres No 10/2005
Sumatera Bagian tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI. Peraturan
Utara ini memerinci Unit Eselon I Depkominfo yang baru menjadi Sekretariat Jenderal
Sumatera Bagian (Setjen), Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel), Ditjen
Selatan Aplikasi Telematika, Ditjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi,
Jawa Barat
Inspektorat Jenderal, Badan Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya
Pilkada 2005
Manusia (Balitbang SDM), dan Staf Ahli.
Berita Yang lalu
Perbankan
Pustakaloka Perkembangan ekonomi dunia dan globalisasi yang dipicu oleh kemajuan
Otomotif sektor teknologi komunikasi informasi (information and communication
Furnitur technology/ICT) sejak pertengahan 1990-an seyogianya diantisipasi secara
Agroindustri taktis oleh Pemerintah Indonesia. Ekonomi yang berdasarkan kepada informasi
Musik dan yang berdasarkan ilmu pengetahuan telah menjadi kelanjutan dari
Muda rangkaian perkembangan ekonomi berbasiskan pertanian serta industri.
Swara
Dana Kemanusiaan
Telah menjadi pengetahuan kita bahwa hingga hari ini bangsa Indonesia masih
Esai Foto
belum berhasil, malah nyaris gagal, mengoptimalkan pembangunan pertanian
Rumah
Investasi &
dan industri untuk kesejahteraan rakyat. Karena itu, konsolidasi institusi berupa
Perbankan penggabungan Postel ke dalam suatu Depkominfo merupakan langkah
Pendidikan Dalam strategis untuk memajukan pembangunan ICT yang dalam bahasa Indonesia
Negeri dikenal juga dengan istilah telematika.
Pendidikan Luar
Negeri
Di samping itu, penggabungan Postel jika diiringi kerangka regulasi dan
Pendidikan
kebijakan tepat diharapkan dapat menciptakan berbagai peluang baru-di luar
Pixel
Makanan dan
ekonomi pertanian-dalam memajukan ekonomi Indonesia. Antara lain berupa
Minuman tambahan penyerapan tenaga kerja, menggairahkan dan menghidupkan
Fokus kembali industri elektronika di dalam negeri, menciptakan berbagai peluang
Audio Visual usaha jasa nilai tambah, serta menumbuhkan entrepreneur muda yang inovatif
Ilmu Pengetahuan di bidang telematika.
Teropong
Wisata Berita
MESKI demikian, pascapembentukan Depkominfo diperkirakan beberapa
Bingkai tantangan dan agenda besar akan menghadang. Pertama, tantangan internal
Telekomunikasi
Otonomi
untuk sesegera mungkin menyusun struktur yang tepat mengisinya dengan
orang- orang berkualifikasi sesuai dengan bidangnya. Selayaknya diutamakan
· Ada Bat
Fungsio
Bahari
Ekonomi
Internasional
pemberdayaan birokrasi internal ataupun lintas kementerian terkait yang
memang memiliki SDM untuk posisi yang akan diisi.
· Dari Fes
Alternat

Properti
Interior Kedua, tantangan mempersiapkan rancangan undang-undang (RUU) baru
· Membaw
Baru

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/14/tekno/1617142.htm 11/9/2005
Agenda Besar Menanti Depkominfo - Senin, 14 Maret 2005 Page 2 of 3

Sorotan tentang telematika. Pembatalan UU No 20/2002 tentang Ketenagalistrikan dan


Bentara revisi UU No 22/2001 tentang Migas oleh Mahkamah Konstitusi telah memicu · Menunj
Konverg
Pendidikan keinginan banyak pihak untuk merevisi UU No 36/1999 tentang Telekomunikasi
Informal sebagaimana tertuang dalam salah satu butir Deklarasi Infrastructure Summit · Agenda
Depkom
Teknologi yang berlangsung di Jakarta Januari 2005 lalu.
Informasi
Didaktika
· KOLOM
Jendela Revisi UU Telekomunikasi dirasakan akan mubazir karena tidak akan
Tanah Air menyelesaikan berbagai persoalan dan tuntutan teknologi telematika. · G@DGE
Ekonomi Rakyat Rancangan UU Telematika baru yang didahului oleh kajian akademis dirasakan
Pergelaran lebih tepat mengingat masih belum jelasnya nasib RUU tentang Informasi dan
Info Otonomi Transaksi Elektronis (RITE) dan berbagai RUU terkait lainnya di bidang
Tentang Kompas telematika. Selain alasan di atas, walaupun masih memiliki beberapa
Kontak Redaksi kekurangan, penyelenggaraan telekomunikasi sampai saat ini tidak
bertentangan dengan konstitusi, dan UU yang ada diperkirakan masih mampu
mengantisipasi perkembangan telekomunikasi hingga dua tahun mendatang.

Tantangan ketiga adalah penyempurnaan kebijakan dan regulasi terkait seperti


aturan interkoneksi, lisensi, izin frekuensi dan penomoran guna menunjang
percepatan proses kompetisi sebenar-benarnya. Hal ini bukan saja diperlukan
untuk meningkatkan investasi infrastruktur baru, tetapi dapat meningkatkan
tingkat utilisasi infrastruktur yang ada.

Diharapkan dalam waktu dekat ini dapat dikaji rencana untuk merealisasikan
flat tariff baik untuk telepon tetap maupun telepon bergerak. Penerapan
alternatif flat tariff untuk telepon tetap diperkirakan dapat mempercepat
kompetisi, mendorong penggunaan internet, sekaligus meningkatkan average
revenues per user (ARPU) secara signifikan.

Berikutnya memilih dan menetapkan aplikasi prioritas telematika yang selain


berdampak ekonomis juga dapat menunjang program nasional Kabinet
Indonesia Bersatu lainnya, seperti pengurangan tingkat korupsi, kolusi dan
nepotisme. Cukup satu atau dua aplikasi yang memang mempunyai daya
dorong kuat untuk kemajuan pembangunan nasional.

Mengingat peran sentral kartu tanda penduduk (KTP), saya mengusulkan


percepatan pelaksanaan KTP dengan single ID number yang dapat
dipergunakan sekaligus untuk menunjang terlaksananya program electronic
government lainnya, seperti pengurusan pajak, surat izin mengemudi (SIM),
asuransi kesehatan, pendidikan, dokumen imigrasi, dan pengurusan berbagai
sertifikat.

Kelima adalah melanjutkan kewajiban pelayanan universal (universal service


obligation/ USO) sehingga jasa telematika dapat dinikmati bukan hanya di kota
besar, tetapi sampai ke pelosok Tanah Air, termasuk daerah terpencil dan
perbatasan. Pelaksanaan USO sebaiknya tidak lagi menggunakan dana APBN,
tetapi dibiayai dari pengumpulan iuran atau berbentuk fee tertentu dari para
operator dan industri telematika.

Sebagai sektor lucrative, sudah waktunya dana pemerintah tidak digunakan lagi
di sektor telematika, tetapi lebih baik untuk sektor sosial lainnya, seperti
pendidikan dan kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat tidak mampu.
Perlu diperhatikan agar pelaksanaan USO dilakukan secara terintegrasi, baik
dari sisi teknis maupun pembiayaan, sehingga masa laku peralatan bisa
maksimal yang ditunjang oleh konsep operasional dan pemeliharaan.

Mengingat lokasi daerah yang terpencil, menjadi tantangan pula untuk


memberdayakan kembali sistem komunikasi satelit domestik dalam program
USO ini, termasuk membuka kembali opsi penggunaan Ku- Band (12-14 Ghz)
untuk daerah yang tidak terlalu tinggi curah hujannya.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/14/tekno/1617142.htm 11/9/2005
Agenda Besar Menanti Depkominfo - Senin, 14 Maret 2005 Page 3 of 3

Terakhir, dengan dibawa sertanya Jasa Pos dan Giro ke dalam Depkominfo,
sebaiknya keberadaan Pos dan Giro dimaksimalkan untuk mendukung
pelaksanaan e-government dan e-commerce. Ini menjadi penting karena
jangkauan pelayanan Pos dan Giro telah sampai ke seluruh kecamatan dan
desa yang ada. Bagaimanapun e-government dan e-commerce sangat
membutuhkan transportasi dan distribusi logistik andal dengan jangkauan
pelayanan yang luas.

Demikianlah beberapa tantangan utama dalam pengembangan telematika


pascaterbentuknya Depkominfo. Penggabungan komponen Postel yang lebih
bersifat infrastruktur dengan aplikasi teknologi informasi serta sarana informasi
lainnya, termasuk Balitbang SDM dan Itjen, sangat diharapkan dapat
meningkatkan daya saing industri dan SDM telematika Indonesia di masa
depan. Semoga momentum yang ada tidak kembali disia-siakan dan telematika
bisa menjadi alternatif penggerak ekonomi dan peningkatan daya saing
nasional melengkapi ekonomi berbasis sumber daya alam yang kita miliki.

Eddy Satriya Senior Infrastructure Economist, Bekerja di Bappenas


(eddysatriya.blogspot.com)

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/14/tekno/1617142.htm 11/9/2005

You might also like